• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II STRUKTUR SOSIAL KOTA JAKARTA SELATAN DAN PROFIL

B. Dompet Digital (e-wallet)

51

Sebagai salah satu negara yang produk financial technology (fintech) sedang berkembang secara baik, per bulan Mei 2019, Indonesia sudah memiliki 38 layanan dompet digital yang telah diresmikan oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan) Indonesia. OJK tidak hanya merestui tapi juga mendorong bisnis dompet digital ini maju guna meningkatka n perkembangan ekonomi Indonesia. Tidak hanya pada sektor dompet digital, berkembangnya toko belanja online yang sering disebut e-commerce juga meningkat. Kehidupan masyarakat modern telah digantikan dari berbelanja secara konvensional menuju belanja online, tak perlu bertatap muka, tak perlu pergi keluar, semua sudah tersedia di gawai, dari memesan, membayar hingga menunggu paket barang datang. Pembelian kebutuhan primer hingga sekunder bisa dilakukan secara online oleh siapa, di mana dan kapan saja. Kemudahan ini sangat jelas terasa dari memilih barang, membayar, hingga penggunaan aplikasi dompet digita l dan toko belanja online.

Head of Mobile Business Samsung Indonesia, Bernard Ang mengatakan bahwa melejitnya pertumbuhan transaksi online ini bisa memberikan dampak yang sangat besar utamanya pada PDB (Pendapatan Domestik Bruto) negara. Dirujuk dari penelitian yang telah dilakukan oleh website meta-search iPrice Group bersama App Annie, total nilai transaksi dompet digital Indonesia per tahun 2018 mencapai USD 1,5 miliar dan diperkirakan akan terus naik hingga tahun 2023 bisa mencapai USD 25 miliar.

52

Menindaklanjuti dari penelitian sebelumnya, iPrice Group dan App Annie pada tahun 2019 mengungkapkan bahwa GoPay, OVO dan DANA adalah tiga aplikasi dompet digital teratas berdasarkan pengguna aktif bulanannya dan dompet digital tertinggi jumlah download aplikasinya di Play Store dan iOS.

Gambar II.B.1.Tiga Dompet Digital Pengguna Teraktif dan Unduhan Aplikasi

Tertinggi di Indonesia

Sumber: https://iprice.co.id/trend/insights/e-wallet-terbaik-di-indonesia/

Artikel dari katadata.co.id yang berjudul Riset: Kalahkan OVO, GoPay Paling Banyak Digunakan Tahun ini (2019) menjelaskan bahwa alasan responden menggunakan layanan e-wallet ialah karena percaya akan produknya, kebutuhan untuk membayar menggunakan e-wallet,

53

dianggap kaya manfaat, kemudahan, menghemat waktu, serta layanan lengkap dalam 1 aplikasi.

Pengguna terbesar e-wallet menurut studi yang dilakukan oleh Jakpat Mobile Survey Platform dan DailySocial pada 2018 lalu adalah pemuda berusia 20-35 tahun sebesar 74,6%. Hal ini sangatlah wajar mengingat pemuda adalah generasi yang melek teknologi dan internet. Data dari BPS Jakarta Selatan 2019 menyebutkan bahwa 77 dari tiap 100 penduduk kota Jakarta Selatan dapat mengakses internet. Ditambah penggunaan dompet digital yang sangat praktis dan mudah yang sangat cocok dengan kriteria favorit generasi pemuda saat ini. e-wallet Semua bisa selesai dengan gawai dan internet di tangan. Namun, bukan hanya dilihat dari sisi kemudahan dan praktis, e-wallet juga menawarkan banyak promo, diskon, dan cashback yang berkisar dari 10-40%. Hal itu juga yang meningkatkan penjualan produk merchant yang bekerja sama.

Dari banyaknya fitur yang tersedia di e-wallet data dari iPrice menyebutkan bahwa transaksi online, pembayaran e-commerce serta transportasi online adalah tiga hal favorit penggunaan e-wallet.

2. Profil E-wallet a. Profil GoPay

GoPay adalah metode pembayaran mobile payment yang disediakan oleh perusahaan GO-JEK untuk mempermudah proses transaksi bagi pengguna, driver maupun perusahaan itu sendiri

54

(Huwaydi and Persada 2018). Membicarakan GoPay tidak akan lepas dari peranan GO-JEK sebagai induk semangnya. Mengutip dari website gojek.com, GO-JEK berdiri pada tahun 2010 oleh Nadiem Makarim dengan layanan pertama yaitu memesan ojek melalui call-center di garasi mobil rumahnya. Hingga pada tahun 2015, GO-JEK berkembang pesat setelah meluncurkan sebuah aplikasi dengan tiga layanan, yaitu: GoRide, GoSend, dan GoMart. Setelah cukup sukses dengan usaha transportasi onlinenya, pada tahun 2017 GO-JEK mulai menerbitkan GoPay, layanan pembayaran dengan uang elektronik untuk membayar layanan di aplikasi GO-JEK yang per tahun 2020 sudah memiliki 20 layanan di aplikasinya. Hal itu di antaranya ada transportasi, pesan antar makanan, pembayaran e-commerce, belanja, kirim barang, pembayaran, pijat, sampai bersih-bersih rumah dan kendaraan. Kehadiran GoPay sontak membuat lonjakan pengguna di GO-JEK menjadi tinggi dan agresif. Hal itu didukung juga dengan inovasi GoPay yang mengekspansi usahanya tidak hanya untuk pembayaran di fitur GO-JEK, akan tetapi juga bisa untuk membayar dan mengatur berbagai transaksi keuangan secara nontunai di berbagai merchant (mitra penjual) seperti Gramedia, Electronic City, Loket.Com, Optik Seis, Starbucks, dan sebagainya. Katadata.co.id dalam artikelnya yang berjudul Riset: Kalahkan OVO, “GoPay Paling Banyak Digunakan Tahun ini” menjelaskan bahwa GoPay per tahun 2019 memiliki 420.000 mitra penjual di 390 kota/kabupaten di

55

Indonesia yang juga telah membantu proses pertumbuhan UMKM di Indonesia sebesar peningkatan volume transaksi menjadi 93% dan 55% mitra UMKM naik kelas dari sisi klasifikasi omzet (riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi & Bisnis Univers itas Indonesia, 2018). Hal ini didukung dengan riset dari DailySocial yang menyebutkan bahwa GoPay adalah e-wallet yang paling banyak digunakan pada tahun 2019. Dari total responden yang berjumlah 641 orang, ada sebesar 83,3% responden yang menggunakan GoPay. Bahkan keuntungan GoPay per Februari 2019 berhasil menyent uh transaksi sebesar USD 6,3 miliar (iPrice, 2019).

Dilansir melalui website GO-JEK.com, GoPay menawarkan tiga hal: transaksi mudah, hemat waktu, dan banyak bonus. Hal itu sesuai dengan hasil riset dari DailySocial pada 2019 yang menyebutkan beberapa alasan responden menggunakan e-wallet adalah kemudahan, hemat waktu, kaya manfaat, dan percaya pada produknya. Tingkat keamanan yang diberikan GoPay juga cukup membuat konsumen senang karena ada fitur PIN untuk keamanan, 1 akun 1 perangkat, memberikan kode verifikasi untuk tiap kali sign up (daftar), dan adanya layanan bantuan yang mudah dilihat.

b. Profil OVO

OVO adalah layanan dompet digital (e-wallet) yang merupakan anak perusahaan dari Grup Lippo yaitu LippoX. Pertama kali diluncurkan pada Maret tahun 2017 di bawah naungan PT

56

Visionet Internasional. OVO adalah layanan e-wallet bersistem open platform, artinya menerima rangkaian kemitraan dari perusahaan-perusahaan Indonesia untuk menggunakan layanan e-walletnya pada jasa dan usaha mereka. Juli 2018 adalah kali pertama OVO mengumumkan kemitraannya dengan Grab, perusahaan pemesanan ojek online seperti GO-JEK. Semua fitur layanan dari transportasi, pemesanan makanan, pembayaran, pengiriman, belanja, kesehatan, pulsa, pembayaran tagihan, paket langganan, pembelian tiket bioskop, hotel, hingga rewards dan gifts yang ada pada Grab bisa dibayar menggunakan OVO. Tidak berhenti pada Grab, OVO melebarkan kemitraannya ke Bank Mandiri, Alfamart, Moka, hingga di akhir tahun 2018, OVO menggandeng Tokopedia, salah satu platform belanja online (e-commerce) terbesar di Indonesia.

Kemitraan dengan Grab dan Tokopedia berhasil menimbulkan simbiosis mutualisme bagi OVO, yakni keuntunga n yang didapat dari antar pihak. Tokopedia sebagai salah satu platform e-commerce yang telah berstatus unicorn pada tahun 2019 telah mencapai transaksi sebesar Rp. 20,8 triliun bersama kemitraannya dengan OVO (Katadata, 2019). Hal itu didukung riset dari DailySocial bahwa OVO adalah pembayaran yang paling dikenal masyarakat (99,5%) yang telah diunduh lebih dari 115 juta kali sepanjang tahun 2019. Dari total 651 responden, 81,4% responden menggunakan OVO. Melalui artikel dari (Analisa.id, 2019) yang

57

mengutip ucapan dari Direktur OVO yaitu Harianto Gunawan, pada tahun 2018 OVO telah memiliki 500.000 merchant di 303 kota di Indonesia yang 77% penggunanya berada di luar Jabodetabek (Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi). Berkat investasi dari Lippo, OVO menjadi layanan dompet digital yang diterima di seluruh jaringan pusat belanja milik Lippo yang berjumlah 50 mal dengan anchor tenant yang berasal dari 600 perusahaan dengan jumlah penyewa di atas 15.000 (kr.asia.com:2019), rumah sakit hingga fasilitas Pendidikan milik Lippo (Katadata, 2019). Jika mitra OVO saja yakni Tokopedia sudah berstatus unicorn, maka OVO juga telah berstatus unicorn karena telah memiliki valuasi sebesar 2,9 miliar USD setara dengan Rp. 40,6 triliun yang dirujuk dari laporan CB Insights yang berjudul “The Global Unicorn Club”. Hingga per tahun 2019 lalu, merujuk dari data Bank Indonesia (BI), pangsa pasar OVO telah mencapai 37% dari total transaksi digital di semester pertama tahun 2019 yang mencapai Rp. 56,1 triliun.

c. Profil Dana

Dana didirikan pada tahun 2017 oleh Vincent Iswara yang bekerja sama dengan Emtek Group dan Ant Financial dan diluncurkan secara perdana di 5 November 2018. Melalui website Dana.id dijelaskan Dana adalah dompet digital (e-wallet) yang berkonsep open platform payment yang digunakan untuk transaksi nontunai dan nonkartu, baik online maupun offline yang dapat

58

berjalan dengan cepat, praktis dan tetap terjamin keamanannya. Open platform payment artinya bisa diintegrasikan dan dipakai dalam berbagai platform. Dilihat dari website Dana.id, Dana memiliki partner merchant dari usaha online, offline, dan channel. Dua kemitraan besar yang digandeng Dana adalah Bukalapak; salah satu situs belanja online terbesar di Indonesia dan TIX ID; aplikasi memesan tiket bioskop online. Selain itu ada juga kemitraan dengan BPJS Kesehatan, Alfamart, Lazada, Bank Mandiri, Dan Dan, UniPin, Parkee, dll. Fitur Dana lainnya adalah pembayaran digita l seperti membayar tagihan listrik, air, internet, asuransi, cicilan, dan sebagainya, transfer saldo Dana ke sesama pemilik akun Dana dan transfer antar bank yang gratis, dan simpan kartu bank.

Riset dari DailySocial pada tahun 2019 menunjukan dari total 651 responden yang menggunakan Dana ada sebanyak 68,2% dengan kesadaran masyarakat pada aplikasi Dana ada sebanyak 98,3%, dan sudah menggaet lebih dari 30 juta pengguna. Ini merupakan angka yang terbilang cukup tinggi mengingat Dana baru diluncurkan setengah tahun sebelumnya.