budidaya pertanian dan permukiman
2) Kemiskinan di wilayah Pesisir dan Kepulauan
3) Pengelolaan limbah industry dan rumah tangga belum optimal 4) Sulitnya penyediaan (pembebasan) lahan untuk pembangunan 5) Belum optimalnya penegloaan sumberdaya air (embung, danau,
sungai)
6) Belum terbangunnya sinergi perencanaan tata ruang dengan perencanaan pembangunan daerah
7) Belum kuatnya penggunaan kelembagaan lokal nagari sebagai basis perencanaan pembangunan daerah di tingkat Kabupaten maupun Propinsi.
b. Isu Strategis terkait Sumberdaya Manusia
1) Kurangnya pemahaman masyarakat akan hidup dan lingkungan hidup sehat
2) Kurangnya pengetahuan dan keterampilan berwawasan lingkungan dalam berusaha ekonomi berbasis sumberdaya alam 3) Kurangnya pengetahuan dan keterampilan apartur sipil dalam
pengawasan pengelolaan sumberdaya alam
4) kurangnya kapabilitas dalam mensinergikan rencana tata ruang dengan rencana pembangunan
5) kurangnya sumberdaya manusia yang berpikiran maju dan terbuka, profesional dan bertanggugjawab
c. Isu Strategis terkait Kelembagaan
1) Belum optimalnya kerjasama dengan propinsi tetangga dalam pengelolaan daerah perbatasan
2) belum optimalnya sinergi perencanaan pembangunan daerah propinsi dengan kabupaten / kota daerah kepulauan dan pulau terluar
3) belum optimalnya SOP perizinan usaha ekonomi pengelolaan sumberdaya alam
4) lemahnya sistem pengintegrasian implementasi rencana tata ruang propinsi dengan kabupaten / kota
5) Lemahnya koordinasi antar instsitusi sektoral karena belum berkembangnya sistem informasi data dan pelayanan terpadu 6) belum termanfaatkannya hasil penelitian sumberdaya alam
dalam pembangunan
190
2. ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Isu penting yang selama ini semakin marak dalam urusan energi dan sumberdaya mineral adalah pertambangan energi tanpa izin (PETI). Hal ini disebabkan antara lain oleh kurang efektifnya pengawasan dalam hal perizinan pertambangan berbasis pemanfaatan sumberdaya alam. Selain itu, belum optimalnya pengelolaan sumberdaya air (embung, danau, sungai) sebagai sumber energi listrik (mikro hidro) juga perlu mendapat perhatian untuk lima tahun mendatang.
Izin pemanfaatan kekayaan alam (pertambangan) yang diusahakan masyarakat sebagai sumber pendapatan di daerah kabupaten / kota, perlu memperhatikan keseimbangan ekosistem dan prinsip pembangunan berkelanjutan. Dalam konteks ini, dibutuhkan kerjasama antara provinsi dan kabupaten/kota yang terjalin harmonis dan baik. Walaupun dalam satu hal, urusan perizinan mungkin menjadi urusan rumah tangga kabupaten/kota dimana sumberadaya alam itu berada, namun penting untuk melakukan monitoring dan evaluasi bersama antara provinsi dan kabupaten/ kota, karena eksploitasi / pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak sesuai aturan akan berdampak kepada bencana yang tentu saja tidak akan diselesaikan sendiri oleh pemerintah kabupaten / kota saja.
3. KEHUTANAN
Berdasarkan evaluasi kinerja kehutanan di atas, maka isu strategisnya adalah maraknya eksploitasi hutan (pemanfatatan hasil hutan) yang dilakukan pihak – pihak kepentingan tanpa memperhatikan kaidah–kaidah pelestarian. Hal ini selanjutnya akan mengganggu optimalisasi pemanfaatan jasa lingkungan yang seharusnya dapat diperoleh menjadi berkurang. Isu pembangunan yang akan ditimbulkan berikutnya adalah bencana alam. Bencana alam yang seringkali terjadi atau terus menerus akan memperbesar peluang terjadinya pemiskinan, kualitas hidup yang semakin menurun dan seterusnya. Sehubungan dengan itu, isu lainnya yang harus juga menjadi perhatian untuk diselesaikan dalam pembangunan lima tahun kedepan adalah pentingnya sosialisasi untuk peningkatan pengetahuan dan pemahaman masyarakat/semua pihak yang berusaha ekonomi berbasis sumberdaya hutan, bahwa fungsi hutan harus tetap dipelihara walaupun pemanfaatan hasil dan jasa lingkungannya dilakukan.
191
2.2.5. PEMERINTAHAN1. PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Dalam hal perencanaan pembangunan, isu strategis yang utama adalah kurangnya sumberdaya manusia perencana pembangunan. Kekurangan ini tidak saja dalam jumlah, baik jumlah perencana sebagai fungsional perencana maupun staf pendukung yang berada dalam kelembagaan struktural perencana. Kekurangan ini ditambah dengan lemahnya kompetensi perencana. Kelemahan dari sisi jumlah dan kualitas perencana ini berdampak kepada kurangnya kualitas hasil rencana, karena secara prosedural dan substansial tidak didukung oleh kapasitas perencana yang diharapkan. Selain itu, cara pandang perencanaan yang masih didominasi oleh perencanaan sektoral juga sulit dirubah agar beralih kepada perencanaan yang terintegrasi dengan mensinergikan beberapa (banyak) sektor guna efisiensi dan efektifitas. Perencana yang dibutuhkan kedepan adalah perencana yang terbuka dan mampu mengkomunikasikan isu dengan stakeholders, sehingga perumusan masalah pembangunan menjadi tepat karena dipahami secara bersama. Komunikasi, koordinasi dan kerjasama yang baik antar sektor / bidang perlu dibangun dan dikembangkan di dalam atau antar institusi yang terlibat dalam perencanaan pembangunan. Kelemahan dalam hal koordinasi dan pengelolaan data yang selama ini juga merupakan masalah, perlu diselesaikan dengan sistem pengelolaan data terintegrasi.
2. KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL
Peningkatan pemanfaatan jumlah penduduk sebagai bonus demografi dalam melaksanakan pembangunan daerah
Laju pertumbuhan penduduk Sumatera Barat yang cukup baik sebenarnya dapat dimanfaatkan menjadi modal dasar pembangunan. Implikasi dari pertumbuhan penduduk ini adalah bertambahnya angkatan kerja produktif yang menjadi bonus demografi yang bermanfaat bagi daerah Sumatera Barat. Pemerintah daerah di Sumatera Barat idealnya dapat memanfaatkan bonus demografi ini dengan menyusun program dan kegiatan pembangunan yang relevan, terutama dalam memanfaatkan jumlah penduduk yang terus bertambah. Selain itu, agar bonus demografi yang dalam jangka waktu 10 tahun hingga 20 tahun ke depan membawa manfaat yang benar-benar dapat dimanfaatkan bersama, pemerintah daerah juga harus dapat mengendalikan jumlah penduduk dengan baik agar kualitas hidup masyarakat semakin membaik. Beberapa isu strategis yang harus menjadi perhatian ke depan adalah:
1) Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan usia angkatan kerja melalui pembuatan program dan kegiatan yang relevan sehingga memiliki keahlian sesuai dengan minat dan bakatnya dalam menciptakan lapangan pekerjaan
192
2) Meningkatkan kualitas hidup keluarga agar generasi yang dihasilkan mampu bersaing dalam menghadapi integrasi ekonomi global ke depan.
3. PENYELENGGARAAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN
MASYARAKAT
a. Peningkatan kesejahteraan masyarakat sebagai upaya menekankan tingginya angka kriminalitas dan gangguan keamanan dalam masyarakat
Provinsi Sumatera Barat memiliki angka kriminalitas yang cukup tinggi di Indonesia. Banyak ahli mengaitkan bahwa tingginya angka kriminalitas ini berhubungan dengan rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat di Sumatera Barat. Biasanya tingginya angka kriminalitas ini berbanding lurus dengan masalah kemiskinan dan ketersediaan lapangan pekerjaan. Oleh karenanya, salah satu upaya yang harus dilakukan terus menerus adalah menekankan angka kemiskinan ini dengan cara menyediakan lapangan pekerjaan serta memberikan tambahan modal bagi masyarakat yang memang berminat dengan usaha kecil dan menengah untuk meningkatkan ekonomi keluarga mereka. Beberapa isu strategis yang harus menjadi perhatian ke depan adalah:
- Penciptaan lapangan kerja baru dengan mempermudah investasi masuk ke daerah provinsi Sumatera Barat.
- Memperkuat modal UMKM untuk mengembangkan usahanya sehingga mampu menyerap tenaga kerja baru.
- Menurunkan angka kriminalitas melalui sinergi program dan kegiatan antar SKPD dengan institusi kepolisian dengan melibatkan institusi RT/RW, sekolah dan organisasi masyarakat sipil.
b. Peningkatan kemampuan aparat keamanan dan koordinasi dalam menyelesaikan kasus kriminalitas sehingga membawa dampak pada penurunan angka kriminalitas dalam masyarakat
Dibandingkan dengan daerah lain, maka Sumatera Barat termasuk daerah yang angka kriminalitasnya cukup tinggi. Oleh karena itu, upaya menyelesaikan angka kriminalitas yang masih tinggi ini menjadi pekerjaan besar bagi aparat keamanan agar kehidupan masyarakat Sumatera Barat menjadi aman dan tertib. Selain itu, yang jauh lebih penting adalah memperluas kesempatan bekerja bagi generasi muda, memperbaiki ekonomi keluarga dan memberikan pendidikan akhlak bagi siswa/mahasiswa juga harus menjadi perhatian untuk menurunkan meningkatnya angka kriminalitas ini. Beberapa isu strategis yang harus menjadi perhatian ke depan adalah:
1) Meningkatkan kemampuan aparatur seperti Kesbangpol bekerja sama dengan lembaga terkait lainnya dalam menyusun program dan