• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Kinerja Makro

Dalam dokumen Midterm Review RPJMD 2010 2015 (Halaman 63-68)

EVALUASI KINERJA KEUANGAN

DAN BUDAYA DAERAH

5.1. Prioritas Pengamalan Agama dan ABS-SBK Dalam Kehidupan Masyarakat

5.1.1. Evaluasi Kinerja Makro

Penduduk Sumatera Barat dengan mayoritas suku bangsa Minangkabau,dikenalsebagai penganut agam-a Islam yang kuat dan teguh dengan adat dan tradisi mereka.

Falsafah “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah,

Syarak Mangato, Adat Mamakai” adalah karakteristik filosofis

dan jati diri utama masyarakat Minangkabau. Sistem adat mengacu kepada prinsip-prinsip yang terdapat dalam tradisi Koto Piliang yang diwariskan oleh Datuk Katumanggungan dan tradisi Bodi Caniago yang diwariskan oleh Datuk Parpatih Nan Sabatang. Berdasarkan kondisi ini, masyarakat Sumatera Barat, khususnya masyarakat Minangkabau, secara normatif memiliki keseimbangan hidup antara agama dan budaya. Islam memberikan fondasi bagi prinsip kehidupan yang agamais, sementara sistem adat memberikan fondasi bagi kehidupan yang berbudaya.

Di satu sisi, pelaksanaan agama dan budaya umumnya terwujud dalam basis pendidikan ke-Islaman yang kuat

melalui “tradisi surau” yang implementasinya terefleksi dalam

kehidupan sosial di tengah-tengah masyarakat. Secara historis, faktor diatas telah melahirkan cendekiawan dan ulama ulung berkaliber nasional dan internasional, seperti Imam Bonjol, Agus Salim, Syahrir, Bung Hatta, Natsir, HAMKA dan Sumatera Barat telah memiliki lembaga pendidikan ke- Islaman berpola pesantren, seperti Pesantren Diniyyah Puteri, Tawalib, Kauman di Padang Panjang, Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Candung, Sumatera Tawalib Parabek, MTI Jao, PTAIN, PTAIS, dan lain-lainnya. Boleh jadi, hal itulah yang menjadikan tingginya perhatian masyarakat Sumatera

Barat terhadap kegiatan keagamaan, adatdan budaya sampai akhir-akhir ini.

Faktor-faktor diatas telah mendorong pemerintah untuk memasukkan agama, adat dan budaya menjadi salah satu agenda penting baik di dalam RPJPD maupun di dalam RPJMD Provinsi Sumatera Barat. Di dalam RPJMD Provinsi Sumatera

Barat tahun 2010 – 2015 agama dan budaya menjadi salah

satu prioritas pembangunan Sumatera Barat. Teoritikal, sumber dana pembangunan daerah terdiri dari APBN, APBD dan sumber dana dari masyarakat. Evaluasi kinerja pembangunan Provinsi Sumatera Barat ini seyogianya dilihat dari ketiga sumber dana dimaksud. Bila diperhatikan dokumen RPJMD 2010-2015, maka evaluasi pada Midterm Review ini lebih difokuskan kepada capaian kinerja duatahunan yaitu; tahun 2011 dan 2012.

Evaluasi ini meliputi, konsistensi, evaluasi kinerja program, permasalahan dan analisis, serta penyesuaian kebijakan.

5.1.2. Konsistensi

Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 5 tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Daerah Provinsi

Sumatera Barat Tahun 2010 – 2015 telahtertuang pada misi

1, mewujudkan tata kehidupan yang harmonis, agamais, beradat dan berbudaya berdasarkan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Beradasarkan itu juga telah dirumuskan tujuan pembangunan pada misi 1 itu adalah;

a. Terciptanya kehidupan masyarakat madani yang harmonis

dan agamais.

b. Diwarisi dan diamalkannya nilai-nilai kearifan adat dan

budaya.

c. Terwujudnya optimalisasi peran lembaga adat dan

lembaga agama dalam tata kehidupan masyarakat.

Untuk mencapai tujuan 1 diatas, maka sasaran pembangunan diarahkan kepada;

a. Meningkatnya pemahaman dan pengamalan ajaran agama.

b. Meningkatnya pelayanan kehidupan beragama.

c. Meningkatnya pemahaman dan pengamalan nilai-nilai

adat dan budaya.

d. Berkembangnya lembaga seni dan sosial budaya.

e. Berkurangnya kenakalan Remaja dan perbuatan

maksiat.

Salah satu aspek yang dievaluasi adalah konsistensi dari implementasi perencanaan yang telah dirancang di dalam RPJMD, sebagaimana akan dipaparkan berikut ini. Kelima

sasaran diatas mestilah terimplementasi di dalam

perencanaan RKPD tahun 2011 dan tahun 2012. Untuk itu berikut ini ditampilkan Matrik Konsistensi dimaksud.

Tabel 5.1

Rencana Anggaran RPJMD dan RKPD

a. Program Peningkatan Pelayanan Kehidupan Beragama

Program ini dilakukan adalah untuk mencapai sasaran kedua pada bidang Keagamaan. Untuk mancapai pelayanan dalam kehidupan beragama yang lebih baik telah dirancang perencanaan di dalam dokumen RPJMD yang besaran dananya Rp.1.651.000.000. Sedangkan realisasi rencana

anggaran tahun 2011 pada SKPD sebesarRp.1.661.000.000. Pada tahun 2012 telah dialokasikan anggaran sebesar Rp.1.816.000.000.,di dalam dokumen RPJMD. Sementara itu anggaran pelayanan kehidupan beragama ini pada dokumen RKPD sebesar Rp.2.539.734.000,. Sedangkan yang habis dibelanjakan sebesar Rp. 2.393.289.770,. Berdasarkan data diatas terlihat bahwa tidak terjadi konsistensi dalam penganggaran SKPD bila dibandingkan dengan penganggaran pada dokumen RPJMD untuk program keagamaan. Ketidak konsistenan itu terlihat pada tahun 2011 maupun pada tahun 2012. Namun terjadi peningkatan anggaran tahunan bila dibandingkan dengan anggaran pada RPJMD, baik tahun 2011 maupun tahun 2012. Dengan kata lain perhatian pada program ini terjadi peningkatan.

b. Program Peningkatan Pemahaman, Penghayatan, Pengamalan dan Pengembangan Keagamaan.

Program ini dirancang adalah untuk mencapai sasaran pertama pada bidang keagamaan. Bila diperhatikan tabel diatas terlihat juga tidak terjadi kekonsistenan antara RPJMD dengan rencana tahunan. Anggaran tahun 2011 terlihat penurunan anggaran dari Rp.1.925.000.000. pada dokumen RPJMD dengan realisasi anggaran pada tahun tersebut sebesar Rp. 1.800.000.000. Sedangkan pada tahun 2012 terjadi peningkatan tajam pada realisasi anggaran tahunan yaitu Rp.5.885.778.350,. dibandingkan dengan anggaran RPJMD sebesar Rp. 2.118.000.000. (>100%). Sementara itu habis dibelanjakan sebesar Rp. 5.346.690.075. Data ini menunjukkan bahwa perhatian sangat tinggi sekali pada tahun 2012 bila dibandingkan dengan tahun 2011 pada realisasi anggaran.

c. Program peningkatan Pendidikan Keagamaan

Proram ini direncanakan juga untuk mencapai sasaran

pertama pada bidang keagamaan. Tabel diatas

memperlihatkan bahwa dari segi penganggaran

memperlihatkan ketidak konsistenan, namun dari aspek perhatian kepada program ini sangatlah tinggi. Realisasi

anggaran pada tahun 2011 naik > 300% dari RPJMD. Sedangkan di tahun 2012 juga terjadi kenaikan sebesar 98%.

d. Pengembangan Lembaga Sosial & Pendidikan Keagamaan

Program ini terlihat mendapat perhatian yang tinggi pada realisasinya, walaupun dari angkanya terlihat tidak konsisten. Hal itu terlihat dari anggaran yang direncanakan tahun 2011 pada RPJMD sebesar Rp. 300.000.000. Sedangkan pada realisasinya sebesar Rp.325.000.000. Sementara itu rencana anggaran pada RPJMD tahun 2012 sebesar Rp.330.000.000,. dengan realisasinya sebesar Rp. 485.474.000. dan habis dibelanjakan sebesar Rp. 423.467.450.

e. Pemberdayaan Lembaga Adat, Seni & Budaya

Pada program ini terlihat ketidak konsistenan antara rencana

anggaran pada RPJMD tahun 2011 sebesar Rp.

1.970.000.000, sedangkan realisasinya sebesar

Rp.1.600.000.000. Hal yang sama juga terjadi pada tahun 2012 yang realisasi anggaran sebesar Rp. 1.150.000.000,

dengan rencana anggaran pada RPJMD sebesar

Rp.2.300.000.000,.

f. Pengembangan Pendidikan Budaya

Pada program ini terlihat perhatian yang tinggi pada realisasinya, baik tahun 2011, maupun tahun 2012. Hal itu terlihat dari rencana anggaran tahun 2011 pada RPJMD, sebesar Rp.431.000.000., sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp.1.200.000.000. terjadi kenaikan hampir 300%. Pada tahun 2012 telah dianggarkan pada RPJMD sebesar Rp.

900.000.000, sedangkan realisasinya sebesar Rp.

835.000.000 (terjadi penurunan sebesar 7%). Disini terjadi ketidak konsistenan yang cukup tinggi terutama antara tahun 2011 bila dibandingkan dengan tahun 2012.

g. Pengembangan Nilai Budaya

Pada program ini terlihat ketidakkonsistenan yang cukup tinggi, pada tahun 2011dan 2012. Hal itu terlihat dari rencana anggaran pada RPJMD tahun 2011 sebesar Rp.785.000.000,

sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp.349.000.000 (terjadi penurunan sebesar 55,54%). Pada tahun 2012 rencana pada RPJMD sebesar Rp.863.000.000, sedangkan direalisasikan sebesar Rp.980.516.825. Terjadi peningkatan Rp.117.516.825 atau 13,61%. Dengan kata lain terjadi perhatian yang tinggi pada program ini di tahun 2012.

h. Pemberdayaan Kelembagaan Adat

Pada program ini juga terlihat ketidakkonsistenan yang sangat tinggi. Karena rencana anggaran pada RPJMD tahun 2011 sebesar Rp. 1.600.000.000 direalisasikan sebesar Rp.315.000.000. Terjadi penurunan yang sangat tajam (80,31%). Dengan kata lain perhatian terhadap program ini sangat rendah. Hal yang sama juga terjadi pada tahun 2012 karena rencana anggaran pada RPJMD sebesar Rp.

1.815.000.000, direncanakan anggaran sebesar Rp.

1.063.970.000. Sedangkan terealisir sebesar Rp. 975.014.650. Dengan kata lain terjadi penurunan perhatian disini pada pelaksanaan anggaran dan realisasinya.

Mencermati data dan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembangunan bidang agama dan budaya terjadi ketidakkonsistenan bahkan ada ketidakkonsistenan itu yang sangat tajam seperti terjadi pada pembangunan bidang budaya dan adat. Dengan kata lain pada bidang budaya dan Adat yang berfilosofi ABS-SBK untuk tahun tahun kedepan perlu kerja keras di bidang pembangunan ini. Sedang pada aspek keagamaan, walaupun terlihat ketidakkonsistenan namun perhatian pada realisasinya cukup tinggi karena realisasi anggarannya melebihi dari anggaran yang terdapat pada dokumen RPJMD tahun 2010-2015. Hal itu ditopang lagi dengan dana APBN yang dilaksanakan oleh Kementerian Agama dan dana masyarakat.

Dalam dokumen Midterm Review RPJMD 2010 2015 (Halaman 63-68)