• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Berdasarkan Prioritas

Dalam dokumen Midterm Review RPJMD 2010 2015 (Halaman 51-60)

EVALUASI KINERJA KEUANGAN

2. Belanja langsung:

4.3. Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Berdasarkan Prioritas

Tahap pertama dalam mengevaluasi pelaksanaan anggaran berdasarkan prioritas di lihat dari jumlah sasaran strategis yang ingin dicapai pada tahun 2011 dan tahun 2012. Pada tahun 2011 terdapat 37 sasaran strategis, dan pada tahun 2012 terdapat 56 sasaran strategis yang ingin dicapai. Perbedaan jumlah sasaran strategis ini secara tidak langsung menunjukkan konsistensi perencanaan yang kurang begitu baik, walaupun dapat dipahami hal ini terjadi antara lain

disebabkan penyusunan RPJMD tahun 2010-2015 baru diselesaikan pertengahan tahun 2011.

Secara umum, capaian realisasi belanja atau serapan dana berdasarkan perioritas pada tahun 2012 lebih tinggi dibandingkan tahun 2011. Capaian kinerja keuangan seperti ini seharusnya mampu lebih meningkatkan capaian target indikator kinerja. Namun demikian, pada tahun 2012 terdapat beberapa prioritas yang serapan dana anggaran belanjanya tergolong kurang baik.Secara lebih rinci, serapan dana anggaran belanja pada tahun 2012 dapat digolongkan sebagai berikut:

a. 49 sasaran strategis dari 57 sasasaran strategis dengan

tingkat capaian realisasi keuangan antara 85 % - 100 %. Hal ini menunjukan 49 sasaran strategis menunjukkan

pencapaian kinerja keuangan dengan predikat

keberhasilan sangat baik.

b. 5 sasaran strategis menunjukan tingkat capaian realisasi

keuangan antara 80 %- 84%. Hal ini juga menunjukkan tingkat capaian kinerja keuangan dengan predikat keberhasilan baik.

c. 1 sasaran strategis tidak ada alokasi anggaran dari APBD

Tahun 2012, yaitu meningkatnya sarana dan prasarana penanggulangan bencana. Hal ini disebabkan karena, program dan kegiatan yang berkaitan dengan pasca bencana di Sumatera Barat tahun 2009 sampai tahun 2012 masih disediakan pada program/kegiatan yang dananya bersumber dari APBN Tahun 2012.

d. 3 sasaran strategis tingkat capaian kinerja keuangannya

di bawah 75 % , yaitu :

- Meningkatnya jumlah pasar yang layak bagi

perdagangan sebesar 27,6%

- Meningkatnya wisatawan nusantara dan

mancanegara sebesar 72,6%.

- Meningkatnya ketersediaan dan keterjangkauan

Rendahnya capaian kinerja keuangan pada 3 sasaran strategis tersebut di atas disebabkan karena, program dan kegiatan yang telah dialokasikan anggaran pada DPA SKPD yang bertanggung jawab tidak sesuai dengan

urusan dan kewenangan provinsi, sehingga

program/kegiatan tersebut tidak dapat dilaksanakan oleh SKPD yang bersangkutan.

Perkembangan kinerja keuangan belanja langsung daerah untuk program dan kegiatan yang langsung mendukung pencapaian 57 sasaran strategis Pemerintah Provinsi Sumatera Barat tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 menunjukan kecenderungan meningkat.Tabel 4.7

berikut menyajikan jumlah anggaran, realisasi, dan

persentase capaian realisasi belanja berdasarkan sasaran strategis.

Evaluasi pelaksanaan anggaran berdasarkan prioritas tidak dapat hanya dilakukan berdasarkan jumlah anggaran atau realisasi. Anggaran dan atau realisasi belanja yang besar belum tentu merupakan sesuatu prioritas. Oleh sebab itu,

evaluasi pelaksanaan anggaran berdasarkan prioritas

didasarkan pada (1) jumlah realisasi belanja terbesar, (2) jumlah realisasi belanja terendah, (3) peningkatan capaian realisasi belanja terbesar, dan (4) penurunan capaian realisasi belanja terendah.

Tabel 4.7

Jumlah Anggaran, Realisasi, dan Persentase Capaian

Belanja Berdasarkan Sasaran Strategis Tahun 2011 dan 2012.

Sekalipun Provinsi Sumatera Barat menggunakan philosopi ABS dan SBK, namun untuk mempertahankan dan membudayakan philosopi Minangkabau tersebut dikalangan anak muda tidaklah mudah. Kebijakan Provinsi Sumatera Barat juga kurang memperhatikan hal ini, yang salah satunya dapat dilihat berdasarkan jumlah belanja untuk mencapai

sasaran strategi “berkurangnya kenakalan remaja dan perbuatan maksiat”. Oleh sebab itu, dalam penganggaran

berikutnya perlu lebih dipertimbangkan tindakan nyata untuk mengimplementasi ABS dan SBK agar philosopi ini kekal dan berkembang.

Tabel 4.8

Jumlah Anggaran, Realisasi, dan Persentase Capaian Belanja Berdasarkan Sasaran Strategis

Tahun 2011 dan 2012.

Analisis berdasarkan jumlah realisasi belanja terendah menunjukkan 7 sasaran strategis yang memiliki realisasi jumlah belanja sama atau kurang dari Rp. 500 juta, yaitu belanja untuk sasaran strategis meningkatnya ketersediaan sistem informasi kependudukan yang terpadu, meningkatnya indek pembangunan gender dan pemberdayaan gender, berkurangnya kenakalan remaja dan perbuatan maksiat,

terwujudnya partisipasi aktif masyarakat dalam

penyelenggaraan pemerintah daerah, meningkatnya jumlah pasar yang layak bagi perdagangan, berkembangnya wisata Seni dan Budaya, meningkatnya sarana dan prasarana penanggulangan bencana

Tabel 4.9

Jumlah Anggaran, Realisasi, dan Persentase Capaian Belanja Berdasarkan Sasaran Strategis

Tahun 2011 dan 2012.

Analisis berdasarkan jumlah realisasi jumlah belanja yang terbesar menunjukan 3 sasaran strategis yang menghabiskan belanja di atas Rp100 Milyar. Ketiga sasaran strategis tersebut adalah meningkatnya kuantitas dan kualitas jalan dan jembatan, meningkatnya pengelolaan sumberdaya air, dan meningkatnya umur harapan hidup. Sedangkan 4 sasaran stategis lainnya yang memiliki jumlah realisasi belanja terbesar tetapi dibawah Rp. 100 Milyar adalah meningkatnya kualitas dan produktivitas berbagai komoditi pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan, dan menurunnya prevalensi gizi buruk, meningkatnya angka partisipasi sekolah, serta meningkatnya perumahan dan permukiman masyarakat.

Dari 7 sasaran strategis dengan jumlah belanja terbesar tersebut, dua diantaranya merupakan sasaran utama MDGs, yaitu menurunnya prevalensi gizi buruk dan meningkatnya angka partisipasi sekolah. Sedangkan sasaran

strategis meningkatnya pengelolaan sumberdaya air

merupakan sasaran tidak langsung dari pencapaian MDGs yang ditargetkan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2011-2015.

Secara langsung maupun secara tidak langsung kedelapan sasaran strategis yang dijelaskan di atas merupakan upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam rangka pencapaian sasaran MDGs Provinsi Sumatera Barat, meningkatnya SDM unggul yang berkarakter dan mutu pendidikan.

Tabel 4.10

Jumlah Anggaran, Realisasi, dan Persentase Capaian Belanja Berdasarkan Sasaran Strategis

Analisis peningkatan realisasi belanja sasaran strategis menunjukkan 8 sasaran strategis yang memiliki peningkatan di atas 50%, yaitu meningkatnya ekspor daerah, menurunnya illegal loging, menurunnya jumlah penduduk miskin dan jumlah penduduk pengangguran, meningkatnya pemahaman dan pengamalan ajaran agama, meningkatnya umur harapan hidup, meningkatnya pengelolaan sumberdaya air, dan meningkatnya kuantitas dan kualitas jalan dan jembatan.

Di samping itu, sekalipun Sumatera Barat tidak lagi menjadi salah satu penghasil kayu tetapi tetap menjadikan pemberantasan illegal loging sebagai prioritas sehingga pendanaan untuk itu perlu ditingkatkan.

Meningkatnya sarana dan prasarana penanggulangan bencana, meningkatnya jumlah pasar yang layak bagi perdagangan, berkembangnya usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi, berkembangnya lembaga seni dan budaya, meningkatnya ketersediaan sistem informasi kependudukan yang terpadu, meningkatnya konservasi, rehabilitasi, dan pemulihan ekosistem, meningkatnya jumlah dan kawasan

wisata alam dan wisata budaya yang sudah tertata dengan baik

Tabel 4.11

Jumlah Anggaran, Realisasi, dan Persentase Capaian Belanja Berdasarkan Sasaran Strategis

Tahun 2011 dan 2012.

Sumber: LAKIP Provinsi Sumatera Barat Tahun 2012

Kesulitan menelusuri jumlah belanja berdasarkan sasaran strategis dalam RPJMD mengakibatkan evaluasi pencapaian target anggaran berdasarkan sasaran strategis tidak dapat dilakukan, dan atau kalau ada jumlah prakiraan anggaran dalam RPJMD tidak konsisten atau belum dijadikan patokan dalam menyusun Anggaran Tahunan. Misalnya,

Prakiraan anggaran Program Peningkatan Pelayanan

Kehidupan Beragama dalam RPJMD untuk tahun 2011 adalah sebesar Rp. 1.651 Milyar dan Tahun 2012 adalah Rp. 1.816milyar Sedangkan dalam TA 2011, dianggarkan sebesar Rp. 1.951 dan untuk TA 2012 sebesar Rp. 2.540.

Dalam dokumen Midterm Review RPJMD 2010 2015 (Halaman 51-60)