• Tidak ada hasil yang ditemukan

T EMUAN P ENELITIAN

BAB IV. HASIL PENELITIAN

4.4 T EMUAN P ENELITIAN

Pada bagian temuan penelitian, peneliti memberikan penafsiran mendalam atau mengambil inti sari atau menarik kesimpulan tentang data yang telah dipaparkan peneliti di bagian paparan data. Peneliti menyesuaikan jumlah pertanyaan dalam rumusan masalah dengan temuan penelitian. Berikut beberapa temuan penelitian yang diperoleh oleh peneliti, sebagai berikut:

1. Persepsi ASN BPS Provinsi Sumatera Utara terhadap 6 (enam) aktivitas ujaran kebencian berkategori pelanggaran disiplin ASN adalah :

a. Interpretasi terhadap enam aktivitas ujaran kebencian berkategori pelanggaran disiplin adalah :

1) Ujaran kebencian terhadap Pancasila UUD 1945, NKRI, Bhineka Tunggal Ika perlu dirumuskan kembali secara lebih tepat, karena aktivitas membenci tersebut objeknya adalah orang dan tidak dapat

Universitas Sumatera Utara

disamakan dengan membenci Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhineka Tunggal Ika.

2) Ujaran kebencian terhadap Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhineka Tunggal Ika dan Pemerintah sangat multi tafsir, dan dikhawatirkan menjadi alat pemerintah yang berkuasa untuk mengekang ASN/PNS dalam menyampaikan pendapat. Oleh karena itu, tidak serta merta dapat diterapkan dan dilaksanakan.

3) Ujaran kebencian terhadap pemerintah adalah kepada pribadi dan bukan kepada lembaganya.

4) Kritik terhadap pemerintah sah-sah saja, karena ASN/PNS adalah abdi negara, bukan abdi pemerintah. ASN/PNS tidak akan berganti apabila pemerintah berganti, sehingga tidak perlu khawatir menyampaikan pendapat.

5) Penafsiran aktivitas ujaran kebencian tentang SARA sangat multi tafsir, apa yang menurut orang lain sebagai kritik terhadap perorangan, tetapi kemudian diarahkan menjadi kritik bahkan ujaran kebencian tentang SARA.

6) Menyatakan dukungan dengan memberikan like, dislike, love, retweet, atau comment di media sosial ASN berpotensi besar dijatuhi hukuman disiplin ringan atau sedang. Ketentuan ini menyinggung ranah pribadi dan karenanya mengekang ASN secara individu dalam menyampaikan pendapat.

Universitas Sumatera Utara

b. Persepsi Terhadap Ketentuan Rilis BKN No. 006/BKN/RILIS/V/2018 tentang 6 (enam) Aktivitas Ujaran Kebencian Berkategori Pelanggaran Disiplin.

Terdapat dua variasi persepi yang muncul dalam penelitian ini, pertama persepsi bahwa ketentuan Rilis BKN No.

006/RILIS/BKN/V/2018 dapat diterapkan karena ideal mengatur perbuatan tentang menyebarkan berita bermuatan ujaran kebencian dan hoax. Persepsi PPK tersebut dapat dibaca dari kesimpulan sebagai berikut:

1) Rilis BKN sudah ideal untuk mengatur perbuatan tentang menyebarkan berita bermuatan ujaran kebencian dan hoax.

2) Masifnya pemberita hoax dan ujaran kebencian, pemerintah ingin ASN dapatberkontribusi dalam pencegahan ativitas menyebarkan berita bermuatan ujaran kebencian dan hoax.

3) Mendukung penuh dijalankannya ketentuan Rilis BKN tersebut.

Persepsi yang kedua merupakan kontra dari persepsi pertama, bahwa ketentuan Rilis BKN No. 006/RILIS/BKN/V/2018 tidak dapat serta merta diterapkan dan menjadi acuan dalam menjatuhkan hukuman disiplin terhadap ASN. Persepsi PPK dapat dibaca dari kesimpulan sebagai berikut:

1) 6 (enam) aktivitas ujaran kebencian berkategori pelanggaran disiplin harus dibuatkan peraturan pelaksanaan di internal BPS setingkat

Universitas Sumatera Utara

Peraturan Kepala BPS, agar tidak multi tafsir dan menghindarkan gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara dikemudian hari.

2) Perlu adanya ukuran yang jelas terhadap setiap poin perbuatan ujaran kebencian yang dikategorikan melanggar disiplin ASN.

3) Ketentuan Rilis BKN dikeluarkan sebagai sikap antipati pemerintah terhadap kritik atau upaya meredam kritik dari ASN yang merupakan abdi negara. ASN adalah abdi negara dan bukan abdi pemerintah, sehingga tetap dapat menyampaikan kritik bahkan kepada pemerintah.

4) Ujaran kebencian terhadap Pancasila UUD 1945, NKRI, Bhineka Tunggal Ika tidak bisa dijalankan sesuka hati, harus ada bukti yang menunjukkan seseorang membenci, bukan hanya postingan di media sosial. Harus didahulu dulu pemeriksaan di pengadilan. Jadi proses di pengadilan menjadi ruang ASN mengajukan pembelaan dan hakim memutuskan apakah memang ASN tersebut terbukti Pancasila UUD 1945, NKRI, Bhineka Tunggal Ika, kemudian dilakukan proses penjatuhan hukuman disiplin berdasarkan keputusan Hakim.

5) Penerapan rilis ini bertentangan dengan kebebasan berpendapat sesuai dengan pasal 27 ayat (1) dan pasal 28 D ayat (1) UUD 1945. ―Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya‖. Ketentuan pasal 28D ayat (1) berbunyi

―Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan

Universitas Sumatera Utara

kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum‖.

6) Ketentuan dalam rilis BKN sangat mutlitafsir, ibarat "pasal karet"

yang bisa menjerat siapa saja. Rilis BKN dapat disalahgunakan untuk melakukan "kriminalisasi" terhadap ASN.

7) Rilis BKN ini akan membawa dampak negatif bagi ASN karena selain akan berurusan dengan pihak kepolisian maka proses hukuman disiplin juga menunggu. Masyarakat bahkan dianjurkan untuk melaporkan apabila ada ASN yang melakukan enam aktivitas ujaran kebencian.

Tidak ada lagi upaya memperbaiki diri, karena akan dihadapkan pada ketentuan peraturan perundangan-undangan yakni Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik nomor 19 tahun 2016 yang merupakan perubahan dari UU nomor 11 tahun 2008.

2. Latar belakang terbentuknya persepsi ASN BPS Provinsi Sumatera Utara terhadap 6 (enam) aktivitas ujaran kebencian berkategori pelanggaran disiplin ASN.

Setelah melakukan wawancara dengan informan ada beberapa latarbelakang yang mendasari ASN BPS Provinsi Sumatera Utara dalam memberikan persepsi tentang 6 (enam) aktivitas ujaran kebencian berkategori pelanggaran disiplin ASN, sebagai berikut :

a. Pengalaman masa lalu ketika berinteraksi dalam kelompok, menentukan bagaimana informan memberikan persepsi terhadap 6 (enam) aktivitas ujaran

Universitas Sumatera Utara

kebencian seperti pengalaman dalam berinteraksi di media sosial, penanganan proses hukuman disiplin ASN, pengalaman tentang diskusi, dialog-dialog dan sosialisasi tentang materi bermuatan ujaran kebencian dan hoax di lingkungannya.

b. Nilai-nilai yang melatarbelakangi persepsi ASN pada penelitian ini adalah nilai-nilai kepatutan yang dianggap baik, nilai-nilai ajaran agama. Larangan untuk tidak mencela dan menyebarkan berita bohong diatur oleh agama. PPK mempersepsikan bahwa hoax dan ujaran kebencian merupakan hal yang dilarang oleh agama, sehingga apabila ada ketentuan yang melarang untuk menyebarkan ujaran kebencian dan hoax maka PPK mendukung diterapkannya ketentuan larangan tersebut.

c. Berita-berita yang tersebar di media massa dan media baru seperti internet maupun informasi dari orang lain memberikan terhadap pembentukan persepsi seseorang. Informan yang mendengar, melihat, dan membaca pesan-pesan media ataupun mempunyai pengalaman dan perhatian terhadap suatu kasus penanganan hoax dan ujaran kebencian, mempengaruhi penafsirannya dan pemahamannya terhadap ketentuan rilis BKN no. 006/RILIS/BKN/V/2018.

Universitas Sumatera Utara

112