• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

2. Hasil Kualitas Buku Panduan Guru

Buku panduan permainan tradisional dikembangkan berdasarkan materi matematika pada tema 6 kelas II sekolah dasar revisi 2017. Subtema yang peneliti pilih memuat materi pengukuran satuan berat. Berdasarkan materi yang peneliti peroleh, maka peneliti memilih permainan tradisional yang sesuai dengan materi tersebut agar mampu dikaitkan dan diaplikasikan ke dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini bertujuan agar peserta didik lebih mudah memahami materi matematika.

Permainan tradisional yang diterapkan dalam pembelajaran membuat peserta didik terlibat aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Materi pada pembelajaran matematika diajarkan dengan menggunakan media konkret yang dapat membantu peserta didik memahami materi pembelajaran.

Permainan tradisional yang terdapat pada buku panduan guru bermanfaat dan akan memenuhi kebutuhan dalam fasilitas guru dalam kegiatan belajar mengajar.

Buku panduan guru memiliki peran bagi pemakainya dalam mengembangkan inovasi baru dalam kegiatan belajar mengajar. Peneliti memilih beberapa permainan tradisional yang sesuai dengan karakteristik peserta didik kelas II sekolah dasar, permainan tradisional yang terdapat dalam isi buku disesuaikan juga dengan materi matematika yang akan diajarkan supaya tidak menyimpang dari konsep matematika. Pemilihan permainan yang sesuai dengan alat dan bahan yang mudah dicari akan mempermudah guru dalam mengaplikasikan buku panduan pada kegiatan pembelajaran. Buku panduan guru didasari pada pendapat Kartz (Saleh &

Sujana, 2009: 80) menjelaskan bahwa buku panduan adalah buku yang berisi berbagai macam informasi mengenai suatu masalah atau subjek. Buku panduan berisikan informasi mengenai kegiatan di suatu kelompok beserta materi ajar yang perlu dipahami oleh mentor.

Setelah desain produk selesai, produk buku panduan guru dicetak sesuai dengan keinginan peneliti. Produk yang telah menjadi sebuah buku, kemudian peneliti berikan kepada tiga validator yaitu ahli matematika, ahli literasi dan kebahasaan anak, dan guru kelas bawah sekolah dasar untuk divalidasi. Hasil validasi produk oleh ahli matematika memperoleh skor rata-rata 3,0 yang menunjukkan kategori “Baik”, hasil validasi dari ahli literasi dan kebahasaan anak memperoleh skor rata-rata 3,87 yang menunjukkan kategori “Sangat Baik”, sedangkan hasil validasi dari guru kelas bawah sekolah dasar memperoleh skor rata-rata 3,3 dengan kategori “Sangat Baik”.

Keseluruhan skor rata-rata yang diperoleh peneliti pada hasil validasi dari ketiga validator yaitu 3,39 dengan kategori “Sangat Baik”. Kategori yang didapat peneliti menunjukkan bahwa produk buku panduan guru yang dibuat oleh peneliti layak untuk dipergunakan. Sebelum diuji coba kan peneliti juga harus merevisi isi produk buku yang masih dinilai kurang oleh validator.

Peneliti bersama dengan guru melaksanakan uji coba kepada peserta didik pada tanggal 20 Februari 2020. Pada saat uji coba berlangsung peneliti hanya menjadi fasilitator saja. Sebelum masuk ke dalam inti pembelajaran peneliti memberikan soal pretest pada awal kegiatan pembelajaran dan soal posttest pada akhir pembelajaran yang akan dikerjakan oleh peserta didik

100

serta pertanyaan refleksi peserta didik mengenai pembelajaran menggunakan permainan tradisional. Hasil uji coba menunjukkan adanya peningkatan pada SD Bopkri I Gondolayu Yogyakarta dari hasil pretest dan posttest, skor rata-rata pretest 56 dan skor rata-rata-rata-rata soal posttest 64. Dari hasil rata-rata-rata-rata yang didapat dari SD Bopkri I Gondolayu Yogyakarta tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua SD tersebut menunjukkan adanya peningkatan setelah melakukan kegiatan belajar mengajar menggunakan permainan tradisional.

Selisih peningkatan hasil pretest dan posttest dari SD Bopkri I Gondolayu Yogyakarta sebanyak 63%. Peningkatan nilai menunjukkan adanya perkembangan kognitif pada peserta didik. Hasil uji coba menunjukkan bahwa buku panduan guru yang berisi mengenai permainan tradisional dalam pembelajaran matematika dinilai efektif sebagai media pembelajaran.

Buku panduan guru memiliki sampul dengan warna yang cerah dan memperlihatkan gambar permainan tradisional yang ada pada buku panduan.

Isi di setiap permainan mengandung gambar yang konkret, di setiap langkah-langkah permainan disertai gambar yang mampu mempermudah pembaca dalam memahami langkah-langkah permainanannya. Hal tersebut terbukti pada kegiatan hasil kuesioner guru. Buku panduan yang menarik minat guru untuk membaca sesuai dengan kriteria pertama buku panduan yang berkualitas menurut Greene dan Petty (Utomo, 2008: 45), yang menyatakan bahwa buku panduan harus menarik minat bagi penggunanya.

Buku panduan yang peneliti susun berisikan beberapa permainan tradisional yang telah dimodifikasi agar sesuai dengan materi matematika dan karakteristik peserta didik kelas II sekolah dasar. Sejalan dengan pendapat Slavin (2011: 50) bahwa peserta didik kelas II sekolah dasar masuk pada tahap operasional konkret, tahap tersebut dapat membentuk konsep, melihat hubungan, dan memecahkan masalah, tetapi hanya sejauh jika mereka melibatkan objek dan situasi yang sudah tidak asing lagi. Selain itu, alat permainan yang digunakan dalam permainan mudah ditemukan di lingkungan sekitar. Dengan demikian guru dapat termotivasi dengan adanya buku panduan permainan tradisional, karena peserta didik sangat tertarik dengan permainan yang dimainkan dan merasa senang karena dapat belajar sambil

bermain. Sejalan dengan pendapat Meletiou dan Efstathios (Mayasari, Araujo, Kusumastuti, Sidharta, Hardiyanti, Widyaningrum, 2014: 342) bahwa permainan mampu meningkatkan minat dan motivasi peserta didik sehingga mereka dapat terlibat langsung dalam kegiatan kelas. Hal tersebut sesuai dengan kriteria kedua buku panduan yang berkualitas menurut Greene dan Petty (Utomo, 2008: 45), yang menyatakan bahwa buku panduan dapat memotivasi bagi penggunanya.

Permainan yang terdapat dalam buku panduan disertai dengan gambar-gambar konkret langkah-langkah pada setiap permainan yang telah dimodifikasi. Gambar-gambar tersebut disajikan untuk mempermudah guru dalam mengimajinasikan permainan tradisional. Hal tersebut sesuai dengan kriteria ketiga buku panduan yang berkualitas menurut Greene dan Petty (Utomo, 2008: 45), yang menyatakan bahwa buku panduan harus memuat ilustrasi yang menarik hati bagi yang mempergunakannya.

Bahasa yang digunakan dalam buku panduan guru telah menggunakan kata baku yang sesuai dengan KBBI dan EBI. Bahasa dalam buku panduan disajikan dengan kalimat yang mudah untuk dipahami. Guru akan mudah memahami tulisan yang disajikan dalam buku panduan, hal tersebut akan membuat guru lebih mudah menerapkan permainan yang telah dimodifikasi pada kegiatan pembelajaran. Terlihat dari hasil kuesioner yang diisi oleh guru. Bahasa yang mudah dipahami ini termasuk ke dalam kriteria keempat menurut Greene dan Petty (Utomo, 2008: 45), yang berpendapat bahwa penulis harus mempertimbangkan aspek linguistik sesuai dengan kemampuan pemakainya.

Permainan kreatif dibuat dengan berbagai aturan dan modifikasi yang disesuaikan dengan tingkat dan usia peserta didik (Mayasari, dkk. 2014: 342).

Permainan tradisional yang terdapat dalam isi buku panduan tidak hanya digunakan dalam pembelajaran matematika saja, melainkan mampu mengajarkan pembelajaran yang lain. Guru mampu menjelaskan keterkaitan pembelajaran lain dalam penerapan permainan tradisional. Contoh keterkaitan tersebut dapat ditemukan pada pembelajaran PJOK yang terbukti mampu melatih motorik halus dan kasar peserta didik. Selain itu dapat ditemukan

102

pada pembelajaran IPS yang terbukti mampu bersosialisasi dengan teman saat permainan berlangsung. Ditemukan juga pada pembelajaran SBdP yang terbukti mampu mengenal permainan tradisional sebagai budaya yang harus terus dilestarikan. Ditemukan pada pembelajaran Bahasa Indonesia yang terbukti mampu mengembangkan kosakata yang baik saat berbicara dengan lawan main. Terakhir ditemukan juga pada pembelajaran PPKn yang terbukti mampu belajar mengenai tanggungjawab dan disiplin saat permainan berlangsung. Hal tersebut menunjukkan bahwa permainan tradisional mempunyai keterkaitan dengan pembelajaran yang lain, ini sesuai dengan kriteria kelima menurut Greene dan Petty (Utomo, 2008: 45), yaitu harus memiliki hubungan erat dengan pembelajaran yang lain.

Buku panduan mampu memotivasi aktivitas guru dalam mendesain kegiatan pembelajaran matematika. Buku panduan dilengkapi dengan kegiatan yang mampu merangsang peserta didik memahami dan memiliki keterampilan dalam menguasai materi matematika, dalam buku panduan guru juga dilengkapi dengan soal latihan dan tantangan beserta kunci jawaban untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. Hal tersebut sesuai dengan karakteristik keenam menurut Greene dan Petty (Utomo, 2008: 45), yaitu harus dengan sadar menghindari konsep-konsep yang samar supaya tidak membingungkan penggunanya.

Buku panduan yang dibuat oleh peneliti memiliki subjek yang jelas.

Buku panduan dibuat untuk guru kelas II sekolah dasar. Penggunaan subjek akan memudahkan guru memahami perannya dan melakukan kegiatan yang seharusnya dilakukan terhadap peserta didik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan kriteria yang kedelapan mengenai buku panduan guru yang berkualitas menurut Greene dan Petty (Utomo, 2008: 45), yaitu harus memiliki sudut pandang atau point of view yang jelas dan tegas untuk penggunanya.

Menurut Direktorat Nilai Budaya melalui permainan tradisional mengandung nilai-nilai yang bermanfaat sebagai sarana pendidikan anak-anak (Kurniati, 2016). Nilai kebersamaan, kekeluargaan dan kesabaran mampu dirasakan saat peserta didik memainkan permainan tradisional. Hal

ini sesuai dengan kriteria kesembilan mengenai buku panduan guru yang berkualitas menurut Greene dan Petty (Utomo, 2008: 45), yaitu harus memberi pemantapan dan penekanan pada nilai anak dan orang dewasa.

Permainan tradisional yang terdapat dalam buku panduan guru memuat nilai kehidupan dan aturan setiap pelaksanaan langkah-langkah permainan. Nilai kehidupan dan aturan dalam setiap langkah-langkah permainan tradisional membuat peserta didik menumbuhkan sikap kesabaran dan kedisiplinan. Sependapat dengan Subagiyo (Mulyani, 2016: 49-52) bahwa permainan tradisional mempunyai manfaat salah satunya adalah menimbulkan rasa toleransi antar anak. Melalui permainan tradisional yang terdapat dalam buku panduan ini, peserta didik diharapkan untuk mampu menghargai perbedaan-perbedaan yang ada karena permainan berasal dari daerah yang mungkin berbeda dengan asal daerah peserta didik. Hal ini sesuai dengan kriteria kesepuluh mengenai buku panduan guru yang berkualitas menurut Greene dan Petty (Utomo, 2008: 45), yaitu mampu menghargai perbedaan-perbedaan pribadi penggunanya.

Buku panduan guru mengenai penggunaan permainan tradisional dalam pembelajaran matematika tema 6 kelas II sekolah dasar memiliki berbagai kelebihan. Kelebihan yang pertama yaitu buku panduan guru ini mampu membantu guru untuk menambah referensi dalam mengajarkan pembelajaran matematika. Kelebihan yang kedua yaitu buku panduan guru ini mampu menginspirasi guru dalam penggunaan metode pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Kelebihan yang ketiga yaitu buku panduan guru mampu membantu guru dalam mengajarkan materi matematika pada materi pembelajaran tema 6 kelas II sekolah dasar. Kelebihan yang keempat yaitu buku panduan guru mampu membantu guru untuk melibatkan peserta didik untuk aktif dan antusias dalam kegiatan belajar mengajar. Kelebihan yang kelima yaitu buku panduan guru mampu membantu guru untuk memperkenalkan permainan tradisional kepada peserta didik. Kelebihan yang keenam yaitu buku panduan guru ini disusun berdasarkan buku panduan yang berkualitas menurut Greene dan Petty (Utomo, 2008: 45).

104

Selain memiliki kelebihan, buku panduan guru yang dikembangkan ini juga memiliki kekurangan. Kekurangan yang pertama yaitu hanya terdapat empat permainan tradisional saja untuk mengajarkan materi matematika pada tema 6 untuk kelas II sekolah dasar. Kekurangan kedua yaitu buku panduan guru ini hanya dapat digunakan untuk guru kelas II sekolah dasar.

Kekurangan ketiga yaitu buku panduan guru ini disusun hanya berdasarkan analisis kebutuhan dari dua orang guru kelas II sekolah dasar.

Produk yang dibuat oleh peneliti, yaitu buku panduan guru mengenai permainan tradisional dalam pembelajaran matematika tema 6 untuk kelas II sekolah dasar memiliki kualitas sangat baik dengan memperoleh skor rata-rata 3,39. Buku panduan yang dibuat ini layak untuk digunakan sebagai bahan referensi guru dalam mengajarkan pembelajaran matematika kepada peserta didik. Buku panduan guru ini dikatakan layak karena memenuhi kesepuluh dari kriteria buku panduan yang berkualitas menurut Greene dan Petty (Utomo, 2008: 45).

105 BAB V PENUTUP

Pada bab V membahas mengenai kesimpulan penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran mengenai pengembangan buku panduan guru menggunakan permainan tradisional dalam pembelajaran matematika tema 6 kelas II sekolah dasar.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam mengembangkan produk berupa buku panduan guru yang berisi permainan tradisional dalam pembelajaran matematika tema 6 kelas II sekolah dasar dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pengembangan buku panduan guru sebagai media pembelajaran matematika tema 6 untuk kelas II sekolah dasar menggunakan model penelitian dan pengembangan ADDIE. Model pengembangan ADDIE menurut Anglada (Tegeh, Jampel, dan Pudjawan 2014: 42) terdiri dari 5 tahapan, yaitu: (1) analisis (analyze) adalah kegiatan pengumpulan data dan informasi yang diperoleh melalui kegiatan observasi dan wawancara kepada guru kelas II sekolah dasar, (2) perancangan (design) adalah kegiatan dalam merencanakan produk yang sesuai dengan analisis kebutuhan dan melakukan kajian pustaka untuk pembuatan produk, (3) pengembangan (development) kegiatan pencetakan produk buku panduan guru berdasarkan dengan rancangan, membuat instrumen validasi produk buku panduan guru dan menyerahkan instrumen validasi dan produk buku panduan guru kepada satu ahli matematika, satu ahli literasi dan kebahasaan, dan guru sekolah dasar kelas bawah untuk menilai dan memberi saran terhadap produk buku panduan guru yang telah dibuat oleh peneliti, kemudian produk buku panduan guru diperbaiki sesuai dengan hasil validasi dan saran dari validator, (4) implementasi (implementation) adalah kegiatan bahwa peneliti menjelaskan kepada guru mengenai isi buku panduan guru sehingga guru jelas mengenai isi buku tersebut dan akhirnya guru bersama dengan peneliti menentukan waktu pelaksanaan uji coba produk. Uji coba produk berdasarkan waktu yang

106

sudah disepakati dan dilaksanakan di salah satu sekolah dasar yang ada di Yogyakarta yaitu SD Bopkri I Gondolayu Yogyakarta, (5) evaluasi (evaluation) adalah kegiatan mengevaluasi buku panduan guru berdasarkan hasil pelaksanaan uji coba yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik.

Evaluasi tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah produk buku panduan guru yang sudah dibuat oleh peneliti mudah untuk dipraktikkan oleh guru dan sudah sesuai dengan spesifikasi produk atau belum. Data tersebut dapat dilihat dari evaluasi formatif berupa pretest dan posttest, serta data dari evaluasi sumatif berupa refleksi dengan guru dan peserta didik dengan mengisi kuesioner. Uji coba produk buku panduan di lakukan di satu sekolah dasar di SD Bopkri I Gondolayu dengan jumlah 28 peserta didik.

2. Kualitas pengembangan produk buku panduan guru yang berisikan permainan tradisional dalam pembelajaran matematika tema 6 kelas II SD ini dapat dilihat melalui hasil rata-rata skor validasi. Validasi dilakukan oleh tiga ahli, yaitu satu ahli matematika memperoleh skor 3,0 dengan kategori “Baik”, ahli literasi dan kebahasaan memperoleh skor 3,87 dengan kategori “Sangat Baik”, dan guru SD kelas bawah memperoleh skor 3,30 dengan kategori

“Sangat Baik”. Berdasarkan hasil skor validasi dari ketiga ahli maka diperoleh skor rata-rata 3,39 dengan kategori “Sangat Baik” sehingga buku panduan guru ini dinilai layak untuk dikembangkan lebih lanjut. Selain itu buku panduan guru telah memenuhi kriteria buku panduan berkualitas menurut Greene dan Patty (Utomo, 2008: 45), yaitu: (1) menarik minat pengguna, (2) memotivasi pemakainya, (3) memuat ilustrasi menarik, (4) mempertimbangkan aspek linguistik, (5) memiliki hubungan erat dengan pembelajaran yang lain, (6) menstimulasi dan merangsang aktivitas pengguna, (7) sadar dan tegas menghindari konsep yang samar-samar, (8) memiliki sudut pandang atau point of view yang jelas dan tegas, (9) memberi pemantapan dan penekanan nilai, (10) mampu menghargai perbedaan setiap pribadi. Buku panduan guru ini sudah layak menjadi buku panduan guru atau referensi bagi guru dalam kegiatan mengajar, karena telah sesuai dengan kebutuhan guru.

B. Keterbatasan Penelitian

Peneliti dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan produk buku panduan guru mengenai permainan tradisional dalam pembelajaran matematika tema 6 untuk kelas II sekolah dasar ini, tidak berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan. Beberapa keterbatasan yang dialami peneliti:

1. Peneliti hanya melakukan analisis kebutuhan di dua SD saja.

2. Peneliti hanya melakukan analisis kebutuhan pada dua guru kelas II sekolah dasar.

3. Permainan tradisional yang terdapat pada buku panduan guru hanya terdiri dari empat permainan tradisional, sehingga guru kurang mendapat pilihan dalam menggunakan permainan tradisional.

4. Peneliti hanya melakukan uji coba satu permainan saja, dikarenakan kondisi pandemi Covid-19, sehingga untuk materi matematika mengenai pengukuran tidak dapat diterapkan semua.

5. Perlu adanya validasi ulang untuk produk buku panduan guru.

C. Saran

Saran peneliti untuk penelitian selanjutnya tentang pengembangan buku panduan guru mengenai penggunaan permainan tradisional dalam pembelajaran matematika tema 6 untuk kelas II sekolah dasar adalah sebagai berikut:

1. Pada saat melakukan kegiatan analisis kebutuhan sebaiknya dilakukan lebih dari dua sekolah dasar, supaya data yang diperoleh lebih akurat dan lengkap.

2. Pada saat melakukan analisis kebutuhan sebaiknya dilakukan lebih dari dua guru kelas II sekolah dasar, supaya data yang diperoleh lebih akurat dan lengkap.

3. Pada saat melakukan uji coba produk sebaiknya semua permainan tradisional yang terdapat dalam buku panduan dipraktikkan, supaya data yang diperoleh lebih akurat dan lengkap.

108

DAFTAR PUSTAKA

A, Supratiknya. (2012). Penelitian hasil belajar dengan teknik nontes.

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Arifin, Z. (2009). Evaluasi pembelajaran prinsip, teknik, prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Aprinastuti, C. (2020). Developing 21st Century Skills for Elementary School Students Grade 1 by Implementing Indonesian Tradisional Games in Mathematic Learning. Proceedings of the International Conference on Progressive Education (ICOPE 2019). (422) 80 – 82. Diakses tanggal 22 April 2020, dari www.researchgate.net.

Darmadi, H. (2014). Metode penelitian pendidikan dan sosial. Bandung: PT Alfabeta.

Dharmamulya, S. (2005). Permainan Tradisional Jawa sebuah upaya pelestarian.

Kepel Press, Purwanggan.

Djemari, M. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes. Yogyakarta:

Mitra Cendikia Press

Hermawan. (2018). Peningkatan hasil belajar menggunakan permainan tradisional pada tema 3 subtema 2 siswa kelas IV SDN Jongkang Yogyakarta. Skripsi.

Yogyakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2008). Peraturan Mendiknas tentang buku (Permendiknas Nomor 2 Tahun 2008). Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi. Diakses pada Selasa, 21 Januari 2020 pukul 18:56 WIB dari http://bsnp-indonesia.org/id/wp-content/uploads/2009/04/Permen-No.-20tahun-2008-Buku-08.pdf

Kurniati, E. (2016). Permainan tradisional dan perannya dalam mengembangkan Keterampilan sosial anak. Jakarta: Kencana.

Hasana, L. A. (2016). Pengaruh permainan tradisional (bekelan dan slentikan) terhadap peningkatan kemampuan problem solving anak usia sekolah.

Skripsi. Malang: Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang.

Hudojo, H. (1988). Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Usaha Nasional.

Larasati, T. A. (2009). Permainan tradisional Yogyakarta sebagai media untuk meningkatkan keterampilan interaksi sosial pada anak sekolah dasar dengan kesulitan bergaul. Tesis. Yogyakarta: Fakultas Psikologi, Universitas Gadjah Mada.

Mardapi. D. (2016). Pengukuran, penilaian, dan evaluasi pendidikan, Yogyakarta:

Parama Publising.

Mayasari, E. D. Dkk. (2014). The Use Of Creative Traditional Games To Increase The Children’s Calculation Skills. 340-347. Diakses tanggal 29 Juni 2020, dari reporsitory.usd.ac.id.

Mulyadi, C., Heru, B., dan Hendro, P. (2019). Metode penelitian kualitatif dan mixed method perspektif yang terbaru untuk ilmu-ilmu sosial, kemanusiaan dan budaya. Depok: Rajawali Pers.

Mulyani, N. (2016). Super Asik Permainan Tradisional Anak Indonesia.

Yogyakarata: DIVA PRESS.

Mulyatiningsih, E. (2011). Metode penelitian terapan bidang pendidikan, Bandung: Alfabeta.

Mardapi, D. (2017). Pengukuran, penilaian, dan evaluasi pendidikan.

Yogyakarta: Parama Publishing.

Muzdalipah, I dan Yulianto, E. (2015). Pengembangan desain pembelajaran matematika untuk siswa SD berbasis aktivitas budaya dan permainan tradisional masyarakat kampung naga. Tasikmalaya: Jurnal Siliwangi Vol.

1. No. 1.

Nataliya, P. (2015). Efektivitas penggunaan media pembelajaran permainan tradisional congklak untuk meningkatkan kemampuan berhitung pada

110

siswa sekolah dasar. Malang: Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol. 03 (No. 02): 343-358. Diunduh dari https://ejournal.umm.ac.id

Pribadi, B. A. (2014). Desain dan pengembangan program pelatihan berbasis kompetensi: Implementasi model ADDIE edisi pertama. Jakarta: Kencana.

Rohmah, N. (2012). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Teras.

Runtukahu, J. T., dan Kandao, S. (2014). Pembelajaran matematika dasar bagi anak berkesulitan belajar. Yogayakarta: Ar-Ruzz Media.

Salam, R., Nurfaizah., Latri., Pattabundu., dan Achmad, K.S. (2016). Sumber belajar penunjang PLPG 2016 mata pelajaran/paket keahlian guru kelas SD bab IV pengukuran. (diakses Selasa, 21 Januari 2020 pukul 11.15 WIB dari https://sertifikasiguru.uad.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/BAB-IV-PENGUKURAN-27.pdf)

Saleh, A. R., Janti G., dan Sujana. (2009). Pengantar kepustakaan. Jakarta: CV Sagung Seto.

Santrock, J. W. (2009). Perkembangan anak. Edisi 11. Jakarta. Erlangga.

Siregar, N. (2018). Peranan permainan tradisional dalam mengembangkan kemampuan matematika anak usia sekolah dasar. Jurnal Mercumatika, 2 (2), 1-7. (diakses diunduh Selasa, 21 Januari 2020 pukul 12.30 WIB dari http://ejurnal.mercubuana yogya.ac.id/index.php/mercumatika)

Sitepu, B. P. (2012). Penulisan buku teks pelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Slavin, R. E. (2011). Psikologi Pendidikan: teori dan praktik edisi kesembilan, jilid 1. Jakarta Barat: PT Indeks.

Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta, CV.

________. (2010). Metode penelitian pendidikan (Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta, CV.

________. (2015). Metode penelitian pendidikan dan pengembangan (Research and development/R&D). Bandung: Alfabeta, CV.

________. (2017). Metode penelitian pendidikan (Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta, CV.

Suherman, Erman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematik Kontemporer.

Bandung: JICA.

Sujarno, Sindu, G., Ani, L., dan Isyanti. (2013). Pemanfaatan Permainan Tradisional Dalam Pembentukan Karakter Anak. Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB).

Sukirman. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia.

Suryani, N., Achmad, S., dan Aditin, P. (2018). Media pembelajaran Inovatif dan pengembangannya. Bandung: PT. REMAJA ROSDAKARYA.

Susanto, A. (2013). Teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta:

Kencana.

Suyadi. (2009). Permainan edukatif yang mencerdaskan. Yogyakarta: Power Books.

Taniredja, T., dan Handayati. M. (2012). Penelitian Kuantitatif (Sebuah Pengantar). Bandung: ALFABETA.

Tegeh, I. M., Jampel, I. N., dan Pudjawan, K. (2014). Model penelitian pengembangan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Theodora, C. A. (2013). Memahami perkembangan anak. Jakarta. Indeks.

Utomo, A. P. Y. (2008). Pengembangan buku panduan menulis laporan dengan Pendekatan kontekstual bagi siswa kelas VIII SMP. Skripsi. Semarang:

Universitas Negeri Semarang.

Widoyoko, E. P. (2012). Teknik penyusunan instrumen penilaian. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

_________. (2014). Penilaian hasil pembelajaran di sekolah Yogyakarta:

_________. (2014). Penilaian hasil pembelajaran di sekolah Yogyakarta: