• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN ANALILIS DATA A. NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM CERITA NASRUDDIN HOJA

NASRUDDIN HOJA

123 Pendidikan dapat diartikan suatu proses pendewasaan melalui pengajaran dan pelatihan. Islam dapat berarti jalan menuju keselamatan. Sedang pendidikan islam adalah serangkaian proses transformasi dan internalisasi pada anak didik untuk mengembangkan potensi fitrah dalam segala aspek (spiritual, intelektual maupun fisik) guna keselarasan hidup yang sesuai ajaran islam.

Sedang pencapaian dalam pendidikan islam yaitu menumbuhkan ketakwaan sebagai Abdullah maupun khalifatullah fil ard dan bagamaina kita berakhlakul karimah kepada Allah Swt, sesama manusia maupun dengan lingkungan yang mengarah pada muslim yang ideal. Cermin seorang muslim ideal adalah kemampuan akan mencapai keselarasan hidup sesuai ajaran islam dalam segala aspek kehidupan.

124 1. Nilai pendidikan iman

Iman menurut bahasa ialah percaya, membenarkan atau meyakini sesuatu dengan hati. Sedang menurut istilah Iman ialah mengikrarkan dengan lisan, meyakini dengan hati dan mengamalkan dengan anggota badan.

Iman kepada Allah adalah landasan pokok seluruh ajaran islam. Dalam lafadz “Laailaha illallah” yang berarti tidak ada tuhan selain Allah. Dalam lafadz tersebut adalah kunci islam sebagai jalan hidup. Pengakuan terhadap adanya tuhan hanyalah Allah Swt menunjukkan bahwa tuhan yang menciptakan alam semesta akan memberikan jalan kepada hambanya yang mengakui.

Setiap mukmin pastilah meyakini bahwa Allah akan menolong, Allah mengawasi setiap apa yang kita perbuat dan kita senantiasa mendapat kasih sayang Allah yang kita sendiri tidak dapat menghitungnya seperti keselamatan kita, perlindunganNya, dan segala rahmat yang diberikanNya dengan bimbingan berupa taufik dan hidayahNya.

Sedang dapat kita ketahui iman dapat berarti mempercayai semua ajaran yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW, yang bersumber dari Allah SWT, yang tidak cukup dengan pengakuan saja tetapi mesti direalisasikan dalam bentuk pengamalan terhadap ajaran yang dibawakan oleh Nabi kemudian akan timbullah ketaqwaan di dalam diri manusia setelah proses keimanan tersebut.

Penanaman keimanan merupakan aspek yang sangat fundamental di dalam berbagai segi kehidupan. Nilai keimanan dalam cerita Nasruddin Hoja adalah iman kepada Allah, iman kepada Hari Akhir, iman kepada Taqdir, kita bertawakal kepada Allah dan kita bertaubat hanya pada Allah. Menunjukkan bahwa dalam cerita Nasruddin menyampaikan pesan keimanan agar sebagai pembaca dapat mengambil pelajaran dalam cerita tersebut.

125 Pada zaman sekarang yang era modern mengangap bahwa semua yang ada didunia ini dapat dinilai dengan uang. Uang dianggap segala-galanya, yakni dengan bergantinya uang sebagai ‘berhala’ baru sebagai cobaan umat manusia. Hal ini menunjukkan bahwa kadar iman berkurang karena adanya uang, hal ini ditunjukkan dengan banyaknya berita beredar pejabat negara terkena kasus korupsi. Berani bertindak asusila dengan karena diberi uang (artis tersangkut prostitusi) dan masih banyak sekali. Hal tersebut menunjukkan bahwa uang membutakan karena anggapan bahwa uang yang dapat menolong jalannya kehidupan. Maka pendidikan keimanan sangatlah penting karena kepercayaan bahwa Allah maha kaya (Al-Ghaniyu) dan kita adalah hamba Allah yang maha kaya.

2. Nilai pendidikan ibadah

Untuk menjalani kehidupan, umat Islam mempunyai panduan dalam al-Quran. Di kitab suci tersebut terdapat sejumlah tuntunan untuk selalu menjalankan perintah Allah SWT. Selain itu terdapat ancaman bagi manusia yang tidak menjalankan perintah dan menjauhi larangannya.

Dari segi bahasa, ibadah berarti taat, tunduk, menurut, mengikuti, dan doa. Sedangkan secara terminologi, ibadah berarti melaksanakan perintah-perintah Allah secara baik. Dapat dimengerti bahwa ibadah merupakan pengabdian dan ketundukan tertinggi kepada Allah swt. Selain Allah tidak ada yang berhak disembah.

Dapat disimpukan bahwa pendidikan ibadah adalah Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan semua bentuk pekerjaan yang bertujuan memperoleh keridhaan Allah serta menundukan jiwa kepada-Nya.

Dalam cerita Nasruddin yang menunjukkan nilai pendidikan ibadah adalah sholat, berdo’a, seruan ibadah, sodaqoh, mengikuti sunah rasul, membela rakyat, tolong menolong, pernikahan dan dzikir.

126 Dalam ibadahpun mempunyai bentuk berupa ibadah yang sifatnya mahdhah dan ghairu mahdah. Segala perbuatan dapat menjadi nilai ibadah sesuai dengan niat oleh pribadi manusia.

Intinya, Islam diibaratkan sebagai rumah dan pintunya adalah syahadat. Di dalam rumah tersebut ada tiang yang dilambangkan sebagai shalat lima waktu. Shalat merupakan ibadah pokok yang menjadi media komunikasi antara manusia dengan sang pencipta Allah SWT.

Allah Azza Wajalla menegaskan hal tersebut dalam firman-Nya surah Adz Dzaariyaat ayat 56:

Artinya : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

mengabdi kepada-Ku"

Dapat kita ketahui bahwa pendidikan ibadah yaitu memberikan penanaman agar kita dapat menghamba kepada Allah dengan cara yang disyariatkan. Dalam kehidupan sekarang, banyak terjadi kesalahan perilaku karena sering terjadi seorang karyawan lebih tunduk kepada atasannya daripada kepada Allah, seperti syarat diterimanya kerja ke suatu perusahaan bagi seorang wanita yaitu dengan tidak memakai jilbab. Dan hal tersebut menjadi dilema dan kebiasaan berjilbab menjadi hilang karena peraturan manusia. Kita yang sering lebih giat bekerja untuk mencari materi daripada ibadah. Dan hal tersebut menunjukkan bahwa pentingnya pendidikan ibadah dalam kehidupan, yaitu tentang siapa yang sebenarnya Al-Malik yang perlu kita Agungkan dan kita sembah.

3. Nilai pendidikan akhlak

Betapa mirisnya wajah Indonesia yang hampir tiap hari disajikan televisi melalui siaran berita, seperti kasus pemerkosaan, tindakan asusila, minuman keras, tawuran dan tindakan-tindakan kriminal yang seringkali meneyebabkan jatuhnya korban, baik itu korban luka-luka hingga berujung kematian. Yang membuat lebih

127 miris dari semua itu adalah usia para pelaku yang masih berstatus pelajar. Perilaku tersebut menunjukkan bahwa indonesia dalam keadaan kemerosotan moral. Dan dapat kita ketahui bahwa kehebatan bangsa tercermin pada perilaku pemudanya. Hal ini erat kaitannya dengan perilaku akhlak.

Dapat kita ketahui bahwa kata “akhlak” berasal dari bahasa arab yaitu ”Al -Khulk ” yang berarti tabiat, perangai, tingkah laku, kebiasaan, kelakuan. Dapat juga berarti budi pekerti atau kelakuan. Menurut istilahnya, akhlak ialah sifat yang tertanam di dalam diri seorang manusia yang bisa mengeluarkan sesuatu dengan senang dan mudah tanpa adanya suatu pemikiran dan paksaan. Akhlak dalam penjabarannya terbagi menjadi dua yaitu akhlak al-karimah atau akhlak terpuji maupun akhlak mahmudah yang menunjuk pada perbuatan yang baik maupun terpuji. Sedang akhlakul madzmumah atau akhlak tercela mununjukkan pada perbuatan buruk.

Dapat kita ketahui dalam cerita Nasruddin menunjukkan akan nilai pendidikan akhlak berupa dua merujuk pada akhlak mahmudah atau terpuji yaitu syukur, sabar, ikhlas, husnudhon, optimisme, kreatif, ikhtiar, silaturahim, ta’dhim, rifq, bohong demi kebaikan, dermawan, menghibur, menyapa, berbakti dan percaya diri. Adapun akhlak madzmumah dalam cerita Nasruddin Hoja yaitu meremehkan orang lain, memubadzirkan barang, sombong, ingkar janji, pelit, riya, menyuap, tamak, dzalim, kata kasar, dendam, bohong dan marah.

Pendidikan akhlak sebagai pendidikan yang penting untuk menanamkan nilai-nilai moral spiritual dalam kehidupan sehari-hari dapat menumbuhkan budi pekerti, tingkah laku, dan kesusilaan yang baik untuk masa depan seseorang.

Banyaknya perilaku menyimpang di kalangan remaja dan anak-anak pada zaman globalisasi ini, merupakan bukti nyata kemerosotan akhlak. Mereka sudah

128 tidak lagi terikat dengan agamanya. Banyaknya kemaksiatan adalah beberapa contoh dan bukti betapa generasi muslim semakin jauh dari nilai-nilai Islami.

Semua itu akibat dari minimnya pendidikan akhlak dari dini, kemungkinan sejak kecil seorang anak dibiarkan berkeliaran di luar kontrol orang tuanya karena sibuk mencari nafkah.

Setiap anak yang tumbuh dan berkembang, sebelum ia mengalami proses pendidikan disekolah, sejatinya berasal dari rumah tempat ia menjalani hari-harinya bersama keluarga. Karena itu orang tualah yang memgang peran yang sangat penting dalam hal pendidikan anak. Bahkan dalam Al-qur’an serta sunah banyak sekali ditegaskan tenteng pentingnya mendidik anak bagi para orang tua.

Sebab hanya dengan akhlak mulia seseorang akan meraih kemuliaan dan derajat yang luhur. Karena rasulullah diutus sebagai rahmat bagi sekalian alam dan teladan bagi seluruh umat manusia, maka beliau pun memiliki akhlak yang begitu mulia. Bukankah Allah telah menegaskan, bahwa dalam diri Rasulullah Saw. terdapat teladan yang amat baik? Perihal pernyataan dan peringatan Allah SWT. tentang akhlak mulia telah banyak diungkapkan dalam al-Qur'an surat al-Qalam (68): 4) sebagai berikut:

Artinya: “Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang

agung.” (QS. al-Qalam (68): 4).

Proses pendidikan tidak hanya sekedar membaca saja akantetapi setelah mendapat Ilmunya maka menerapkan apa yang telah didapatkanya. Maka tidak akan ada artinya apabila pendidikan islam hanya bersifat teoritis namun juga praktek.

Dengan hal tersebut sejalan dengan pendidikan untuk semua kalangan mulai dari anak maupun dewasa ataupun dalam ranah lembaga pendidikan maupun

129 masyarakat pada umumnya, karena dapat kita ketahui bahwa pada dasarnya ‘ruh’ pendidikan islam setiap mencakup pendidikan keimanan, pendidikan ibadah dan pendidikan akhlak. Yang mana nilai-nilai yang mencakup iman, ibadah maupun akhlak dapat dipetik pelajaran dengan tujuan tidak lain dengan tujuan pendidikan islam yaitu dengan keselarasan hidup sesuai ajaran islam dalam segala aspek kehidupan.

130

BAB V

PENUTUP