• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan Pendidikan Islam

KAJIAN PUSTAKA A. NILAI PENDIDIKAN ISLAM

4. Tujuan Pendidikan Islam

Tujuan adalah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah melakukan suatu usaha atau kegiatan telah selasai (Zakiyah Darajat, 2011; 29). Pengertian tujuan pendidikan adalah perubahan yang diharapkan oleh subjek didik setelah mengalami proses pendidikan, baik pada tingkah laku individu, kehidupan pribadinya maupun kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya dimana individu hidup (Zuhairini, 1995 :159)

Pendapat para ahli tentang tujuan pendidikan Islam:

a. menurut Naquib al-Attas menyatakan bahwa tujuan pendidikan yag penting harus diambil dari pandangan hidup (philosophy of life). Jika pandangan hidup itu Islam maka

36 tujuannya adalah membentuk manusia sempurna ( insan kamil) menurut Islam (Moh.Roqib, 2009 :27).

b. Abd ar-Rahman an-Nahlawi berpendapat bahwa tujuan pendidikan Islam adalah mengembangkan pikiran manusia dan mengatur tingkah laku serta perasaan mereka berdasarkan Islam yang dalam proses akhirnya bertujuan untuk merealisasikan ketaatan dan penghambaan kepada Allah di dalam kehidupan manusia, baik individu maupun masyarakat (Moh.Roqib, 2009 :29).

c. Umar Muhammad at-Taumi asy-Syaibani mengemukakan bahwa tujuan tertinggi dari pendidikan Islam adalah persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat (Moh.Roqib, 2009 :29).

Adapun tujuan pendidikan Islam tidaklah jauh berbeda dengan pendapat para ahli. Menurut Ahmadi (1992 : 63) tujuan pendidikan Islam adalah sama dengan pendidikan hidup manusia yang peranannya sebagai makhluk Allah SWT yaitu semata-mata beribadah hanya kepada-Nya. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:

“Dan tidaklah aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahku”. (QS. Adz-Dzariyat : 56)

Menurut Arifudin Arif bahwa tujuan pendidikan islam minimal mencakup empat aspek yaitu:

a. Berorientasi pada tujuan dan tugas manusia di muka bumi, baik secara vertikal maupun horizontal, yaitu manusia hidup bukan karena kebetulan dan sia-sia, ia diciptakan dengan membawa tujuan dan tugas tertentu, yaitu sabagai ‘abd dan khalifah fi al-ardh. Untuk itu pendidikan Islam harus mampu mengantarkan dan memformulasikan sistem pendidikannya ke arah pencapaian tugas dan fungsi manusia diciptakan di muka bumi.

37 b. Untuk memperhatikan sifat-sifat dasar manusia diciptakan Allah SWT. Dengan dibekali berbagai macam fitrah yang memiliki kecenderungan yang hanif tuntunan agamanya.

c. Berorientasi pada tuntutan masyarakat dan zaman.

Tuntutan ini berupa pelestarian nilai-nilai budaya yang telah melembaga dalam kehidupan bermasyarakat, maupun pemenuhan terhadap tuntutan kebutuhan hidupnya dalam mengantisipasi perkembangan akselerasi dunia modern

d. Berorientasi pada dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam yaitu

(1) mengandung nilai yang berupaya meningkatkan kesejahteraan hidup manusia di muka bumi.

(2) mengandung nilai yang mendorong manusia berusaha keras untuk meraih kehidupan yang baik.

(3) mengandung nilai yang dapat memadukan antara kepentingan kehidupan dunia dan akhirat (Arifudin Arif, 2008 ;47-48).

Berdasarkan penjelasan dan rincian pendidikan tentang tujuan pendidikan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah sebagai berikut :

a. Tujuan pertama adalah menumbuhkan dan mengembangkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan posisi manusia sebagai abdul dan khalifah

b. Tujuan pendidikan Islam adalah menumbuhkan sikap dan jiwa yang selalu beribadah kepada Allah SWT karena manusia mempunyai fitrah hanif untuk menjalankan agama. c. Tujuan Pendidikan Islam adalah membina dan memupuk akhlakul karimah.

d. Memperluas pandangan hidup dan wawasan keilmuan sebagai makhluk individu dan sosial. Yangmana manusia selalu dinamis dapat mengimbangi tuntutan masyarakat dan zaman dengan kesejahteraan hidup manusia dan dapat memadukan kepentingan dunia dan akhirat dengan landasan ibadah.

38 5. Metode Pendidikan Islam

Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa yunani “metodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata : yaitu “metha” yang berarti melaui atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan (Arifin, 1996 :51) sehubungan dengan hal tersebut Ahmad Tafsir membatasi bahwa metode pendidikan ialah semua cara yang dilakukan dalam upaya mendidik(Ahmad Tafsir,2008 :131). Sedang menurut Abdul Munir Mulkan mengemukakan bahwa metode pendidikan adalah suatu cara yang dipergunakan untuk menyampaikan atau mentransformasikan isi atau bahan pendidikan kepada anak didik (Arifudin Arif, 2008 : 102). sehingga dapat dipahami bahwa metode pendidikan islam berarti suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran dalam proses belajar mengajar guna tercapai tujuan atau cita-cita pendidikan islam.

a. Prinsip-Prinsip Metode Pendidikan Islam

Dalam pelaksanaan suatu proses pembelajaran dibutuhkan suatu metode yang tepat, guna pendidikan itu dapat sesuai dengan keadaan siswa. Hal tersebut mempermudah proses penghayatan siswa tentang makna suatu materi. Maka dalam penggunaan metode perlulah suatu prinsip yang mengacu pada sumber ajaran Islam.

Corak hubungan pendidik dengan peserta didik perlulah mengacu pada Al-Qur’an dan as-sunnah sebagai sumber ajaran Islam. Penggunaan sumber tersebut digunakan sebagai landasan paradigmatik dalam pengembangan prinsip-prinsip metode pendidikan Islam (Arifuddin Arif, 2008 :107). Dengan demikian proses pendidikan dapat berjalan lancar sesuai dengan tujuan pendidikan tersebut.

39 Menurut H. Hamdan Ihsan (dalam buku Arifudin Arif, 2008 : 107) Adapun prinsip-prinsip metodologis yang dijadikan landasan psikologis untuk memperlancar proses kependidikan Islam sejalan dengan ajaran Islam adalah :

a. Prinsip memberikan suasana gembira

b. Prinsip memberikan layanan dan sentuhan dengan lemah lembut c. Prinsip kebermaknaan bagi anak didik

d. Prinsip pemberian pengetahuan yang baru e. Prinsip komunikasi terbuka dengan lemah f. Prinsip memberikan perilaku yag baik g. Prinsip praktek (pengalaman) secara aktif

h. Prinsip harmonis, keserasian, dan keselarasanantara masukan instrumental dengan masukan enviromental (lingkungan) dalam proses pencapaian tujuan.

i. Prinsip kasih sayang

j. prinsip bimbingan dan penyuluhan terhadap anak didik.

Berdasarkan prinsip pendidikan diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya metode pendidikan Islam tercakup pada prinsip:

1) Mendorong manusia untuk menggunakan akal pikirannya dalam mempelajari gejala kehidupannya, sendi-sendi dari gejala alam sekitarnya. Dalam ruang lingkup pengembangan akal pikiran inilah Allah SWT mendorong manusia untuk berfikir analitis melalui proses berfikir induktif dan deduktif (Q.S. al-Ghasiyah:17-21)

2) Prinsip mendorong manusia untuk mengamalkan Ilmu pengetahuan dan mengaktualisasikan keimanan dan ketakwaannyadalam ruang lingkup sehari-hari. 3) Prinsip dalam usaha meyakinkan manusia bvahwa Islam merupakan kebenaran yang

haq, dengan menggunakan pendekatan dan metode pemberian suasana (situasional) sesuai tempat dan waktu tertentu (Arifudin Arif, 2008 : 102).

40 Sejalan dengan hal tersebut maka metode pendidikan islam harus digali, didayagunakan, dan dikembangkan dengan harapan aplikasi nilai-nilai Islam dapat diterima sehingga memotivasi peserta didik untuk mengamalkan dalam bentuk yang nyata.

b. Macam-macam pendidikan metode pendidikan Islam

Ungkapan tentang “metode lebih penting daripada materi” dikarenakan dalam proses penyampaian informasi atau proses belajar mengajar yang memegang peran adalah tentang bagaiamana cara atau metode kita menyampaikan materi. Jadi metode adalah cara agar proses penyampaian materi dapat mudah dipahami oleh peserta didik.

Penjelasan-penjelasan tentang metode-metode yang dapat dipakai dalam pendidikan dan pengajaran Islam dapat dilihat sebagai berikut:

a. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah cara penyajian yang dilakukan guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung (Djamarah dan Zain, 2005 :96). kelebihan metode ini adalah paling mudah, murah, gampang dan tidak banyak memerlukan persediaan bantu lainya.

Dalam metode ceramah inti dari metode ini adalah tentang daya tarik peserta didik dan bagaimana kwalitas yang dibicarakan oleh pendidik (Triyo Supriyatno, 27 :2009). Yang prerlu diperhatikan seorang guru adalah tentang dengan siapa kita berbicara, dimana kita membahas hal tersebut, bagaimana kondisi peserta didik, dan bagaimana bobot pembicaraan tersebut.

b. Metode Uswatun Hasanah (keteladanan)

Metode keteladanan adalah hal-hal yang dapat ditiru atau di contoh oleh seseorang dari orang lain, yang mana keteladanan adalah pengambilan manfaat dari figur sebagai teladan.

41 Yang dapat dijadikan sebagai alat pendidikan Islam, yaitu keteladanan yang baik, sesuai dengan pengertian uswah dalam ayat al-Qur’an (Arief, 2002:54)

c. Metode Cerita atau Kisah

Di dalam al-Qur’an selain terdapat nama sebuah surat, yaitu surat al-Qashash yang berarti kisah-kisah atau cerita-cerita, yang terdapat kata kisah dalam Al-Qur’an sebanyak 44 kali (M. Fuadz Abdul Baqy, 1987:286-287). Sedang menurut penelitian Quraish Shihab mengemukakan kisah al-Quran tidak segan-segan untuk menceritakan kalemahan-kelemahan manusia. Namun hal tersebut menurut Quraish Shihab, digambar sebagaimana adanya, tanpa menonjolkan segi-segi yang mengandung tepuk tangan atau rangsangan. Kisah tersebut biasanya diakhiri dengan menggaris bawahi akibat kelemahan itu atau dengan melukiskan saat kesadaran manusia, dan kemenangannya mengalahkan kelemahan tadi (M. Quraish Shihab, II/1982:174). Quraish Shihab lebih lanjut mengajak pembaca untuk memperhatikan, misalnya kisah yang diungkap dalam surat al-Qashash 76-81. Disini, diceritakan setelah dengan bangganya Karun mengakui bahwa kekayaan yang diperolehny itu adalah berkat hasl usahanya sendiri, yang kemudian hartanya itu oleh Allah akhirnya ditenggelamkan ke dalam bumi sebab kecongkakannya tersebut(dalam Triyo Supriyatno, 29 :2009)

Kisah cerita sebagai metode pendidikan ternyata mempunyai daya tarik yang menyentuh perasaan dengan menyampaikan ajaran yang terkandung dibalik cerita. d. Metode Nasihat

Al-Qur’an Al-karim juga menggunakan kalimat-kalimat yang menyentuh hati untuk mengarahkan manusia pada ide yang dikehendakinya. Inilah yang kemudian dikenal dengan nasihat (Nata, 1997:98).

42 Dan dalam nasihat, biasanya berisikan tujuan yang baik agar menumbuhkan kesadaran agar melaksanakan ketentuan hukum atau ajaran agar tidak terjerumus ke keadaan yang tidak diinginkan.