• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK NASRUDDIN HOJA DALAM CERITA

GAMBARAN UMUM CERITA DAN TOKOH NASRUDDIN HOJA A.TOKOH NASRUDDIN HOJA

D. KARAKTERISTIK NASRUDDIN HOJA DALAM CERITA

Menurut definisi karakter dalam bahasa inggris, Character berarti watak, peran, huruf.(Echols dan Shadily, 2005:107). sedangMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti: 1). Sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. 2).Karakter juga bisa bermakna "huruf". Menurut (Ditjen Mandikdasmen - Kementerian Pendidikan Nasional), Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak. Berkarakter artinya mempunyai watak, mempunyai kepribadian(Kamisa,1997: 281). sedang menurut Hornby, Karakter (character) bisa berarti orang, masyarakat, ras, sikap mental dan moral, kualitas nalar, orang terkenal, tokoh dalam karya sastra, reputasi dan tanda dalam huruf (metode karakterisasi telaah fiksi,hal 2)

Sedangkan Karakteristik adalah ciri-ciri khusus, mempunyai sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu(Kamisa,1997: 281).dapat pula diartikan watak atau suatu prilaku dalam cerita(Briliana.com).Tokoh dalam kisah Nasruddin Hoja mempunyai sikap, sifat, tingkah laku, atau watak-watak tertentu.

67 Dalam kisah-kisah Nasrudin Hoja banyak karakteristik yang dihadirkan oleh Nasrudin Hoja antara lain ;

1. Lucu

Dalam kamus besar bahasa indonesia lucu berarti sesuatu yang dapat menimbulkan tawa, menggelikan hati, jenaka(Purwadarminda,1982:610). Jadi semua hal yang dapat menjadikan tertawa adalah hal yang lucu.

Dibawah ini adalah gambaran kelucuan yang dilakukan Nasrudin hoja dari kisahnya; Nasruddin bersama seorang temannya merasa haus.Lalu mereka berhenti disebuah warung untuk minum. Mereka memutuskan membagi segelas susu untuk berdua.

“Kamu minum dulu setengah gelas ,” kata teman Nasruddin, karena aku punya gula yang hanya cukup untuk seorang. Aku akan menuangkan gula ini ke dalam susu bagianku.” “Tuangkan saja sekarang,” kata Nasruddin, “dan aku akan minum setengahnya.”

“Aku tidak mau. Sudah kukatakan, gula ini hanya cukup membuat manis setengah gelas susu.”

Akhirnya Nasruddin pergi ke pemilik warung, dan kembali dengan sekuntum garam. “Ada berita baik,” kata Nasruddin kemudian, “Seperti telah kita setujui, aku akan minum susu ini lebih dahulu. Aku akan minum bagianku dengan garam(Irwan Winardi, 2012 ;28)”.

Tergambar kelucuan Nasruddin karena kekikiran temannya yang tak mau membagikan gulanya maka nasruddin bertindak dengan mencampurkan garamnya dahulu karena ia ingin minum susu dengan rasa asin.

2. Lugu

Dalam kamus besar bahasa indonesia lugu berarti berlaku sewajarnya, apa adanya Purwadarminda,1982:610).yang dimaksud lugu dalam karakteristik Nasruddin Hoja yaitu keluguan dalam cara berfikirnya yang menggambarkan yang sederhana dan apa adanya. Dibawah ini adalah gambaran keluguan yang dilakukan Nasrudin hoja dari kisahnya; Suatu hari, Nasruddin membeli lidah kambing dipasar. Dalam perjalanan pulang ia bertemu seorang temannya.

“Akan kau masak apa lidah itu?” dia bertanya, “Seperti biasa ,” jawab Nasruddin.

“Kalau kamu mau, aku bisa mengajarimu cara memasak lidah kambing yang lebih enak.” “baiklah, tetapi tulis saja dikertas cara-cara memasak yang akan kamu ajarkan. Aku akan membaca dan mempraktikkannya dirumah,” kata Nasruddin.

Setelah menerima resep masakan, Nasruddin meneruskan perjalanan pulang dengan hati gembira. Dia sudah membayangkan akan makan maakan yang lebih lezat dari biasanya. Namun seekor elang menukik turun dan menyambar bungkusan lidah kambing dari

68 tangannya, kemudian terbang lagi.Sejenak Nasruddin kaget.Tetapi dia tidak merasa sedih. Dia ambil resep dari saku bajunya lalu diacungkan kepada sang elang sambil berteriak: “Percuma kamu tidak akan bisa memakannya!Resepnya ada padaku!” (Irwan Winardi, 2012;56-57)

Dari cerita diatas tergambar keluguan Nasruddin karena dia tidak merasa kehilangan barang bawaannya tetapi bertindak mengejutkan dengan berkata resep masakannya ada padanya, dan berprasangka bahwa lidah itu takkan terasa enak tanpa resep masakan tersebut. 3. Konyol

Dalam kamus besar bahasa indonesia konyol berarti orang yang setengah gila, kurang akalnya, bodoh (Purwadarminda,1982:522). atau bisa juga dibermaksud tidak sopan atau kurang ajar(artikata.com). dapat ditarik kesimpilan dari penjelasan diatas konyol adalah suatu perlakuan yang tidak sopan karena kebodohan, atau berlagak kurang akalnya.

Dibawah ini adalah gambaran kekonyolan yang dilakukan Nasrudin hoja dari kisahnya; Nasruddin hampir terjatuh ke kolam. Ada orang yang tidak terlalu ia kenal berada di

dekatnya dan menolongnya pada saat yang tepat. Setelah itu, setiap kali bertemu Nasruddin, ia selalu membicarakan peristiwa itu dan membuat Nasruddin berterimakasih berulang-ulang. Suatu hari, untuk kesekian kalinya, ia menyinggung peristiwa itu lagi. Nasruddin

mengajaknya ke lokasi, dan kali ini Nasruddin langsung melompat ke air.

“Kau lihat!Sekarang aku sudah benar-benar basah seperti yang seharusnya terjadi kalau engkau dulu tidak menolongku. Sudah, pergi sana!” (Irwan Winardi, 2012;50).

Cerita diatas memaparkan tentang seseorang yang selalu menceritakan bahwa ia pernah menolang Nasruddin, dan orang tersebut selalu menceritakannya maka Nasruddin berterima kasih berulang kali. Dan suatu ketika Nasruddin merasa jengkel atas tindakan orang tersebut. Nasruddin mengajak orang tersebut ke lokasi dengan bertindak konyol dengan menceburkan diri kedalam air tersebut. Dengan begitu Nasruddin beranggapan perbuatan menjadi impas.

Dalam cerita lain yang menunjukkan kekonyolaan yang dilakukan oleh Nasruddin adalah sebagai berikut:

Hoja Nasruddin kembali dari kota ke dalam sebuah dusun di Turki. Ia diam di situ. Oleh karena ia berasa amat lelah dan lesu, berhentilah ia di tepi sebuah anak sungai. Riak air kedengaran seperti nyanyi yang merdu. Angin musim berhembus sepoi-sepoi basa, amat

69 sejuk dan harum baunya. Perasaan Hoja Nasruddin senang sekali. Dengan tidak diketahuinya ia pun tertidur, lalu bermimpi ...telah mati!- “Kalau aku mati,” katanya dalam hati, “tentu aku tidak boleh bergerak –gerak dan mataku tidak boleh kubukakan.”

Demikian ia berbaring diam-diam dalam rumput yang lunak. Pada perasaannya mati itu tidak buruk benar: hanya tetap menelentang dan tenang; tidak menyusahkan apa-apa, dan tidak memikirkan kesusahan hidup seperti di dusun!(Iskandar, 1995:60-61).

Kutipan cerita diatas menunjukkan kekonyolan Nasruddin bahwa dia beranggapan telah mati tidak perlu membuka mata maupun bergerak dan tidak perlu memikirkan susahnya hidup di dunia.

4.Bijaksana

Dalam kamus bahasa indonesia bijaksana berarti orang yang selalu menggunaka akal budinya (pengalaman dan pengetahuan) atau bisa disebut orang yang tajam pikiran Purwadarminda,1982:138). Dalam penjelasan yang lain bijaksana dapat berarti pandai dan berhati-hati apabila menghadapi kesulitan(Artikata.com).dapat disimpulkan bahwa bijaksana adalah orang yang menggunakan akal budinya apabila menghadapi kesulitan.

Dibawah ini adalah gambaran kebijaksanaan yang dilakukan Nasrudin hoja dari kisahnya; Setelah bepergian jauh, Nasruddin tiba kembali ke rumah. Istrinya menyambut dengan gembira,

“Aku punya sepotong keju untukmu,” kata istrinya.

“Alhamdulillah,” puji Nasruddin, “Aku suka keju.Keju itu baik untuk kesehatan perut.” Tidak lama kemudian Nasruddin pergi lagi.Ketika dia kembali, istrinya menyambutnya dengan gembira juga.

“Adakah keju untukku?” tanya Nasruddin. “tak ada lagi,”kata istrinya .

Kata Nasruddin, “tidak apa-apa. Lagi pula keju tidak baik untuk kesehatan gigi.”

“jadi mana yang benar?” kata istri Nasruddin bertanya-tanya, “Keju itu tidak baik untuk perut atau tidak baik untuk gigi?”

“itu tergantung,” sambut Nasruddin, “tergantung apakah kejunya ada atau tidak.”

Kebijaksanaan Nasruddin tergambar dari cerita diatas bahwa apabila ada suatu nikamat perlu kita syukuri dan apabila tidak mendapatkan apa yang diharapkan maka perlu memikirkan efek negatif apabila mendapatkannya, agar tidak kecewa.

Cerita lain yang menggambarkan kebijaksanaan Nasruddin adalah ketika si periuk ingin melunasi hutangnya, namun si Jafar menaikkan jumlah hutangnya tanpa alasan. Dan

70 apabila tidak dapat melunasinya maka anak perempuannya akan dijadikan selir oleh jafar si pemakan riba, adapun kutipannya sebagai berikut:

“Sungguh dia sangat cantik,” kata Hoja Nasruddin. “Tetapi, adakah surat pengakuan berhutang dari tukang periuk itu?”

“Tentu saja ada! Siapa yang mau menjalankan uang sekarang ini tanpa surat pengakuan. Manusia kini palsu, lancung dan pencuri belaka. Ini surat pengakuan itu! Di dalamnya tertulis jumlah uang dan hari sampai janji, dan ini cap jempol tukang periuk.”

Surat pengakuan berutang itu pun dianjurkannya ke tangan Hoja Nasruddin. “Betul surat ini!” katanya membenarkan. “Jadi terimalah uangmu. Tunggu dahulu sebentar, sobat baik, dan tunjukkan saksi,” demikian ia pun berpaling kepada beberapa orang yang lalu-lalang.

Surat pengakuan itu dikoyaknya, belah dua: kemudian belah empat, belah delapan. Akhirnya carik-carik halus kertas itu ditaburkannya, lalu beterbangan di udara. Setelah itu dibukannya ikat pinggang dan diberikannya sekalian uang yang diterimanya dari pemakan riba itu tadi itu, ke tangannya kembali (Iskandar, 1995:98-100).

Dalam cerita tersebut menunjukkan kebijaksanaan Nasruddin untuk menyelesaikan masalah karena kelicikan jafar pemakan riba yang meneror si tukang periuk untuk menjadikan budak dan anaknya yang akan dijadikan selir apabila tidak membayar dengan tepat waktu. Namun kertas pejanjian dihancurkan Nasruddin dan semua masalah menjadi selesai.

5. Cerdik

Dalam kamus bahasa indonesa cerdik berarti orang yang lekas mengerti dan pandai mencari akal(Purwadarminda,1982:201).dan dalam penjelasan yang lain bahwa cerdik adalah orang yang pandai mencari pemecahan(Artikata.com).jadi pandai dapat diartikan orang yang lekas mengerti dan segera mengambil pemcahan tentang suatu hal.

Dibawah ini adalah gambaran kecerdikan yang dilakukan Nasrudin hoja dari kisahnya; Pembawa kabar baik bagi Raja biasanya mendapat hadiah besar dari Raja.Nasruddin punya kabar baik untuk Raja.Maka dia pergi ke istana untuk menyampaikannya.Penjaga istana yang biasa mendapat suap dengan sengaja mempersulit Nasruddin Hoja untuk menghadap Raja. Tetapi setelah Nasruddin berjanji untuk membagi dua hadiah yang akan dia terima, dia diperbolehkan menghadap raja.

Setelah bersusah payah menghadap raja, akhirnya Nasruddin bisa menceritakan berita baik itu.Raja tampak gembira mendengar cerita Nasruddin.“Piliih sendiri, hadiah apa yang kau inginkan,”katanya.

71 Gambaran cerita diatas mengungkap suatu perbuatan seorang pengawal yang suka minta bagian atas hadiah yang diberikan sang raja. dengan kecerdikan Nasrudiin, pengawalpun mendapat “bagian” atas hadiah yang diterima.

Kecerdikan Nasruddin dari cerita lain ditunjukkan sebagai berikut:

Karena dendam Jafar belum sirna karena sakit hati Guljan tidak menjadi isrtinya, maka Jafar si pemakan riba mempunyai inisiatif untuk memberitahu bahwa Guljan si anak tukang periuk adalah gadis yang sangat cantik di Bukhara,dia memberi tahu kepada raja agar dijadikan selir. Dan rencana Jafar berhasil, maka Nasruddin harus menolong kekasihnya itu. Namun Nasruddin sendiri adalah buronan Raja maka kecerdikan Nasruddin untuk memasuki istana yaitu dengan menyamar menjadi soerang filusuf terkenal sebagai penasihat raja. Demikian kutipan tersebut:

“Tunggu sebentar, Husin Guslia,” kata Amir memutuskan cakap yang panjang itu.

“Tuan memperk enankan perkara yang tidak dapat kami pahamkan.”

“Segala puji bagi Allah, sebab patik datang pada waktu yang tidak benar,” sahut filusuf itu, sebenarnya tidak lain daripada Hoja Nasruddin. Karena patih telah menghindarkan Amir dari bencana mendekati seorang perempuan pada hari ini. Jadi, kerja patik tidak sia-sia menjaga alam tidak menjadi piatu.

Kata-kata itu diucapkanya dengan lancar, dengan suka-cita dan berapi-api, sehingga Amir mau tidak mau mesti percaya akan dia( Iskandar,1995:155).

Dari cerita diatas menunjukkan kecerdikan Nasruddin menyamar menjadi seorang filusuf terkenal dan menjaga Guljan agar tidak didekati Amir dengan perhitungan bintang.