• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Capaian Program dan Kegiatan

Dalam dokumen Midterm Review RPJMD 2010 2015 (Halaman 99-111)

EVALUASI KINERJA KEUANGAN

EVALUASI KINERJA AGENDA PERBAIKAN TATA KELOLA PEMERINTAH DAERAH

6.1 Prioritas Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Dalam Pemerintahan

6.1.2. Evaluasi Capaian Program dan Kegiatan

Program-program yang sudah ditetapkan dijabarkan ke dalam kegiatan yang tujuannya adalah untuk mewujudkan sasaran ada dalam RPJMD. Secara umum, program-program yang terdapat dalam Agenda Perbaikan Tata Kelola

Pemerintahan Daerah sudah dapat dijalankan sesuai dengan yang diharapkan. Beberapa program sudah berhasil mencapai target seperti yang ditetapkan dalam dokumen RPJM Daerah Sumatera Barat dan sebagian kecil juga ada program yang masih belum dapat dilaksanakan. Pada bagian berikut dapat dilihat evaluasi capaian program dan kegiatan SKPD tahun 2010-2012.

Secara umum, capaian program dan kegiatan sudah konsisten dilaksanakan sesuai dengan indikator kinerja (output dan outcome) yang ada dalam RPJMD. Akan tetapi, yang menjadi masalah adalah ukuran kuantitatif program yang telah dicapai dengan mengacu pada RPJMD belum tentu sama dengan realita yang ada. Begitu juga dengan penganggaran yang sebenarnya mendukung keberhasilan pencapaian RPJMD tidak hanya APBD, tapi juga dari sumber APBN, swasta dan dana masyarakat. Berikut dapat dilihat evaluasi program yang mendukung tercapainya sasaran dalam RPJMD.

1. Evaluasi Program Perencanaan Pembangunan Daerah dan Program Pengembangan Data dan Informasi Statistik

Sasaran yang ingin dicapai untuk kedua program ini adalah

meningkatnya efektifitas perencanaan pembangunan.Pada dasarnya, kedua program ini sudah dapat dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, baik tahun 2011 maupun 2012 dengan capaian 100 persen. Ini dapat dilihat dari capaian kinerja

program, terutama yang terkait dengan dokumen

perencanaan yang dihasilkan pelaksanaan sudah sesuai dengan dokumen RPJMD sebanyak 4 buah tahun 2011 dan 9 buah tahun 2012. Begitu juga, dengan dokumen data dan statistik pembangunan/publikasi statistik yang dihasilkan sebanyak 4 buah pada tahun 2011 dan dapat melebihi target yang ditetapkan 4 tahun 2012 menjadi 5 buah. Yang menjadi persoalan justru dari segi penggunaan anggaran yang belum merujuk pada dokumen RPJMD yang sudah ditetapkan.

2. Evaluasi Program Koordinasi Perencanaan Pembangunan Daerah

Sasaran yang hendak dicapai melalui pelaksanaan program ini

adalah meningkatnya koordinasi dan sinergisitas pelaksanaan

pembangunan. Pada dasarnya program yang dilaksanakan dengan mengacu pada indikator kinerja yang adalam RPJMD sudah dilaksanakan secara konsisten dan mencapai target dan bahkan tahun 2012 melebihi target yang ditetapkan. Namun, jika dirujuk dokumen RPJMD pada tahun 2011 sudah ditetapkan besaran anggaran untuk pelaksanaan kegiatan ini sebanyak Rp. 8,027 milyar. Begitu juga tahun 2012 dialokasikan anggaran sebanyak Rp. 6,349 milyar.

3. Evaluasi Program Pembangunan Materi Hukum

Program Pembangunan Materi Hukum ini sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan target yang ditetapkan dalam dokumen RPJMD. Program ini adalah untuk mencapai sasaran

terciptanya produk hukum daerah yang aspiratif dan akomodatif. Pencapaian dalam mencapai sasaran ini dapat dilihat dari luaran dan hasil yang dicapai oleh program, yaitu jumlah Peraturan Daerah yang berkualitas tahun 2011 sebanyak 15 Perda dan tahun 2012 sebanyak 17 Perda. Namun, jenis kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka menghasilkan Perda ini justru tidak relevan dengan indikator kinerja yang ditetapkan dalam RKPD program ini. Contohnya, kegiatan yang dilaksanakan tahun 2011, program ini justru dijabarkan ke dalam 3 kegiatan utama, yaitu penguatan produk hukum daerah sebagai bagian sistem hukum nasional, pembinaan rancangan peraturan daerah kab/kota dan penyusunan rancangan peraturan daerah lembaga penjamin kredit.

4. Evaluasi Program Peningkatan Penataan Peraturan Perundang-undangan, Program Peningkatan Budaya Hukum, Program Sarana Informasi Hukum dan Program Peningkatan Supremasi Hukum dan Perlindungan HAM

Sasaran dalam program ini adalah meningkatnya kualitas

Peningkatan Penataan Peraturan Perundang-undangan capaian makro kegiatan ini sudah dilaksanakan secara konsisten. Namun, yang jadi masalah adalah ketidaksesuaian kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini dengan capaian makro yang telah ditetapkan dalam RPJMD. Sementara, tahun 2012 program ini malah dijabarkan ke dalam satu kegiatan saja, yaitu pengawasan produk hukum daerah.

Hal yang sama juga terjadi untuk Program Peningkatan Budaya Hukum yang capaian kinerjanya tidak sesuai dengan pelaksanaan kegiatan. Contohnya, tahun 2011 dan tahun 2012, program ini dijabarkan ke dalam tiga kegiatan, yaitu Sistem Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum dan HAM, peningkatan SDM sistem JDIH dan HAM serta sosialisasi peraturan perUU dan pemberantasan KKN. Walaupun secara

makro, indikator outcome yang ditetapkan dapat dicapai.

Namun, logika capaian outcome dan kegiatan yang dilaksanakan tahun 2011 dan 2012 tidak konsisten. Sementara, untuk Program Sarana Informasi Hukum dan Peningkatan Supremasi Hukum dan Perlindungan HAM sudah dapat dilaksanakan secara konsisten dengan kegiatan. Dengan demikian, program yang dilaksanakan untuk mencapai sasaran ini belum mencapai target.

5. Evaluasi Program Pengembangan Sistem Informasi Administrasi kependudukan

Sasaran dalam program ini adalah meningkatnya

ketersediaan sistem informasi kependudukan yang terpadu.Dalam realitanyapelaksanaan program ini sudah dapat dilaksanakan dengan baik, terutama merujuk pada konsistensi capaian kinerja outputnya. Walaupun begitu, masalahnya adalah pada penganggaran yang belum mengacu pada dokumen RPJMD. Dari segi program kegiatan yang dilaksanakan sudah dikembangkan sesuai dengan upaya mencapai sasaran yang ditetapkan dalam dokumen RPJMD.

6. Evaluasi Program Peningkatan Kinerja Perangkat Daerah dan Ketatalaksanaan Pemerintah Daerah, Program Pendidikan Kedinasan dan Program Peningkatan Manajemen SDM Aparatur

Sasaran untuk program ini adalah meningkatnya

kinerja aparatur daerah. Misalnya, untuk Program Peningkatan Kinerja Perangkat Daerah dan Ketatalaksanaan Pemerintah Daerah belum dapat dilaksanakan secara utuh. Artinya, masih ada kegiatan yang belum mencapai target seperti yang ditetapkan dalam RPJMD. Dari tiga program dalam upaya mencapai sasaran ini hanya 1 program yang sudah mencapai target. Hal ini ditunjukkan dengan capaian makronya yang tidak dapat dilaksanakan. Untuk capaian makro Program Pendidikan Kedinasan sudah konsisten dengan apa yang ditetapkan dalam RPJMD. Akan tetapi, tidak konsisten dalam penganggaran. Sementara, capaian Program Peningkatan Manajemen SDM Aparatur justru sulit diukur ketika kegiatan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan indikator makro yang ditetapkan. Sementara dari segi anggaran juga terindikasi tidak konsisten. Masalah lain adalah adanya tambahan kegiatan lain yang berasal dari SKPD yang tidak dimasukan ke dalam jabaran program dan kegiatan dalam RPJMD.

7. Evaluasi Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Kinerja Aparatur, Program Peningkatan Fungsi Pengawasan dan Penegakan Hukum dan Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

Sasaran untuk beberapa program ini adalah

meningkatnya status opini BPK terhadap laporan keuangan dan aset. Untuk Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Kinerja Aparatur dengan merujuk pada tujuh kegiatan yang dilaksanakan dalam RKPD ternyata tidak terdapat relevansi kegiatan dengan indikator makro program yang ditetapkan. Hal ini berdampak pada sulitnya menilai capaian indikator makro program yang ditetapkan dalam dokumen RPJMD. Begitu juga untuk kegiatan Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan

Daerah yang masih jauh dari target yang ditetapkan, terutama tahun 2012. Sementara, target untuk Program Peningkatan Fungsi Pengawasan dan Penegakan Hukum belum dapat diukur karena tidak tersedia data capaian kinerja.

8. Evaluasi Program Pengembangan Manajemen

Pelayanan Publik

Dalam evaluasi program iniyang dituju

sasaranmeningkatnya pelayanan pengadaan barang dan jasa

secara elektronik.Walaupun secara makro pencapaian program ini sudah dapat dilaksanakan dengan baik, namun, baik dari segi kegiatan dan anggaran belum terdapat konsistensi dan relevansi dengan indikator makro yang ditetapkan dalam dokumen RPJMD. Masalah lain adalah adanya tambahan kegiatan lain yang berasal dari SKPD yang tidak dimasukan ke dalam jabaran program dan kegiatan dalam RPJMD. Bahkan terjadi penambahan indikator outcome yang berdampak pada pembuatan program baru.

9. Evaluasi Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur

Sasaran yang dilaksanakan oleh program ini

adalahmeningkatnya kompetensi aparatur daerah. Program

ini sudah dapat dilaksanakan sesuai dengan target yang ada dalam dokumen RPJMD. Hal ini diindikasikan dengan sudah tercapainya kinerja sesuai dengan indikator makro yang ada. Walaupun begitu, di tahun 2012 justru kegiatan utama untuk program ini mengalami pengurangan yang signifikan dari 45 kegiatan menjadi 5 kegiatan. Padahal capaian kinerja makro yang diharapkan adalah bertambah dari 50 persen tahun 2011 menjadi 65 persen tahun 2012 untuk peningkatan kualitas dan kapasitas sumber daya aparatur.

10. Evaluasi Program Peningkatan Pengelolaan Administrasi Pemerintahan Nagari/Desa/Kelurahan Dan Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintahan Nagari/Desa/Kelurahan

Pada dasarnya program yang dilaksanakan ini adalah

untuk mencapai sasaran meningkatnya kemampuan

pemerintah nagari/desa/kelurahan. Evaluasi terkait dengan dua program ini belum dapat dilakukan karena pelaksanaan tahun 2011 belum dianggarkan yang disampaikan dalam Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah. Sementara, untuk Program Peningkatan Pengelolaan Administrasi tahun 2012 sudah konsisten dilaksanakan. Namun, Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintahan Nagari/Desa/Nagari konsistensi anggarannya masih belum terlihat.

11. Evaluasi Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan, Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen dan Arsip, Dan Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi Kearsipan

Ada tiga program yang dilaksanakan dalam rangka

mewujudkan sasaran terselenggaranya penatausahaan

kearsipan secara efektif dan efisien. Dari pelaksanaan ketiga program tersebut dapat dinyatakan bahwa hanya satu program yang dapat mencapai target kinerja makro, yaitu Program Penyelematan dan Pelestarian Dokumen Arsip. Sementara dua program yang lain tidak konsisten dalam pelaksanaan RPJMD khususnya dari segi penganggaran.

12. Evaluasi Program-Program Dalam Sasaran

Meningkatkan Manajemen Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah

Manajemen penyelenggaraan pemerintahan daerah

adalah bagian penting untuk mewujudkan tata kelola

kepemerintahan yang baik. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka dijabarkan ke dalam 7 program, yaitu (a) Program Pengembangan Komunikasi dan Informatika; (b) Program

Pengembangan Data dan Informasi; (c) Program

Penyebarluasan Informasi Penyelenggaraan Pemerintahan; (d) Program Peningkatan Manajemen Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah; (e) Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Daerah; (f) Program Penerapan Kepemerintahan Yang Baik (good governance); dan (g) Program Kerjasama Pembangunan. Dari ketujuh program tersebut, evaluasi capaian kinerja makro, pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran sudah dapat dilaksanakan walupun belum optimal.

Misalnya, pelaksanaan Program Pengembangan

Komunikasi dan Informatika yang penggunaan anggarannya belum maksimal sesuai dengan alokasi yang ditetapkan dalam RPJMD. Sementara dalam Program Pengembangan Data dan Informasi terjadi perubahan indikator kinerja makro dan anggaran yang bertambah besar tahun 2012. Sementara tahun 2011 Program ini belum dapat dilaksanakan karena belum dianggarkan. Untuk Program Penyebaran Luas Informasi Penyelenggaraan Pemerintahan sudah dapat dilaksanakan dengan baik, walaupun dari segi kegiatan dan anggaran ada penambahan. Namun, dari segi lain yang menjadi menarik adalah adanya tambahan kegiatan lain yang berasal dari SKPD yang tidak dimasukan ke dalam jabaran program dan kegiatan dalam RPJMD.

Sementara, program yang sudah konsisten

dilaksanakan adalah Program Peningkatan Manajemen Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Untuk Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Daerah juga sudah dapat dilaksanakan dengan baik dan konsisten dengan target yang ditetapkan dalam RPJMD. Walaupun dalam hal ini ada ketidakonsistenan dari segi penggunaan anggaran.

Program Penerapan Kepemerintahan Yang Baik (good governance) juga sudah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan indikator kinerja makro dalam RPJMD. Namun, dari aspek anggaran terlihat adanya ketidakkonsistenan antara RPJMD dan RKPD SKPD terkait. Terakhir adalah Program

Kerjasama Pembangunan yang juga sudah dapat

dilaksanakan sesuai dengan indikator makro dalam RPJMD. Namun, dari aspek penganggaran dan lemahnya relevansisi kegiatan untuk indikator makro yang telah ditetapkan.

13. Evaluasi Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat

Program ini dilaksanakan untuk mencapai sasaran

terwujudnya partisipasi aktif masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan. Sehubungan dengan ini, sebenarnya program yang dilaksanakan sudah dapat dilaksanakan dengan baik dilihat dari segi indikator kinerja dalam RPJMD. Namun, dari aspek relavansi program terlihat adanya ketidakkonsistenan dengan apa yang sudah ditetapkan dalam RPJMD. Misalnya, dalam RPJMD ditetapkan

indikator kinerja outcome, yaitu partisipasi masyarakat dalam

pencegahan dan pemberantasan KKN. Namun, program dan kegiatan yang dilaksanakan tahun 2011 dan 2012 justru dalam rangka keamanan dan ketertiban umum.

14. Evaluasi Pelaksanaan Program Lain Di Luar Kebijakan Umum dan Program Prioritas Untuk Misi Mewujudkan Tata Pemerintahan Yang Baik, Bersih dan Profesional

Ada sepuluh program di luar Kebijakan Umum dan Program Prioritas, yaitu (a) Program Gerakan Terpadu Reformasi Birokrasi; (b) Program Peningkatan Keamanan dan

Kenyamanan Lingkungan; (c) Program Kemitraan

Pengembangan Wawasan Kebangsaan; (d) Program

Pendidikan Politik Masyarakat; (e) Program Peningkatan pemberantasan Maksiat; (f) Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Keamanan dan Ketertiban Umumdan (g)

Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam

Membangun Desa/Nagari; (h) Program Peningkatan Kapasitas SDM Dan Kesejahteraan Aparatur Pemerintah Nagari dan Desa; dan (i) Program Peningkatan Sinergisitas Aparatur di Daerah; (j) Program Penelitian Dan Pengembangan Iptek Untuk Menunjang Pemerintahan Dan Pembangunan; dan (k) Program Peningkatan Pendapatan Daerah.

Secara umum, Program Reformasi Birokrasi dijabarkan ke dalam program dan kegiatan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan badan/SKPD sesuai dengan indikator yang ditetapkan dalam RPJMD. Walaupun begitu, dalam Dokumen Evaluasi Kinerja Pembangunan Pemerintahan tahun 2011 sudah dilaksanakan lima program utama yang

sulit diukur konsistensi dan relavansi program dalam RKPD tersebut. Dari segi lain juga terjadi penambahan kegiatan untuk mewujudkan sasaran dalam program ini di tahun 2012 dari BKD, yaitu kegiatan pengelolaan dan pemberian bantuan pendidikan aparatur dan penyusunan instrumen reformasi birokrasi bidang kepegawaian. Kegiatan ini belum dapat dioptimalkan karena indikator input masih rendah yakni 85,54 persen. Walaupun begitu, capaian outputnya sudah baik. Sementara, untuk Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan sduah dapat dijalan dengan baik dengan melihat indikator input yang sudah mencapai 93,93 persen dengan alokasi dana sebesar Rp. 897,7 juta. Sedangkan indikator kinerja output mencapai 100 persen. Pelaksanaan Program Pendidikan Politik Masyarakat sudah dapat dilaksanakan denga baik. Tahun 2012 dialokasikan dana sebanyak Rp. 865 juta dengan 9 kegiatan pokok yang kinerja outputnya dapat direalisasikan 100 persen.

Program Peningkatan Pemberantasan Maksiat belum dapat dilaksanakan tahun 2011. Walaupun begitu, relavansi program yang dilaksanakan tahun 2012 sudah relevan dan konsisten dengan apa yang ditetapkan dalam RPJMD. Untuk Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam keamanan dan ketertiban Umum walaupun kegiatan yang dibuat sudah sesuai dengan indikator kinerja output dan belum dapat dilaksanakan dengan baik. Hal ini ditunjukan dengan indator input yang masih rendah, yaitu 89,84 persen. Ada 9 kegiatan utama yang dilaksanakan, namun sudah mencapai target yang ditetapkan RKPD terkait dalam hal ini Satpol-PP. Untuk kegiatan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa/Nagari pelaksanaan kegiatannya sudah sesuai dengan indikator output yang ada dalam RPJMD.

Program Peningkatan Kapasitas SDM Dan

Kesejahteraan Aparatur Pemerintah Nagari dan Desa adalah program tambahan yang dimasukan ke dalam Program SKPD. Ada 32 kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini yang dilaksanakan tahun 2012. Dari capaian kinerja outputnya sudah mencapai angka 97,10 persen. Program Peningkatan Sinergisitas Aparatur di Daerah oleh Pol PP dengan kinerja

output yang mencapai 100 persen yang dilaksanakan dalam 12 kegiatan utama yang mulai dilaksanakan tahun 2012. Sementara, Program Penelitian Dan Pengembangan Iptek Untuk Menunjang Pemerintahan Dan Pembangunan tahun 2012 sudah dapat dilaksanakan dengan baik dengan capaian mencapai 94,23 persen untuk kinerja input dan 100 persen untuk kinerja output. Salah satu kegiatan yang capaian kinerjanya di bawah 90 persen adalah pengembangan sistem informasi daerah yang hanya menyentuh angka 89,19 persen. Untuk Program Peningkatan Pendapatan Daerah sudah dapat dilaksanakan dengan baik dengan kinerja yang mencapai 100 persen.

6.1.4 Permasalahan dan Analisis

Jika dilihat dari konsistensi pelaksanaan program dan penganggaran antara RPJMD dan RKPD SKPD yang ada, maka hubungannya di antara keduanya dapat dikategorikan pada tiga kategori. Kategori pertama, yaitu program yang dilaksanakan secara konsisten sesuai dengan RPJMD dan sudah mencapai target pertengahan RPJMD sebanyak 21 program. Kategori kedua, program yang dilaksanakan sudah mengarah dan sesuai dengan yang ditetapkan oleh RPJMD, namun belum mencapai target sebanyak 10 program. Ketiga, program di luar Kebijakan Umum dan Program Prioritas dalam RPJMD dan program yang ditambahkan oleh SKPD untuk mendukung Program prioritas dalam RPJMD atau mendukung sasaran dalam RPJMD sebanyak 11 program. Sementara dari 13 sasaran untuk prioritas dua ini sasaran yang sudah tercapai sebanyak 9 sasaran.

Masalah yang banyak ditemukan dalam melihat konsistensi RPJMD dengan RKPD ini adalah relevansi pelaksanaan kegiatan dengan indikator makro dalam RPJMD yang ditetapkan.Hal ini juga berdampak pada kekaburan dalam menilai keberhasilan pelaksanaan program yang dilaksanakan. Ada beberapa program SKPD yang dijabarkan ke dalam kegiatan yang relevansinya dengan indikator makro baik input maupun output tidak terkait langsung. Misalnya, Program Pembangunan Materi Hukum yang indikator kinerja

hasilnya adalah jumlah Perda yang dihasilkan. Namun, ketika dilacak kegiatan yang dilaksanakan justru tidak sesuai dengan indikator tersebut. Contoh, kegiatan yang dilaksanakan dalam Program ini tahun 2011 dan 2012, yaitu penguatan produk hukum daerah sebagai bagian sistem hukum nasional, pembinaan rancangan peraturan daerah kab/kota dan penyusunan rancangan peraturan daerah lembaga penjamin kredit.

Begitu juga dengan Program Peningkatan Budaya Hukum yang dijabarkan ke dalam Sistem Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum dan HAM, peningkatan SDM sistem JDIH dan HAM serta sosialisasi peraturan perUU dan pemberantasan KKN. Penjabaran program ini ke dalam kegiatan yang sebenarnya tidak relevan dengan indikator kinerja Makro dalam RPJMD, yaitu persentase peningkatan budaya sadar dan taat hukum di masyarakat. Selain itu, juga ada Program Pengembangan Manajemen Pelayanan Publik dengan indikator kinerja makronya adalah meningkatnya manajemen pelayanan publik yang bermutu, transparan dan akuntabel, mudah, murah, cepat, patut dan adil. Akan tetapi dari pelaksanaan 13 kegiatan justru tidak berhubungan langsung dengan indikator yang ditetapkan dalam RPJMD.

Dari sejumlah persoalan di atas dapat dijelaskan faktor

yang menyebabkan keadaan ini terjadi. Pertama, persoalan

yang terkait dengan proses penyusunan RPJMD tidak mempertimbangkan kondisi yang ada dalam SKPD. Walaupun dalam penyusunan SKPD tersebut dilibatkan perwakilan dari SKPD, namun perwakilan tersebut tidak sepenuhnya memahami keadaan SKPD yang dimaksud. Akibatnya RPJMD tersebut tidak dijabarkan dalam rencana kerja SKPD setiap tahun sehingga menjadi tidak konsisten baik program, kegiatan maupun anggaran. Selain itu, ada indikator makro kinerja RPJMD yang ditetapkan belum maksimal dipahami oleh SKPD sehingga ada kegiatan yang dibuat dalam RKPD oleh SKPD tidak relavan dengan indikator kinerja yang ditetapkan dalam RPJMD.

Kedua, keterbatasan SDM di SKPD dalam menjabarkan dan menyusun Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD)

sehingga berdampak pada sasaran yang ditetapkan dalam RPJMD tidak sesuai dengan program dan kegiatan yang

disusun oleh SKPD. Ketiga, penjabaran sasaran prioritas ke

dalam program dan kegiatan cenderung dilaksanakan secara sektoral oleh SKPD sehingga kegiatan masing-masing SKPD tidak terintegrasi untuk mewujudkan sasaran yang ingin dicapai. Ini dapat dilihat dari penjabaran program yang ada dalam RPJMD yang mengalami penambahan oleh SKPD terkait ketika menjabarkannya dalam RKPD. Sementara, dalam dokumen RPJMD indikator capaian kinerja program tersebut tidak dicantumkan sehingga dimungkinkan terjadi tumpang tindih kegiatan. Apalagi, cara kerja yang sektoral antara SKPD sehingga melupakan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan SKPD-SKPD yang ada berdampak pada tumpang tindihnya kegiatan. Ini jelas mengambarkan tidak adanya pencapaian bersama di antara SKPD dalam upayanya mewujudkan sasaran dalam prioritas

yang sudah ditetapkan dalam RPJMD. Keempat, terjadinya

perubahan SOTK yang baru juga berdampak pada pelaksanaan program dan kegiatan yang sudah ditetapkan dalam RPJMD. Akibatnya, penambahan program, kegiatan dan indikator kinerja tidak terhindarkan. Namun, perubahan ini tidak dapat diakomodasi oleh RPJMD sehingga diperlukan penyesuaian kebijakan agar SOTK yang baru dapat bekerja, tetapi tetap mengacu pada pencapai prioritas yang relevan.

Dari sejumlah permasalahan yang ditemukan tersebut, tentu harus dicarikan solusinya agar pelaksanaan RPJMD ini sesuai dengan target yang ditetapkan. Karenanya menjelang berakhirnya masa pelaksanaan RPJMD ini pada tahun 2015, maka dibutuhkan kebijakan penyesuaian yang memungkinkan terjadinya perubahan target dan kebijakan. Hal ini dimaksudkan agar masalah-masalah dalam implementasi RPJMD yang muncul di atas tidak menjadi hambatan dalam mencapai target yang ada.

Dalam dokumen Midterm Review RPJMD 2010 2015 (Halaman 99-111)