• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sebelum dilakukan optimasi proses ekstraksi untuk memperoleh hasil ekstrak heksana dan etanol yang optimum digunakan untuk pengujian ekstrak terstandar, terlebih dahulu dilakukan penelitian pendahuluan yang meliputi identifikasi taksonomi dan analisis proksimat terhadap biji kamandrah.

1. Evaluasi dan Identifikasi Taksonomi

Evaluasi taksonomi dan identifikasi merupakan empirical studies, dengan tujuan untuk memastikan bahwa tanaman yang diteliti dan digunakan adalah tanaman kamandrah yang selama ini digunakan masyarakat sebagai obat tradisional secara turun-temurun. Adapun penampakan biji yang diambil dari buah kamandrah yang digunakan sebagai bahan baku simplisia seperti disajikan pada Gambar 19.

(a) Buah Kamandrah (b) Biji Kamandrah

Gambar 19. Penampakan (a) Buah dan (b) Biji Kamandrah (Croton tiglium L.) Tanaman ini diambil dari daerah pedalaman Tamiang Layang, Kabupaten Barito Timur, Propinsi Kalimantan Tengah. Identifikasi taksonomi ini dilakukan di Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor. Hasil identifikasi yang dilakukan di Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia (LIPI) Bogor menunjukkan bahwa tanaman yang diteliti memang tanaman kamandrah dengan nama latin Croton tiglium L, seperti disajikan pada Lampiran 1.

Dari hasil evaluasi taksonomi diketahui bahwa tanaman kamandrah merupakan tanaman semak, pohon kecil atau perdu, tinggi antara 5 - 24 m. Batang tanaman tegak, bulat, berambut dan berwarna hijau. Daun tanaman dicirikan pada bagian pangkal daun tepinya bergerigi, berseling, lonjong, pada bagian ujung runcing, pangkal membulat, berdaun tunggal, panjang daun 3 - 4,5 cm, lebar 1 - 3,5 cm, tangkai silendris, panjang 2 - 2,5 cm, pertulangan menyirip dan berwarna hijau. Bunganya dicirikan berbentuk majemuk, bentuk bulir, diujung batang, kelopak membulat, bertoreh, warna hijau, benang sari banyak, putih kekuningan, kepala putik bulat, kuning, mahkota bentuk corong kuning. Buah berbentuk kotak, bulat, dengan diameter ± 0,5 cm, dan berwarna hijau. Biji tanaman ini berbentuk bulat telur, kecil, dan berwarna hitam. Akar termasuk akar tunggang, dan berwarna putih kotor.

2. Penentuan Kandungan Proksimat Biji Kamandrah (Croton tiglium L.)

Penentuan kandungan proksimat biji kamandrah yang digunakan dalam penelitian ini merupakan tahapan penelitian pendahuluan yang diharapkan memperoleh informasi penting terhadap serbuk biji kamandrah yang meliputi kadar air dan kandungan proksimat bahan.

Penentuan Kadar Air

Penentuan kadar air berhubungan dengan kuantitas hasil ekstrak yang diperoleh pada proses ekstraksi dan kualitas bioaktif senyawa hasil ekstraksi yang diperoleh dari bahan simplisia berupa serbuk biji kamandrah yang digunakan dalam penelitian ini. Selain itu penentuan kadar air pada biji kamandrah berkorelasi dengan kerusakan biji yang digunakan sebagai simplisia.

Penentuan kadar air yang dilakukan dengan mengeringkan pinggan porselin suhu diatas 100oC selama 30 menit, dinginkan dan ditimbang. Bahan ditimbang

kemudian dimasukkan dalam porselin dan dikeringkan pada suhu 105oC selama 2 jam.

Menghitung kadar air (%) seperti pada Lampiran 2.

Dari hasil penelitian berdasarkan bobot basah dan kering, menunjukkan bahwa kadar air bobot basah biji kamandrah yang baru dipanen atau sebelum dilakukan pengeringan dengan kadar air rata-rata 53.69%, sedang setelah menjadi simplisia berdasarkan berat kering menunjukkan kadar air pada biji kamandrah yang digunakan berada pada grade dibawah 10% yaitu 6,20% seperti pada Gambar 20.

Simplisia yang disimpan dengan kadar air di atas 10% akan cepat rusak, karena berpeluang sebagai tempat hidup dan perkembangnya mikroorganisme yang menyebabkan kerusakan selama penyimpanan. Suatu bahan relatif stabil dari serangan mikroba jika kandungan air bahan tersebut kurang dari 10%.

Dengan demikian simplisia biji kamandrah yang digunakan dalam penelitian ini telah memenuhi syarat sebagai simplisia karena memiliki kandungan kadar air yang hanya 6,20%. Menurut Badan POM (1985) salah satu prasyarat kadar air yang digunakan pada simplisia bagian tanaman kadar airnya tidak lebih dari 10%.

Penentuan Kandungan Proksimat

Kandungan proksimat yang diamati meliputi kadar lemak, kadar serat, kadar protein, kadar abu dan karbohidrat yang terkandung dalam serbuk simplisia biji kamandrah.

Penentuan kandungan proksimat yang meliputi penentuan kadar lemak, dilakukan dengan mengekstrak sebanyak 2 g bahan dengan pelarut dalam soxhhlet selama 6 jam, kemudian dikeringkan dalam oven suhu 100oC selama 30 menit dan

didinginkan dalam desikator sampai beratnya konstan.

Kadar serat, bahan sebanyak 2 g diekstraksi dengan petroleum eter sampai kadar lemak dalam bahan kecil dari 1 persen. Bahan 1,5 g dimasukkan dalam erlemeyer ditambah 200 ml H2SO4 1,25% , kemudian didihkan di bawah pendingin balik selama

30 menit. Ditambah 200 ml NaOH 1,25 % dalam Erlenmeyer, kemudian dididihkan kembali di bawah pendingin balik selama 30 menit. Disaring dan dicuci dengan 20 ml H2SO4 1,25 %, 50 ml air panas dan 25 ml alkohol. Residu beserta kertas saring

dikeringkan pada suhu 130oC selama 2 jam, kemudian didinginkan dalam desikator dan

ditimbang. Diabukan selama 30 menit pada suhu 60oC, dan didinginkan sampai bobot

konstan, kemudian ditimbang.

Kadar protein, sebanyak 0,1 g bahan dimasukkan dalam labu Kjeldahl, ditambah 2,5 ml asam sulfat pekat, 1 g katalis dan batu didih, kemudian mendidihkan 1 – 1,5 jam . Labu didinginkan, yang isinya dipindahkan ke dalam alat destilasi, ditambahkan 15 ml larutan NaOH 50 %, dibilas dengan air suling.

Kadar abu, 2 g bahan dimasukkan dalam tanur dengan suhu 600oC, proses

pengabuan dilakukan selama 2 jam, kemudian bahan didinginkan dan ditimbang. Kadar karbohidrat (%) = 100% - (protein + lemak + serat kasar + air + abu). Tatacara analisis proksimat pada Lampiran 2, sedangkan hasil analisis kandungan proksimat seperti ditunjukkan pada Gambar 20.

6.2 3.14 40.01 26.69 8.41 15.51 0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 45.0

Kadar Air Kadar Abu Kadar Lemak Kadar Protein Serat Kasar Karbohidrat

Komponen Kan du nga n ( %)

Hasil analisis kandungan proksimat Gambar 20. menunjukkan bahwa serbuk Gambar 20. Hasil Analisis Kadar Air dan Kandungan Proksimat Biji Kamandrah

serat kasar 8.45%, protein 26.69%, abu 3.14%, dan karbohidrat 15.51%. Dari hasil analisis kandungan proksimat tersebut membuktikan bahwa serbuk biji kamandrah (Croton tiglium L.) banyak mengandung lemak, kemudian diikuti kandungan protein, karbohidrat dan kadar abu yang hanya 3.14%.

Penentuan kadar air dan kandungan proksimat simplisia serbuk biji kamandrah ini merupakan informasi penting untuk menentukan jenis pelarut yang digunakan dalam mengekstraksi senyawa aktif yang terkandung pada biji kamandrah. Mengingat pada biji kamandrah terdapat senyawa polar dan non polar. Agar senyawa target dapat diperoleh secara maksimal, maka pelarut yang digunakan juga berdasar kepolarannya. Senyawa yang bersifat polar akan dilarutkan dengan senyawa polar, sedangkan senyawa non polar dilarutkan dengan pelarut non polar. Pada penelitian ini pelarut polar menggunakan etanol, sedangkan pelarut non polar menggunakan heksana.