• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Pembinaan dan Pengawasan Perda Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Sumatera Utara

TANGGAL PENGESAHAN

B. Efektivitas Pembinaan dan Pengawasan Perda Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Sumatera Utara

Sebagaimana diketahui bahwa pembinaan dan pengawasan Peraturan Daerah yang dilaksanakan dengan cara Evaluasi dan Klarifikasi terhadap Peraturan Daerah bertujuan untuk tercapainya keserasian antara kebijakan daerah dengan kebijakan nasional, keserasian antara kepentingan publik dengan kepentingan aparatur serta untuk meneliti sejauh mana Peraturan Daerah tidak bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan yang lebih tinggi dan Peraturan Daerah lainnya.

Apabila pembinaan dan pengawasan Peraturan Daerah telah dilakukan dan ternyata pelaksanaannya dilapangan menimbulkan masalah dan juga tidak ada Peraturan Daerah yang dibatalkan oleh Pemerintah karena bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan yang lebih tinggi, maka pembinaan dan pengawasan tersebut dapat dikatakan berlaku efektif.

Namun demikian apabila kita melihat sistem Pembinaan dan Pengawasan Peraturan Daerah dari tiga kurun waktu tersebut diatas, masing-masing mempunyai kelemahan, yaitu :

1. Pada saat berlakunya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974, bahwa dengan sistim Pengawasan Peraturan Daerah yang bersifat Preventif dan Represif, Kepala Daerah tidak dapat segera melaksanakan Peraturan Daerah bahkan Pemerintah Daerah kadang-kadang harus menunggu pengesahan dari Pemerintah Pusat selama 6 (enam) bulan sehingga program pembangunan di daerah akan menjadi terhambat. Bahkan karena pada saat itu pemerintahan masih bersifat sentralistik, kalaupun batas waktu 6 (enam) bulan tidak ditepati oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah tidak berani mengundangkan Peraturan daerah dan tetap menunggu hasil pengesahan dari Pemerintah.

2. Pada saat berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, kelemahannya adalah bahwa dengan diberikannya kewenangan yang luas kepada Pemerintah Daerah, dimana Pengawasan Peraturan Daerah dapat langsung ditetapkan dan diundangkan terlebih dahulu kemudian dikirim kepada Pemerintah untuk diklarifikasi. Akibatnya adalah banyak Peraturan Daerah yang dibatalkan oleh Menteri Dalam Negeri karena bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Dan karena otonomi yang luas Kepala Daerah menjadi merasa Raja di daerah, sehingga Peraturan Daerah yang dibatalkan oleh Menteri Dalam Negeri tersebut tidak segera dihentikan pelaksanaannya dan atau dicabut sehingga menjadi merugikan masyarakat dan menghambat investor.

3. Belajar dari pengalaman masa berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, maka dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sistim Pengawasan Peraturan Daerah diubah menjadi Pengawasan Preventif dan Refresif. Namun demikian Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tetap mempunyai kelemahan yaitu :

a. Pembatalan Peraturan Daerah ditetapkan dengan Peraturan Presiden paling lama 60 (enam puluh) hari sejak diterimanya Perda. Dan apabila dalam 60 hari Pembatalan Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota seluruh Indonesia yang jumlahnya bisa mencapai ribuan dan pembatalannya melalui Peraturan Presiden dirasakan kurang efektif karena dikuatirkan waktu 60 hari untuk melakukan pengkajian dan proses pembatalan tidak mencukupi, sehingga ada kemungkinan perda yang selayaknya dibatalkan tetapi lolos dari pembatalan karena tidak optimalnya proses pengkajiannya.

b. Menurut Pasal 186 ayat (2) Undang-Undang No. 32 tahun 2004, Gubernur melakukan evaluasi terhadap Raperda APBD, Pajak, Retribusi, RTRW Kab/Kota paling lambat 15 hari kerja sejak Raperda diterima. Dan menurut Pasl 189 Undang-Undang No.32 Tahun 2004, hasil Evaluasi Raperda APBD, Pajak, Retribusi, oleh Gubernur terlebih dahulu dikoordinasikan kepada Menteri yang membidangi Urusan Tata Ruang. Permasalahan yang timbul adalah karena setiap melakukan evaluasi harus dikoordinasikan lebih dahulu dengan Menteri terkait di Jakarta dan juga hanya dibatasi waktu 15 hari, akibatnya biayanya menjadi mahal dan waktunya terlalu singkat karena tidak

diikuti dengan pelayanan birokrasi yang pendek. Dengan demikian apabila dalam tempo 15 hari kerja hasil evaluasi Raperda tidak dapat disampaikan kepada daerah, Kepala Daerah dapat memberlakukan Perda dimaksud.

c. Menurut pasal 145 ayat (1) Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 bahwa Perda disampaikan kepada Gubernur paling lama 7 (tujuh) sejak ditetapkan. Demikian juga terhadap Raperda APBD, Pajak, Retribusi dan RUTR sesuai ketentuan paling lama 7 hari setelah ditetapkan sesuai dengan hasil evaluasi Gubernur, Perda tersebut harus dikirm kepada Gubernur untuk diklarifikasi. Ketentuan ini belum sepenuhnya dilaksanakan oleh Bupati/Walikota dimana masih sering mengalami keterlambatan. Bahkan Peraturan Daerah yang sudah dibatalkan tersebut masih ada yang belum dicabut. Hal ini adalah sebagai akibat adanya sanksi hukum yang tegas.

Berdasarkan beberapa hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa Pembinaan dan Pengawasan Peraturan Daerah belum berjalan efektif karena dengan sistem pembinaan dan pengawasan tersebut masih banyak kelemahan yang menimbulkan kerugian di masyarakat maupun menghambat pembangunan di daerah.

Melihat mekanisme Pembinaan dan Pengawasan Peraturan Daerah yang tidak efektif sebagaimana tersebut di atas, Pemerintah Propinsi Sumatera Utara melalui Biro Hukum Setda Provsu melaksanakan Pembinaan dan Pengawasan Peraturan Daerah sebagaimana yang tercantum dalam Perda Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Utara:

Dalam Pasal 13 Perda Nomor 7 Tahun 2008 Pasal 13 (2), Biro Hukum mempunyai tugas membantu menyusun konsep kebijakan Kepala Daerah dalam rangka penyelenggaraan pembinaan, fasilitasi, monitoring, evaluasi, koordinasi, dan pengendalian penyuluhan hukum, peraturan perundang-undangan, produk hukum daerah dan bantuan hukum.

Uraian tugas Biro Hukum adalah menyelenggarakan pengkajian dan perumusan Produk Hukum Daerah Kabupaten/Kota; menyelenggarakan koordinasi, fasilitasi, klarifikasi dan evaluasi kebijakan Produk Hukum Daerah Kabupaten/Kota; menyelenggarakan fasilitasi, koordinasi, klarifikasi, dan evaluasi Pemerintahan Kabupaten/Kota dengan Pemerintah Pusat sebagai bahan kajian dan perumusan Produk Hukum Daerah Kabupaten/Kota; menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan Kabupaten/Kota; menyelenggarakan fungsi Gubernur selaku wakil pemerintah di Daerah untuk menjembatani dan memperpendek rentang kendali pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintahan dalam pengkajian, perumusan, pembinaan dan pengawasan terhadap Produk Hukum Daerah Kabupaten/Kota; dan menyelenggarakan koordinasi dengan instansi vertikal di Daerah dalam pelaksanaan kegiatan di Kabupaten/Kota.

Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut di atas, Biro Hukum dibantu oleh Bagian Fasilitasi Produk Hukum Daerah.

Bagian Fasilitasi Produk Hukum Daerah mempunyai tugas menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan umum, fasilitasi, koordinasi, klarifikasi, dan evaluasi

penyusunan kebijakan di bidang pengkajian dan perumusan produk hukum daerah kabupaten/kota serta pembinaan dan pengawasan kebijakan kabupaten/kota.

Untuk melaksanakan tugas di atas, Bagian Fasilitasi Produk Hukum Daerah, menyelenggarakan fungsi:

a) Penyelenggaraan fasilitas, koordinasi, monitoring, klarifikasi dan/atau evaluasi Produk Hukum Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan pengkajian dan perumusan;

b) Penyelenggaraan fasilitasi, koordinasi, monitoring, evaluasi dan atau pengendalian serta pembinaan dan pengawasan kebijakan Produk Hukum Daerah Kabupaten/Kota;

c) Penyelenggaraan pelaporan, dan evaluasi atas kebijakan umum yang ditetapkan sesuai bidang tugas dan fungsinya.

Uraian Tugas Bagian Fasilitasi Produk Hukum Daerah, terdiri dari :

a. Menyelanggarakan pengkajian dan perumusan program kerja bagian Fasilitasi Produk hukum Daerah;

b. Menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi penyusunan Peraturan Gubernur tentang standar, norma-norma dan kriteria, sesuai bidang tugas dan fungsinya;

c. Menyelenggarakan klarifikasi Produk Hukum Daerah berupa Peraturan Daerah dan/atau Peraturan Kepala Daerah Kabupaten/Kota;

d. Menyelenggarakan evaluasi Produk Hukum Daerah berupa Rancangan Peraturan Daerah dan Rancangan Peraturan Kepala Daerah Kabupaten/Kota; e. Menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi penyusunan Keputusan dan/atau

Peraturan Gubernur tentang standar, norma-norma dan kriteria, sesuai bidang tugas dan fungsinya;

f. Menyelenggarakan fasilitasi Pemerintahan Kabupaten/Kota untuk berkoordinasi ke Pemerintah Pusat dalam rangka klarifikasi dan/atau evaluasi Produk Hukum Daerah Kabupaten/Kota;

g. Menyelenggarakan fasilitasi, pengkajian, penilaian dan perumusan yang berkaitan dengan kebijakan Produk Hukum Daerah Kabupaten/Kota;

h. Menyelenggarakan rapat antar instansi terkait di Lingkungan Pemerintahan Provinsi dan Pemerintahan Kabupaten/Kota;

i. Menyelenggarakan pembinaan terhadap pembentukan Peraturan Daerah dan penetapan Peraturan Kepala Daerah Kabupaten/Kota;

j. Menyelenggarakan pengawasan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang bermasalah;

k. Menyelenggarakan koordinasi dengan instansi lain baik di Daerah maupun di tingkat Pusat terhadap pembinaan dan/atau pengawasan Produk Hukum Daerah Kabupaten/Kota;

l. Menyelenggarakan koordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Instansi Vertikal dalam pelaksanaan kegiatan di Kabupaten/Kota;

m. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

n. Menyelenggarakan pengkajian bahan koordinasi dengan Perangkat Daerah, DPRD, Perangkat Daerah lainnya dan Instansi Vertikal;

o. Menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan bagian Fasilitasi Produk Hukum Daerah;

p. Menyelenggarakan penataan dan pengendalian administrasi pada lingkup Bagian;

q. Menyelenggarakan pertanggungjawabkan atas pelaksanaan tugas dan fungsinya;

r. Menyelenggarakan arahan tugas-tugas kepada staf ; dan s. Menyelenggarakan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya.

Untuk melaksanakan tugas Bagian Fasilitasi Produk Hukum Daerah, Bagian Fasilitasi Produk Hukum Daerah dibantu :

a. Sub bagian Pengkajian dan Perumusan ;

b. Sub bagian Pembinaan dan Pengawasan Kebijakan;

Pada bagian Fasilitasi Produk Hukum Daerah, Kewenangan evaluasi dan klarifikasi di jalankan, khusus untuk pengawasan peraturan daerahkabupaten/kota.

Uraian tugas sub Bagian Pengkajian dan Perumusan :

a. Melaksanakan penyusunann program kerja bagian dan sub bagian pengkajian dan perumusan;

b. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, pengamanan dan/atau pemeliharaan data/bahan Produk Hukum Daerah Kabupaten/Kota;

c. Melaksanakan pengumpulan, pengamanan dan/atau pemeliharaan Peraturan Perundang-undangan sebagai data/bahan acuan pengkajian dan perumusan Produk Hukum Daerah Kabupaten/Kota;

d. Melaksanakan persiapan penyelenggaraan rapat-rapat dengan Instansi terkait di lingkup Pemerintah, Provinsi dan Pemerintahan Kabupaten/Kota dalam penyusunan pengkajian dan perumusan Produk Hukum Daerah;

e. Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan umum, penataan, penyusunan ketentuan Peraturan Gubernur;

f. Melaksanakan penyiapan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan;

g. Melaksanakan penyusunan bahan koordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah, DPRD dan/atau Instansi Vertikal dalam penyusunan kebijakan umum Daerah Kabupaten/Kota;

h. Melaksanakan klarifikasi/pengkajian dan penilaian terhadap Peraturan Daerah dan/atau Peraturan Kepala Daerah Kabupaten/Kota;

i. Melaksanakan monitoring terhadap tindak lanjut hasil klarifikasi Peraturan Daerah dan/atau Peraturan Kepala Daerah Kabupaten/Kota;

j. Melaksanakan koordinasi dengan Instansi lain di daerah maupun di tingkat Pusat terhadap pengkajian dan/atau perumusan Produk Hukum Daerah Kabupaten/Kota;

k. Melaksanakan evaluasi/pengkajian dan penilaian terhadap Rancangan Peraturan Daerah dan Rancangan Peraturan Kepala Daerah Kabupaten/Kota; l. Melaksanakan monitoring terhadap tindak lanjut hasil evaluasi Rancangan

Peraturan Daerah dan Rancangan Peraturan Kepala Daerah Kabupaten/Kota; m. Melaksanakan fasilitasi Pemerintahan Kabupaten/Kota untuk berkoordinasi

ke Pemerintah Pusat dalam rangka klarifikasi dan/atau evaluasi Peraturan Daerah Kabupaten/Kota;

n. Melaksanakan fasilitasi bimbingan teknis proses penyusunan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah Kabupaten/Kota;

o. Melaksanakan fasilitasi sosialisasi, seminar, workshop, lokakarya, semiloka kebijakan Pemerintah yang berkaitan dengan Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota;

p. Melaksanakan penyusunan konsep Keputusan Gubernur mengenai hasil klarifikasi Peraturan Daerah dan/atau Peraturan Kepala Daerah Kabupaten/Kota;

q. Melaksanakan penyusunan konsep Keputusan Gubernur mengenai hasil evaluasi Rancangan Peraturan Daerah dan/atau Rancangan Peraturan Kepala Daerah Kabupaten/Kota;

r. Melaksanakan pembinaan koordinasi dengan staf pada lingkup tugasnya; s. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh Kepala Bagian Fasilitasi Produk

Hukum Daerah sesuai bidang tugasnya

t. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan administrasi sesuai lingkup tugasnya;

v. Melaksanakan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya; w. Melaksanakan tugas lain sesuai bidang tugasnya;

Sub Bagian Pembinaan dan Pengawasan Kebijakan mempunyai tugas:

a. Melaksanakan penyusunan program kerja bagian dan sub bagian pembinaan dan pengawasan kebijakan;

b. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, pengamanan dan/atau pemeliharaan data/bahan pembinaan dan pengawasan kebijakan;

c. Melaksanakan pengumpulan, pengamanan dan/atau pemeliharaan Peraturan Perundang-undangan sebagai data/bahan acuan pembinaan dan pengawasan kebijakan;

d. Melaksanakan pembinaan terhadap Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah dan/atau Rancangan Peraturan Kepala Daerah Kabupaten/Kota untuk menghindari terbentuknya Peraturan Daerah dan/atau Peraturan Kepala Daerah yang bermasalah;

e. Melaksanakan persiapan penyelenggaraan rapat antar Instansi terkait di lingkup Pemerintah, Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam rangka penyusunan kebijakan pembinaan dan pengawasan;

f. Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan umum, penataan, penyusunan ketentuan Peraturan Gubernur;

g. Melaksanakan monitoring terhadap Peraturan Daerah dan/atau Peraturan Kepala Daerah Kabupaten/Kota yang terindikasi bertentangan dengan Kepentingan Umum, Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau Peraturan Daerah lainnya;

h. Melaksanakan penyiapan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan;

i. Melaksanakan pemantauan terhadap Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah Kabupaten/Kota yang ditegur/dibatalkan Pemerintah Pusat, agar

ditindaklanjuti Pemerintah Kabupaten/Kota untuk dilakukan pembatalan dengan pencabutan terhadap Peraturan Daerah yang dibatalkan;

j. Melaksanakan penyusunan bahan koordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah, DPRD dan/atau Instansi Vertikal dalam penyusunan kebijakan umum Daerah;

k. Melaksanakan pengendalian terhadap Peraturan Daerah dan/atau Peraturan Kepala Daerah Kabupaten/Kota, agar pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan Perundang-undangan yang berlaku;

l. Melaksanakan koordinasi dengan instansi lain baik di Daerah maupun di tingkat Pusat terhadap pembinaan dan/atau pengawasan Produk Hukum Daerah Kabupaten/Kota;

m. Melaksanakan fasilitasi dalam bentuk sosialisasi, seminar, workshop, lokakarya dan/atau semiloka dalam rangka pembinaan dan/atau pengawasan terhadap Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;

n. Melaksanakan rapat koordinasi kabag hukum dan sekretaris dewan (sekwan) DPRD Kabupaten/Kota dalam rangka pembinaan dan/atau pengawasan kebijakan;

o. Melaksanakan kunjungan ke Daerah Kabupaten/Kota dalam rangka penyamaan persepsi dan pemberian pengarahan kepada Pejabat Daerah untuk meningkatkan kepatuhan dalam memenuhi ketentuan yang berkaitan dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;

p. Melaksanakan penselarasan antara kebijakan Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota dengan kebijakan perpajakan nasional;

q. Melaksanakan penyusunan konsep Keputusan Gubernur dan/atau Instruksi Gubernur tentang Pembinaan dan/atau pengawasan kebijakan;

r. Melaksanakan fungsi Gubernur selaku wakil Pemerintah di Daerah untuk menjembatani dan memperpendek rentang kendali pelaksanaan tugas dan fungsi Pemerintah dalam Pembinaan dan Pengawasan terhadap Produk Hukum Daerah Kabupaten/Kota;

s. Melaksanakan pembinaan koordinasi dengan staf pada lingkup tugasnya; t. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan administrasi sesuai lingkup

tugasnya;

u. Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan pada sub bagian; v. Melaksanakan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya; w. Melaksanakan tugas lain sesuai bidang tugasnya;

Semua uraian-uraian tugas yang disebutkan di atas terutama tugas Bagian Fasilitas Produk Hukum, sub bagian pengkajian pengkajian dan perumusan dan juga sub bagian pembinaan dan pengawasan kebijakan harus dijalankan dengan baik, jika tidak maka peraturan daerah tersebut dapat dibatalkan.

BAB IV

KEWENANGAN GUBERNUR DALAM RANGKA PEMBINAAN DAN