• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA KONSUMSI PEMUDA PERKOTAAN PADA PENGGUNAAN TRANSAKSI DOMPET DIGITAL (E- WALLET) DI KOTA JAKARTA SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "POLA KONSUMSI PEMUDA PERKOTAAN PADA PENGGUNAAN TRANSAKSI DOMPET DIGITAL (E- WALLET) DI KOTA JAKARTA SELATAN"

Copied!
176
0
0

Teks penuh

(1)

POLA KONSUMSI PEMUDA PERKOTAAN PADA

PENGGUNAAN TRANSAKSI DOMPET DIGITAL

(E-WALLET) DI KOTA JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Sherin Soraya

11161110000041

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:

Nama : Sherin Soraya

NIM : 11161110000041

Program Studi : Sosiologi

Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:

POLA KONSUMSI PEMUDA PERKOTAAN PADA PENGGUNAAN TRANSAKSI DOMPET DIGITAL (E-WALLET) DI KOTA JAKARTA SELATAN

dan telah memenuhi persyaratan untuk diuji.

Jakarta, 01 September 2020

Mengetahui, Menyetujui,

Ketua Program Studi Pembimbing

Dr. Cucu Nurhayati, M.Si Dr. Cucu Nurhayati, M.Si NIP. 197609182003122003 NIP. 197609182003122003

(4)

iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

SKRIPSI

POLA KONSUMSI PEMUDA PERKOTAAN PADA

PENGGUNAAN TRANSAKSI DOMPET DIGITAL (E-WALLET) DI KOTA JAKARTA SELATAN

Oleh Sherin Soraya 11161110000041

Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 17 September 2020. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Sosiologi.

Ketua Sidang, Sekretaris,

Dr. Cucu Nurhayati, M.Si Dr. Joharotul Jamilah, S.Ag., M.Si NIP. 1976091820031220 NIP. 196808161997032002

Penguji I, Penguji II,

Dr. Ida Rosyidah, MA Kasyfiyullah, M.Si

NIP. 196306161990032002 NIP. -

Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 17 September 2020

Ketua Program Studi Sosiologi, FISIP UIN Jakarta

Dr. Cucu Nurhayati, M.Si NIP. 1976091820031220

(5)

iv ABSTRAK

Skripsi ini membahas pola konsumsi pada penggunaan transaksi dompet digital (e-wallet) dengan studi kasus pemuda di Jakarta Selatan. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui pola perubahan konsumsi yang terjadi pada pemuda saat menggunakan transaksi dengan e-wallet di Jakarta Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitat if studi kasus dengan Teknik pengambilan data melalui wawancara mendalam terhadap 10 orang informan yang terdiri dari karyawan dan mahasiswa di kota Jakarta Selatan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam sebagai data primer dan tinjauan penelitian sebelumnya, sumber informasi dari internet, dan data BPS Jakarta Selatan sebagai data sekunder.

Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori Konsumerisme dari Sosiolog Prancis, Jean P. Baudrillard. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan pola konsumsi yang terjadi saat menggunakan e-wallet, perubahan ini dilihat dari gaya hidup, pemborosan, pergeseran logika konsumsi, serta penggolongan status sosial di masyarakat. Hal ini terjadi lantaran munculnya citra sosial dari barang/objek yang ditampilkan oleh produsen iklan dengan bahasa yang persuasif serta tampilan yang menarik mata. Logika konsumsi masyarakat mulai tergeser dari mengonsumsi sesuatu karena use value dan exchange value, menjadi sign value dan symbolic value. Sarana pembayaran yang paling banyak digunakan dengan transaksi e-wallet ada pada sarana pembayaran kebutuhan rumah tangga seperti pembayaran listrik, PAM, telepon, dan sebagainya, dan pada sarana kebutuhan sekunder seperti pembayaran belanja di marketplace, memesan makanan dan transportasi online, dan sebagainya.

Kata Kunci: Konsumsi, E-Wallet, Citra Barang, Masyarakat Konsumeris , Use Value, Sign Value.

(6)

v

KATA PENGANTAR

Bismillah wa billah wal hamdulillah, syukur dan puji kepada Tuhan Semesta Alam yang telah memberikan banyak karunia tak terhingga dari pembuatan alam semesta ini hingga terciptanya Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarganya yang disucikan. Syukur terdalam dan tak terhingga penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya yang agung sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul: Pola Konsumsi Pemuda Perkotaan Pada Penggunaan Transaksi Dompet Digital (E-wallet) di Kota Jakarta Selatan. Shalawat serta salam agung penulis haturkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarganya yang disucikan yang dengan kehadiran mereka, alam semesta ini bisa berjalan dengan baik dari dahulu hingga sekarang.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulis dalam menyelesa ika n skripsi ini bukanlah upaya yang seluruhnya datang dari diri penulis. Kehadiran keluarga yang memberikan support secara materiil dan non materiil memberika n kekuatan bagi penulis untuk terus maju dan tidak pantang menyerah. Ummi, bang Haikal, bang Zaky, bang Adib, bang Fahri, ka Fira, Echa, serta Astar dan kakak ipar; ka Isti, ka Iin, serta ka Devita, dan dua keponakan lucu kaka Ano dan dede Eure, serta yang terakhir almarhum Abi yang telah meninggalkan dunia ini menjadi kekuatan dan penopang utama bagi penulis untuk bisa menyelesaikan skripsi ini. Doa penulis bagi keluarga yang penulis sayangi, semoga Allah senantiasa memberikan keberkahan pada segala hal yang ada, dari

(7)

vi

rezeki, kesehatan, umur, keamanan, kenyamanan, ketenangan serta kebaikan. Untuk almarhum Abi yang menyaksikan penulis dari dimensi kehidupan lain, semoga penulis bisa terus melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya dan memberikan manfaat baik bagi sesama sebagaimana pesan Abi dahulu.

Selanjutnya izinkan penulis untuk mengucapkan terima kasih kepada mereka yang di bawah ini sebagai bagian dari perjalanan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan menjadi bagian penting dalam perjalanan kuliah penulis:

1. Bapak Prof. Dr. Ali Munhanif, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Cucu Nurhayati, M.Si, selaku Ketua Program Studi Sosiologi dan dosen pembimbing penulis yang baik hati yang telah memberikan arahan, motivasi, serta nasihat bagi penulis dalam penulisan skripsi ini.

3. Ibu Joharotul jamilah, S.Ag., M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Sosiologi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Seluruh Jajaran Dosen Program Studi Sosiologi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas pendidikan pengetahuan yang telah diberikan bagi penulis baik di dalam maupun di luar kelas, baik dalam bentuk teori pelajaran, maupun sikap dan cara berpikir yang telah memotivasi dan memberikan inspirasi bagi penulis.

5. Para staf pengurus Bidang Akademik dan Bidang Administrasi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih telah mempermudah penulis dalam pengurusan administrasi, khususnya pada bu Sariyah.

(8)

vii

6. Bagi seluruh informan penulis yang terdiri dari teman-teman komunitas, magang, hingga saudara penulis yang telah memberikan pandangannya kepada penulis hingga skripsi ini bisa diselesaikan dengan baik.

7. Teman-teman penulis di FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tergabung dari teman-teman jurusan Sosiologi, Hubungan Internasio na l, dan Ilmu Politik, baik senior maupun junior yang telah memberikan warna pertemanan di dunia perkuliahan melalui diskusi, acara, dan obrolan asik lainnya.

8. Teman-teman Sosiologi di kelas A dan B 2016 yang telah menjadi saksi serta bagian dari pembelajaran penulis dalam menempuh kuliah. Terkhusus Ramadhania, Corrie, Eliza, Neti, Syamsa, Ika, Iqbal, Nila, Pingky, Ikhsanti, dan teman-teman lainnya yang telah bersedia berbagi rasa dan pengalama n bersama. Perjalanan ini sulit, namun kehadiran teman-teman semua menjadikan perjalanan ini mudah. Semoga pertemanan kita bisa memberikan manfaat baik di masa kini hingga di masa depan.

9. Teman-teman di KASOGI (Kajian Sosiologi) yang membuat penulis menjadi kenal dengan banyak senior keren dan baik hati serta berdedikasi bagi para juniornya, khususnya bang Rusydan, bang Hasan, bang Oka, dan para senior lainnya yang juga memberikan ilmu serta pengalaman baik bagi penulis seperti ka Amel, ka Husnul, bang Abdilah, dan senior lainnya. Terima kasih.

10. Teman-teman di International Studies Club (ISC) yang telah menjadi tempat berkembang dan bertumbuh penulis dalam memahami dinamika organisas i

(9)

viii

kampus. Dilanjutkan dengan kepanitiaan di Java MUN yang banyak memberikan pengalaman tak ternilai bagi penulis baik dari sisi akademis maupun non akademis. Terkhusus teman-teman ISC seperti ka Obi, ka Nanda, Ka Nisrina, ka Astrid, bang Faisal, bang Ilham, bang Ekal, ka Sipa, Rizka, Zaky, Rima, Alif, Fajrin, Adila, Farha, Nida, Damar, Adit, Ellena, Alfi, Aidia, dan teman-teman lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan semua di sini.

11. Teman-teman komunitas di luar kampus seperti Bounce Back dan Pandu wilayah DKI Jakarta yang juga telah banyak memberikan kontribusi dari sisi mental dan kedewasaan bagi penulis. Terkhusus teman-teman Bounce Back; ka Putri, ka Dian, ka Virgi, ka Icha, ka Ucha, Chien, dan teman-teman lainnya. Terkhusus teman-teman Pandu; Rugayya Haddar, Safina al-Idrus, Mima al-Atas, Bagir al-Atas, Ryanta, Hedar al-al-Idrus, Mia al-Kaff, dan teman-teman lainnya yang tak bisa penulis sebutkan. Semoga pertemanan kita diberkahi hingga hari akhir.

12. Sahabat terkasih penulis yang meski jarak memisahkan tidak membuat persahabatan ini mengendur, Beatha Aminah Putri. Bea adalah orang yang akan berdiri, duduk, dan berlari bersama penulis di hari yang cerah maupun tidak. Terima kasih untuk selalu ada, semoga persahabatan kita memberika n banyak kebaikan dan manfaat bagi kita berdua.

13. Teman terkasih penulis, Hanifah Rahmah dari Sosiologi Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Pertemuan kita di Jaringan Mahasiswa Sosiologi se-Jawa (JMSJ) adalah karunia tak terhingga bagi penulis. Memiliki kenalan yang

(10)

ix

tak hanya memiliki kepribadian baik hati, namun juga memiliki peran dan kontribusi besar bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini membuat penulis tak bisa membalas kebaikannya dengan harga berapa pun.

Terakhir, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada diri penulis yang telah berusaha untuk tetap maju, bangkit, dan semangat. Menyelesaik a n skripsi di masa pandemi di saat ada banyak keterbatasan, namun tetap yakin dan percaya bahwa ini semua bisa diselesaikan adalah pencapaian besar bagi penulis. Gagal tidak apa, asal bangkit kembali. Salah tidak apa, asal mau memperbaik i diri dan hati.

Semoga untaian terima kasih yang telah penulis sampaikan bisa diterima di dalam hati mereka yang telah berkontribusi besar bagi penulis. Sebagai penutup, penulis berharap kehadiran skripsi ini bisa memberikan khazanah pengetahuan baru bagi masyarakat dan khusunya pada civitas akademika Sosiologi dan juga pemerintah. Terima kasih.

Wassalammu’alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, 20 Agustus 2020

(11)

x

Masyarakat konsumeris menurut Baudrillard

tidak lagi terikat oleh suatu moralitas dan

kebiasaan yang selama ini dipegangnya.

Mereka kini hidup dalam suatu kebudayaan

baru, kebudayaan yang melihat eksistensi diri

mereka dari segi banyaknya tanda yang

dikonsumsi (Baudrillard, 1997:200).

(12)

xi DAFTAR ISI

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR...v

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

BABI PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Pertanyaan Penelitian ... 6 C. Tujuan Penelitian ... 7 D. Manfaat Penelitian ... 7 E. Kajian Pustaka ... 8 F. Kerangka Teoritis ... 14 G. Metode Penelitian ... 20

H. Sistematika Penulisan Skripsi... 35

BAB II STRUKTUR SOSIAL KOTA JAKARTA SELATAN DAN PROFIL DOMPET DIGITAL (E-WALLET) ... 37

A. Profil Kota Administrasi Jakarta Selatan ... 37

B. Dompet Digital (e-wallet) ... 50

C. E-wallet dan Masyarakat Perkotaan... 58

BAB III PERUBAHAN POLA KONSUMSI PEMUDA DI ERA PENGGUNAAN TRANSAKSI DOMPET DIGITAL (E-WALLET)... 62

A. Makna Konsumsi dan Konsumerisme ... 63

B. Perubahan Pola Konsumsi Pemuda dengan E-wallet ... 65

1. Media Iklan Sebagai Daya Penarik Masyarakat Konsumeris ... 65

2. Citra yang Muncul Saat Berkonsumsi ... 70

3. Pergeseran Logika Dasar Konsumsi ... 73

4. Perubahan Gaya Hidup ... 79

5. Keterkaitan Status Sosial dan Identitas Diri dengan Daya Konsumsi 84 C. Sarana Penggunaan E-Wallet ... 88

(13)

xii

BABIV PEN UTUP ... 96

A. Kesimpulan ... 96

B. Saran ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 101

LAMPIRAN ... xv

LAMPIRAN 1: PEDOMAN WAWANCARA... xv

LAMPIRAN 2: DOKUMEN TASI WAWANCARA ... xvii

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel I.G.1.Waktu Wawancara ……….………..21 Tabel I.G.2.Profil Informan Penelitian……….………23

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.A.1.Peta Kota Jakarta Selatan………36 Gambar II.A.2.Ringkasan Profil Kota Jakarta Selatan………..……..…38 Gambar Grafik II.A.3.Tingkat Pengangguran Terbuka DKI Jakarta 2019…41 Gambar II.A.5.Capaian IPM DKI Jakarta 2014-2018………...……..43 Gambar II.A.6.Pengeluaran Per Kapita Sebulan Penduduk Kota Jakarta

Selatan 2018………..45 Gambar II.A.7.Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf Menurut Kelompok Umur, 2018 dan 2019………...…..47 Gambar II.B.1.Tiga Dompet Digital Pengguna Teraktif dan Unduhan Aplikasi Tertinggi di Indonesia………..…….…….49 Gambar III.B.1.Iklan Poster Makanan dari OVO dan GoPay……….67 Gambar III.C.4.1.Poster Cashback OVO………79 Gambar Skema III.B.5. Analisis Perubahan Pola Konsumsi dengan Teori Jean Baudrillard………..………...86 Gambar III.C.1.Poster Cashback Sociolla dengan GoPay dan Promo

Pembayaran Tagihan Rumah Tangga dengan OVO………..……...…87 Gambar III.D.Poster Ajakan Tidak Perlu Bawa Cash………..……...92

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Pedoman Wawancara ... xv Lampiran 2: Dokumentasi Wawancara ... xvii Lampiran 3: Transkrip Wawancara……….xviii

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai makhluk hidup, konsumsi adalah hal yang tidak akan pernah tergantikan. Konsumsi pada hal-hal yang bersifat kebutuhan primer dan sekunder telah terjadi dari zaman dahulu hingga di masa kini yang sudah dilakukan oleh tiap-tiap kelompok masyarakat. Ini adalah fenomena kehidupan yang akan terus berlangsung. Fenomena berulang ini pada akhirnya membuat terciptanya banyak perubahan untuk memudahk a n manusia dalam menjalankan proses konsumsi. Salah satu perubahan yang terjadi adalah perkembangan pada dunia teknologi untuk menunjang proses konsumsi. Tren teknologi itu adalah fintech (financial technology) teknologi berbasis ekonomi yang menurut Bank Indonesia, fintech merupakan hasil gabungan antara jasa keuangan dengan teknologi yang pada akhirnya dapat mengubah model bisnis dari konvensional menjadi moderat (Bank Indonesia, 2016). Perkembangan teknologi ini berbanding lurus dengan perubahan pola gaya hidup masyarakat yang turut berubah, khususnya pada pola konsumsi.

Manusia tanpa diiming- imingi label dari masyarakat, siapa, dimana dan kapanpun akan membutuhkan konsumsi. Sekarang kita meliha t,

(16)

2

perkembangan financial technology mulai merambah secara masif, menyeluruh dan mudah dilihat. Salah satu turunan dari perkembanga n financial technology adalah hadirnya dompet digital (e-wallet). Hanya cukup bermodal kepemilikan smartphone dan pulsa internet, masyarakat mampu mengakses dan menggunakan e-wallet ini dalam kehidupan sehari-hari. E-wallet menjadi tren baru di Indonesia sejak pengesahannya pada tahun 2016 yang tercatat di Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/40/PBI/2016 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran (PBI/18/2016) (Bank Indonesia, 2016).

E-wallet merupakan layanan elektronik berbasis aplikasi (server based) yang berada di smartphone. Berdasarkan data statistik Bank Indonesia yang dilansir oleh Tirto.id pada 19 Agustus 2019, jumlah uang elektronik yang beredar terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011, tercatat nominal transaksi instrumen berjenis e-wallet dan e-money mencapai Rp. 981 miliar. Pada tahun 2017, jumlahnya mencapai Rp. 12,375 triliun. Angka transaksi meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun berikutnya yakni tahun 2018 yang mencapai angka Rp. 47 triliun. Hingga angkanya meningka t lagi di pertengahan tahun 2019 yang nominal transaksinya mencapai lebih dari Rp. 56 triliun (Tirto.id, 2019).

Di Indonesia sendiri, tercatat 38 layanan e-wallet yang diresmik a n pemerintah. Kepemilikan smartphone juga mencapai angka 62,69 juta warga dan pada data lain menyebutkan 64,8% pengguna internet (Tirto.id, 2019). Tersedianya puluhan layanan dompet digital, tingginya angka kepemilik a n

(17)

3

gawai serta tingginya pengguna internet memberikan peluang tingginya pengguna e-wallet bertumbuh dengan baik dari waktu ke waktu. Menurut laporan data dari iPrice Group yang berkolaborasi dengan perusahaan analisis data App Annie; Go-Pay, OVO dan DANA adalah tiga top teratas dompet digital favorit masyarakat Indonesia, (DetikInet, 2019). GoPay unggul pada berbagai sarana layanan GO-JEK, mulai dari transportasi publik, pengantar makanan, pembelian tiket bioskop, pengiriman barang, pembayaran e-commerce, pembayaran layanan logistik, P2P (peer to peer), pengisian pulsa, pembayaran di restoran/tempat makan, pembayaran tagihan bulanan dan penarikan tunai. Sedang OVO yang bekerja sama dengan Grab, unggul pada layanan transportasi publik, pengantar makanan, pembelian tiket bioskop, pengisian pulsa, pengiriman barang, pembayaran di restoran/tempat makan. Dana unggul pada pembayaran tagihan bulanan, pengisia n pulsa, pembayaran pada aplikasi gaming, pembayaran di restoran/tempat makan. Penilaian itu berdasarkan riset dari DailySocial yang meneliti 651 responden yang memberikan hasil pengguna aktif Go-Pay pada 83,3%, OVO pada 81,4% dan DANA pada 68,2%.

Konsumsi masyarakat dari hal primer hingga sekunder mampu dipenuhi dengan sangat baik oleh e-wallet. Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Katadata, 2019) responden menggunakan layanan dompet digital berlandaskan pada asas kepercayaan pada produk (81,6%), kebutuhan (72,2%), dianggap penuh manfaat (72,9%), mudah digunakan (68,3%), dan menghemat waktu (66,2%). Secara khusus potongan harga (discount),

(18)

4

pengembalian uang (cashback), kemudahan, kenyamanan, pencatatan transaksi belanja, serta keamanan dalam aksesibilitas e-wallet disinya l ir menjadi beberapa alasan kuat masyarakat menggunakannya. Berdasarkan penuturan salah satu informan kepada penulis, kehadiran e-wallet membuatnya bisa sigap membawa uang ke mana saja tanpa takut untuk hilang, rusak, dan ketinggalan. Terlebih pada masyarakat perkotaan, yang tidak pernah keluar tanpa membawa smartphone, e-wallet yang tersimpa n dalam smartphone menjadi mudah penggunaannya, berikut penuturannya,

Sebenernya saya tipe yang ga bisa pegang uang cash gitu, karena takut hilang, ketinggalan, dll. E-wallet ini kan ada di hp ya, barang yang ga pernah ketinggalan, kalau kita kurang duit, tinggal minta orang rumah kirimin duit ke e-wallet kita (wawancara dengan Ang, 03 Juni 2020).

Selain itu kegiatan pemenuhan makanan dan minuman masyarakat yang biasanya dilakukan dengan memasak mulai bergeser menjadi masyarakat yang lebih memilih memesan makanan melalui aplikasi online/dari ng. Begitupun dalam pemesanan transportasi untuk kebutuhan mobilisasi sehari-hari. Berdasarkan catatan Bank Indonesia, pertumbuhan transaksi uang elektronik naik mencapai 218,9% (Year on Year) pada triwulan IV 2018 dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya (Katadata, 2019).

Berbagai kemudahan serta keuntungan yang ditawarkan oleh e-wallet ini mampu menjadi salah satu faktor perubahan pola konsumsi. Mudah, efisien dan efektif adalah hal-hal yang dikejar oleh pemuda dalam tiap aspek. Pemuda yang melek teknologi, terbuka dengan hal baru serta cukup berpendidikan menjadi peluang besar bagi masifnya perkembangan e-wallet

(19)

5

di tanah air. Pola konsumsi pemuda mulai mengalami transisi dari pemenuha n kebutuhan hidup menjadi konsumsi simbolis. Pemuda tidak lagi meliha t konsumsi hanya sebatas pemenuhan kebutuhan primer, akan tetapi, menimbang nilai sosial, prestise, hingga memuaskan nafsu atas keingina n berkonsumsi. Bisa kita katakan, e-wallet yang menjadi primadona juga bisa menjadi buah simalakama. Pemborosan dan hedonisme adalah salah dua bentuknya. Profesor dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) Drazen Prelec mengatakan kartu kredit dan pembayaran nontunai lainnya berbahaya lantaran berpotensi membuat konsumen tidak lagi merasakan rasa ‘kehilangan’ saat membayar. Kondisi ini diperparah dengan minimnya pengetahuan pemuda dalam mengelola keuangan. Melalui riset PwC pada 2014, dari 5.500 responden berusia 22-35 tahun, hanya 24% yang memilik i pengetahuan pengelolaan keuangan secara memadai (Tirto.id, 2018).

Hal ini didukung pada penelitian yang dilakukan oleh (Ramadani, 2016) dengan judul Pengaruh Penggunaan “Kartu Debit dan Uang Elektronik (e-money) Terhadap Pengeluaran Konsumsi Mahasiswa” yang menunjukk a n adanya korelasi antara meningkatnya penggunaan kartu debit dan uang elektronik di kalangan mahasiswa karena kemudahan bertransaksi. Mahasiswa menjadi cenderung mudah membeli tanpa berpikir panjang serta menjadi lebih sering memilih untuk memenuhi standar gaya hidup yang ada dibanding menyesuaikan dengan pemasukan yang dimilikinya. Tidak jarang, kegiatan ini dilakukan dalam waktu yang berdekatan. Jika ditilik lebih lanjut, hal ini juga diakibatkan oleh minimnya literasi keuangan oleh masyarakat.

(20)

6

Padahal literasi keuangan menjadi bekal masyarakat untuk meningkatk a n kesejahteraan hidupnya. Rendahnya kemampuan masyarakat dalam mengelola keuangan ditunjukkan oleh rendahnya tingkat tabungan dan tingginya tingkat konsumsi masyarakat. Hal tersebut dapat diatasi dengan pendidikan literasi keuangan.

Dari latar belakang di atas, penelitian ini akan membahas Pola Konsumsi Pemuda Perkotaan Pada Penggunaan Transaksi Dompet Digital (e-wallet) di Kota Jakarta Selatan. Pemuda yang tinggal di perkotaan, utamanya di kota besar seperti Jakarta Selatan adalah pemuda yang sudah melek teknologi dan internet. Kota Jakarta Selatan sebagai kota dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tertinggi selama empat tahun berturut-tur ut dari tahun 2014-2018 ditambah tingginya angka angkatan kerja aktif, dan sedang berada pada rata-rata usia produktif menjadikan kota Jakarta Selatan sebagai studi kasus yang sangat cocok dengan penelitian penulis. Melalui sebab-sebab dan masalah yang ada, peneliti ingin menulis lebih lanjut terkait Pola Konsumsi Pemuda Perkotaan Pada Penggunaan Transaksi Dompet Digital (e-wallet) di Kota Jakarta Selatan.

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin melihat lebih lanjut terkait pola konsumsi pemuda yang berujung pada hilangnya makna pemenuhan konsumsi. Utamanya pemuda di kota besar seperti Jakarta Selatan

(21)

7

yang menggunakan e-wallet pada kehidupan sehari-hari. Dengan ini penulis akan merumuskan permasalahan tersebut dalam pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana perubahan pola konsumsi pemuda kota Jakarta Selatan pada penggunaan transaksi dompet digital (e-wallet)?

2. Bagaimana pemanfaatan transaksi yang dipakai pemuda Jakarta Selatan pada penggunaan dompet digital (e-wallet)?

C. Tujuan Penelitian

Tentunya dalam sebuah penelitian memiliki tujuan yang harus dicapai untuk memberikan jawaban dari pertanyaan penelitian yang telah dirumusk a n sebelumnya. Adapun tujuan penelitian berdasarkan rumusan permasalaha n penelitian di atas di antaranya adalah:

1. Penelitian ini menjelaskan perubahan pola perubahan konsumsi pemuda kota Jakarta Selatan saat memilih menggunakan dompet digital (e-wallet). 2. Penelitian ini menganalisis pemanfaatan transaksi yang digunaka n pemuda kota Jakarta Selatan saat menggunakan dompet digital (e-wallet).

D. Manfaat Penelitian

Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk semua pihak. Adapun dalam manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua, antara lain:

(22)

8

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan informasi pustaka untuk para peneliti mendatang yang juga mengkaji persoalan pola konsumsi pemuda perkotaan pada dompet digital (e-wallet).

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih terhadap mata kuliah Sosiologi Ekonomi terkait pola konsumsi pemuda kota Jakarta Selatan pada penggunaan dompet digital (e-wallet). Selama ini penggunaan e-wallet lebih banyak dibahas dari sisi ekonomi oleh para peneliti keuangan dan ekonomi, penelitian dengan menggunaka n perspektif sosiologi yang belum banyak dilakukan.

2. Manfaat Praktis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan rekomendasi dan informas i bagi pemuda perkotaan untuk memperhatikan pola konsumsi yang mereka gunakan di e-wallet dengan lebih baik lagi. Sehingga tidak menimbulka n dampak negatif atau yang tidak diinginkan di masa depan.

E. Kajian Pustaka

Beberapa penelitian mengenai pola konsumsi masyarakat pada transaksi nontunai sudah banyak diteliti dan dipublikasikan sebelumnya oleh para peneliti lain di berbagai karya ilmiah. Namun, biasanya fokus penelit ia n terletak pada pola konsumsi berbasis uang elektronik (e-money), ATM, dan kartu kredit, seperti pada penelitian Laila Ramadani (2016), Raharjo Jati (2015), Nelasari dan Cahyono (2018). Sekalipun ketiganya memiliki ciri khas yang sama, akan tetapi, belum ada penelitian yang membahas tentang pola

(23)

9

konsumsi pada dompet digital (e-wallet). Dilanjutkan dengan dua penelit ia n lainnya yang berfokus pada konsumsi masyarakat yang mulai memberika n makna simbol baru dengan terjadinya interaksi simbolis. Kesan yang ingin dibangun melalui konsumsi menjadi motivasi yang banyak dilakuka n masyarakat saat ini. Seperti penelitian yang telah dilakukan Mufidah (2006) terkait pembelian makanan di foodcourt dan pembelian pakaian di mall Rafa’al (2017).

Berdasarkan penelitian Ramadani, 2016 yang berjudul Pengaruh Penggunaan Kartu Debit dan Uang Elektronik (e-money) Terhadap Pengeluaran Konsumsi Mahasiswa, masyarakat terutama mahasiswa menjadi cenderung lebih mudah untuk berbelanja saat menggunakan pembayaran transaksi nontunai seperti kartu ATM, kartu debit dan uang elektronik (e-money). Hal ini dilandasi karena alat pembayaran nontunai dinilai lebih efisien dalam melakukan proses transaksi dan adanya reaksi secara psikologis pada diri seseorang yang lebih mudah mengeluarkan uang dalam bentuk nontunai dibanding tunai karena adanya perilaku pertukaran (trade behavior) manusia atas uang sebagai instrumen fisik dan nonfisik (Ramadani, 2016). Penelitian serupa juga dilakukan oleh Nelasari dan Cahyono (2018) yang berjudul Pengaruh Sistem Transaksi Non Tunai Terhadap Tingkat Konsumsi Masyarakat Di Surabaya yang meneliti pola konsumsi masyarakat kota Surabaya melalui kajian data dan pustaka di badan pemerintahan kota Surabaya, Jawa Timur selama tiga tahun. Hasil penelitiannya menemuk a n bahwa konsumsi masyarakat berpengaruh positif pada sistem transaksi

(24)

10

nontunai, hal ini dilihat dari angka konsumsi masyarakat yang meningka t setiap tahunnya. Hampir serupa dengan fokus kajian penulis, penelitian yang dilakukan oleh Raharjo Jati (2015) dengan judul penelitian, Less Cash Sociey: Menakar Mode Konsumerisme Baru Kelas Menengah Indonesia menjelaska n teknologi yang berkembang mampu menjadi stimulus dan identitas baru bagi kelompok kelas menengah di Indonesia. Kelas menengah dipercaya sebagai bagian dari new consumerism class. Indikasinya bisa disimak dari kenaikan jumlah transaksi elektronik berbasis teknologi misalnya uang elektronik, ATM, SMS/phone banking yang makin digemari oleh kelas menenga h Indonesia. Kelas menengah mulai merasakan adanya jenis konsumsi yang berbeda, mereka meyakini adanya simbol yang akan mengekspresik a n identitasnya, sehingga transaksi berbasis uang elektronik tidak hanya dikaitkan dengan kemudahan teknologi saja. Simbol itu juga menjadi artikulasi perilaku sosial yang kemudian menciptakan ekslusifitas kelas.

Penelitian penulis dengan penelitian sebelumnya memuat beberapa perbedaan, seperti fokus penggunaan alat pembelanjaan nontunai terdapat pada kartu debit, ATM, dan uang elektronik (e-money) serta pengguna fasilitas nontunai ini biasanya digunakan oleh masyarakat kelas menenga h atas yang melakukan transaksi di tempat perbelanjaan modern seperti mall untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup. Pada saat ini, pola konsumsi dengan menggunakan fasilitas nontunai mulai merambah ke arah dompet digital (e-wallet) yang otomatis terintegrasi dengan gawai yang selalu dibawa setiap saat dimana pun. Pengguna fasilitas nontunai ini juga bukan hanya dilakuka n

(25)

11

oleh kelas menengah, namun sudah menyebar di kalangan pemuda perkotaan dan tidak terbatas hanya pembelian pakaian dan makanan di mall. Pemanfaatan e-wallet berlaku di beberapa tempat perbelanjaan dengan kebutuhan konsumsi yang beragam. Kota Jakarta Selatan sebagai salah satu kota administratif ibukota juga belum pernah menjadi studi kasus penelit ia n sebelumnya.

Penulis tidak menemukan studi kasus yang serupa dengan topik penelitian dan penggunaan teori yang sama. Namun, ada dua penelit ia n sebelumnya yang memiliki fokus penelitian pada pemaknaan konsumsi yang mulai bergeser menjadi timbulnya gaya hidup dan citra sosial baru. Penelitia n pertama ada pada Mufidah (2006) dengan judul penelitian, Pola Konsumsi Masyarakat Perkotaan: Studi Deskriptif Pemanfaatan Foodcourt oleh Keluarga. Penelitian ini menjelaskan perubahan gaya hidup yang terjadi khususnya di sebuah keluarga dalam menyantap makanan. Kegiatan makan bersama yang makanannya dimasak ibu/istri sembari berbagi momen dan bersenda gurau mulai bergeser menjadi makan fast food bersama di mall. Makan fast food di foodcourt mall maknanya sudah bergeser menjadi tempat menjaga gengsi dan martabat seseorang yang membuat munculnya gaya hidup konsumtif masyarakat. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa makanan memiliki makna simbolik, orang tidak lagi makan hanya sebagai pemenuhan kebutuhan hidup, tetapi juga untuk menjaga gengsi dan martabatnya di mata lingkungan karena saat ini makanan yang dimakan adalah gambaran dari identitas diri bagi mereka yang mengonsumsinya.

(26)

12

Foodcourt yang awalnya dibangun untuk tempat istirahat setelah berbelanja di dalam mall, mulai memiliki makna dan konsep lain yang lain. Foodcourt menjadi tempat bertemunya seseorang dengan keluarga, teman, pacar, relasi bisnis, dan sebagainya dan juga menjadi tempat hangout yang merupakan gaya hidup dari ciri sebuah modernitas baru.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Rafa’al (2017) dengan judul Gaya Hidup dan Budaya Konsumen dalam Mengkonsumsi Brand The Executive. Penelitian ini membahas gaya hidup dan budaya konsumen yang mengonsumsi pakaian dari brand The Executive. Penelitian ini menitikberatkan pada masyarakat yang menjadikan konsumsi pada merek adalah hal yang berkaitan dengan kebanggaan diri. Belanja tidak lagi hanya berkaitan pada utilitas suatu barang, namun menjadi kegiatan pokok dalam menunjang gaya hidup seseorang. Orang menikmati kegiatan belanja itu sendiri (Rafa’al, 2017). Brand The Executive yang menjual pakaian khususnya pada kemeja dan celana memberikan gambaran visual yang mampu menarik konsumen untuk masuk dan berbelanja ke dalamnya. Melalui display pakaian yang menarik, penerangan yang cukup, penataan produk yang teratur, hingga adanya shopping assistant membuat konsumen menjadi betah untuk berbelanja. Hasil dari penelitian ini mengungkapk a n bahwa pelanggan brand The Executive mulai melakukan interaksi simbolis dengan cara membeli kesan. Brand The Executive yang hadir di dalam mall memberikan perasaan diri “lebih” dari orang lain. Iklan visual dengan penggambaran model yang apik membuat konsumen akan terus

(27)

13

memperbaharui orientasi berpakaian mereka sebagai bentuk ekspresi diri melalui penampilan visual diri yang apik. Penampilan visual yang apik ini pada tahap selanjutnya akan mempengaruhi tingkatan sosial pergaula n mereka.

Metode penelitian yang digunakan oleh para peneliti sebelumnya ada yang menggunakan metode penelitian kualitatif, kuantitatif, serta metode kepustakaan. Metode penelitian kualitatif dilakukan oleh Mufidah (2016), metode penelitian kuantitatif dilakukan oleh Ramadani (2016) dan Nelasari dan Cahyono (2018), terakhir metode kepustakaan dilakukan oleh Raharjo Jati (2015) dan Rafa’al (2017). Metode penelitian penulis sendiri menggunakan teknik penelitian kualitatif karena ingin menggali data secara mendalam dari para informan. Selain itu, teori Jean P. Baudrillard sebagai teori paradigma kritis diperlukan penggalian data secara lebih mendala m. Teori yang digunakan oleh para peneliti sebelumnya juga beragam, ada yang sama dengan penelitian penulis yakni menggunakan teori Konsumsi oleh Jean P. Baudrillard, seperti yang dilakukan oleh Raharjo Jati (2015), Rafa’al (2017) dan teori Fungsi Konsumsi oleh Simon Kuznets.

Pada akhirnya berdasarkan beberapa tinjauan pustaka yang diambil, penulis dapat menggali informasi yang relevan dalam mendukung penelit ia n yang dilakukan terhadap pola konsumsi pemuda perkotaan pada pengguna a n dompet digital (e-wallet). Selain itu, dari sisi metode penelitian serta teori juga berbeda. Kelima tinjauan penelitian tersebut kemudian dapat membant u penulis dalam merangkai pola pikir yang sistematis dalam rangka penyusuna n

(28)

14

skripsi yang akan dilakukan. Melalui tinjauan penelitian ini, penulis juga mendapat beberapa konsep baru dan memperoleh gambaran mengena i teknik-teknik dalam penulisan dan menganalisis data yang tepat serta dalam menuliskan ide-ide dan hasil penelitian yang relevan.

F. Kerangka Teoritis 1. Definisi Konseptual

a. Pemuda

Definisi pemuda secara demografis menurut Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diwakilkan ILO (International Labor Organizat io n) adalah penduduk berusia 15-24 tahun. Sedikit berbeda dengan perundang-undangan Kepemudaan Nomor 40 Tahun 2009 Pasal 1.1 yang mendefinisikan pemuda yang berusia 16-30 tahun.

Sedangkan definisi pemuda secara struktur sosial memilik i beberapa arti yakni suatu transisi kehidupan yang bahkan bisa memberikan perubahan besar (Ningrum, 2017). Konning (1997) mengungkapkan bahwa pemuda adalah dimensi ‘generasi’ yang tercermin pada tiga hal yakni, sekelompok usia tertentu (didefinis ika n secara biologis), relasional yakni pemuda sebagai kategori sosial yang memiliki relasi-relasi, perbedaan, dan ketimpangan dengan kategori sosial lainnya, dan yang terakhir adalah pemuda sebagai kategori sosial

(29)

15

yang relevan dengan sejarah perjuangan suatu bangsa (Naafs dan White, 2008).

Secara lebih terperinci, Ansori (2009) mengungkapkan bahwa pemuda adalah kelas menengah usia muda di perkotaan. Hal ini ditunjukan pada kelompok pemuda yang menjadikan gaya hidup pola konsumerisme seperti ‘nongkrong di kafe’ atau mengikuti keanggotan klub seperti ‘gym.’ (Ansori, 2009)

Generasi ini juga sudah akrab dengan penggunaan teknologi komunikasi mutakhir seperti smartphone yang di dalamnya terdapat electronic mail (email), instant messaging dan media sosial seperti Facebook, Twitter, WhatsApp dan Instagram. Lebih lanjut pemuda di era sekarang juga disebut dengan milenial, yang mana cirinya (Lyons, 2004) ialah pola komunikasinya yang sangat terbuka dibanding generasi-generasi sebelumnya, pemakai media sosial yang fanatik dan kehidupannya sangat terpengaruh dalam perkembangan teknologi, lebih terbuka dengan pandangan politik dan ekonomi sehingga mereka terlihat sangat reaktif terhadap perubahan lingkungan yang terjadi di sekelilingnya, memiliki perhatian yang lebih terhadap kekayaan (Putra, 2016).

Menurut Purwandi (2017) generasi milenial adalah generasi yang unik, berbeda dari generasi lain, hal ini karena banyak dipengaruhi oleh teknologi yang sudah maju, sehingga teknologi ini mempengaruhi pola

(30)

16

pikir dan perilaku mereka. Adanya perkembangan teknologi ini membuat generasi milenial mengalami pergeseran pemikiran terutama pada segi kebutuhan (Widjojo, 2018).

b. Konsumsi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konsumsi artinya pemakaian barang-barang yang langsung memenuhi keperluan hidup kita, seperti bahan pakaian, makanan, dan sebagainya. Sedangkan menurut (Samuelson, 2000) konsumsi diartikan sebagai kegiatan menghabiskan nilai guna barang dan jasa. Konsumsi mempunya i pengertian yang luas yaitu barang dan jasa akhir yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan manusia (Nopirin, 1997).

Konsumsi (Chaney, 2003) adalah seluruh tipe aktivitas sosial yang orang lakukan sehingga dapat dipakai untuk mencirikan dan mengenal mereka, selain apa yang mungkin mereka lakukan untuk hidup . Konsumsi itu sekaligus sebagai moral dan sistem komunikasi, struktur pertukaran (Hapsari, Manurung, dan Dewi, 2017).

c. Sistem Pembayaran

Menurut Listfield dan Montes-Negret (1994:27) sistem pembayaran adalah peraturan, standar, serta instrumen yang digunaka n untuk pertukaran nilai keuangan (financial value) antara dua pihak yang terlibat untuk melepaskan diri dari kewajiban. Sedangkan menurut UU Bank Indonesia No. 6/2009 Pasal 1 ayat 6, sistem pembayaran adalah sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga, dan mekanis me

(31)

17

yang digunakan untuk melakukan pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi. Kelancaran sistem pembayaran ini diperlukan untuk mendukung pertimbanga n kebijakan pemerintah baik secara makro (moneter) dan kebijakan para pengusaha mikro di masa depan. Berdasarkan alat yang digunakan dalam sistem pembayaran, secara garis besar alat pembayaran dibagi menjadi dua, yakni:

(1) Alat Pembayaran Tunai adalah pembayaran yang menggunaka n uang kartal/uang tunai yang meliputi Uang Kertas (UK) dan Uang Logam (UL) (Firmansyah and Purwanta 2014). Saat ini, kehadiran uang kartal yang berbentuk uang kertas dan uang logam masih diperlukan, utamanya pada transaksi bernilai kecil di kehidupan sehari-hari.

(2) Alat Pembayaran Nontunai adalah pembayaran yang menggunaka n berbagai media atau instrumen selain uang tunai, seperti kartu kredit, ATM, kartu debet, dan uang elektronik (Firmansyah dan Purwanta 2014). Alat pembayaran nontunai dibagi menjadi dua berdasarkan bentuknya, yakni paper based, seperti cek, bilyet giro, dan nota debet dan electronic based seperti kartu ATM, kartu debet, kartu kredit, dan uang elektronik. Menurut PBI nomor 11/12/PBI/2009, uang elektronik diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu oleh pemegang kepada penerbit yang disimpan secara elektronik dalam media seperti server atau chip.

(32)

18 2. Kajian Teori

Teori Masyarakat Konsumeris Jean P. Baudrillard

Konsumsi masa kini diartikan dengan individu-individu yang memaksimalkan kepuasan mereka melalui pembelian. Menurut Jean P. Baudrillard, salah seorang tokoh postmodernisme dari Perancis mengatakan dalam buku mutakhirnya yang populer, The Consumer Society (yang sudah diterjemahkan menjadi Masyarakat Konsumeris) bahwa

Masyarakat dewasa ini sudah menggeser nilai suatu objek yang dibelinya. Dari yang awalnya suatu objek tersebut meman g sesuai dengan kebutuhannya, sampai sekarang orang sudah tidak lagi memikirkan nilai tukar dan nilai guna objek tersebut pada dirinya akan tetapi lebih ke penanda kelas sosial bagi si individu yang membelinya. Status dan kedudukan seseorang di dalam suatu masyarakat sangat ditentukan oleh barang yang ia beli dan ia gunakan. (Baudrillard 1998)

Lebih dari itu, Baudrillard juga menganalisis bahwa objek konsumsi sebagai sesuatu ‘yang diorganisir oleh tatanan produksi’ maknanya adalah kebutuhan dan konsumsi adalah sesuatu yang sudah direncanakan dari produktif yang aktif. Klaim Baudrillard adalah objek menjadi tanda (sign) dan nilainya ditentukan oleh sebuah kode. Baudrillard (dalam Poster, 1988:46) mengatakan kegiatan konsums i adalah kegiatan komunikasi, maknanya adalah saat kita mengonsums i sesuatu berarti kita mengomunikasikan ke orang sekitar lewat perbedaan tanda/objek. Konsumerisme melalui pengonsumsian barang dan jasa saat ini telah menjadi ‘atribut masyarakat’ (Bauman, 2007:28), bukan lagi hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan dan keberlangsungan hidup.

(33)

19

Menurut Baudrillard, saat konsumen membeli barang itu bukan untuk mengekspresikan perasaan tentang jati dirinya, akan tetapi konsumen menciptakan perasaan tentang jati dirinya berdasarkan apa yang mereka beli (Bocock, 1993:67). Ritzer (2003), kita tidak membeli apa yang kita butuhkan, akan tetapi membeli apa yang kode sampaikan kepada kita tentang apa yang seharusnya dibeli (Umanailo, 2018).

Bukan berarti menafikan adanya kebutuhan serta keingina n, namun Baudrillard ingin menekankan bahwa konsumsi juga ditentuka n dari seperangkat hasrat untuk mendapatkan status, penghormatan, prestise, serta konstruksi identitas baru melalui ‘mekanisme penandaan’ (Bakti, Nirzalin, and Alwi, 2019). Sistem sign value dan symbol value menjadi dasar mekanisme sistem konsumsi saat ini terjadi (Baudrillard, 1998). Sign value dan symbol value adalah pergeseran nilai yang dirasakan Baudrilla rd dalam mengkritik konsep Karl Marx mengenai tujuan berkonsumsi karena ada use value dan exchange value. Singkatnya, konsumsi simbolis lebih mendapatkan perhatian dan penekanan daripada konsumsi atas kegunaan serta fungsional suatu barang.

Baudrillard melihat bahwa masyarakat kontemporer di masa kini telah menjadikan konsumsi sebagai motor utama (penggerak) hidupnya (Bakti et al. 2019). Hal itu dibuktikan dengan kaitan erat yang terjadi antara masyarakat konsumerisme dengan teknologi.

Teknologi menurut Baudrillard berperan penting, khususnya manusia sebagai agen yang menyebar imaji-imaji kepada khalayak luas.

(34)

20

Keputusan setiap orang untuk membeli atau tidak, benar-benar dipengaruhi oleh kekuatan imaji tersebut (Umanailo, 2018). Masyarakat yang secara pasif mengonsumsi imaji- imaji yang tersalurkan melalui iklan mulai menjadi ‘korban penipuan tanpa akal’ karena bagi masyarakat konsumeris, iklan adalah teladan yang harus mereka ikuti, sehingga masyarakat mulai menjauh dari definisi mahluk aktif dan kreatif (Paterson, 2006:26). Baudrillard melihat lebih jauh bahwa konsumsi saat ini telah menjadi proses aktif bagi konsumen untuk melibatkan konstruksi simbolik rasa identitas kolektif dan individu (Bakti et al., 2019).

G. Metode Penelitian 1. Pendekatan

Penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan pendekatan kualitatif, yakni menekankan pada pencarian data secara detail dari suatu permasalahan di dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berusaha membangun sebuah realitas sosial, di mana peneliti terlibat dan memfokuskan diri untuk melihat interaksi maupun proses yang terjadi pada fenomena maupun objek yang diteliti. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisa n secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang dimiliki (Moleong, 2008).

(35)

21

Penulis menggunakan metode pendekatan ini karena membutuhkan informasi yang mendalam serta akan mendeskripsika n bagaimana perubahan pola konsumsi pemuda di Jakarta Selatan dalam penggunaan dompet digital (e-wallet). Penulis juga berusaha untuk memahami permasalahan yang sedang diteliti dan kemudian menganalisanya dengan konsep atau teori yang relevan dengan penelit ia n ini. Selain itu penulis akan melihatnya melalui aspek sosiologi, ekonomi dan sosial budaya. Lalu dalam subjek penelitiannya, penulis akan melakukan wawancara mendalam kepada masyarakat yang terlibat dalam penelitian penulis.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian menurut (Suharsimi Arikunto, 2016:26) adalah batasan subjek penelitian sebagai benda, hal, atau orang tempat data untuk variabel penelitian melekat, dan yang dipermasalahkan. Secara sederhana, subjek penelitian adalah individu atau kelompok yang dijadikan unit kasus untuk diteliti. Pada penelitian kualitatif, responden atau subjek penelit ia n disebut dengan istilah informan, yaitu orang yang memberi informas i tentang data yang diinginkan peneliti berkaitan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan. Pada penelitian ini, informan yang didapat penelit i menggunakan metode purposive sampling. Menurut (Sugiyono, 2016:85), purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data

(36)

22

dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan atau kriteria tertentu harus dipenuhi oleh informan dalam penelitian ini

Subjek dalam penelitian ini ada sebanyak 10 informan pemuda perkotaan yang terbagi menjadi lima karyawan dan lima mahasis wa. Pemilihan mahasiswa dan karyawan ini didasarkan pada tahapan melek teknologi dan internet serta kepemilikan pemasukan yang aman tiap bulannya. Meski mahasiswa belum memiliki penghasilan sendiri, namun mereka dianggap sudah dewasa dan mandiri sehingga bisa menentuka n jenis konsumsinya sendiri. Untuk lebih jelasnya, berikut kriteria informa n:

a. Mahasiswa/Karyawan yang berkuliah atau bekerja di Jakarta Selatan;

b. Milenial yang lahir dari 1982-2004;

c. Memiliki minimal salah satu dari e-wallet (OVO, GoPay, Dana); d. Aktif menggunakan transaksi pembayaran dengan e-wallet minima l

seminggu sekali;

e. Sudah menjadi pengguna aktif e-wallet lebih dari satu tahun lamanya.

(37)

23

Tabel I.G.2.Profil Informan Penelitian

a. Informan Z (Mahasiswa)

Z adalah mahasiswa tingkat Strata 1 (S1) di UIN Syarif Hidayatulla h Jakarta jurusan Psikologi yang berusia 21 tahun. Z saat ini menduduk i semester akhir, yakni semester 8. Z adalah mahasiswi yang mengekos di kosan dekat kampus karena rumahnya yang jauh. Z adalah mahasisw i aktif yang banyak mengikuti kegiatan di dalam dan di luar kampus. Di dalam kampus, Z aktif dari semester satu hingga semester akhir di UKM No. Inisial Nama Kategori Usia Kecamatan Tempat

Beraktifitas Informan 1. Z Mahasiswa 21 Cilandak, Jakarta Selatan 2. Ang Mahasiswa 21 Setiabudi, Jakarta Selatan 3. N Mahasiswa 24 Pasar Minggu, Jakarta

Selatan

4. F Mahasiswa 24 Mampang Prapatan,

Jakarta Selatan 5. I Mahasiswa 21 Setiabudi, Jakarta Selatan

6. Ad Karyawan 27 Mampang Prapatan,

Jakarta Selatan

7. W Karyawan 29 Pasar Minggu, Jakarta

Selatan

8. G Karyawan 23 Mampang Prapatan,

Jakarta Selatan 9. V Karyawan 25 Kebayoran Baru, Jakarta

Selatan

10. S Karyawan 25 Mampang Prapatan,

(38)

24

Bahasa Flat. Di luar kampus, Z aktif di berbagai kegiatan komunitas dan juga bekerja serta magang di perusahaan yang berlokasi di Jakarta Selatan. Bisa dikatakan hidup Z banyak dihabiskan di kota Jakarta Selatan, karena lokasi yang berdekatan antara kota Jakarta Selatan dengan lokasi kosan serta kampusnya di Ciputat. Sebagai anak kos, Z aktif menggunakan e-wallet untuk memesan makanan secara online sehari 2x, lalu menggunakan transportasi online untuk bepergian, membayar tagihan token listrik, membeli pulsa dan paket data, sesek ali membayar subscription (langganan), berbelanja skincare di Sociolla yang tergabung dengan Gopay dan OVO dan berbelanja di Tokopedia menggunakan OVO. Dalam sebulan, Z bisa menghabiskan Rp. 500.000-800.000,- untuk konsumsi menggunakan e-wallet. Z memiliki GoPay dan OVO sebagai dompet digitalnya.

b. Informan Ang (Mahasiswa)

Ang adalah mahasiswa tingkat akhir di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) jurusan Psikologi tingkat Strata 1 (S1) yang berusia 21 tahun. Lokasi fakultas Psikologi UNJ berada di Jalan Halimun, Jakarta Selatan, sering juga disebut sebagai Kampus D. Ang tergabung dengan organisas i BPM (Badan Pengawas Mahasiswa) dan menjadi Sekretaris Jenderal di BPM Fakultas Psikologi UNJ.

Konsumsi Ang menggunakan e-wallet bisa menghabiskan Rp. 700.000-800.000,-. Konsumsi terbesarnya ada pada belanja skincare dan kebutuhan hewan-hewan peliharaannya, lalu membayar tagihan seperti

(39)

25

token listrik dan PAM dan membeli barang-barang lucu yang muncul di halaman Tokopedia dan Shopee. Menurut Ang konsumsi terbesarnya ada pada skincare karena menurutnya itu adalah salah satu kebutuhan hidup yang harga berapapun tak jadi masalah baginya, karena dia membutuhkan itu. Platform marketplace online terbesarnya ada pada Tokopedia dan Shopee dan aktif menggunakan OVO, GoPay dan Dana. c. Informan N (Mahasiswa)

N adalah mahasiswa Strata tingkat dua (S2) di Universitas Indonesia jurusan Psikologi. N tinggal di kosan di Jakarta Selatan bersama adik perempuannya karena mereka adalah mahasiswa rantau dari Makassar. N aktif bekerja dan berkegiatan di seputar isu kesehatan mental. Sebagai lulusan sarjana Psikologi di universitas yang sama, N banyak mengembangkan dirinya di isu kesehatan mental yang juga bagian darinya mencari uang. Namun, ia tak hanya sibuk bekerja dan kuliah, di sela waktunya ia masih aktif ikut komunitas anak muda di bidang kesehatan mental yang bernama Bounce Back. Selama satu periode, dia pernah menjabat sebagai wakil ketua.

Sebagai mahasiswa rantau, ia kerap kali menggunakan e-wallet untuk pembayaran kebutuhan hidupnya seperti membayar transportasi online, memesan makanan online, membeli belanja online, serta berbelanja kebutuhan sayur, buah, alat mandi dan lain sebagainya di supermarket. Dalam sebulan, N bisa menghabiskan Rp.

(40)

300.000-26

500.000,- untuk penggunaan konsumsi dengan e-wallet. E-wallet favoritnya adalah OVO dan GoPay.

d. Informan F (Mahasiswa)

F adalah mahasiswa Psikologi Strata tingkat dua (S2) di Univers itas Indonesia. Lulus sarjana dari universitas yang sama membuat F aktif bekerja sebagai seorang konsultan di perusahaan di Jakarta Selatan. Rumahnya yang juga berlokasi di Jakarta Selatan membuatnya aktif berkegiatan sosial dan bekerja di Jakarta Selatan. Hobi F adalah membaca manga, menonton anime Jepang, serta bermain game di laptop dan di HP. F juga senang menggambar yang membawanya menjadi bagian dari divisi kreatif di komunitasnya.

F mengaku menggunakan e-wallet untuk memesan transportasi online, memesan makanan sehari-hari, belanja online di Tokopedia yang berafiliasi dengan OVO dan belanja skincare di Sociolla yang juga berafiliasi dengan GoPay, lalu berinvestasi di Bibit yang juga berafilia s i dengan GoPay. Dalam sebulan, F menghabiskan Rp. 1,5 juta.

e. Informan I (Mahasiswa)

I adalah mahasiswa semester akhir jurusan Sosiologi di Univers ita s Negeri Jakarta (UNJ). I adalah perempuan yang senang menggunakan e-wallet, utamanya karena ada banyak promo makanan dan kemudahan yang ditawarkan aplikasi online, serta fitur yang menarik dalam penggunaan e-wallet. Dalam sebulan, I memiliki pemasukan sekitar Rp. 1.200.000,- dan mengeluarkan sekitar Rp. 300.000 untuk konsumsinya

(41)

27

dengan e-wallet. I senang mengungkapkan pikirannya secara terbuka. I juga satu-satunya informan yang mengaku tertarik berbelanja dengan e-wallet karena iklan dari star ambassador.

f. Informan Ad (Karyawan)

Ad adalah lulusan Teknik Informatika di UIN Syarif Hidayatulla h Jakarta yang saat ini sedang bekerja di perusahaan di Bukalapak yang berlokasi di Jakarta Selatan. Usianya tahun ini menginjak 27 tahun. Meski sudah berstatus karyawan di perusahaan besar, Ad tetap rajin mengikuti komunitas. Salah satu komunitasnya adalah komunitas persahabatan antara negara-negara Asia Tenggara dan Jepang yang bernama Sing Out Asia.

Pengeluaran Ad untuk berkonsumsi menggunakan e-wallet berkisar dari 2-5 juta rupiah per bulan. Konsumsi utamanya adalah untuk memesan makanan online, membeli pulsa serta belanja barang online seperti gawai, sepatu dan spare part sepeda lipat. Ad mengaku dirinya adalah pembeli yang terbilang impulsif dan konsumtif. Di masa lalu ia sering menggunakan fitur pay later di e-wallet dan kartu kredit sebagai alat pembayaran, hingga akhirnya cukup terkejut dengan tagihan pembayaran di akhir bulan. Maka itu dia mulai menggunakan e-wallet untuk pembelian yang menguntungkan dan bermanfaat baginya di masa depan, seperti spare part sepeda yang dia beli dalam jumlah banyak sebagai modal usaha bengkel sepeda kecil-kecilannya. Ad mengaku cukup aktif menggunakan tiga e-wallet dari OVO, GoPay dan Dana.

(42)

28 g. Informan W (Karyawan)

W adalah lulusan Universitas Telkom Bandung yang sekarang bekerja sebagai seorang akuntan di perusahaan asuransi di Jakarta Selatan, yakni Astra. Ia berusia 29 tahun dan sudah menikah dengan istri yang juga bekerja di sektor keuangan di salah satu badan negara, yakni OJK (Otoritas Jasa Keuangan) yang juga berlokasi di Jakarta Selatan. Sebelum menikah, W suka menggunakan tabungannya untuk bertualang bersama teman-temannya berkeliling Indonesia, mendaki gunung, lembah hingga berenang di pantai, menjajaki kaki di kota-kota besar hingga kota dan daerah terpencil adalah hobi yang menyenangka n baginya. Setelah menikah, ia bersama istri dan mertuanya juga bertualang ke beberapa negara Eropa setelah menabung cukup lama. W yang menyukai kemudahan dan keamanan merasa sangat terbantu dan

merasakan manfaat baik yang besar dari konsumsinya yang menggunakan e-wallet. Dalam sebulan, W bisa menghabiskan sekitar 2 juta rupiah untuk konsumsi e-wallet. Ia aktif menggunakan OVO, GoPay dan Dana setiap bulannya. Konsumsinya berada pada sektor membeli makanan secara online, transportasi online, serta pembayaran kebutuhan rumah seperti pembayaran PAM dan listrik.

h. Informan V (Karyawan)

V adalah mahasiswa lulusan Psikologi di Universitas Indonesia yang sekarang sedang menjadi karyawan di salah satu perusahaan decacorn di Indonesia, yakni GO-JEK. Di kesehariannya yang sibuk V cukup aktif

(43)

29

mengikuti kegiatan komunitas anak muda bertema kesehatan mental, yakni Bounce Back. Di komunitas itu, setelah setahun menjadi anggota, V terpilih menjadi ketua selama 1 periode.

V yang sangat menyukai es kopi hampir tiap hari membeli es kopi di sela-sela jam kerjanya menggunakan aplikasi pemesan makanan online. Dia juga sering memesan makan malam secara online untuk keluarganya karena ibunya sudah cukup letih untuk memasak setiap hari. Selain es kopi, V juga suka membeli dessert (makanan penutup manis) di siang hari untuknya dan keluarga. Dalam sebulan, V bisa menghabiskan 4 juta rupiah untuk konsumsi menggunakan e-wallet.

i. Informan G (Karyawan)

G adalah mahasiswi lulusan Hubungan Internasional di Univers itas Presiden di Karawang yang saat ini sedang menjadi karyawan magang di salah satu perusahaan cabang Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bernama Indonesia Global Compact Network yang berlokasi di Jakarta Selatan. Sebagai orang rantau yang pergi dari kota aslinya yakni Medan untuk berkuliah dan bekerja di ibukota, G sekarang tinggal sendiri di apartemen Bintaro.

Sebagai seorang pemuda rantau, G sering memesan transportasi dan makanan secara online untuk kebutuhannya. Dalam sebulan, G menghabiskan 1,2-1,5 juta rupiah untuk kebutuhannya. E-wallet andalannya adalah OVO.

(44)

30

S adalah mahasiswa Strata Tingkat dua (S2) di Institut Teknologi Bandung yang bertempat tinggal di Jakarta Selatan. Sebagai seorang anak dari pedagang kue dan hidangan- hidangan Arab, S juga menjadi mahir memasak.

Sebagai mahasiswa jurusan Teknik Informatika, S lebih memilih OVO untuk konsumsi e-walletnya dibanding GoPay karena UI/UX yang bagus dan simple ungkapnya. Meski dia juga memiliki GoPay. Dalam sebulan, S bisa menghabiskan sekitar Rp. 750.000,- dalam sebulan yang utamanya untuk konsumsi transportasi online, makanan online dan membeli pulsa dan paket data.

3. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian kualitatif menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yang biasanya dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), di antaranya adalah;

a. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan menanyakan langsung dan mendapatkan informasi langsung dari informannya. Wawancara bertujuan mencatat opini, perasaan, emosi, dan hal lain yang berkaitan dengan diri informan (Iryana and Kawasati, 2018). Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur secara terbuka. Wawancara ini dilakukan untuk memberikan kondisi informal dan santai serta

(45)

31

kebebasan bagi informan untuk mengutarakan isi pikirannya tanpa terikat peneliti (Nasution, 1988). Pedoman wawancara tetap dibuat, namun, susunan pertanyaan penelitian tidak kaku mengik ut i pedoman. Hal ini dibuat untuk peneliti mudah mengembangka n pertanyaan selagi di lapangan. Wawancara ini dilakukan oleh peneliti dengan 10 informan yang berasal dari pemuda di Kota Jakarta Selatan menggunakan alat komunikasi.

Tabel I.G.1.Waktu Wawancara

b. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian berguna untuk melengkapi dan menjadi penunjang data lapangan. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa screenshot bukti telepon, rekaman, serta

No. Inisial Nama Hari/Tanggal 1. G Selasa, 02 Juni 2020 2. Ang Rabu, 03 Juni 2020

3. N Rabu, 03 Juni 2020 4. Z Rabu, 03 Juni 2020 5. I Rabu, 03 Juni 2020 6. Ad Rabu, 03 Juni 2020 7. W Rabu, 03 Juni 2020 8. F Kamis, 04 Juni 2020 9. S Jum’at, 05 Juni 2020 10. V Minggu, 14 Juni 2020

(46)

32

wawancara yang dilakukan dengan aplikasi whatsapp. Dokumentas i ini dibutuhkan sebagai keabsahan penelitian.

c. Studi Pustaka

Studi pustaka dalam penelitian ini menjadi data sekunder untuk membantu proses penelitian dan melengkapi informasi dari data primer (wawancara dan dokumentasi). Hal ini berupa buku, jurnal, karya ilmiah, skripsi, dan artikel ilmiah yang relevan dengan tema penelitian ini.

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian kualitatif tidak dikenal istilah populasi dan sampel. Istilah yang digunakan adalah setting atau tempat penelit ia n (Arikunto, 2006:13). Penelitian dilakukan di kota Jakarta Selatan. Waktu yang dibutuhkan peneliti untuk mengumpulkan data melalui teknik studi pustaka, wawancara hingga dokumentasi dilakukan dari akhir bulan April sampai dengan Agustus 2020.

5. Proses Penelitian a. Tahap Pertama

Munculnya tema pola konsumsi pemuda perkotaan pada penggunaan e-wallet sebenarnya berasal dari motivasi diri penulis disertai dengan obrolan santai penulis dengan teman-teman sebaya.

(47)

33

Pada saat penulis sedang melakukan magang di Indonesia Global Compact Network (IGCN), penulis bertemu dengan kolega sesama magang yang mengaku mengalami perubahan pola konsumsi. Hal ini membuat penulis merasa cocok dengan menjadikannya sebagai informan, meski tetap memperhatikan kriteria informan yang sudah penulis buat sebelumnya. Mengingat pemberlakuan Pembatasan Sosial Skala Berskala Besar (PSBB) sudah dilakukan pada bulan Juni 2020, penulis melakukan wawancara secara daring ke semua informan yang ada.

b. Tahap Kedua

Penulis cukup aktif di beberapa komunitas sosial dan organisasi, sehingga memungkinkan bagi penulis untuk memanfaatkan jaringan (network) yang penulis sudah miliki untuk mendapatkan informan. Total ada empat informan yang penulis dapat dari komunitas sosial dan organisasi yang penulis ikuti.

c. Tahap Ketiga

Penulis menceritakan ke beberapa teman penulis sesama mahasiswa dan meminta mereka untuk merekomendasikan teman mereka yang memenuhi kriteria untuk penulis jadikan informa n, akhirnya penulis mendapatkan dua informan dari rekomendasi teman ini.

(48)

34

Di tahapan terakhir ini, penulis mencoba menceritaka n kepada keluarga dan bertanya di grup whatsapp keluarga sesama sepupu terkait kriteria yang penulis butuhkan, setelah mempertimbangkan beberapa sepupu dengan kriteria penelit ia n, penulis memilih dua sepupu untuk menjadi informan.

6. Analisis Data

Data mentah yang sudah terkumpul dengan teknik pengumpula n data wawancara dan dokumentasi, selanjutnya penulis olah dan analisis. Data mentah tersebut akan diklasifikasikan – dikategorikan, melalui penyandian (coding) sesuai dengan pertanyaan dan tujuan penelitia n. Selanjutnya, data tersebut dilaporkan dalam bentuk karya ilmiah.

Pada urutannya, teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan: • Penyandian terbuka (coding) merupakan pengklasifikasian data mentah

hasil wawancara. Dari sini muncul 15 kategori.

• Penyajian data (data display) adalah deskripsi informasi yang diklasifikasikan terkait perubahan pola konsumsi yang terjadi pada transaksi e-wallet di pemuda di Jakarta Selatan.

• Penarikan simpulan merupakan penyajian kesimpulan keseluruhan data yang didapakan selama penelitian berlangsung.

(49)

35 7. Keterbatasan penelitian

Pandemi virus corona atau biasa disebut COVID-19 yang sudah menyebar ke berbagai tempat menjadikan adanya keterbatasan yang dirasakan langsung oleh penulis. Penulis harus melakukan wawancara dengan semua informan menggunakan wawancara daring baik itu melalui telepon, chatting di whatsapp, hingga pengisian pertanyaan wawancara di google docs. Kerja dari rumah yang dialami oleh informan karyawa n membuat mereka tidak memiliki waktu yang dirasa cocok dan tepat untuk melakukan wawancara melalui telepon dengan penulis, sehingga mereka memilih untuk menuliskan jawabannya. Jika dirasa penulis ada yang kurang, penulis akan bertanya kembali menggunakan aplikasi whatsapp.

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Untuk memperoleh gambaran dan memudahkan pembahasan, maka dalam skripsi ini dikelompokkan dalam empat bab dengan sistematik a sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan, pada bab ini berisi Latar Belakang, Pertanyaan Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Kerangka Konsep yang berisi tentang beberapa konsep yang digunaka n dalam penelitian, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan Skripsi.

BAB II Gambaran Kota Jakarta Selatan dan Profil E-wallet, menguraikan tentang Letak Geografis, Demografis, Ketenagakerjaan,

(50)

36

Kondisi Sosial dan Kesejahteraan, serta Pendidikan kota Jakarta Selatan. Lalu profil e-wallet, diakhiri dengan kaitan e-wallet dengan Masyarakat Perkotaan.

BAB III Temuan dan Analisa, bab ini berisi hasil yang telah diperoleh penulis setelah melakukan penelitian di kota Jakarta Selatan. Pada bab ini akan dibagi menjadi tujuh sub-bab besar yakni Makna Konsumsi Dan Konsumerisme, Citra Yang Muncul Saat Berkonsumsi, Pergeseran Logika Dasar Konsumsi, Masyarakat Konsumeris Dengan Gaya Hidup Di Era Penggunaan E-Wallet, Keterkaitan Status Sosial Dengan Daya Konsumsi, Media Iklan Sebagai Daya Penarik Masyarakat Konsumeris, Dan Perubahan Sebelum Dan Sesudah Penggunaan E-Wallet.

BAB IV PENUTUP, bab ini berisi kesimpulan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan, serta saran yang diberikan oleh penulis untuk berbagai pihak.

(51)

37

BAB II

STRUKTUR SOSIAL KOTA JAKARTA SELATAN DAN

PROFIL DOMPET DIGITAL (E-WALLET)

A. Profil Kota Administrasi Jakarta Selatan 1. Letak Geografis

Jakarta Selatan adalah salah satu wilayah administratif ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang dipimpin oleh seorang walikota. Terdiri dari 10 kecamatan, yaitu kecamatan Setia Budi, Tebet, Mampang Prapatan, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Cilandak, Pasar Minggu, Pesanggrahan, Pancoran, dan Jagakarsa. Jakarta Selatan dibentuk berdasarkan SK Gubernur DKI Jakarta No. Id.3/I/I/66 tanggal 12 Agustus 1966. Keputusan tersebut mulai berlaku sejak tanggal 1 September 1966. Wilayah Jakarta Selatan secara geografis terletak pada 060 15’ 40.8’’ LS dan 1060 45’ 00.0’’ BT. Kota Jakarta Selatan berbatasan langsung dengan kota administratif DKI Jakarta lainnya seperti Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, kota Tangerang Selatan (Provinsi Banten) serta Kota Depok (Provinsi Jawa Barat).

Gambar

Tabel I.G.1.Waktu  Wawancara  ………………………….…………………..21  Tabel I.G.2.Profil  Informan  Penelitian……………………….………………23
Tabel I.G.1.Waktu Wawancara
Gambar  II.A.1.Peta Kota Jakarta Selatan
Gambar  II.A.2.Ringkasan Profil Kota Jakarta Selatan
+7

Referensi

Dokumen terkait