• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENYOAL FILM KOMEDI INDONESIA

A. Film Komedi: Film untuk Ha-Ha-Hi-Hi ?

A. Film Komedi: Film untuk Ha-Ha-Hi-Hi?

Tadinya, saya naif mengira film komedi hanyalah sebatas film konyol yang ditujukan untuk memancing gelak tawa. Namun, ternyata tidak

sesederhana itu. Suwardi mengajukan definisi film komedi sebagai “film cerita

yang bersifat lucu dan gembira, meskipun kelucuan itu terkadang bermuatan

kritik dan sindiran”.2 Lanjut Suwardi, “[...] dengan film komedi yang baik,

penonton bisa lebih menghayati kehidupan”3

, atau dengan kata lain

“memberikan perenungan dalam benak penonton”4. Ringkasnya, dilihat dari sudut pandang ini, komedi dipandang sebagai alat untuk menyampaikan

2

Suwardi, Harun. 2006. Kritik Sosial dalam Film Komedi: Studi Khusus Tujuh Film Nya Abbas Akup. FFTV-IKJ Press: Jakarta, hal: 29

3 Ibid. 4

gagasan, bukan semata-mata tujuan. Dengan demikian, tak heran apabila dalam film komedi dapat ditemukan beragam bentuk satir atau pun kritik sosial. Meskipun, tentunya tak dapat pula digeneralisir bahwa seluruh film komedi dapat ditafsirkan demikian.

Film komedi ada beragam macamnya. Suwardi merangkumkan hingga 17 banyaknya, yakni: (1) komedi slapstik; (2) komedi tim; (3) komedi terang; (4) komedi hitam; (5) komedi pahit; (6) komedi sosial; (7) komedi individual; (8) komedi romantik; (9) komedi kelompok; (10) komedi satire; (11) komedi gila; (12) komedi situasi; (13) komedi aksi; (14) komedi musikal; (15) komedi horor; (16) komedi fantastik; dan penghabisan (17)

komedi futuristik.5

Komedi slapstik dianggap sebagai komedi tertua. Arwah Setiawan

menganggap jenis ini sebagai “pariah-nya seni pertunjukan komedi atau

humor”6

. Charlie Chaplin merupakan salah seorang penganjurnya. Bentuknya

dilukiskan Arwah Setiawan sebagai: “humor rusak-rusakan, saling lempar kertas tisyu, pukul-pukulan kepala, hancur-hancuran rumah atau barang atau

kendaraan, jungkir balik, kejar-kejaran dan berbagai ulah fisik badutan.”7

Tayangan televisi Opera van Java bisa dianggap sebagai salah satu acara

komedi yang mengandalkan betul lelucon macam ini.

Sesuai dengan namanya, komedi tim dimainkan oleh sekelompok orang (lebih dari satu). Jenis komedi ini umumnya mengandalkan percakapan lisan. Komedian yang termasuk dalam golongan ini yakni Abbot dan Costello, Bob Hope dan Bing Crosby, dan sebagainya. Komedi ini berbeda dari komedi kelompok, meski dari segi istilah tipis bedanya. Komedi kelompok tak dinilai dari jumlah pemain, melainkan dari lingkungan cerita yang diangkat berkisar

5 Ibid., hal: 62 6 Ibid., hal: 63 7 Ibid.

pada sebuah kelompok masyarakat.8 Misal lingkungan setempat kerja, atau

komplek perumahan seperti serial televisi Suami-Suami Takut Isteri.

Komedi terang dan komedi hitam didudukkan Suwardi sebagai kontras; yang saling berlawanan. Komedi terang menghadirkan tokoh yang periang dan menyenangkan. Sementara itu, dalam komedi hitam banyak

dijumpai kengerian, misal dengan menampilkan pembunuhan atau

perperangan. Ada kalanya komedi ini disebut komedi getir karena menampilkan kisah tragis tokoh utamanya. Leila S. Chudori menjelaskan:

“komedi ini menggali sisi gelap manusia dan mengeksploitasinya sebagai

objek tawa”.9

Yang agak mirip dari komedi getir ini yakni komedi pahit (bitter

comedy). Komedi ini menyimpan kegetiran meski tidak sedalam komedi

hitam. Kelucuan hadir karena menertawakan “ketidakberdayaan dan

ketertindasan seseorang atau suatu kelompok masyarakat”.10

Komedi sosial pada umumnya berpusat pada sebuah keluarga. Tak jarang, jenis ini kadang dilabeli dengan komedi keluarga. Sosok yang dihadirkan cenderung berkarakter baik. Apabila ada krisis yang muncul, selalu memperoleh penyelesaian yang baik di akhir. Agak berbeda dengan komedi individual yang menekankan pada internal (diri pribadi). Biasanya tokoh yang memerankannya digambarkan bersifat kanak-kanak (meski dilihat dari umur

sudah tak pantas lagi sikapnya itu).11

Berikut, komedi romantis mengedepankan hubungan percintaan dan dilematikanya. Komedi satir menggunakan lelucon untuk mengungkapkan sindiran. Yang mirip dengan ini yakni komedi parodi. Hanya saja dalam parodi ada aspek tiruan yang nyata terlihat (parodi dari yang merujuk pada yang asli). Komedi gila, sesuai namanya, membuat banyolan semaunya, 8 Ibid., hal: 63; 66 9 Ibid., hal: 64 10 Ibid. 11 Ibid., hal: 64 – 65

gagasannya kurang dapat dipertanggungjawabkan. Dua jenis berikutnya: komedi situasi dan komedi aksi terhitung populer. Film-film kungfu Jackie

Chan merupakan contoh yang bagus dari sebuah film komedi aksi.12

Lantas, dalam jenis apakah Quickie Express dapat dikelompokkan?

Sejatinya, ragam komedi yang dihadirkan dalam film ini tak satu jenisnya. Ada saat saya menyaksikan banyolan fisik berikut adegan gasak-gasakan alat kelamin. Namun, di saat lain, ada pedihnya juga. Makanya, tidak heran apabila dari beberapa situs yang saya kunjungi film ini dinyatakan sebagai dark comedy. Dalam resensi tertulis: “Quickie Express adalah sebuah film dark comedy yang penuh sindiran, bagaikan menggigit sepotong pizza yang

terlihat lezat, tetapi ternyata alot bagaikan ban karet.”13 Apabila dipakai

pengertian “dark comedy” sebagai komedi yang mengekplorasi kengerian

setara pembunuhan untuk sumber tawa, tentu terkesan berlebihan. Meski dari pengertian yang dirangkumkan Suwardi di atas terlihat tipis bedanya

antara komedi hitam, komedi getir, dan komedi pahit.

Bagaimanapun, benang merah yang dapat ditarik bahwa Quickie

Express menampilkan komedi dengan beragam cita rasa. Ada manis dan ada pula pahitnya. Orang bisa tertawa-tawa sekaligus miris di saat yang bersamaan ketika melihat Jojo sebagai wakil kaum tak berpunya diperlakukan semena-mena di tempat kerja. Berbagai macam ketidakberuntungan menimpanya. Memang benar, kesialan itu datang dari hasil perbuatannya sendiri. Meski itu tak dilakukannya dengan sengaja. Misalkan ketika ia salah mengukir tato pelanggannya karena keasyikan menonton film gadis-gadis berpakaian renang. Atau, saat ia dengan tanpa disadari menumpahkan seluruh cairan pengepel. Lantai pun menjadi sangat licin dan membuat tergelincir seluruh pengunjung toko. Demikian, satu per satu kemalangan

12

Ibid., hal: 65 – 67 13

Sumber: http://www.blitzmegaplex.com, 7 Juli 2011; http://www.21cineplex.com, 7 Juli 2011; http://www.okemovie.com; 3 April 2011

menyertai perjalanan hidupnya, meski di akhir penonton dapat melihatnya tersenyum sumringah.