• Tidak ada hasil yang ditemukan

193 kegiatan yang berhubungan dengan upaya menciptakan keamanan

Dalam dokumen BAPPEDA Sumbar (Halaman 193-197)

lingkungan.

2) Meningkatkan sinergi antar lembaga dalam melakukan pengamanan lingkungan.

3) Membangun sentra ekonomi baru berbasiskan nagari/desa berbasiskan pemanfaatan sumber daya alam yang tersedia.

4. Pemberdayaan masyarakat dan desa

Pemberdayaan masyarakat nagari dan desa dengan cara memperkuat sistem nilai sosial dan budaya masyarakat

Sejak diterbitkannya UU No.6/2014 tentang desa membawa kemanfaatan bagi masyarakat di nagari untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki. Persoalannya sekarang upaya menggali potensi masyarakat ini harus didukung secara aktif oleh pemerintah daerah. Misalnya, dengan cara menerbitkan peraturan daerah yang mendukung masyarakat menggali potensi mereka beradasarkan kearifan lokal. Dengan cara ini, maka kualitas hidup masyarakat di nagari/desa terasa mudah untuk diwujudkan. Dengan demikian, kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan sendirinya akan dapat dilaksanakan. Apalagi dengan menjadikan nagari sebagai basis penyelenggaraan pemerintahan terdepan dan basis pembangunan di Sumatera Barat, maka pemerintah daerah harus mengarahkan program dan kegiatan kepada aspek ini. Selain itu, UU desa juga menegaskan adanya pilihan dalam melaksanakan nagari, apakah dalam bentuk nagari atau nagari adat. Oleh karenanya, pemerintah daerah seyogyanya melakukan kajian yang komprehensif sehingga pilihan kepada penyelenggaraan nagari atau nagari adat dapat meminimalkan kerugian yang ditimbulkannya. Selain itu, adanya bantuan dari pemerintah pusat untuk memberi bantuan nagari telah mendorong masyarakat untuk dapat meningkatkan status jorong menjadi nagari/desa. Tujuannya adalah untuk mendapatkan bantuan keuangan yang besarnya antara 1 milyar sampai 1,4 milyar bergantung pada kondisi nagari/desa tersebut. Dari satu sisi, seperti dari aspek ekonomi ini memang menguntungkan masyarakat, terutama dalam melaksanakan pembangunan. Namun, dari segi lain, bantuan ini berakibat pada lunturnya semangat bernagari yang ikatan sosial dan budayanya akan semakin turun. Oleh karena itu, pemerintah daerah harus memikirkan program dan kegiatan yang memperkuat peningkatan status nagari/desa ini, dan dari segi lain juga memperkuat ikatan nilai masyarakat terkait dengan pelaksanaan bernagari ini.

Perhatian pada upaya meningkatkan pendapatan masyarakat di desa/nagari juga menjadi isu yang strategis beberapa tahun ke depan. Hal ini merupakan implikasi semakin terintegrasinya Sumatera Barat dengan pasar bebas Asean. Begitu juga, dampak dari integrasi sistem ekonomi dunia menyebabkan kemampuan masyarakat mengakses pasar

194

dan meningkatkan konsumsinya menjadi terbatas. Oleh karena itu, perlu ada kebijakan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat di desa/nagari. Beberapa isu strategis yang harus menjadi perhatian ke depan adalah:

- Pengembangkan sistem sosial budaya masyarakat Nagari/desa;

- Membentuk nagari adat sebagai dasar penyelenggaraan pemerintahan terendah;

- Peningkatan kemampuan aparatur pemerintahan nagari dalam penyelenggaraan fungsi pemerintahan dan tata kelola nagari/desa;

- Peningkatan kualitas hidup masyarakat nagari dengan cara mensinergikan sumber daya yang ada di nagari berdasarkan prinsip kemandirian;

- Peningkatan pendapatan masyarakat di pedesaan/nagari dengan cara mendorong daya kreasi dan daya inovasi masyarakat di sektor ekonomi kreatif;

5. PERTANAHAN

Peningkatan kemampuan aparatur pemerintah dalam penyelesaian bidang pertanahan dan peningkatan kesadaran masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan melalui pemanfaatan tanah ulayat bagi pembangunan

Banyaknya konflik tanah di Sumatera Barat menjadi isu yang seharusnya menjadi perhatian Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat. Bahkan konflik yang terjadi menjurus pada gangguan keamanan pada masyarakat. Tidak hanya menyangkut konflik tanah yang melibatkan antar kaum atau suku dalam masyarakat, tapi juga konflik tanah antara pemerintah daerah dengan masyarakat, khususnya dalam pelaksanaan pembangunan. Ke depan dengan semakin langkanya lahan untuk masyarakat, ditambah dengan pesatnya pembangunan, tentu konflik akan terus terjadi dengan kedalaman dan keluasan konflik yang dapat mengancam stabilitas dalam masyarakat. Beberapa isu strategis yang harus menjadi perhatian ke depan adalah:

1) Peningkatan kemampuan aparatur pemerintah dalam menyelesaikan masalah tanah yang berkonflik dengan masyarakat, terutama dari aspek mediasi dan negosiasi.

2) Diseminasi perundang-undangan terkait dengan peruntukan tanah untuk pembangunan dan fasilitas umum kepada masyarakat.

3) Penyediaan lahan untuk kebijakan konsolidasi tanah/lahan bagi masyarakat yang terkena dampak pembangunan yang dilaksanakan pemerintah daerah

4) Penyediaan biaya ganti rugi bagi masyarakat yang tanahnya terkena dampak pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah.

195

BAB III

TAHAPAN, TUJUAN DAN SASARAN

3.1. TAHAPAN

Tahapan pembangunan yang direncanakan akan dijalankan dalam periode RPJMD 2016-2020 disusun berdasarkan tema RPJMD yang ditetapkan oleh

RPJPD Propinsi Sumatera Barat yakni “Pemantapan landasan

pembangunan secara menyeluruh dengan penekanan kepada peningkatan daya saing produk dan hubungan regional terutama dengan

provinsi tetangga“. Sehubungan dengan itu maka tahapan pembangunan

selama RPJMD periode 2016-2020 (Tahapan III) dirancang sebagaimana tertera pada Tabel di bawah ini.

Tabel 3.1

Tahapan Pembangunan dalam RPJMD 2016-2020

Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020

Pemantapan landasan pembangunan secara menyeluruh untuk menciptakan daya saing produk dan kerjasama regional dengan provinsi tetangga Pemantapan landasan pembangunan berbasis daya saing produk dan kerjasama regional di wilayah Sumatera Peningkatan daya saing produk dan pemantapan hubungan regional, nasional dan internasional Peningkatan daya saing daerah dan pemantapan hubungan regional, nasional, dan internasional Peningkatan daya saing daerah dan pemantapan hubungan kerjasama regional, nasional, dan internasional

3.2. TUJUAN DAN SASARAN

Berdasarkan semua potensi dan permasalahan, mempelajari semua isu– isu strategis, maka tujuan umum pembangunan melalui RPJMD Propinsi Sumatera Barat untuk periode 2016-2020 adalah: “Terwujudnya pembangunan daerah yang mensejahterakan masyarakat melalui peningkatan daya saing daerah dan pemantapan hubungan kerjasama regional, nasional dan internasional pada tahun 2020.

Sasaran pembangunan yang ingin diwujudkan adalah terwujudnya masyarakat yang berkualitas yang mampu bersaing secara sosial dan ekonomi di tingkat nasional dan internasional

196

3.2.1. SOSIAL BUDAYA

1. PENDIDIKAN

a. Tujuan

Tujuan pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan adalah terselengaranya layanan pendidikan yang bermutu untuk pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan luar biasa, pendidikan non formal, pendidikan karakter, dan budaya baca b. Sasaran

Berdasarkan hasil evalusaikinerja pada periode yang lalu, maka sasaran pembangunan manusia berkaitan dengan pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan untuk masa berikutnya mencakup beberapa hal berikut ini.

a. Terlaksananya pendidikan anak usia dini (PAUD) yang terkelola dengan baik

b. Terlaksananya penuntasan wajib belajar 12 tahun

c. Terlaksananya pendidikan formal dan non formal secara intensif dan inovatif.

d. Terlaksananya pendidikan anak luar biasa (berkebutuhan khusus) secara merata untuk setiap daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Barat.

e. Terlaksananya kesempatan mengikuti pendidikan hingga kejenjang yang lebih tinggi

f. Terlaksananya pendidikan karakter untuk semua jenjang pendidikan

g. Terlaksananya peningkatan sarana dan prasarana pendidikan, dan sarana penunjang lainnya yang memadai

2. KESEHATAN

1. Selanjutnya berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sumatera Barat 2005-2025disebutkan bahwa Sasaran pembangunan Sumbar tentunya harus mengacu dan sesuai dengan misi pembangunan jangka panjang daerah, sasaran pembangunan adalah propinsi Sumatera Barat adalah untuk mewujudkan sumber daya manusia berkualitas, amanah dan berdaya saing untuk dapat mewujudkan masyarakat yang maju dan sejahtera.

2. Sebaiknya indicator untuk bidang kesehatan, yang sederhana tapi bisa menjadi indikator secara keseluruhan dan komprehensif. Adapun indicator yang diusulkan hanya 4 saja yaitu: Umur Harapan Hidup

197

Dalam dokumen BAPPEDA Sumbar (Halaman 193-197)