• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE KAJIAN

4.4 Evaluasi dan Perhitungan Riap tumbuh

Berdasarkan perhitungan dan analisis data potensi pohon JUN pada tahun ketiga tersebut, makas dapat diestimasi prospek volume tanaman JUN saat dipanen pada tahun kelima. Untuk melakukan estimasi prospek volume panen ditahun kelima, membutuhkan data hasil evaluasi pertumbuhan tanaman dan perhitungan riap pertumbuhan tanaman.

Evaluasi tanaman JUN dilakukan dengan melaksanakan pengukuran pertumbuh-an tpertumbuh-anampertumbuh-an JUN setiap periode tahunpertumbuh-an dpertumbuh-an mengevaluasi kondisi tpertumbuh-anampertumbuh-an pada setiap lokasi tanam. Evaluasi pertumbuhan dilakukan dengan membandingkan data rata-rata keliling dan tinggi pohon pada saat ditanam dengan rata-rata keliling dan tinggi pohon setiap periode tahunan, hingga tahun kelima. Untuk menetapkan bobot hasil evaluasi pertumbuhan, data hasil pengukuran dibandingkan dengan kriteria pertumbuhan yang telah ditetapkan.

Evaluasi tanaman dikoordinasikan oleh Divisi Perencanaan UBH-KPWN, yang dilaksanakan oleh Tim Evaluasi UBH-KPWN dan Tim Evaluasi independen dari pergu-ruan tinggi. Hasil evaluasi pertumbuhan tanaman dilaporkan pihak UBH-KPWN kepada Investor tanaman secara periodik.

Evaluasi tanaman JUN dilakukan pada periode pertama setelah tanaman JUN berumur enam bulan, selanjutnya dilakukan setiap tahun sampai tanaman JUN berumur lima tahun. Evaluasi tanaman dilakukan dengan mengukur pertumbuhan tanaman (per-tumbuhan tinggi dan keliling batang tanaman) dan mengevaluasi kualitas tanaman sesuai kriteria pertumbuhan yang telah ditetapkan.

Evaluasi tanaman umur satu tahun pada lokasi lahan UNB di Kelurahan Cogreg, telah dilaksanakan secara sampling 10% dari total jumlah tanaman yang hidup. Tanaman yang diukur ditentukan setiap kelompok petani, kemudian diukur individu tanaman JUN yang diambil secara acak.

Hasil evaluasi tanaman JUN usia satu tahun di lokasi Kelurahan Cogreg seperti terlihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Rekapitulasi dan Pengolahan Data Hasil Evaluasi Tanaman Usia Satu Tahun.

No. Klasifikasi ∑ Phn %

Tinggi Tanaman (T) Keliling Rata-rata (cm) Tinggi Rata-rata (m) T > = 3,5 m T < 3,5 m ∑ Phn % ∑ Phn % 1 Amat Baik 188 27,40 188 100 0 0 16,19 3,50 2 Baik 248 36,15 204 82,36 44 17,74 13,77 3,00 3 Standard 194 28,28 0 0 194 100 11,94 2.00 4 Bawah Standard 56 8,16 0 0 56 100 9,96 0,75 Jumlah 686 100 392 - 294 - - - Rata-rata - - - - - - 12,97 2,31

Sumber : UBH-KPWN, 2008. Keterangan : Tabel telah disesuaikan

Sesuai data pada Tabel 12 tersebut, hasil evaluasi tanaman satu tahun menun-jukkan sebagai berikut :

1) Jumlah tanaman mencapai pertumbuhan sesuai kriteria amat baik sebanyak 188 pohon dari total sampling atau 27,40% dengan rata-rata keliling 16,19 cm dan tinggi rata-rata 3,5 m.

2) Jumlah tanaman paling banyak memenuhi kriteria baik, sejumlah 248 pohon dari total sampling atau 36,15%. dengan keliling rata-rata 13,77 cm dan tinggi 3,0 m.

3) Jumlah tanaman paling sedikit memenuhi kriteria bawah standard, sebanyak 56 pohon atau 8,6% dengan dengan keliling rata-rata 9,96 cm dan tinggi rata-rata 0,75 m.

Secara keseluruhan pertumbuhan tanaman dari sampel pengukuran usia satu tahun, rata-rata mencapai diameter 12,97 cm dan mencapai rata-rata tinggi tanaman 2,31 cm.

Kriteria hasil evaluasi tanaman pada umur satu tahun ditetapkan seperti pada Tabel 13 berikut.

Tabel 13. Kriteria Evaluasi Tanaman JUN Umur Satu Tahun

Kriteria Evaluasi Tinggi (T) m Keliling (K) cm Bawah standard (BS) T < 1,5 K < 11

Standard (S) 1,5 < T < 2,5 11 < K < 13 Baik (B) 2,5 < T < 3,5 13 < K < 15

Amat Baik (AB) T > 3,5 K > 15

Hasil evaluasi tanaman JUN yang berusia dua tahun di lokasi Kelurahan Cogreg seperti pada Tabel 14.

Tabel 14. Rekapitulasi dan Pengolahan Data Hasil Evaluasi Tanaman Dua Tahun

N o Klasifikasi Phn % Tinggi Tanaman (T) Keliling Rata-rata (cm) Tinggi Rata-rata (m) T > = 8 m T < 8 m ∑ Phn % ∑ Phn % 1 Amat Baik 22 1.56 11 0.78 11 0.78 31.35 8,00 2 Baik 232 16.48 45 3.20 187 13.28 26.70 7,00 3 Standard 604 42.90 27 1.92 577 40.98 22.26 5,5 4 Bawah Standard 550 39.06 1 0.07 549 38.99 16.93 5.00 Jumlah 1,408 100 84 - 1,324 - - - Rata-rata - - - - - - 24,31 6.38

Sumber : UBH-KPWN, 2008 Keterangan: Tabel telah disesuaikan.

Evaluasi tanaman JUN yang berusia dua tahun, berdasarkan pengukuran secara sampling 10% dari total jumlah tanaman yang hidup. Tanaman dievaluasi pada setiap lokasi petani yang diambil secara acak

Kriteria Evaluasi tanaman umur dua tahun seperti terlihat pada Tabel 15 berikut. Tabel 15. Kriteria Evaluasi Tanaman Umur Dua tahun.

Kriteria Evaluasi Tinggi (T) m Keliling (K) cm Bawah standard (BS) T < 5 K < 20

Standard (S) 5 < T < 6 20 < K < 25 Baik (B) 6 < T < 8 25 < K < 30

Amat Baik (AB) T > 8 K > 30

Sumber : UBH-KPWN, 2008

Hasil evaluasi tanaman yang berusia dua tahun menunjukkan data sebagai berikut: 1) Jumlah tanaman mencapai pertumbuhan kriteria amat baik sebanyak 22 pohon dari total sampling atau 1,56% dengan rata-rata keliling 31,35 cm dan tinggi rata-rata esti-masi 8 m.

2) Jumlah tanaman mencapai pertumbuhan kriteria baik sebanyak 232 pohon dari total sampling atau 16,48% dengan rata-rata keliling 26,70 cm dan tinggi rata-rata estimasi 7 m.

3) Jumlah tanaman paling besar memenuhi kriteria Standar, sebanyak 604 pohon atau 42,90%. dengan keliling rata-rata 22,26 cm dan tinggi 5,5 m.

4) Jumlah tanaman memenuhi kriteria bawah Standar, sebanyak 550 pohon atau 39,06%. dengan keliling rata-rata 16,93 cm dan tinggi rata-rata estimasi 5 m.

Secara keseluruhan pertumbuhan tanaman dari sampel pengukuran tanaman yang berusia dua tahun rata-rata diameternya 24,31 cm, rata-rata tingginya 6,38 cm dan setelah diperhitungkan rata-rata volumenya 0,030 m3/pohon. Hasil evaluasi pertumbuhan tanam-an JUN ytanam-ang berusia dua tahun pada Kelurahtanam-an Cogreg tersebut, menunjukktanam-an pertum-buhan yang lebih jelek, dibandingkan dengan data hasil evaluasi tanaman JUN yang berusia dua tahun di lokasi lain di Kabupaten Bogor.

Hasil evaluasi tanaman yang berusia dua tahun di Kecamatan Ciampea dan Keca-matan Parung Kabupaten Bogor, yang tersebar pada 203 lokasi tanam, dan dikelola oleh 168 petani, dengan jumlah tanaman 40.196 pohon, dengan data sebagai berikut :

1) Memenuhi kriteria Amat baik sebanyak 5.704 pohon atau 14,3% 2) Memenuhi kriteria baik sebanyak 19.713 pohon atau 49,4% 3) Memenuhi kriteria standard sebanyak 13.213 pohon atau 33% 4) Hanya memenuhi kriteria bawah standard 1.295 pohon atau 3,4%

Perbedaan pertumbuhan tanaman dapat terjadi pada lokasi yang sama dalam satu wilayah kelas kesuburan tanah dan kondisi iklim yang sama. Faktor utama perbedaan tersebut biasanya disebabkan adanya perbedaan jenis dan asal klon jati unggul yang dita-nam (Siswamartana, 2009). Klon JUN yang ditadita-nam pada tahun 2007, belum terseleksi. Sejak tahun 2008 UBH-KPWN melakukan penanaman lebih berkonsentrasi pada tiga klon tanaman yang telah terseleksi (Adjie et al., 2008).

Untuk evaluasi tanaman yang berusia tiga tahun dilakukan secara sensus pada seluruh tanaman yang hidup. Hasil evaluasi tanaman yang berusia tiga tahun menun-jukkan data sebagai berikut :

1) Jumlah tanaman terbanyak mencapai kriteria pertumbuhan bawah standard sebanyak - 3503 pohon dari total tanaman atau 57,65%, rata-rata keliling 25,81 cm dan tinggi rata-rata 6,71 m.

2) Jumlah tanaman yang mencapai kriteria pertumbuhan standard sebanyak 2572 pohon atau 42,35%.

3) Tidak ada tanaman yang memenuhi kriteria Baik dan Amat Baik.

Hasil evaluasi tanaman JUN yang berusia tiga tahun tersebut, disajikan seperti pada Tabel 16.

Tabel 16. Rekapitulasi dan Pengolahan Data Hasil Evaluasi Tanaman Tiga Tahun

No. Klasifikasi

Phn %

Tinggi Tanaman (T) Keliling Rata2 (cm) Tinggi Rata2 (m) T > 12 m T < 12 m ∑ Phn % ∑ Phn % 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Amat Baik 0 0 0 0 0 0 0 0 2 Baik 0 0 0 0 0 0 0 0 3 Standard 2572 42,35 0 0 2572 100 31,57 8,95 4 Bawah Standard 3503 57,65 0 0 3503 100 25.81 6,71 Jumlah 6075 100 - - 6075 - 28,69 7,83

Sumber : UBH-KPWN, 2010 B. Keterangan : Tabel telah disesuaikan.

Hasil evaluasi data tanaman yang berusia tiga tahun ditetapkan berdasarkan kri-teria seperti pada Tabel 17.

Tabel 17. Kriteria Evaluasi Tanaman Umur tiga tahun

Kriteria Evaluasi Tinggi (T) m Keliling (K) cm Bawah standard (BS) T < 8 K < 30

Standard (S) 8 < T < 10 30 < K < 35 Baik (B) 10 < T < 12 35 < K < 40 Amat Baik (AB) T > 12 K > 40 Sumber : UBH-KPWN, 2008.

Secara keseluruhan sesuai evaluasi pertumbuhan tanaman yang berusia tiga tahun mencapai rata-rata keliling 28,69 cm dan tinggi rata-rata 7,83 m. Sesuai rata-rata keliling tersebut maka diameter rata-rata 0,09 cm, dan volumenya rata-rata 0,05 m3/pohon.

Tabel 18 Hasil Evaluasi Tanaman Selama Periode Tiga Tahun, Di Lokasi Lahan UNB Kelurahan Cogreg, Kecamatan Parung, Bogor.

Tahun Periode Evaluasi Keliling (cm) Diameter (m) Tinggi (m) Volume (m3) Keterangan 2008 12,97 0,043 2,31 0,003 2009 24,31 0,08 6,38 0,030 Pengukuran tinggi hanya estimasi 2010 28,69 0,09 7,80 0,05 Sda Penelitian 2010 (sampel 2,5%) 34 0,11 4,74 0,045 Pengukuran tinggi sampai bebas cabang

Untuk menentukan prospek potensi tanaman setelah tahun ketiga dapat diperhi-tungkan berdasarkan riap atau pertumbuhan rata-rata tahunan tanaman (diameter, tinggi atau volume). Sesuai hasil evaluasi pertumbuhan tanama JUN dari tahun pertama hingga tahun ketiga tersebut. Riap pertumbuhan tanaman diperhitungkan seperti pada Tabel 19.

Tabel 19. Riap pertumbuhan tanaman JUN sampai Usia tiga Tahun. Tahun Evaluasi Keliling

(cm) Diameter (m) Tinggi (m) Volume (m3) Keterangan Evaluasi UBH-KPWN Tahun 2008 12,97 0,04 2,31 0,003 Pengukuran tinggi hanya estimasi Evaluasi UBH-KPWN Tahun 2009 24,31 0,08 6,38 0,030 Pengukuran tinggi hanya estimasi Evaluasi UBH-KPWN Tahun 2010 28,69 0,09 7,80 0,05 Pengukuran tinggi hanya estimasi Penelitian tahun 2010

(sampel 2,5%) 34 0,11 4,74 0,045 sampai bebas cabangPengukuran tinggi

Riap tahun ke 0 – 1 11,34 0,04 2,31 0,027 (2007 data awal tanam) 2007 – 2008

Riap tahun ke 1 – 2 9,69 0,03 4,07 0,015 (2009 – 2008)

Riap tahun ke 2 - 3 4,38 0,01 1,42 0,020 (2010 data penelitian) (2010 – 2009)

Jumlah Riap 25,41 0,08 7,80 0,062 data tinggi 2010 sesuai estimasi UBH-KPWN

Rata2 Riap/tahun 8,47 0,027 2,60 0,021

Hasil evaluasi pertumbuhan tersebut menunjukkan pertumbuhan keliling tertinggi terjadi pada antara tahun kesatu dengan tahun kedua sebesar 11,34 cm/pohon/tahun atau riap diameter 0,040 m/pohon/tahun dan riap tinggi 4,07 m/pohon/tahun, maka riap volu-me diperhitungkan 0,027 m3/pohon/tahun.

Pada periode antara tahun kedua dengan tahun ketiga menunjukkan penurunan pertumbuhan rata-rata keliling menjadi 9,69 cm/pohon/tahun atau diameter 0,03 m/pohon/ tahun dan tinggi 1,42 m/pohon/tahun. Perhitungan riap tinggi untuk tahun kedua sesuai data hasil pengukuran Tim UBH-KPWN tahun 2010. Hal tersebut untuk menyesuaikan dengan data estimasi tinggi pohon pada tahun sebelumnya, mengingat metode pengukuran tinggi pohon Tim UBH-KPWN dengan pengukuran tinggi sampel tanaman pada penelitian tersebut, namun riap volume dihitung sesuai data tinggi hasil pengukuran bebas cabang, sehingga riap volume tahun ketiga 0,015 m3/pohon/tahun.

Hasil evaluasi Tim UBH-KPWN tahun 2010, menunjukkan pertumbuhan keliling hanya 4,38 cm/pohon/tahun atau diameter hanya 0,01 m/pohon/tahun. Hasil pengukuran tinggi yang dilakukan secara estimasi menunjukkan pertumbuhan tinggi 1,42 cm/pohon-/tahun, maka riap pertumbuhan volume diperhitungkan 0,020 m3/pohon/tahun

Data pertumbuhan selama periode masa tanam selama tiga tahun diperoleh rata-rata riap pertumbuhan keliling 8,47 cm/pohon/tahun atau riap diameter 0,027 m/pohon/ tahun, dan rata-rata riap pertumbuhan tinggi 2,60 m/pohon/tahun, serta riap pertumbuhan volume rata-rata 0,021 m3/pohon/tahun. Sesuai data riap rata-rata volume per pohon, maka potensi riap pertumbuhan tanaman rata-rata 21 m3/ha.

Saat dilakukan evaluasi pertumbuhan tanaman sekaligus juga dilakukan evaluasi kondisi tanaman. Evaluasi kondisi tanaman mencakup kesegaran tanaman, adanya se-rangan hama dan kondisi tumbuh abnormal. Tim evaluasi dapat menetapkan suatu kon-disi tanaman dinyatakan mati, maka harus ditanami kembali, atau tanaman dimatikan atau dinyatakan mati karena salah satu sebab tersebut.

Hasil evaluasi kondisi tanaman pada tahun pertama sebanyak 92 tanaman atau 1,29% mengalami kematian dari total bibit JUN yang ditanam, dan telah dilakukan pena-naman kembali (sulaman).

Hasil evaluasi kondisi tanaman pada tahun kedua sebanyak 556 tanaman atau 7,81% dari total tanaman yang mengalami kematian atau harus dimatikan. Hasil evaluasi kondisi tanaman pada usia tanam tahun ketiga, sebanyak 403 tanaman atau 5,66% mengalami kematian atau harus dimatikan, sehingga rata-rata kematian pertahun 4,92%.

Contoh kerusakan tanaman yang harus dimatikan, karena adanya serangan hama penyakit atau kerusakan fisik saat pertumbuhan, seperti pada Gambar 9.

Kematian pada tahun kesatu hasil evaluasi umumnya disebabkan adanya serangan hama dan kerusakan bibit saat ditanam. Kematian pada tahun kedua dan ketiga disebab-kan adanya serangan hama, pertumbuhan terhambat, pertumbuhan plagiotrop (penyim-pangan arah tumbuh), dan kerusakan karena adanya terkena petir (Setiaji, 2009).