• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ruang Lingkup Pendidikan Islam

KAJIAN PUSTAKA A. NILAI PENDIDIKAN ISLAM

6. Ruang Lingkup Pendidikan Islam

Secara umum lingkup materi pendidikan Islam menurut Dr. Abdullah Nasikh Ulwan (dalam Heri Jauhari Muchtar, 2008 : 15)Dalam ruang lingkup materi pendidikan islam, penulis akan mencoba menjelaskan materi pendidikan satu persatu. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

a). Pendidikan Keimanan

Dalam pendidikan Islam materi yang pertama kali perlu ditanamkan adalah pendidikan keimanan atau dapat disebut dengan aqidah, yang secara etimologi dapat berarti kepercayaan. Sedangkan menurut terminologi Afriatin dkk (1997:94) mendefinisikan sebagai ”sesuatu yang mengharuskan hati membenarkannya, membuat jiwa tenang, dan menjadi kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan.”

Pendidikan keimanan mencakup pada keimanan kepada Allah, Malaikat, Kitab-kitab Allah, Nabi/Rasul, Hari Akhir dan Takdir atau disebut juga rukun iman.

Penggambaran iman adalah terlaksananya amal, maka pendidikan keimananpun mencakup didalamnya adalah materi tata cara ibadah, baik ibadah mahdlah seperti shalat, zakat, shaum, dan haji: maupun ibadah ghair mahdlah seperti berbuat baikkepada sesama manusia. Tujuan dari materi ini adalah agar anak/peserta didik memiliki dasar-dasar keimanan dan ibadah yang kuat (Heri Jauhari Muchtar,2008:16). Adapun menurut Abdullah Nashih Ulwan yang diterjemahkan Raharjo (1999:62) bahwa ajaran Rasulullah dalam pendidikan iman adalah: pertama, membacakan kalimat tauhid kepada anak pada permulaan kehidupannya; kedua, mengenalkan hukum-hukum halal dan haram kepada anak; ketiga, menyuruh anak untuk beribadah sejak umur tujuh tahun; keempat, mendidik

43 anak untuk mencintai rasul, ahli baitnya dan membaca al-Qur’an (dalam Triyo Supriyatno, 40 :2009).

Jadi materi pendidikan Islam mencakup urusan keimanan maupun peribadahan, karena semua urusan tersebut dasar perbuatannya didasarkan pada keimanan kepada Allah SWT.

b). Pendidikan Moral/Akhlak

Akhlak menjadi masalah penting dalam perjalanan hidup manusia.Secara umum pendidikan akhlak meliputi kemampuan anak untuk membedakan antara sikap baik dan buruk. Adapun pengertian akhlak secara etimologi dalam bahasa arab kata akhlak adalah bentuk jamak dari “khuluqun” yang dapat bermaksud budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat (Zahruddin dan Sinaga, 2004:1) sedangkan secara terminologi menurut Imam Al- Ghazali (dalam Zaharuddin dan Sinaga, 2004:4) menyatakan bahwa akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu.

Melihat pengertian akhlak diatas, maka akhlah sama dengan moral. Hal ini melihat pendapat yang diungkapkan Atkinson (dalam Darmadi, 2009:30) yang menyatakan bahwa moral adalah “Views about good and bad, right and wrong, what ought or ought not to do” (pandangan tentang baik dan buruk, benar dan salah, apa yang seharusnya atau tidak seharusnya dilakukan).

44 Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik

bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat

dan dia banyak menyebut Allah.” (QS.Al-Ahzab: 21).

Maka dalam pendidikan moral merupakan latihan membangkitkan nafsu rubbubiyah (ketuhanan) dan menghilangkan atau meredam nafsu syaithaniyah. Pada materi akhlak peserta didik dituntut untuk mempelajari mengenai:

i. Perilaku atau akhlak yang mulia (akhlakul karimah/mahmudah) seperti jujur, rendah hati, sabar, dan sebagainya.

ii. Perilaku atau akhlak tercela (akhlakul madzmumah) seperti dusta, takabur, khianat, dan sabagainya(Heri Jauhari Muchtar,2008:16).

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan akhlak adalah pendidikan yang membangun atau melatih peserta didik untuk melakukan perilaku yang mulia dengan cara mencontoh perilaku nabi muhammad SAW dan menjauhi atau meninggalkan perilaku tercela yang bersumber pada nafsu kita.

c). Pendidikan Jasmani

Pendidikan Islam tidak hanya menekankan keruhanian semata, tapi dalam pendidikan islam menganjurkan untuk seimbang yaitu juga mengajarkan kesehatan jasmani. Sesuai dengan pepatah yang mengatakan “didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat”.

Pendidikan fisik bertujuan agar anak tumbuh dewasa dengan fisik yang kuat, selamat, sehat, bergairah dan bersemangat (Triyo Supriyatno, 41:2009). Dan dalam pendidikan Islam tidak diajarkan untuk menzhalimi diri sendiri dan bahkan diharamkan seperti minuman keras, obat-obatan terlarang, bertato dan lain sebagainya.

d). Pendidikan Akal

Manusia diciptakan Allah dalam bentuk sempurna dan mempunyai kelebihan dibanding dengan makhluk lain. Salah satunya manusia dianugerahi Allah SWT dengan akal.Dan dengan akal manusia berfikir dan mendapatkan ilmu.

45 Menurut Heri Jauhari Muchtar (2008: 8)mengatakan bahwa dengan akal manusia dapat membedakan antara benar dan salah. Bahkan dengan akal manusia dapat beragama dan melaksanakan secara benar.

Dalam sebuah hadist, Rasulullah bersabda :

هل لقعل نمل نيد ل لقعل اوه ني دلا

“Agama itu ialah akal pikiran, tak ada (artinya) agama bagi orang yang berakal”(dalam

Heri Jauhari Muchtar,2008:8).

Dari keterangan diatas bahwa akal adalah sesuatu yang utama dan yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya.Maka supaya akal dapat berkembang dengan baik maka perlu dilatih dengan teratur dan dapat bekembang sesuai dengan kemampuan anak.

e). Pendidikan kejiwaan/Hati Nurani

Selain nafsu dan akal yang harus dilatih/dididik pada diri manusia adalah kejiwaan atau hati nuraninya. Pada materi ini peserta didik dilatih agar dapat membina hati nuraninya sehingga hatinya nurani dapat menjadi “tuan” dalam dirinya sendiri dan dapat menyuarakan kebenaran dalam keadaan apa pun. Selain itu diharapkan agar peserta didik memiliki jiwa atau hati nurani yang kuat, sabar, dan tabah dalam menjalani kehidupan ini (Heri Jauhari Muchtar,2008:16). Pendidikan emosi adalah sesuatu yang sangat penting, untuk memunculkan rasa simpati dan empati anak terhadap suatu keadaan maka pendidikan emosi sangat membantu dan mengarahkan hal yang positif tidak mengarah pada tawuran dan anarkisme dari luapan emosi yang tak sesuai yang diharapkan.

f). Pendidikan sosial/Kemasyarakatan

Seperti diketahui bahwa manusia mempunyai dua tugas hubungan yang harus dilakukan dalam hidupnya, yaitu hubungan dengan Allah (habluminallah) berupa ibadah mahdlah dan

46 hubungan dengan sesama manusia (habliminannas) berupa ibadah ghair mahdlah atau kemasyarakatan.

Dalam materi pendidikan Islam dalam kemasyarakatan, anak atau peserta didik dikenalkan mengenai, misalnya hal-hal yang terdapat atau terjadi di masyarakat serta bagaimana cara hidup di dalam masyarakat tentu dengan tata cara Islami. Mengapa materi ini perlu disampaikan? Karena Islam mengajarkan mengenai kemasyarakatan: terlebih pada zaman “modern” sekarang ini makin menggejala pola hidup individualistis yang mementingkan diri sendiri. Apabila hal tersebut terus terjadi maka akan terwujud masyarakat yang rapuh, karena tanpa kekuatan. Dengan materi pendidikan diharapkan anak atau peserta didik memiliki wawasan kemasyarakatan dan mereka dapat hidup serta berperan aktif di masyarakat secara benar(Heri Jauhari Muchtar,2008:17-18).

g). Pendidikan Seksual

Pendidikan seksual berbeda dengan yang dimaksudkan padan orang-orang sekuler. Tetapi yang dimaksud disini adalah pendidikan Islami yang sesuai dengan perkembangan usia anak serta mental peserta didik.

Seperti contoh pendidikan Islami adalah dengan cara memisahkan tempat tidur anak dengan orang tau, memisahkan tempat tidur anak laki dengan anak perempuan, menjelaskan perbedaan jenis kelamin anak, kewajiban menutup aurat bagi laki maupun perempuan, menjelaskan batas-batas pergaulan antara lelaki dan perempuan menurut pandangan Islam dan masih banyak lainnya (Heri Jauhari Muchtar,2008:18). Dalam pendidikan seks anak diberi pengertian dan diajarkan tentang urusan kehidupan yang dihalalkan dan diharamkan. Dengan menerapkan akhlak tentang kebiasaan agar tidak mengikuti dorongan syahwat dan cara-cara binatang.