• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM CERITA NASRUDDIN HOJA

GAMBARAN UMUM CERITA DAN TOKOH NASRUDDIN HOJA A.TOKOH NASRUDDIN HOJA

C. GAMBARAN UMUM CERITA NASRUDDIN HOJA

a. Tema

Tema merupakan gagasan, ide, ataupun pikiran utama didalam karya sastra yang terungkap atau tidak (Sudjiman, 1990 : 78) Santon dan Kenny (dalam Nurgiantoro, 2007 : 67) menyatakan bahwa tema (theme) adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita.Dapat disimpulkan bahwa tema adalah ide atau gagasan keseluruhan yang terkandung dalam sebuah cerita.

61 Tema yang diambil dalam novel Hoja Nasruddin tentang kehidupan sosial, yaitu menceritakan perjuangan nasruddin melawan si pemakan riba(rentenir), melawan pemerintahan karena rakyat ditarik upah yang begitu tinggi dan kesewenang wenangan pemerintahan atas hukum. Namun Nasrudin yang cerdik dapat melawan dengan kekonyolan, kelucuan bahkan kebijaksanaan.

b. Alur Cerita

Dalam novel Hoja Nasruddin karya N.St.Iskandar terdapat alur maju. Adapun cerita Nasruddin Hoja ini beralur maju adalah

Waktu berusia tiga puluh lima tahun Hoja Nasruddin berangkat dari kampung halaman dan berjalan dengan tidak tentu tujuannya. Lebih dari sepuluh tahun ia berada dalam pembuangan, mengembara dari kota ke kota lain. Dan dari sebuah negeri ke sebuah negeri, melalui lautan dan padang pasir tandus. Ia bermalam dimana saja bila hari telah malam, di tanah-tanah lapang dengan unggunan api yang berkelip kelip hampir padam bekas tempat bermalam orang-orang gembala yang berkeliling-keliling(Iskandar,1995:11).

Salah satu bukti adanya alur maju adalah cerita tentang sekembalinya dari mengembara, ternyata rumah yang ditinggalinya sudah rata dengan tanah:

Di bokhara, Nasruddin Hoja tidak lagi menemukan sanak saudaranya dan sahabatnya kenalannya yang lama-lama(Iskandar,1995:23).

c. Tokoh Penokohan

Adapun penokohan dalam cerita Hoja Nasruddin yang ditulis N.St. Iskandar sebagai berikut:

1. Hoja Nasruddin

Merupakan tokoh utama dalam novel ini, ia seorang anak dari tukang pelana bernama Syir Mamed yang dipenjara dan disiksa oleh serdadu setelah itu ia wafat. Karena menyimpan rahasia kepergian Hoja Nasruddin, Nasruddin adalah orang yang termashur dikota bhokhara yang paling berani melawan pemerintahan yang kejam.

62 Merupakan orang tua penjual periuk, yang ditolong Nasruddin atas kejamnya si pemakan riba. Dan Nias merupakan orang menolong Nasruddin karena sebagai tempat bersembunyi dan bekerja di Bokhara.

3. Guljan

Merupakan anak dari Nias, si penjual periuk. Dan Guljan adalah seorang yang dicintai Nasruddin namun yang terjadi, Guljan dibawa ke kerajaan untuk dijadikan selir oleh raja 4. Ali

Adalah teman lama Nasruddin yang mempunyai lepau (warung makan). 5. Yusuf

Adalah tukang besi yang pernah ditolong Nasruddin karena terlilit hutang si pemakan riba, namun menjadi teman Nasruddin dan Yusuf yang selalu menolong setiap yang dilakukan Nasruddin

6. Jafar

Adalah si pemakan riba yang banyak akalnya untuk menyiksa orang yang terlilit hutang padanya.

7. Sultan Awaludin Syah

Yang dalam cerita tidak banyak menyingung dirinya, namun raja Bokhara diceritakan dalam novel ini adalah Sultan Awaludin Syah.

8. Amir

Dijelaskan dalam novel ini bahwa amir adalah seorang pemimpin keagamaan yang memegang kendali hukum untuk menjalankan pemerintahan dan pelaku hukum yang salah. 9. Arslan bek

Adalah pemimpin serdadu-serdadu pemerintahan dan yang mengutus mata-mata untuk mencari dan menangkap Nasruddin Hoja.

63 10.Bakhira

Adalah wazir bukhara yang memegang kendali untuk meminta pajak yang sangat tinggi kepada para rakyat kecil.

Sedang dalam cerita Nasruddin yang ditulis oleh Irwan Winardi bahwa Nasruddin adalah sosok yang mempunyai banyak akal namun ia seorang yang lugu dan lucu untuk menghadapi istrinya, sang hakim, dan orang-orang yang terjerat kecerdikannya. Tokoh selain Nasruddin Hoja tidak diceritakan secara detail dan dianonimkan karena cerita relatif sangat singkat.

d. Latar

Latar adalah segala keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana terjadinya lakuan dalam karya sastra(Sudjiman, 1990: 48). Jadi latar adalah segala keterangan menyangkut deksripsi tempat yang terjadi.

Novel Hoja Nasruddin berlatar di bokhara yang mana tempat tersebut adalah tanah kelahirannya. Nasruddin pulang ke bokhara untuk mengadu nasib ditempatnya sendiri. Namun yang terjadi adalah Nasrudin adalaah tawanan pemerintahan yang sedang dicari beberapa tahun ini karena dia dianggap sebagai biang masalah dan keonaran dinegaranya tersebut.

“Kita akan bertemu muka kelak. Tentu akan kurasai pahit-getir perbuatanmu. Dan engkau akan gemetar dan pucat. Sebab aku, Hoja Nasruddin, ada di Bokhara(Iskandar,1995:50). Adapun latar dalam cerita yang diceritakan Irwan Winardi bahwa cerita Nasruddin Hoja terjadi di kota Aksehir yang sesudah selasai belajar dari Hurosan dan menggantikan ayahnya sebagai Hakim.

64 e. Sudut Pandang

Sudut pandang (point of view) merupakan strategi, teknik, siasat yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya.

Sudut pandang dibagi menjadi 3 yaitu:

a) Sudutpandang orang pertama “Aku”, yaitu pengarang menggunakan sudut pandang tokoh

dan kata ganti orang pertama, mengisahkan apa yang terjadi dengan dirinya dan mengungkapkan perasaannya sendiri dngan kata-katanya sendiri.

b) Sudut pandang orang ketiga “Dia”, penggarang menggunakan sudut pandang tokoh bawahan, ia lebih banyak mengamati dari luar daripada terlibat di dalam cerita, penggarang biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga.

c) Sudut pandang campuran, penggarang menggunakan sudut pandang impersonal, ia sama sekali berdiri di luar cerita, Ia serba melihat, serba mendengar dan serba tahu. Ia melihat sampai ke dalam pikiran tokoh dan mampu mengisahkan rahasia batin yang paling dalam dari tokoh.

Dari pengertian diatas sudut pandang adalah posisi/kedudukan pengarang dalam membawakan cerita.

Dalam penggunaan kata dalam cerita Hoja Nasruddin menggunakan sudut pandang orang campuran yaitu kata “ia”, karena si pengarang tidak terlibat dalam cerita dan lebih banyak mengamati dari luar. Kutipan novel:

Hampir-hampir sampai ke batas negeri Bokhara ia bertemu dengan sepasukan besar kafilah saudagar-saudagar. Maka diturutkanyalah arah tujuan kafilah itu, hingga masuk ke dalam daerah negeri itu (Iskandar,1995:16).

65 Gaya bahasa digunakan penulis dalam novel ini sangat inspiratif. Dari tiap kata-katanya merasakan kekuatan pandangan hidup yang mendasari bangkitnya semangat untuk mencapai harga diri, potensi dan martabat diri.

Kutipan cerita:

“Lebih baik sekarang Allah melindungi saya dari pada penyamun di sini,” pikir Hoja Nasruddin, “sebab penyamun di tengah jalan dapat kuselesaikan sendiri saja.” Akan tetapi, ia berdiam diri. Sebab kalau benar-benar tiap perkataan dalam percakapan itu sudah lebih dari sepuluh dinar harus dibayarnya. Maka dibukakan pundi-pundinya, lalu dikeluarkannya uang pembayar bea masuk, bea berkunjung, bea perkara dan uang korban untuk memperindah mesjid-mesjid (Iskandar,1995:21).

g. Amanat

Menurut Kosasih (2012:70) amanat merupakan ajaran moral atau pesan didaktis yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karya tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa amanat yaitu pesan-pesan yang terdapat dalam cerita.

Amanat yang terkandung dalam novel Hoja Nasruddin sebagai berikut:

Nasruddin sedih akan bagalnya karena gagal melompat melewati parit. Dan dia berkata ia berkata kesedihanya tiga kali berlipat ganda karena bagalnya. Namun si perempua berkata,” kalau bagal yang serupa dengan kuda ini adalah seelok-eloknya ini hanya memikirkan perbuatan mulia saja, takkan melompat ke parit itu dan tuan tidak jatuh terpelanting dari atas pelananya. Wahai, musafir yang terbit sebagai matahari dari balik awan, niscaya tuan akan lewat saja disini. Tuan takkan melihat kami dan kamipun takkan berani menahan tuan supaya berhenti agak sebentar”.(Iskandar,1995:47-48)

Dapat disimpulkan diatas bahwa kita tidak boleh mencela sesuatu yang kita benci, karena mungkin sesuatu yang kita benci itu akan mengantarkan kebaikan kepada kita.

Amanat dalam cerita yang dipaparkan Irwan winardi sebagai berikut:

“Tanya seorang teman yang kepada Nasruddin, “Didunia ini apa yang kau anggap paling bernilai?

Tanpa ragu-ragu Nasrudin menjawab. “Yang paling bernilai didunia adalah Nasihat.”

Teman-temannya sejenak memikirkan jawaban Nasruddin, namun salah seorang teman bertanya lagi,”Nasruddin, di dunia ini apa yang kau anggap paling tidak bernilai?”

Nasruddin tanpa ragu-ragu menjawab,”Nasihat”.

Kata seorang temannya, “kau ini bagaiman Nasruddin? Belum semenit yang lalu kau menyatakan bahwa nasihat paling bernilai di dunia. Dan sekarang sekarang kau bilang bahwa nasihat adalah hal yang paling tidak bernilai di dunia. Bagaimana satu hal saja paling berharga dan paling tidak berharga.”

66 Jawab Nasruddin, “Kalau kau memberikan nasihat kepada seseorang dan dia menerima nasihat itu, maka nasihat menjadi hal paling bernilai di dunia. Tetapi jika kau memberikan nasihat kepada seseorang dan diatidak mau menerimanya, maka tentu nasihat itu menjadi hal yang sama sekali tidak ada nilainya didunia” (Irwan Winardi,2012:252-253).

Dari cerita tersebut dapat diambil pesan moral atau amanat bahwa nasihat seindah atau seburuk apapn akan berguna apabila orang yang dinasehati bersedia melaksanakan nasihat tersebut.