EVALUASI KINERJA KEUANGAN
NO PROGRAM RPJMD PROGRAM RKPD 2012 PROGRAM APBD 1 Program gerakan terpadu
7.1.2. Evaluasi Makro
1. Capaian Kinerja Makro Agenda Peningkatan Pemerataan dan Kualitas Pendidikan tahun 2010-2012
Secara umum dapat dikatakan bahwa Indek
Pembangunan Manusia (IPM) Daerah Provinsi Sumatere Barat dari tahun 2010 hingga tahun 2012 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2010 realisasi capaian IPM sebesar 73,78%, tahun2011
meningkat menjadi 74,28%, dan pada tahun 2012 tetap (tidak mengalami peningkatan) berada pada posisi 74,28%. Bilamana tahun 2013 dan tahun berikutnya diprediksikan meningkat menjadi 75,04% kemungkinan itu bisa tercapai.
Lama sekolah juga mengalami peningkatan selama tiga tahun terakhir (2010 s/d 2012) juga mengalami peningkatan yang berarti dari 8,48 th. hingga 8,68 th. Secara rinci dapat dijelaskan pada tabel berikut ini.
Capaian kinerja makro untuk agenda peningkatan pemerataan dan kualitas pendidikan mengalami kemajuan untuk jenis kegiatan tertentu, disisi lain ada juga yang justru
mengalami penurunan. Penurunan capaian tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya naiknya kriteria kelulusan secara nasional (untuk UN). Gambaran secara rinci tentang target dan capaian kinerja agenda peningkatan pemerataan dan kualitas pendidikan dapat disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 7.3.
Capaian Kinerja Makro Agenda Peningkatan
Pemerataan dan Kualitas Pendidikan tahun 2010-2012
Berdasarkan data dalam tabel 7.3 di atas dapat dikemukakan capaian kinerja untuk setiap kegiatan sebagai berikut.
1. Peningkatan lama sekolah (tahun) terdapat kenaikan lama sekolah sekitar 10 %. Lama sekolah untuk tahun 2012 telah mencapai 8,68 tahun. Capaian ini jauh lebih tinggi dari target nasional yaitu 8,25 tahun (sumber Rencana
Strategis Kementerian Pendididkan Nasional 2010 – 2014).
Dalam kondisi seperti itu sebenarnya lama sekolah masyarakat masih tergolong rendah, untuk mempercepat meningkatkan lama sekolah pemerintah perlu menekan angka putus sekolah, meningkatkan daya tampung untuk SLTP dan SLTA, serta memperbanyak pembelajaran Paket B dan Paket C.
2. APK SD/MI/SDLB/PAKET A pada tahun 2010 telah
mencapai 112,54, namun pada tahun 2011 turun menjadi 111,91, tetapi pada tahun 2012 sudah naik lagi menjadi
111,94. Demikian pula halnya pada APK
SMP/M/SDLB/PAKET B pada tahun 2010 telah mencapai 98,31, namun pada tahun 2011 turun menjadi 92,96, pada tahun 2012 turun lagi menjadi 93,51. APK SMA/SMK/ MA/SMALB/PAKET C pada tahun 2010 telah mencapai 83,92, namun pada tahun 2011 turun menjadi 67,42, tetapi pada tahun 2012 sudah naik lagi menjadi 86,75%. Mencapai 67,42 untuk dua tahun terakhir (2011 dan 2012), ini juga mengalami penurunan dibanding capaian tahun 2010 yaitu sebesar 83,92.
Bila dibandingkan dengan target capaian tingkat nasional pada tahun 2012 dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. APK SD/MI/SDLB/PAKET A target nasional 118.2
sedangkan capaian Sumatera Barat baru 111,94
b. APK SMP/M/SDLB/PAKET B target nasional tahun 2012
adalah 103.9 sedangkan capaian Sumatera Barat baru 93,51
c. APK SMA/SMK/MA/SMALB/PAKET C target nasional tahun
2012 sebesar 79.0 untuk Sumatera Baratcapaiannya sebesar 86.75, ini lebih tinggi dari target nasional.
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa APK untuk tingkat SD dan SMA capaiannya berada di atas target
nasional sampai dengan tahun 2012, namun untuk APK untuk tingkat SMP capaiannya masih di bawah target nasional.
3. APM SD/MI/SDLB/PAKET A pada tahun 2010 telah
mencapai 99,67, namun pada tahun 2011 turun menjadi 94,46, tetapi pada tahun 2012 sudah naik lagi menjadi 94,49. APM SMP/M/SDLB/PAKET B pada tahun 2010 telah mencapai 77,25, kondisi pada tahun 2011 turun menjadi 75,43, tetapi pada tahun 2012 sudah naik lebih lagi menjadi 80,90. Capaian APM SMA/SMK/MA/SMALB/PAKET C pada tahun 2010 telah mencapai 55,50, namun pada tahun 2011 turun menjadi 50,34, tetapi pada tahun 2012 sudah naik lagi menjadi 69,67.
APM untuk jenjang pendidikan dasar, dan menengah juga mengalami kenaikan yang cukup tinggi.
a.
APM SD/MI/SDLB/PAKET A target nasional 95.7 sedangkancapaian Sumatera Barat 94,49
b.
APM SMP/M/SDLB/PAKET B target nasional 75.4sedangkan capaian Sumatera Barat 80,90
c.
APM SMA/SMK/MA/SMALB/PAKET C untuk Sumatera Baratcapaiannya sebesar 69,67.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa APM baik tingkat SD untuk Sumatera Barat capaiannya masih di bawah target capaian nasional, namun untuk tingkat SMP sudah lebih tinggi capaiannya dibanding dengan target capaian nasional.
4. Peningkatan rangking ujian nasional ternyata masih jauh
dari yang ditargetkan, Sumatera Barat menargetkan rangking 9 ternyata hanya mencapai rangking 23 untuk tahun 2012, meskipun demikian telah mengalami kemajuan dibanding tahun 2011 yaitu menduduki rangking 28. Oleh karena itu perlu kerja keras dari semua pihak yang terkait untuk meningkatkan peringkat ujian nasional ini. Salah satu upaya yang perlu dilakukan antara lain
mengintensifkan pelaksanaan belajar tambahan,
baik jumlah maupun kualitasnya. Meningkatkan motivasi belajar siswa dan meningkatkan jalinan kerjasama antara pihak sekolah dengan orangtua siswa dalam berbagai hal.
5. Upaya untuk meningkatkan wajib belajar 12 tahun
mengalamai kemajuan yang cukup berarti, dan target ini optimis dapat diwujudkan oleh pemerintah Sumatera Barat. Persentase kenaikan capaian pada tahun 2011 cukup tinggi yaitu 21.05% dan tahun 2012 masih sama dengan tahun 2011. Keberhasilan ini didukung oleh beberapa faktor seperti keseriusan pihak sekolah untuk melaksanakan wajar 12 tahun, adanya bantuan anggaran dari pemerintah yang berupa BOS, meningkatnya kesadaran masyarakat (orangtua) untuk menyekolahkan anaknya. Banyaknya lapangan pekerjaan yang menuntut calon karyawan memiliki ijazah lebih tinggi (di atas tamatan SLTA).
6. Jumlah lembaga pendidikan yang telah terakreditasi pada
tahun 2010 sebesar 30%, tahun 2011 mencapai 75%, dan
tahun 2012 sebanyak 30%. Menurunnya jumlah
persentase pada tahun 2012 karena sudah banyak sekolah yang telah diakreditasi pada tahun 2011 (meskipun ada sekolah yang memperpanjang akreditasinya namun jumlahnya relatif kecil) dengan demikian wajar apabila jumlah sekolah yang belum terakreditasi semakin kecil. Sehubungan dengan itu pihak yang berwenang perlu mengingatkan dan memfasilitasi sekolah-sekolah yang memproses akreditasi baik pengusulan baru maupun usulan perpanjangan masa akreditasinya. Pemerintah perlu memacu agar sekolah yang belum terakreditasi segera memenuhi persyaratan untuk diakreditasi tentunya mengacu kepada Kepmen RI Nomor 129a/U2004 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan di samping keputusan-keputusan lainnya.
7. Rasio guru bidang studi dan siswa untuk pendidikan di
Sumatera Barat cukup baik yaitu 1 : 30 selama tiga tahun terakhir ini. Angka rasio tersebut sebenarnya sudah cukup baik untuk sekolah reguler (bukan sekolah/kelas unggul/RSBI/SBI waktu itu). Permasalahannya adalah
upaya pemerataan jumlah guru perbidang studi dan daerah (kota dan daerah terisolir). Hal ini yang perlu diambil kebijakan yang saling menguntungkan antara pihak sekolah dan guru yang bersangkutan. Untuk sekolah-sekolah yang berada diperkotaan atau ibukota kabupaten rasio antara Guru:Murid sudah cukup memang ideal 1:25, namun untuk sekolah-sekolah yang berada didaerah terpencil, terdepan, dan tertinggal (3T) jumlah guru masih relatif terbatas dibanding dengan jumlah siswanya. Untuk mengatasi hal ini perlu suatu kebijakan yang cerdas, seperti yang pernah dilakukan oleh pemerintah yaitu menugaskan para sarjana yang baru tamat dan belum mempunyai pekerjaan tetap diberi kesempatan untuk menjadi pendidik didaerah 3T tersebut dengan program yang disebut SM3T.
8. Pendidikan berkarakter (Kab/Kota) pada umumnya
sekolah-sekolah untuk setiap jenjang pendidikan telah berusaha mengimplementasikan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran untuk seluruh kota dan kabupaten di Sumatera Barat. Upaya menuju pendidikan karakter cerdas bagi peserta didik telah dijalankan oleh semua guru, meskipun belum terlaksana sebagaimana mestinya. Kendala yang timbul antara lain materi pendidikan karakter belum ada yang baku secara nasional, belum semua guru memahami bagaimana pendidikan karakter itu dilaksanakan, belum semua mata pelajaran mengintegrasikan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran. Untuk itu perlu ada rumusan yang jelas dan tegas tentang bentuk dan materi pendidikan karakter di sekolah.
9. Untuk sekolah boarding school hingga tahun 2012 Provinsi
Sumatera Barat telah memiliki tiga sekolah sesuai dengan yang direncanakan, pada tahun 2010 hingga 2012 baru memiliki dua sekolah. Percepatan pembangunan sekolah ini menunjukkan komitmen Pemerintah Provinsi Sumatera Barat untuk menghasilkan generasi penerus bangsa yang unggul dan berprestasi baik ditingkat regional, nasional, bahkan internasional. Oleh karena itu Pemda selalu
mengalokasikan anggaran untuk mewujudkan cita-cita tersebut setiap tahunnya.
10.Upaya membudayakan olahraga bagi masyarakat
Sumatera Barat tiga tahun terakhir (2010 s/d 2012) terus mengalami peningkatan, meskipun belum sesuai dengan yang ditargetkan. Pada tahun 2010 telah mencapai 60% dan pada tahun 2012 sudah mencapai 67,5% dari yang ditergetkan 75%.
11.Masalah perkembangan IPTEKS capaiannya sesuai dengan
yang ditergetkan. Untuk penelitian dan pengembangan terapan capaian tahun 2010 baru 11 judul, pada tahun 2011 mengalami peningkatan jumlahnya yaitu 14 judul, dan tahun 2012 sudaah mencapai 19 judul. Capaian tersebut sesuai dengan yang ditargetkan, peningkatan yang cukup menggembirakan ini tidak terlepas dengan adanya kerjasama yang baik antara Bidang Penelitian dan Pengembangan Bappeda Provinsi, Peneliti, Perguruan Tinggi dan Lembaga Litbang lainnyayang ada di Sumatera Barat yang memiliki tenaga peneliti maupun fasilitas penelitian. Untuk tahun-tahun selanjutnya kerjasama seperti yang telah dirintis itu perlu ditingkatkan agar penelitian yang dihasilkan lebih banyak lagi. Mengenai diskusi aktual juga mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Tahun 2010 baru terlaksana 5 topik, tahun 2011 sudah meningkat menjadi 17 topik, dan tahun 2012 meningkat lagi menjadi 23 topik yang didiskusikan. Terlaksananya kegiatan ini juga didukung oleh peran aktif dari Dewan Risert Daerah (DRD) Provinsi Sumatera Barat
yang aktif melaksanakan kegiatannya, terutama
mendiskusikan topik-topik aktual untuk menunjang pembangunan.
7.1.3. Evaluasi Kinerja Program
Upaya pemerataan dan peningkatan kualitas
pendidikan di Sumatera Barat dari tahun 2010 sampai tahun 2012, mancakup beberapa program yang dilaksanakan selama tiga tahun tersebut antara lain: program peningkatan kualitas pembelajaran dan pengelolaan pendidikan, program
peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan, program pendidikan anak usia dini, program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, program pendidikan menengah, program pendidikan luar biasa, program pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan, program manajemen pelayanan pendidikan, program pendidikan non formal, program pendidikan berkarakter, program pembinaan dan pemasyarakatan olahraga, program pengembangan kepemimpinanpemuda.
1. Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010 Sampai 2012
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat cukup berhasil dalam melaksanakan program peningkatan akses dan perluasan kesempatan pendidikan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Prestasi yang cukup menonjol dalam pelaksanaan program peningkatan akses dan perluasan kesempatan belajar di Sumatera Barat dalam kurun waktu tiga tahun terakhir terlihat dari peningkatan indikator Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) pada setiap satuan dan jenjang pendidikan.
Tabel 7.4.
Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010
sampai 2012
Capaian APK maupun APM pada tahun 2010 lebih tinggi dibanding dengan capaian pada tahun 2011 dan 2012, meskipun demikian dapat dikemukakan bahwa dalam kurun waktu dua tahun terakhir (2011-2012) telah terjadi
peningkatan yang cukup menggembirakan baik APK maupun APM untuk setiap jenjang pendidikan.
Capaian APK tingkat SDmasih berada di bawah target nasional yaitu tahun 2010 117,2, untuk tahun 2011 117,6, dan tahun 2012 ditargetkan 118,2 (sumber:Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional 2010-2014). Sungguhpun demikian APK dan APM telah terjadi peningkatan pada tahun 2012 cukup tinggi untuk semua jenjang pendidikan, diprediksikan peningkatan ini akan terus terjadi pada tahun- tahun berikutnya. Hal ini dimungkinkan karena peningkatan sarana dan prasarana pendidikan terus dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat sesudah terjadinya gempa bumi tahun 2009 lalu.
2. Percepatan dan pengembangan Pendidikan di Sumatera Barat 2010-2012
Beberapa upaya percepatan dan pengembangan pendidikan di Sumatera Barat antara lain melalui program wajib belajar 12 tahun, meningkatkan jumlah lembaga pendidikan terakreditasi, mencapai target rasio guru bidang studi dan siswa secara ideal, pelaksanaan pendidikan berkarakter (kab/kota), meningkatkan budaya olahraga dan kesehatan jasmani, dan melaksanakan penelitian dan pengembangan terapan, serta diskusi aktual. Secara rinci dapat disampaikan datanya melalui tabel berikut ini.
Tabel7.5.
Percepatan dan pengembangan Pendidikan di Sumatera Barat 2010-2012
Perintisan wajar 12 tahun telah dilaksanakan oleh pemerintah Sumatera Barat, pada tahun 2010 telah tercapai 3% dari SMA di Sumatera Barat melaksanakan wajar 12 tahun. Pada tahun 2011 dan 2012 sudah mencapai 21,05% sekolah yang melaksanakan wajib belajar 12 tahun. Peningkatan ini tidak terlepas dari perhatian pemerintah Kabupaten/Kota untuk memberikan dukungan dalam berbagai bentuk, seperti adanya dana BOS, ditiadakannya berbagai pungutan biaya yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.
Selama 3 tahun terakhir (2010-2012) terjadi
peningkatan yang sangat tinggi berkaitan dengan jumlah sekolah yang terakreditasi. Pada tahun 2010 baru ada 30% sekolah di Sumatera Barat yang mengajukan akreditasi, namun tahun 2011 meningkat dua kali lipat jumlahnya dan tahun 2012 telah mencapai 67,68% sekolah yang terakreditas. Hal ini terjadi seiring dengan tuntutan dan kesadaran masyarakat perlunya sekolah yang bermutu. Begitu pula halnya dengan rasio guru dan siswa di awal tahun 2010 rata-rata seorang guru menghadapi 55 orang siswa dalam satu kelas, namun tahun 2011-2012 rasio guru siswa sudah mencapai 1:30 yang idealnya adalah 1:25. Dengan demikian mutu pendidikan akan dapat lebih ditingkatkan di Sumatera Barat. Hal ini juga dikuti adanya penambahan
jumlah Boarding School Bertaraf Maju, hingga tahun 2012
telah ada 3 sekolah Boarding Schooldi Sumatera Barat.
Budaya olahraga dan kesehatan jasmani dikalangan pelajar perkembangannya cukup menggembirakan, dari data yang ada tahun 2012 telah mencapai 67,5% masyarakat di Sumatera Barat berperan aktif dalam bidang olahraga dan kesehatan jasmani. Hal ini didukung oleh beberapa kebijakan pemerintah Provinsi , Kabupaten/Kota di Sumatera Barat yang telah menyelenggarakan iven-iven pertandingan olahraga dan seni.
Untuk percepatan dan peningkatan mutu pendidikan di Sumatera Barat pemerintah Provinsi bersama Pemerintah Kabupaten/Kota juga telah menyelenggarakan kegiatan Penelitian dan Pengembangan Terapan, serta diskusi aktual.
Selama 3 tahun terakhir (2010-2012) jumlah kegiatan tersebut cukup tinggi pada tahun 2011 jumlah penelitian ada 14 judul dan tahun 2012 meningkat menjadi 19 judul. Untuk diskusi aktual pada tahun 2010 baru 5 topik, tahun 2011 meningkat menjadi 17 topik, dan pada tahun 2012 kegiatan tersebut meningkat cukup tinggi yaitu ada 23 topik yang telah dilaksanakan.
3. Peningkatan Kualifikasi Guru Profesional
Upaya peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan, salah satu cara yang dilakukan pemerintah adalah meningkatkan keprofesionalan guru melalui pemberian sertifikat sebagai guru profesional. Selama tiga tahun terakhir (sampai dengan tahun 2012) jumlah guru yang telah memiliki sertifikat guru profesional diupayakan meningkat. Melalui tabel berikut ini dikemukakan capaian peningkatan kualifikasi guru melalui program sertifikasi.
Tabel 7.6.
Peningkatan Profesional Guru setara S1/D4
Peningkatan jumlah guru Taman Kanak-kanak (TK) yang telah mendapatkan sertifikasi cukup tinggi pada tahun 2010 baru 30 orang, tahun 2011 meningkat menjadi 390 orang, dan tahun 2012 sudah ada 712 orang guru. Peningkatan jumlah guru yang mendapat sertifikasi guru profesional mengalami lonjakan yang sangat tinggi yaitu terjadi pada tingkat SMP dan SMA.
Selama tiga tahun (2010, 2011, dan 2012) guru yang telah memperoleh sertifikasi pendidik profesional jumlahnya cukup besar. Ini menandakan ada keberhasilan program peningkatan keprofesionalan guru professional selama tiga
tahun terakhir. Dengan harapan dapat memacu peningkatan mutu pendidikan di Sumatera Barat.
Seiring dengan peningkatan jumlah guru profesional, ternyata juga terjadi peningkatan jumlah guru yang memiliki kualitas pendidikan setara S1/D4. Guru pada semua jenjang pendidikan mengalami peningkatan kualifikasi, sebagaimana tergambar pada tabel berikut ini.
Tabel 7.7
Peningkatan Kualifikasi Guru setara S1/D4
Pesatnya peningkatan kualifikasi guru setara S1/D4 ini tidak terlepas dari kebijakan pemerintah yang memberikan bantuan beasiswa untuk melanjutkan studinya kejenjang yang lebih tinggi. Di samping itu juga adanya kebijakan untuk memberikan izin belajar bagi guru-guru yang berminat untuk melanjutkan pendidikan. Sejak tahun 2006 Pemda Sumatera Barat memberikan bantuan biaya kuliah bagi guru-guru yang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Dukungan pemerintah seperti itu hendaknya lebih
ditingkatkan terutama dari segi anggaran biaya pendidikan. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 BAB IV pasal 9 yaitu tentang Guru dan Dosen, bahwa guru minimal memiliki pendidikan S1/DIV.
4. Perkembangan Jumlah Sekolah di Sumatera Barat 2010-2012
Selama tiga tahun terakhir yaitu sejak tahun 2010 sampai 2012 pemerintah Provinsi Sumatera Baratberusaha meningkatkan daya tampung dengan cara meningkatkan jumlah lembaga persekolahan untuk memberikan peluang yang lebih besar bagi masyarakat untuk memperoleh
pendidikan. Kondisi riil jumlah sekolah di Sumatera Barat hingga tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Berdasarkan tabel 7.8 di atas dapat diketahui bahwa lembaga persekolahan untuk tingkat Taman-Kanak-Kanak (TK) jumlahnya meningkat 8,65%, untuk tingkat SD meningkat 4,73%, tingkat SMP meningkat 12,57%, untuk SMP satu atap memang tidak dikembangkan sehingga tidak ada penambahan, sedangkan untuk tingkat SMA jumlahnya meningkat 16,66, dan tingkat SMK meningkat 32,02 %. Peningkatan jumlah sekolah selama tiga tahun terakhir
mengalami kemajuan yang berarti, sehingga dapat
meningkatkan daya tampung. Khusus untuk SMP satu atap memang seyogyanya tidak ada lagi karena program tersebut adalah program yang bersifat darurat untuk menanggulangi keberlangsungan pendidikan bagi siswa didaerah tertentu.
Tabel 7.8
Perkembangan Jumlah Sekolah di Sumatera Barat 2010-2012 NO Satuan Pendidikan Jumlah Lembaga Persekolahan Keterangan 2010 2011 2012 1 TK 1.918 2.068 2.084 Naik 8,65 % 2 SD 4.180 4.376 4.378 Naik 4,73 % 3 SMP 676 760 761 Naik 12,57 % 4 SMP SATAP 120 - - - 5 SMA 252 294 294 Naik 16.66 % 6 SMK 178 235 235 Naik 32.02 %
Sumber Data : Dinas PendidikanProvinsi Sumatera Barat (2013) Keterangan : SMP SATAP = SMP Satu Atap
Pada sisi lain jumlah SMK mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Hal ini sesuai dengan kebijakan pemerintah yaitu memperbesar jumlah SMK dibanding dengan SMA. Pemprov. Sumatera Barat berusaha merealisasikan kebijakan tersebut, sehingga dalam kurun waktu tiga tahun (2010- 2012) jumlah SMK meningkat 32,02%. Jenjang pendidikan lainnya juga ditingkatkan, namun peningkatan tersebut tidak sebesar pada SMK. Keberhasilan meningkatkan daya tampung
melalui peningkatan jumlah persekolahan hasilnya cukup menggembirakan.
5. Peningkatan Ruang Kelas Layak Pakai Sumatera BaratTahun 2010-2012
Rehabilitasi ruang kelas yang terus-menerus dilakukan oleh pemerintah (melalui dana APBD Provinsi serta sharing dana dari APBD Kab/Kota) sejak terjadinya gempa bumi 2009 hingga saat ini menambah jumlah ruang kelas dalam kondisi baik dan layak pakai. Tabel berikut ini memperlihatkan persentase ruang kelas dalam kondisi baik dan layak pakai.
Pada tahun 2010 ruang kelas yang layak pakai jumlahnya cukup besar karena saat itu dana untuk rehabilitasi ruang kelas yang rusak akibat gempa bumi 2009 sangat besar jumlah dananya. Tahun 2011 dan 2012 ruang kelas yang layak pakai jumlahnya menurun hal ini terjadi kemungkinan
penyebabnya antara lain ruang kelas yang belum
mendapatkan dana untuk rehabilitasi pada tahun 2010 mengalami kerusakan atau dihancurkan untuk proses pembangunan gedung baru.
Tabel 7.9
Persentase Peningkatan Ruang Kelas Layak Pakai Sumatera BaratTahun 2010-2012
No
Satuan/Jenjang Pendidikan
Persentase Ruang Kelas Kondisi Baik (Layak Pakai) 2010(%) 2011(%) 2012(%) 1 SD 74,75 66,77 69,87 2 SMP 76,95 71,70 74,84 3 SMA 96,75 63,57 87,34 4 SMK 90,82 75,46 94,01
Sumber Data:Dinas PendidikanProvinsi Sumatera Barat (2013)
6. Perkembangan Jumlah Peserta Didik (Siswa) Sumatera Barat 2010-2012
Seiring dengan upaya peningkatan daya tampung
ternyata juga memberikan dampak positif terhadap
peningkatan jumlah siswa pada setiap satuan jenjang pendidikan pada tahun 2010-2012. Kondisi ini merupakan
sebuah indikator keberhasilan peningkatan akses pendidikan di Sumatera Barat, artinya sebagai sebuah kewajiban Pemerintah Daerah Sumatera Barat melalui pembangunan USB dan RKB telah memberikan pengaruh terhadap peningkatan jumlah penduduk usia sekolah untuk dapat bersekolah setiap tahunnya, hal ini dapat dilihat dari tabel berikut.
Tabel 7.10
Perkembangan Jumlah Peserta Didik (siswa) Sumatera Barat 2010-2012
Kesadaran masyarakat meningkat untuk
menyekolahkan anak terutama pada usia TK, hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan jumlah siswa TK sebesar 29,14%. Peningkatan jumlah murid TK terjadi pada tahun 2012. Pada jenjang pendidikan SD, justru mengalami penurunan jumlah pada tahun 2012 sebesar 2,65%. Untuk jenjang pendidikan SMA naik sekitar 3,43%, dan SMK juga mengalami kenaikan jumlah siswa pada tiga tahun terakhir ini sebesar 4,76%. Untuk siswa SMP satu atap sebaiknya memang jumlahnya harus turun, karena program ini adalah program untuk menanggulangi permasalahan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan pendidikan pada beberapa daerah tertentu.
7. Persentase Siswa Putus Sekolah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010 -2012
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi angka putus sekolah, di antaranya dengan memberikan dana BOS, pembebasan SPP bagi siswa SD hingga SLTA. Upaya tersebut ternyata dapat mengurangi
angka putus sekolah di Sumatera Barat. Berikut ini dikemukakan data tentang siswa yang mengalami putus sekolah.
Tabel 7.11
Persentase Siswa Putus Sekolah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010 -2012
No Satuan/Jenjang
Pendidikan
Prosentase Putus Sekolah
2010(%) 2011(%) 2012(%)
1 SD 0,24 0,22 0,20
2 SMP 0,37 0,41 0.35
3 SMA 0,67 0,99 0,95
4 SMK 1,45 0,99 0.97
Sumber Data : Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat (2013)
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa angka putus sekolah untuk tingkat SD mengalami penurunan hingga tiga tahun terakhir, untuk tingkat SMP pada tahun 2011 justru naik jumlah angka putus sekolah sekitar 0,4% namun pada tahun 2012 turun lagi sekitar 0,6%. Untuk tingkat SMA tahun 2011 juga naik sekitar 0,32% tetapi tahun 2012 turun sekitar 0,4%. Untuk siswa SMK terus mengalami penurunan jumlah angka putus sekolah selama tiga tahun terakhir ini. Perubahan angka putus sekolah tersebut tidak terlepas dari adanya beberapa kebijakan pemerintah seperti pemberian bantuan yang berupa dana BOS sebagaimana dikemukakan pada bagian terdahulu.
8. Persentase Lulus Ujian Nasional Sumatera Barat 2010- 2012
Persentase jumlah siswa SMP, MTs, SMA, MA dan SMK Sumatera Barat yang lulus Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2010-2012 mengalami kenaikan di badingkan dengan tahun sebelumnya, kecuali siswa SMK ada sedikit penurunan pada tahun 2012. Data pada tabel berikut memperlihatkan persentase lulus Ujian Nasional SLTP, SMA, MA dan SMK Sumatera Barat tiga tahun terakhir.
Tabel 7.12
Persentase Lulus Ujian Nasional Sumatera Barat 2010-2012
Berdasarkan data pada tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat kenaikan persentase kelulusan, meskipun