• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR RISIKO

Dalam dokumen PROSPEKTUS. PT SUMMARECON AGUNG Tbk (Halaman 53-58)

SAMPAI DENGAN PROSPEKTUS INI DITERBITKAN TIDAK TERDAPAT TAMBAHAN INVESTASI BARANG MODAL YANG DIKELUARKAN PERSEROAN DALAM RANGKA PEMENUHAN

VI. FAKTOR RISIKO

Risiko Kinerja dari Kerjasama Usaha

Summarecon meneliti dan menelaah profil dari kerjasama usaha yang sudah dijalankan maupun yang akan dijlankan kemudian hari. Penelahaan terhadap kerjasama usaha ini meliputi profil pihak ke 3 yang akan berkerjasama, bisnis yang akan dikerjasamakan dan feasibility study dan aspek hukum atas kerjasama tersebut. Perseroan secara berkesinambungan melakukan kajian dan analisa terhadap kinerja kerjasama usaha yang telah dilaksanakan.

TIDAK ADA PEMBATASAN KEMAMPUAN PERUSAHAAN ANAK UNTUK MENGALIHKAN DANA KEPADA PERSEROAN SELAMA SESUAI DENGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU DAN HAL INI TIDAK BERDAMPAK TERHADAP KEMAMPUAN PERSEROAN DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN TUNAI

HINGGA PROSPEKTUS INI DITERBITKAN PERSEROAN TIDAK MEMILIKI KOMITMEN INVESTASI BARANG MODAL YANG MATERIAL YANG DILAKUKAN

SAMPAI DENGAN PROSPEKTUS INI DITERBITKAN TIDAK TERDAPAT TAMBAHAN INVESTASI BARANG MODAL YANG DIKELUARKAN PERSEROAN DALAM RANGKA PEMENUHAN PERSYARATAN REGULASI DAN ISU LINGKUNGAN HIDUP

VI. FAKTOR RISIKO

Dalam menjalankan usahanya Perseroan menghadapi risiko yang dapat mempengaruhi hasil usaha dan laba Perseroan apabila tidak diantisipasi dan dipersiapkan penanganannya dengan baik. Beberapa risiko di bawah ini yang dapat mempengaruhi usaha serta laba yang dihasilkan Perseroan diurutkan berdasarkan bobot dari yang tertinggi hingga bobot yang terendah, adalah sebagai berikut:

1. RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN YAITU RISIKO PERUBAHAN SITUASI EKONOMI DAN DINAMIKA PASAR

Perubahan signifikan pada kondisi ekonomi dapat berdampak kepada permintaan konsumen dan berakibat pada kinerja Perseroan. Sejumlah faktor di luar kendali Perseroan, termasuk kinerja pasar properti Indonesia pada umumnya, tingkat pengangguran, ketersediaan dana, suku bunga, indeks kepercayaan konsumen dan permintaan produk properti, baik ritel, kantor atau perumahan, pada dasarnya tidak dapat diprediksi dan mungkin dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan kondisi ekonomi global dan lokal pada umumnya. Lebih lanjut, kondisi pasar yang dinamis selalu berubah sepanjang waktu dengan masuknya pemain baru, inovasi baru dalam teknologi serta aplikasi-aplikasi turunannya dapat berdampak kepada cara menjalankan bisnis dan proyeksi pendapatan. Setiap penurunan kondisi pasar industri properti di Indonesia, atau faktor eksternal lainnya, mungkin memiliki dampak negatif terhadap kegiatan bisnis, pendapatan, hasil operasi dan prospek usaha Perseroan.

Perubahan signifikan pada kondisi ekonomi dapat berdampak kepada permintaan konsumen, ketersediaan dana, suku bunga, dan indeks kepercayaan konsumen sehingga memiliki dampak negatif terhadap kegiatan bisnis, pendapatan, hasil operasi dan prospek usaha Perseroan.

2. RISIKO-RISIKO YANG TERKAIT DENGAN KEGIATAN USAHA PERSEROAN

a. Risiko Kenaikan Biaya

Biaya proyek-proyek Perseroan dipengaruhi oleh biaya material konstruksi dan bahan baku (termasuk baja, aluminium dan semen) yang diperlukan untuk konstruksi dan pengembangan properti Perseroan. Harga dan penawaran bahan baku dan biaya input lainnya tergantung pada faktor-faktor di luar kendali Perseroan, termasuk kondisi ekonomi secara umum, persaingan, tingkat produksi, biaya transportasi dan bea impor. Tidak terdapat jaminan bahwa kenaikan signifikan dalam harga-harga material konstruksi tersebut tidak akan terjadi dan tidak akan memengaruhi pengembangan proyek atau kegiatan usaha Perseroan. Selain itu, Perseroan mempekerjakan karyawan dalam jumlah besar dan tunduk pada ketentuan upah minimum di Indonesia. Biaya tenaga kerja telah mengalami kenaikan substansial dan mungkin akan terus meningkat di masa mendatang, seiring dengan kenaikan upah yang terus berlanjut di Indonesia. Fluktuasi yang signifikan pada harga komoditas dan upah minimum dapat menimbulkan dampak merugikan yang material terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan dan hasil operasional Perseroan.

b. Risiko Pemenuhan Terhadap Kebijakan, Regulasi Dan Perizinan

Bagi Perseroan yang bergerak di bidang pembangunan properti, legalitas dan perizinan merupakan faktor penting bagi keberhasilan pembangunan proyek Perseroan. Kegiatan Perseroan dapat dipengaruhi oleh perubahan dalam perundang-undangan maupun peraturan Pemerintah terkait dengan pemilikan dan pengembangan dari proyek properti, yang mana dapat memberikan dampak material yang merugikan terhadap kegiatan usaha, pendapatan usaha dan prospek usaha Perseroan.

c. Risiko Pendanaan

Proyek pengembangan properti pada umumnya merupakan proyek padat modal dan didanai, seluruhnya atau sebagian, melalui pendanaan pihak ketiga, yang mengandung berbagai risiko. Secara khusus, selama pembangunan proyek Perseroan, terdapat risiko bahwa dana yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek-proyek tersebut tidak tersedia tepat waktu. Walaupun pada umumnya Perseroan melakukan pra-penjualan pada proyek pengembangan properti Perseroan, tidak ada jaminan bahwa pembayaran yang diterima dari pembeli selama pra-penjualan akan cukup untuk menutupi semua kebutuhan pembiayaan yang Perseroan perlukan. Kemampuan Perseroan untuk mengatur pembiayaan eksternal dan biaya pembiayaan tersebut bergantung pada banyak faktor, termasuk kondisi ekonomi dan pasar modal secara umum, tingkat suku bunga, ketersediaan kredit dari bank atau pemberi pinjaman lain, dan kepercayaan investor kepada Perseroan. Ketidakmampuan Perseroan untuk memperoleh pendanaan secara tepat waktu dan secara komersial menguntungkan bagi Perseroan dapat menyebabkan terhambatnya bahkan sampai terhentinya proyek tersebut. Terhambatnya atau terhentinya proyek yang sedang dilaksanakan oleh Perseroan akan berdampak negatif pada kinerja operasional, pendapatan dan prospek usaha Perseroan

d. Risiko Keterlambatan Penyelesaian Sebagian atau Seluruh Proyek Perseroan

Pengembangan properti melibatkan banyak risiko yang terkait dengan proyek-proyek konstruksi, diantaranya adalah:

 Pembangunan tidak dapat selesai sesuai jadwal, atau berjalan sesuai anggaran karena, antara lain, kondisi cuaca buruk;

 Mungkin membutuhkan lebih banyak waktu dan sumber daya dari yang diperkirakan untuk memperoleh persetujuan dari Pemerintah dan peraturan terkait lainnya;

 Proyek dari para pesaing mungkin dapat dikembangkan di lokasi dekat dengan proyek Perseroan;  Kelebihan pasokan properti, sehingga menurunkan tingkat permintaan;

 Kontrak pihak ketiga mungkin tidak dapat memenuhi kewajibannya secara tepat waktu, atau sesuai anggaran, atau tidak dapat memenuhi kewajibannya sama sekali;

 Properti tersebut mungkin tidak mencapai tingkat penjualan, tingkat penyewaan atau tingkat hunian sebagaimana yang diperkirakan; dan

 Spesifikasi pembangunan mungkin dapat diubah karena beberapa alasan di luar kendali Perseroan.

Selain itu, sifat siklus industri properti, perubahan kebijakan atau peraturan pemerintah, kekurangan bahan bangunan, kenaikan biaya tenaga kerja dan bahan bangunan, perubahan ekonomi, kondisi bisnis dan kredit secara umum, kerugian yang diderita akibat kepailitan penyewa (tenant) dan kebutuhan untuk merenovasi atau perbaikan properti juga dapat berdampak merugikan terhadap kinerja keuangan dan prospek usaha Perseroan.

Proyek properti, yang pada umumnya merupakan proyek-proyek jangka panjang, melibatkan sejumlah tahapan, dimulai dengan pembebasan lahan, memperoleh perijinan dan legalitas, pengembangan konsep dan konstruksi, hingga akhirnya menyewakan dan menjual hasil pengembangan Perseroan. Meskipun selama ini Perseroan tidak pernah mengalami keterlambatan penyelesaian sebagian atau seluruh proyek-proyeknya, tidak ada jaminan bahwa hal tersebut tetap berlangsung di masa depan. Keterlambatan penyelesaian proyek dapat menyebabkan biaya investasi membengkak dan pada akhirnya dapat menambah jumlah pendanaan yang diperlukan hingga masa penyelesaian proyek. Selain itu keterlambatan penyelesaian proyek juga mengakibatkan memburuknya reputasi Perseroan dan hilangnya kepercayaan nasabah terhadap kinerja Perseroan. Hal-hal tersebut dapat memberikan dampak material yang merugikan terhadap kinerja operasional, pendapatan dan prospek usaha Perseroan.

e. Risiko Lokasi Konstruksi

Terdapat risiko bahwa lokasi yang dipilih tidak sesuai atau perlu dimodifikasi dengan biaya tambahan agar sesuai, untuk penggunaan yang dimaksudkan karena masalah lingkungan (seperti kontaminasi) atau karakteristik alaminya (stabilitas, ketinggian air, penurunan permukaan tanah, dan lainnya). Risiko semacam ini dapat meningkatkan biaya dan menunda jadwal proyek. Selain itu, terdapat juga risiko di lokasi konstruksi saat pelaksanaan konstruksi, yang meliputi keselamatan karyawan, kontraktor dan pengunjung serta aset, yang dapat menyebabkan penundaan proyek dan memengaruhi reputasi Perseroan.

f. Risiko Pemasaran

Perseroan menerapkan sejumlah strategi yang efektif untuk meningkatkan kinerja pemasaran. Sebelum peluncuran produk, Perseroan biasanya berdiskusi dengan agen properti tentang kondisi makroekonomi dan tren pasar. Dalam menjual produk, Perseroan bekerjasama dengan agen properti yang tergabung dalam AREBI dan dibantu oleh in-house sales. Selain melalui penjualan langsung, Perseroan juga menyusun berbagai macam program pemasaran lainnya dengan menyelenggarakan launching online, acara-acara promosi online dan menyebarluaskan program promosi melalui media massa, baik media cetak, media sosial dan juga media elektronik. Dalam kondisi pandemi yang dimulai pada tahun 2020, strategi pemasaran bergeser dari cara pemasaran konvensional ke konten digital berupa vlogging, 360 video, dan gambar drone. Melalui vlogging, materi pemasaran memiliki konten utama dalam bentuk video, yang dikombinasi dengan audio dan teks menjadi satu kesatuan yang utuh dan menarik, sehingga calon konsumen dapat melihat secara nyata (seperti berkeliling ke sudut-sudut ruangan) properti yang dipasarkan dari gambar yang bergerak 3 dimensi. Tidak terdapat jaminan bahwa strategi pemasaran yang dilakukan oleh Perseroan akan selalu berhasil. Apabila Perseroan tidak dapat menerapkan strategi pemasaran dengan baik atau melakukan inovasi pemasaran dengan cepat, maka dapat memberikan dampak material yang merugikan terhadap kinerja operasional, pendapatan dan prospek usaha Perseroan.

d. Risiko Keterlambatan Penyelesaian Sebagian atau Seluruh Proyek Perseroan

Pengembangan properti melibatkan banyak risiko yang terkait dengan proyek-proyek konstruksi, diantaranya adalah:

 Pembangunan tidak dapat selesai sesuai jadwal, atau berjalan sesuai anggaran karena, antara lain, kondisi cuaca buruk;

 Mungkin membutuhkan lebih banyak waktu dan sumber daya dari yang diperkirakan untuk memperoleh persetujuan dari Pemerintah dan peraturan terkait lainnya;

 Proyek dari para pesaing mungkin dapat dikembangkan di lokasi dekat dengan proyek Perseroan;  Kelebihan pasokan properti, sehingga menurunkan tingkat permintaan;

 Kontrak pihak ketiga mungkin tidak dapat memenuhi kewajibannya secara tepat waktu, atau sesuai anggaran, atau tidak dapat memenuhi kewajibannya sama sekali;

 Properti tersebut mungkin tidak mencapai tingkat penjualan, tingkat penyewaan atau tingkat hunian sebagaimana yang diperkirakan; dan

 Spesifikasi pembangunan mungkin dapat diubah karena beberapa alasan di luar kendali Perseroan.

Selain itu, sifat siklus industri properti, perubahan kebijakan atau peraturan pemerintah, kekurangan bahan bangunan, kenaikan biaya tenaga kerja dan bahan bangunan, perubahan ekonomi, kondisi bisnis dan kredit secara umum, kerugian yang diderita akibat kepailitan penyewa (tenant) dan kebutuhan untuk merenovasi atau perbaikan properti juga dapat berdampak merugikan terhadap kinerja keuangan dan prospek usaha Perseroan.

Proyek properti, yang pada umumnya merupakan proyek-proyek jangka panjang, melibatkan sejumlah tahapan, dimulai dengan pembebasan lahan, memperoleh perijinan dan legalitas, pengembangan konsep dan konstruksi, hingga akhirnya menyewakan dan menjual hasil pengembangan Perseroan. Meskipun selama ini Perseroan tidak pernah mengalami keterlambatan penyelesaian sebagian atau seluruh proyek-proyeknya, tidak ada jaminan bahwa hal tersebut tetap berlangsung di masa depan. Keterlambatan penyelesaian proyek dapat menyebabkan biaya investasi membengkak dan pada akhirnya dapat menambah jumlah pendanaan yang diperlukan hingga masa penyelesaian proyek. Selain itu keterlambatan penyelesaian proyek juga mengakibatkan memburuknya reputasi Perseroan dan hilangnya kepercayaan nasabah terhadap kinerja Perseroan. Hal-hal tersebut dapat memberikan dampak material yang merugikan terhadap kinerja operasional, pendapatan dan prospek usaha Perseroan.

e. Risiko Lokasi Konstruksi

Terdapat risiko bahwa lokasi yang dipilih tidak sesuai atau perlu dimodifikasi dengan biaya tambahan agar sesuai, untuk penggunaan yang dimaksudkan karena masalah lingkungan (seperti kontaminasi) atau karakteristik alaminya (stabilitas, ketinggian air, penurunan permukaan tanah, dan lainnya). Risiko semacam ini dapat meningkatkan biaya dan menunda jadwal proyek. Selain itu, terdapat juga risiko di lokasi konstruksi saat pelaksanaan konstruksi, yang meliputi keselamatan karyawan, kontraktor dan pengunjung serta aset, yang dapat menyebabkan penundaan proyek dan memengaruhi reputasi Perseroan.

f. Risiko Pemasaran

Perseroan menerapkan sejumlah strategi yang efektif untuk meningkatkan kinerja pemasaran. Sebelum peluncuran produk, Perseroan biasanya berdiskusi dengan agen properti tentang kondisi makroekonomi dan tren pasar. Dalam menjual produk, Perseroan bekerjasama dengan agen properti yang tergabung dalam AREBI dan dibantu oleh in-house sales. Selain melalui penjualan langsung, Perseroan juga menyusun berbagai macam program pemasaran lainnya dengan menyelenggarakan launching online, acara-acara promosi online dan menyebarluaskan program promosi melalui media massa, baik media cetak, media sosial dan juga media elektronik. Dalam kondisi pandemi yang dimulai pada tahun 2020, strategi pemasaran bergeser dari cara pemasaran konvensional ke konten digital berupa vlogging, 360 video, dan gambar drone. Melalui vlogging, materi pemasaran memiliki konten utama dalam bentuk video, yang dikombinasi dengan audio dan teks menjadi satu kesatuan yang utuh dan menarik, sehingga calon konsumen dapat melihat secara nyata (seperti berkeliling ke sudut-sudut ruangan) properti yang dipasarkan dari gambar yang bergerak 3 dimensi. Tidak terdapat jaminan bahwa strategi pemasaran yang dilakukan oleh Perseroan akan selalu berhasil. Apabila Perseroan tidak dapat menerapkan strategi pemasaran dengan baik atau melakukan inovasi pemasaran dengan cepat, maka dapat memberikan dampak material yang merugikan terhadap kinerja operasional, pendapatan dan prospek usaha Perseroan.

g. Risiko Perubahan Perilaku Pelanggan

Belanja online telah meraih popularitas yang semakin meningkat di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini, walaupun penjualan melalui toko secara tradisional masih menyumbangkan pangsa pasar terbesar. Internet memungkinkan produsen dan peritel untuk melaksanakan penjualan secara langsung ke konsumen, dengan demikian menurunkan peran penting jalur distribusi tradisional seperti gerai ritel dan pusat perbelanjaan. Preferensi konsumen atas belanja online terhadap belanja melalui toko semakin meningkat, mengingat belanja online tidak mengenal batasan waktu dan lokasi, memberikan akses yang lebih mudah dan lebih luas terhadap informasi seperti ketersediaan stok dan perbandingan harga, serta akses terhadap variasi produk internasional yang lebih luas. Apabila tren ini berlanjut, penjualan di mal ritel Perseroan mungkin mengalami penurunan signifikan, yang dapat menimbulkan dampak merugikan terhadap kelangsungan keuangan penyewa Perseroan. Terlebih lagi, kinerja Perseroan mungkin terkena dampak langsung dalam hal kontrak sewa tertentu memberikan Perseroan hak atas persentase tertentu dari laba kotor penyewa Perseroan. Salah satu dari hal-hal tersebut di atas dapat menimbulkan dampak merugikan yang material terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil operasional dan prospek usaha Perseroan.

h. Risiko Persaingan

Industri properti di Indonesia sangat kompetitif. Sebagai pengembang properti di Indonesia, Perseroan pada umumnya menghadapi persaingan dari berbagai aspek yakni sebagai berikut:

• Persaingan dari pemilik lahan lain dalam memperoleh lahan untuk pengembangan sendiri; dan

• Persaingan dari pengembang properti lain dan pemilik properti di sekitar lokasi pengembangan Perseroan dalam mendapatkan pelanggan.

Para pesaing tersebut, yang mungkin berasal dari pengembang properti atau pemilik tanah, mungkin memiliki sumber daya keuangan yang lebih besar, skala produksi yang lebih besar, teknologi yang lebih handal, pengakuan merek yang lebih baik, hubungan yang lebih baik dengan pemasok, pemilik dan regulator, dan penjualan dan jaringan distribusi yang lebih mapan. Agar Perseroan dapat mengelola bisnisnya, mempertahankan pangsa pasar dan tetap kompetitif, Perseroan mungkin harus membayar harga yang lebih tinggi untuk mendapatkan lahan strategis, menawarkan insentif yang lebih besar untuk karyawan dan kontraktor pihak ketiga, dan meningkatkan belanja modal, yang masing-masing dapat mempengaruhi marjin keuntungan dan kinerja operasional Perseroan. Selanjutnya, karena ekonomi terus bertumbuh di Indonesia dan dengan terus berkembangnya faktor makroekonomi, konsumen diharapkan untuk mengumpulkan daya beli yang lebih besar dan lebih selektif dalam memilih properti yang akan mereka beli. Tidak ada jaminan bahwa di masa depan Perseroan akan mampu bersaing secara efektif dengan pesaing yang ada atau pesaing potensial lainnya, juga tidak ada jaminan apapun bahwa meningkatnya persaingan tidak akan memberikan dampak negatif terhadap kinerja operasional, pendapatan dan prospek usaha Perseroan.

i. Risiko Investasi

Dinamika dunia usaha yang fluktuatif memberi pengaruh yang besar terhadap nilai investasi yang ditanamkan. Terdapat beberapa risiko yang dihadapi perseroan terkait dinamika dunia usaha tersebut, diantaranya risiko terhadap nilai investasi yang cenderung lamban untuk tumbuh, sehingga menghilangkan minat investor dalam membeli produk / jasa, kedua yaitu sulitnya produk investasi untuk dijual sehingga akan menghambatkan perputaran modal investor, serta risiko ketiga yaitu nilai jual investasi yang dibawah tidak mampu bersaing dengan kenaikan harga barang / jasa. Summarecon telah menerapkan strategis bisnis yang progresif namun tetap terkendali sebagai upaya untuk menjaga dan meningkatkan nilai investasi yang ada.

j. Risiko Perubahan Teknologi

Isu utama saat ini adalah adanya disruptive teknologi, dimana perkembangan teknologi yang sedemikian pesat telah banyak memakan institusi-institusi bisnis yang tidak siap dengan perubahan teknologi tersebut. Perseroan memandang penting perubahan teknologi ini, sehingga tidak menjadi korban dari perkembangan teknologi. Risiko perubahan teknologi dapat mempengaruhi efisiensi dan efektifitas operasional Perseroan

k. Risiko Kelangkaan Sumber Daya

Sumberdaya manusia berkualitas merupakan salah satu modal dasar Perseroan untuk tumbuh pesat. Kesuksesan Perseroan bergantung pada komitmen yang berkelanjutan dari manajemen dan para tenaga teknis serta kemampuan Perseroan dalam memotivasi dan mempertahankan pegawai yang berkualitas. Perseroan menjalankan sebuah struktur dimana manajer proyek dan tim manajemen khusus dialokasikan untuk setiap proyek, yang harus dapat membuat keputusan penting yang berkaitan dengan proyek tersebut untuk memastikan bahwa proyek tersebut berhasil diselesaikan tepat waktu dan sesuai anggaran. Selain itu, Perseroan juga menghadapi persaingan dari pengembang properti lain yang juga berusaha untuk mempekerjakan pegawai yang bermotivasi dan berkualitas tinggi.

Mempertahankan sekelompok manajemen proyek profesional yang cukup berkualitas dan berpengalaman adalah kunci untuk kinerja Perseroan. Dalam hal Perseroan tidak dapat menarik atau mempertahankan tenaga profesional yang memadai, kinerja operasional, pendapatan dan prospek usaha Perseroan dapat terpengaruh dan dapat menimbulkan risiko bahwa Perseroan tidak dapat mengidentifikasi dan menghasilkan manfaat dari potensi peluang atau dari bisnis yang telah ada. Selanjutnya, faktor eksternal seperti tingkat pengangguran nasional dan regional, perubahan demografi, perubahan peraturan, termasuk hal-hal seperti upah minimum dan peraturan ketenagakerjaan lainnya dapat mempengaruhi kemampuan Perseroan untuk memenuhi kebutuhan dan mempertahankan biaya tenaga kerja

l. Risiko Pasokan Bahan Baku

Kualitas proyek-proyek Perseroan dipengaruhi oleh ketersediaan, biaya dan kualitas material konstruksi dan bahan baku (termasuk baja, aluminium dan semen) dan biaya-biaya input lainnya, yang diperlukan untuk konstruksi dan pengembangan properti Perseroan. Harga dan penawaran bahan baku tergantung pada faktor-faktor di luar kendali Perseroan, termasuk kondisi ekonomi secara umum, persaingan, tingkat produksi, biaya transportasi dan bea impor. Kontraktor Perseroan mungkin tidak dapat memperoleh pasokan material dalam jumlah yang dibutuhkan, sehingga proyek-proyek dan jadwal pengembangan dan konstruksi Perseroan menjadi terhambat. Perseroan mungkin perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk memastikan pengiriman material konstruksi dan bahan baku yang memadai guna menyelesaikan proyek-proyek tersebut. Tidak terdapat jaminan bahwa kekurangan pasokan tersebut tidak akan terjadi dan tidak akan memengaruhi pengembangan proyek atau kegiatan usaha Perseroan dan dapat menimbulkan dampak merugikan yang material terhadap reputasi, kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil operasional dan prospek usaha Perseroan.

m. Ketergantungan kepada Kontraktor

Perseroan mempekerjakan kontraktor pihak ketiga untuk menyediakan sebagian besar layanan yang diperlukan bagi pengembangan properti, termasuk konstruksi, pemasangan tiang pancang dan fondasi, penyediaan perlengkapan bangunan dan properti serta dekorasi interior. Tidak ada jaminan bahwa pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan kontraktor atau sub-kontraktor tersebut akan selalu berkualitas baik, diselesaikan tepat waktu, atau dapat diselesaikan sama sekali. Apabila pekerjaan konstruksi tidak diselesaikan tepat pada waktunya dan/atau diselesaikan dengan memenuhi persyaratan kualitas yang dapat diterima, Perseroan mungkin harus mengeluarkan biaya tambahan yang substansial untuk menyelesaikan proyek tersebut dan memperbaiki kecacatan yang mungkin terjadi dan reputasi Perseroan mungkin dirugikan secara signifikan. Apabila hal tersebut terjadi, maka dapat menimbulkan dampak merugikan yang material terhadap reputasi, kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil operasional dan prospek usaha Perseroan.

n. Risiko Terkait Usaha Patungan

Perseroan memiliki, dan memperkirakan akan memiliki, minat untuk mendirikan usaha patungan sehubungan dengan pengembangan dan investasi di proyek tertentu. Usaha patungan tersebut mungkin melibatkan risiko khusus yang terkait dengan kemungkinan bahwa mitra usaha patungan tersebut: • Memiliki kepentingan ekonomi atau bisnis yang tidak sesuai dengan Perseroan;

• Mengambil tindakan bertentangan dengan instruksi atau permintaan dari Perseroan, atau bertentangan dengan kebijakan atau tujuan Perseroan;

Tidak mampu atau tidak mau memenuhi kewajibannya berdasarkan perjanjian joint venture yang berlaku; atau

• Memiliki kesulitan keuangan.

Meskipun Perseroan memiliki kendali untuk mengelola usaha patungan yang bertanggung jawab untuk membangun properti-properti, namun dalam hal-hal tertentu mungkin memerlukan persetujuan dari mitra usaha patungan. Meskipun hingga saat ini Perseroan belum menghadapi masalah tertentu sehubungan dengan mitra usaha patungan, tidak ada jaminan bahwa Perseroan tidak akan mengalami masalah tersebut di masa depan. Terjadinya masalah tersebut dapat memberikan dampak negatif yang material pada kegiatan usaha dan prospek Perseroan.

o. Risiko terkait penyewaan properti investasi

Pasar penyewaan ruang ritel dalam properti investasi Perseroan dipengaruhi oleh ekonomi nasional, regional dan daerah, kondisi keuangan perusahaan-perusahaan ritel besar, konsolidasi di sektor ritel, penawaran dan permintaan ruang ritel di pasar-pasar tertentu, serta harga jual ruang ritel relatif terhadap

Dalam dokumen PROSPEKTUS. PT SUMMARECON AGUNG Tbk (Halaman 53-58)