• Tidak ada hasil yang ditemukan

USAHA RAKYAT

8 KEBERLANGSUNGAN PEMBIAYAAN KREDIT USAHA RAKYAT

8.3 Efisiensi Bank-Bank Unit Penyalur KUR

Efisiensi dalam kaitannya dengan mikrofinance adalah bagaimana kinerja lembaga ini berkaitan antara keluaran (output) dengan masukan (input). Output dalam penelitian ini terdiri dari jumlah KUR yang disalurkan, pendapatan bersih bunga, pendapatan provisi dan pendapatan jasa. Sedangkan input yang digunakan dalam model ini adalah simpanan pihak ke-3, beban bunga, beban hadiah, beban penyisihan kerugian, beban tenaga kerja, biaya umum dan biaya operasional lainnya. Dari hasil olah data dengan menggunakan DEA, yang berorientasi output menunjukkan bahwa untuk pendekatan CRS terdapat 18 peers (51,43 persen) dan 23 peers (65,71 persen) dibawah VRS. Bank-bank unit dikatakan efisien apabila secara teknis dengan pendekatan CRS maupun dalam skala efisiensi (SE) berskore 1 (tabel 7.1). Dikatakan tidak efisiens jika tidak sama dengan 1. Fo adalah fungsi jarak output Farrell, atau strong disposability of outputs atau dapat dikatakan bahwasanya output dapat ditingkatkan lagi dengan input yang sama atau tanpa mengeluarkan biaya tambahan, besarnya output dapat diatur secara bebas (Fӓre dan Grosskopf 2000). Untuk dmu yang tidak efisien atau tidak sama dengan 1, misalnya dmu 3 (BM) memiliki CRSTE sebesar 0,947, ini berarti BM harus mampu meningkatkan output sebesar 5,5 persen lagi tanpa meningkatkan input. VRSTE sebesar 0,954 maka diperoleh skala efisiensi sebesar 0,947/0,954 atau 0,993. Interprestasi dmu lainnya mengikuti.

89 Model DEA CRS (constant return scale) dan DEA VRS (variable return scale) digunakan untuk menentukan kecenderungan tren pada bak-bank unit penyalur KUR di lokasi penelitian yang tergolong pada increasing return to scale (IRS) atau peningkatan output lebih besar dripada peningkatan input ada 11 unit (31,43 persen), decreasing return to scale (drs) atau peningkatan input lebih besar daripada peningkatan output ada 6 unit (17,14 persen) dan sisanya 18 unit (51,43 persen) berada pada tingkat efisien.

Tabel 8.4 Efisiensi bank-bank unit penyalur KUR Dmu Fo Ringkasan Efisiensi

No. Bank unit

Skor efisiensi

CRSTE VRSTE SE RTS Frequency

in referent set 1. PK2 1 1,000 1,000 1,000 - 7 2. BT 1 1,000 1,000 1,000 - 0 3. BM 1,055 0,947 0,954 0,993 Irs 0 4. DS 1 1,000 1,000 1,000 - 6 5. GS 1,09 0,917 0,928 0,988 Drs 0 6. GB 1,052 0,950 0,963 0,987 Drs 0 7. JK 1,02 0,980 1,000 0,980 Irs 1 8. JKN 1,16 0,861 1,000 0,861 Irs 0 9. J2 1 1,000 1,000 1,000 - 0 10. KJ 1 1,000 1,000 1,000 - 0 11. KB 1 1,000 1,000 1,000 - 4 12. KY 1 1,000 1,000 1,000 - 11 13. MR 1,19 0,839 0,847 0,965 Drs 0 14. MH 1,04 0,961 1,000 0,961 Irs 1 15. NGP 1 1,000 1,000 1,000 - 4 16. SL 1 1,000 1,000 1,000 - 3 17. TK 1,09 0,915 0,948 0,965 Drs 0 18. WR 1,04 0,961 1,000 0,961 Irs 0 19. WN 1,12 0,890 0,891 0,999 Irs 0 20 J1 1,06 0,941 0,944 0,997 Drs 0 21. PK1 1,14 0,877 0,884 0,992 Irs 0 22. TY 1,08 0,930 0,934 0,996 Irs 0 23. AL 1 1,000 1,000 1,000 - 0 24. GW 1 1,000 1,000 1,000 - 1 25. KW 1 1,000 1,000 1,000 - 4 26. NG 1,06 0,935 0,948 0,986 Drs 0 27. PH 1,01 0,989 0,995 0,993 Irs 0 28. PK 1 1,000 1,000 1,000 - 6 29. PL 1,13 0,883 0,929 0,951 Irs 0 30. PS 1 1,000 1,000 1,000 - 5 31. PW 1,08 O,926 1,000 0,926 Irs 0 32. TM 1 1,000 1,000 1,000 - 0 33. TR 1 1,000 1,000 1,000 - 1 34. TH 1 1,000 1,000 1,000 - 6 35. CS 1 1,000 1,000 1,000 - 1 Mean 1,04 0,964 0,976 0,987 Catatan:

crste: constant return scala technical efficiency vrste: variable return scale technical efficiency

Berdasarkan tabel 8.4 di atas, nilai rata-rata dari constant return to scale technical efficiency (CRSTE), variable return scale technical efficiency (VRSTE) dan scale efficiency (SE) dari bank-bank unit penyalur KUR dapat diringkas ditabel 8.5 berikut;

Tabel 8.5 Deskripsi skala efisiensi tehnik

Keterangan CRSTE VRSTE SE

Rata-rata 0,964 0,976 0,987

Maksimum 1 1 1

Minimum 0,839 0,847 0,861

Jumlah nilai efisien = 1 18 23 17

Jumlah nilai inefisien <1 17 12 18

constant return to scale technical efficiency (CRSTE), variable return scale technical efficiency (VRSTE), scale efficiency (SE)

Bank-bank unit yang efisien menjadi titik acuan bagi seluruh bank unit yang tidak efisien sekaligus menjadi amplop (envelope) yang menutupi seluruh set data yang ada. Bank bank unit yang tidak efisien dapat mempelajari dan mengacu sistem yang dilaksanakan di bank bank unit yang efisien. Bank bank unit yang efisien yang memiliki karakteristik yang sama dapat digunakan sebagai acuan atau rujukan (peer). Dari hasil olahan (tabel 8.6) dapat dilihat kelompok terdekat (peer unit) untuk masing masing bank unit. Bank-bank unit yang tidak efisien bisa mengacu lebih dari satu unit bank. Sebagai contoh, bank unit Bulumanis (BM) yang tidak efisien bisa mengacu pada bank unit Tambaharjo (TH), Pati kota 2 (PK2), Karang Wotan (KW), Kayen (KY), Dukuhseti (DS), Pakis (PK), dan Plaosan (PS).

Tabel 8.6 Bank-bank unit rujukan

No. Bank-bank unit yang tidak efisien Rujukan/Peers

1. BM TH, PK2, KW, KY, DS, PK, PS 2. GS KB, KY, PK2 3. GB PK, PK2, DS, KY, NGP 4. MR PK2, KY, DS, PK 5. TK KY, KB, SL, NGP 6. WN KY, DS, PK, PS, PK2 7. J1 PK2, KY, PK, DS, TH 8. PK1 PK2, DS, PK, PS, KY 9. TY KY, PK, KW, DS 10. NG SL, GW, DS 11. PH CS, TR, KB, KY, NGP, SL 12. PL KY, KB, DS, KW, KB

91 Tabel 8.7 Optimalisasi penyaluran KUR di Pati (Rp juta), 2013

No. Bank Unit KUR disalurkan KUR otimal/ target Potensi KUR Efektifitas (%) 1. PK2 13.131 13.131 0 100 2. BT 5.998 5.998 0 100 3. BM 4.970 10.681 5.711 46,53 4. DS 26.444 26.444 0 100 5. GS 5.090 16.464 11.374 30,92 6. GB 4.845 9.992 5.147 48,49 7. JK 10.432 10.432 0 100 8. JKN 6.624 6.624 0 100 9. J2 14.858 14.858 0 100 10. KJ 9.792 9.792 0 100 11. KB 14.838 14.838 0 100 12. KY 17.707 17.707 0 100 13. MR 8.878 15.110 6.232 58,76 14. MH 7.760 7.760 0 100 15. NGP 6.975 6.975 0 100 16. SL 23.125 23.125 0 100 17. TK 12.715 15.196 2.481 83,67 18. WR 8.372 8.372 0 100 19. WN 6.119 12.921 6.802 47,36 20 J1 13.608 14.418 810 94,38 21. PK1 8.530 13.098 4.568 65,12 22. TY 9.123 16.254 7.131 56,12 23. AL 6.481 6.481 0 100 24. GW 7.301 7.301 0 100 25. KW 5.349 5.349 0 100 26. NG 3.471 8.774 5.303 39,56 27. PH 6.596 7.335 739 89,92 28. PK 6.111 6.111 0 100 29. PL 6.537 10.058 3.521 64,99 30. PS 7.751 7.751 0 100 31. PW 4.734 4.734 0 100 32. TM 6.026 6.026 0 100 33. TR 10.986 10.986 0 100 34. TH 4.766 4.766 0 100 35. CS 3.987 3.987 0 100

Bank-bank unit yang efisien telah melaksanakan sistem kinerja yang baik. Diantara bank-bank unit yang efisien tersebut menunjukkan ada beberapa bank- bank unit yang lebih baik dari yang lainnya. Dari daftar bank-bank unit rujukan tersebut di atas dapat dilihat ada beberapa bank unit yang paling sering muncul yaitu bank unit Kayen (KY) sebanyak 11 kali, bank units Pati kota 2 sebanyak 7 kali, bank unit Dukuhseti (DS), Pakis (PK), dan Tambaharjo (TH) masing-masing sebanyak 6 kali. Hal ini menunjukkan bahwa bank unit Kayen mampu

menghasilkan output yang paling optimal dari input yang dimilikinya. Paling seringnya nama bank unit muncul dari tabel di atas menunjukkan bank unit tersebut paling banyak menjadi acuan yaitu bank unit Kayen.

Beberapa alasan yang mendorong bank unit Kayen mampu beroperasi paling efisien pada tahun 2013 diantaranya adalah; 1) mampu menyerap dana dari pihak ketiga yang paling tinggi (Rp 66,7 milyar), 2) sekaligus mampu menyalurkan dananya ke masyarakat (KUR) terbesar ketiga (Rp 17,7 milyar), 3) mampu menyerap nasabah KUR terbesar ketiga, 4) sebagai salah satu bank unit yang berada di kuadran pertama (gb 7.2) yang berarti pencapaian KUR yang disalurkan dan nasabah yang diperolehnya tinggi, 5) biaya operasionalnya mengalami penurunan meskipun pendapatan operasionalnya mengalami peningkatan. Bank-bank unit yang tidak efisien harus mampu belajar dari bank- bank unit lain bagaimana mengoptimal output dengan input yang dimilikinya.

Return to scale (RTS) menunjukkan bahwa semua bank-bank unit yang efisien (berdasarkan skala efisiensi) beroperasi secara efisien dan untuk bank-bank unit yang tidak efisien perlu melakukan perubahan secara teknis untuk meningkatkan output atau meningkatkan penyaluran KUR mikronya. Oleh karena itu perlu mengetahui tingkat output yang optimal atau besarnya KUR yang masih bisa disalurkan meskipun tanpa meningkatkan input yang sudah ada. Penyaluran KUR yang belum optimal perlu ditingkatkan baik dengan memperluas jangkauan nasabah baik jumlah nasabah maupun kualitas nasabah. Jangan sampai pula jumlah nasabah meningkat namun non performance loannya juga meningkat lebih tinggi, yang berarti kualitas kreditnya tidak bagus. Seberapa jauh penyaluran KUR perlu ditingkatkan dari masing masing bank unit terlihat di table 8.7.

Berdasarkan tabel 8.7 di atas terlihat bahwa bank unit Gabus memiliki alokasi dana yang terbesar yang perlu disalurkan sebesar Rp 11,3 milyar. Kemampuan Gabus dalam menyerap dana pihak ketiga paling besar kedua (setelah Kayen) dibandingkan dengan bank-bank unit lainnya, namun kemampuan untuk menyalurkan dalam bentuk kredit masih jauh dari yang optimal. Produktifitas bank unit Gabus hanya sekitar 30,92 persen dari kapasitas yang ada. Dengan begitu, tantangan bank unit Gabus untuk menyalurkan KUR semakin besar, kecuali biaya yang harus dikeluarkan kepada pihak ketiga akan lebih besar daripada pendapatan yang diterima.

Bank unit Gabus tidak mampu beroperasi secara efisien karena beberapa alasan sebagai berikut; 1) penyerapan dana pihak ketiga tinggi tertinggi nomor dua setelah Kayen dan meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya, namun penyaluran KUR nya mengalami penurunan. 2) Jumlah nasabah mengalami penurunan sekaligus rata-rata KUR per nasabahnya juga menurun. 3) Jumlah nasabah KUR paling rendah dibandingkan dengan bank bank unit lainnya. Secara ringkas alasan bank unit Kayen menjadi acuan bagi bank-bank lain dan alasan Gabus beroperasi dengan efektifitas yang rendah berkaitan dengan penyaluran KUR tersaji di tabel 8.8 berikut:

93 Tabel 8.8 Perbandingan Bank Unit Kayen dan Bank Unit Gabus

Bank Unit Kayen Bank Unit Gabus

1. Mampu menyerap dana pihak ke- 3 terbesar Rp 66,7 miyar, sekaligus mampu menyalurkan KUR terbanyak no 3 sebesar Rp 17,7 milyar

1. Mampu menyerap dana pihak ke-3 terbesar no 2 setelah Kayen Rp 66,27 milyar, namun penyaluran KUR menurun dan hanya Rp 5,0 milyar.

2. Optimasi KUR yang disalurkan tercapai dan tingkat efektifitasnya 100 persen

2. Optimasi KUR yang disalurkan tidak tercapai dengan tingkat efektifitas terendah 30,92%

3. Mampu menyerap nasabah KUR terbesar ketiga 1.861 setelah SL dan DS

3. Penyerapan nasabah KUR terendah hanya 431

4. Salah satu bank unit yang berada di kuadran pertama, merupakan kuadran dimana nasabah dan KUR yang disalurkan tinggi

4. Salah satu bank unit yang berada di kuadran keempat, yaitu kuadran dimana nasabah dan KUR yang disalurkan paling rendah

5. Pendapatan operasionalnya meningkat, sebaliknya biaya operasional menurun.

5. Baik pendapatan maupun biaya operasional mengalami peningkatan.

9 KREDIT USAHA RAKYAT DALAM PERWILAYAHAN