• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE KAJIAN

4.3 Inventarisasi Potensi Tanaman JUN

Jumlah Pohon Hidup (pohon) Keterangan 1 1 Tahun 7120 92 1,29 7028 Disulam 92

2 2 Tahun 7120 556 7,81 6564 Sisa Hidup

3 3 tahun 6564 403 5,66 6075 Sisa Hidup

4 Jumlah ditahun ketiga 7120 959 13,47 6075 Sisa Hidup 5 Rata-rata/tahun 2025 350 4,92 2025 Tanaman hidup 6 Prediksi

tahun ke-5 6075 1660 23,31 5460 Sisa Hidup

Sumber : UBH-KPWN (2010.B) Keterangan : Hasil evaluasi tanaman JUN usia 1, 2 dan 3 tahun

4.3Inventarisasi Potensi Tanaman JUN

Inventarisasi potensi tanaman JUN pada lokasi penelitian tersebut, telah dilaksa-nakan pada sampel tanaman JUN yang berusia tiga tahun. Hasil pengambilan sampel

tanaman sebanyak 2,5%, dari 6075 pohon populasi tanaman hidup atau sebanyak 152 pohon. Kondisi populasi tanaman JUN berusia tiga tahun di lokasi kebun praktek UNB, seperti pada Gambar 7 :

Pengambilan sampel tanaman dilakukan secara stratifikasi sesuai petak tanaman. Jumlah petak tanaman yang dikelola petani penggarap terdiri 24 petak tanaman, yang masing-masing petak dikelola oleh seorang petani penggarap. Jumlah pohon atau tanam-an JUN ytanam-ang dikelola masing-masing pettanam-ani tanam-antara 90 pohon per petak sampai 557 pohon per petak.

Sampel untuk pengukuran potensi pohon, diambil 2,5% dari jumlah tanaman tiap petak tersebut, yaitu antara 3 – 14 pohon/petak. Sesuai jumlah sampel tiap petak tersebut, ditetapkan pohon sampel awal secara acak (sesuai nomor pohon terpilih). Selanjutnya secara sistematis ditetapkan nomor pohon sampel yang akan menjadi subjek pengukuran. Apabila saat pengukuran sampel pohon di lapangan ternyata pohon sampel telah mati atau ditetapkan untuk dimatikan karena pertumbuhan abnormal, maka sampel pohon dipindah ke nomor selanjutnya yang masih hidup normal.

Pengukuran sampel potensi tanaman berusia tiga telah dilakukan yaitu ;

1) Keliling tanaman diukur pada 10 cm diatas tanah dan pada posisi ujung pohon (pada posisi bebas cabang utama), serta keliling batang diukur pada posisi setinggi dada (+ 152 cm dari tanah).

2) Tinggi pohon diukur mulai dari posisi pangkal batang, hingga posisi ujung pohon (pada posisi bebas cabang utama).

Gambar 7. Tanaman JUN Usia Tiga Tahun di Kelurahan Cogreg Kecamatan Parung

3) Diameter pohon dihitung dengan mengubah data hasil pengukuran keliling (keliling pangkal, keliling ujung dan keliling pada setinggi dada) menjadi data diameter.

4) Rata-rata diameter pangkal dan diameter ujung, dihitung tiap pohon sampel. Pelaksanaan pengukuran keliling dan tinggi pohon seperti pada Gambar 8 :

Gambar 8. Kegiatan Pengukuran Potensi tanaman JUN berusia tiga tahun

Hasil pengukuran sampel tanaman tiap lokasi petani seperti pada Lampiran 6. Sesuai hasil pengukuran dan pengolahan data tersebut didapat rata-rata keliling 0,34 m tiap pohon, atau rata-rata diameter 0,11 m tiap pohon, dan rata-rata tinggi pohon 4,74 m tiap pohon, serta rata-rata volume 0,044 m3/pohon.

Apabila jumlah tiap hektar 1000 pohon (jarak tanam 2m x 5m), maka potensi tanaman JUN diperhitungkan 44 m3/ha. Secara keseluruhan potensi tanaman yang berusia tiga tahun di Kelurahan Cogreg sebesar 266,28 m3. Potensi tanaman tersebut dikelola oleh 24 petani penggarap, sehingga rata-rata potensi tanaman tiap blok petani 11,10 m3.

Berdasarkan rentang data hasil pengukuran tersebut, diperoleh data tertinggi dari tiap pohon sampel, yaitu keliling 0,45 m, diameter 0,14 m, tinggi 5,60 m, dan volume 0,07 m3/pohon. Data terendah hasil pengukuran dari tiap pohon sampel, yaitu keliling 0,28 m, diameter 0,09 m, tinggi 4,33 m dan volumenya 0,03 m3. Hasil perhitungan potensi volume pohon tiap petani seperti pada Lampiran 7, dan hasil rekapitulasi potensi rata-rata seluruh populasi pohon sampel seperti pada Lampiran 8.

Hasil pengukuran tersebut, menunjukkan data yang berbeda dengan hasil pengu-kuran tanaman JUN yang berusia tiga tahun, yang dilaksanakan Tim Evaluasi UBH-KPWN. Hasil pengukuran Tim UBH-KPWN, tanaman JUN yang berusia tiga tahun rata-rata keliling 0,29 m atau diameternya 0,09 m, dan rata-rata-rata-rata tinggi 7,83 m, sehingga

volumenya rata-rata 0,05 m3/pohon (UBH-KPWN, 2010.B). Perbedaan tersebut terjadi pada hasil pengukuran tinggi, karena Tim UBH-KPWN melakukan pengukuran dengan metode penaksiran seluruh tinggi pohon, sebagai volume pohon berdiri (standing stock), sedangkan pada penelitian tersebut, pengukuran tinggi sampai batang bebas cabang, untuk memperhitungkan potensi panen atau harvesting stock (Simon, 2007)

Sebagai perbandingan lain hasil pengukuran potensi tanaman JUN yang berusia tiga tahun, yang dilakukan Tim Evaluasi UBH-KPWN di Kabupaten Magetan, pada wilayah tiga kecamatan yang tersebar pada 19 lokasi desa. Hasil rekapitulasi pengukuran sampling dari 26.751 pohon JUN yang hidup, menunjukkan rata-rata keliling 21,05 cm atau diame-ter rata-rata 0,07, dan rata-rata tinggi pohon 6.41 m, sehingga diperhitungkan volume rata-rata 0,023 m3/pohon (UMM, 2010).

Hasil rata-rata pengukuran pada berbagai lokasi tanaman JUN yang berusia tiga tahun seperti terlihat pada Tabel 11 :

Tabel 11. Perbandingan Hasil Pengukuran Potensi Tanaman JUN Usia Tiga Tahun pada beberapa Lokasi Tanaman.

Lokasi Jumlah Tanaman Hidup (pohon) Rata2 Keliling (m) Rata2 Tinggi (m) Rata2 Diameter (m) Rata2 Volume (M3) Bulan Evaluasi Kabupaten Desa (jumlah) Magetan Pengukuran UBH-KPWN 19 26.751 0,21 6,41 0,07 0,023 Pebruari 2010 Madiun Pengukuran UBH-KPWN Kebun Observasi 44 0,40 8,25 0,13 0,106 Mei 2010 Bogor Pengukuran UBH-KPWN Kelurahan Cogreg 6.075 0,29 7,83 0,09 0,051 Pebruari 2010 Bogor Hasil Penelitian Kelurahan Cogreg 6.075 0,34 4,77 0,11 0,044 Juni 2010 Jumlah 38.945 1,24 22,49 0,29 0,179 Rata-rata 9.736 0,31 5,62 0,07 0,045

Sumber : Universitas Merdeka Madiun (2010) bekerjasama dengan Tim UBH-KPWN.

Pengukuran potensi tanaman JUN yang berusia tiga tahun pada lokasi kebun observasi di Desa Rejomulyo (Mess UBH-KPWN) Kabupaten Madiun. Hasil rekapitulasi dari 44 pohon JUN yang dievaluasi, menunjukkan hasil ukur rata-rata keliling setinggi

dada 40,10 cm atau rata-rata diameter 0,13 m dan rata-rata tinggi pohon 7,80 m, sehingga diperhitungkan volumenya rata-rata 0,10 m3/pohon(UMM, 2010).

Rata-rata keliling dan diameter hasil penelitian di Kelurahan Cogreg Bogor lebih besar dari data hasil pengukuran Tim Evaluasi UBH-KPWN di Kabupaten Magetan dan Kabupaten Bogor, tetapi hasil rata-rata tinggi hasil penelitian di Cogreg lebih kecil jika dibandingkan hasil Tim Evaluasi UBH-KPWN.

Sesuai data pada Tabel 11 tersebut, data hasil pengukuran di lokasi kebun obser-vasi di Madiun menunjukkan lebih besar dari hasi pengukuran dilokasi lain, dengan volume rata-rata 0,106 m3/pohon. Rata-rata potensi volume dari ketiga lokasi tersebut 0,045 m3/pohon atau setara dengan 45 m3/ha, hal tersebut lebih mendekati rata-rata volume hasil penelitian di Kelurahan Cogreg 0,044 m3/pohon atau 44 m3/ha.

Secara umum perbedaan hasil ukur karena dilakukan pada sampling tanaman yang berbeda dan menggunakan metode pengukuran yang berbeda. Perbedaan tersebut karena pada penelitian menggunakan rata-rata dua kali pengukuran keliling (keliling pangkal dan ujung), sedangkan UBH-KPWN hanya mengukur keliling setinggi dada. Perbedaan hasil pengukuran tinggi disebabkan pada pengukuran Tim Evaluasi UBH-KPWN hanya melakukan penaksiran tinggi dengan galah ukur, sedangkan pada penelitian tersebut dilakukan pengukuran tinggi tanaman sampai posisi bebas cabang. Hasil evaluasi UBH-KPWN tidak melakukan perhitungan volume pohon, sedangkan pada penelitian tersebut dihasilkan perhitungan volume sebagai nilai potensi yang diestimasi pada saat pemanenan kayu JUN.

Perbedaan pertumbuhan tanaman jati sangat dipengaruhi oleh kelas kesuburan tanah (bonita) di lokasi tanaman, dan juga dipengaruhi oleh teknik silvikultur (budidaya) yang diterapkan. Umumnya kelas kesuburan tanah di daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah, lebih baik di bandingkan kelas kesuburan tanah di daerah jawa Barat (Iskak et al., 2005).

Hasil evaluasi pertumbuhan Jati Plus Perhutani (JPP) pada usia lima tahun, dengan perlakuan budidaya intensif (silvikultur intensif) menunjukkan rata-rata diameter tanaman 17,2 cm dan tingginya 17 m. Untuk JPP yang berusia lima tahun tanpa perlakuan sil-vikultur intensif (Silin), menunjukkan data rata-rata diameter 9,5 cm dan tingginya 9,3 m.