• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAN REGISTER

2. Hakikat Register

Holmes (1994) mengemukakan bahwa register dapat dipahami sebagai bahasa dalam sebuah teks tulis atau lisan yang dilihat sebagai sebuah bahasa ‘terbatas’ itulah yang disebut sebuah register. Dalam sistem fungsional bahasa, register dapat dilihat sebagai sebuah bentuk, yakni sebuah korelasi antara situasi ekstra linguistik dan level-level linguistik.

Analisis sebuah ‘register’ berarti menganalisis ciri-ciri konteks situasi, leksikogramatika dan struktur-struktur fonologi yang dinyatakan dalam teks yang dihasilkan dalam bentuk konteks. Konteks situasi adalah mendefinisikan field, tenor dan mode sebagai variabel-variabel yang ada dalam konteks situasi. Field, tenor dan mode dapat menentukan pilihan-pilihan linguistik secara meta fungsional dan struktur-struktur dalam teks lisan maupun tulisan.

Register menangkap dimensi-dimensi objek dan kegiatan-kegiatan relasi interaksi (tenor), serta macam-macam relasi media komunikasi (mode).

Register adalah sebuah konsep semantik. Register dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk makna-makna yang digambarkan dengan bentuk lapangan situasi khusus (field), mode dan tenor. Tetapi semenjak linguistik merupakan bentuk makna, register harus berisi ekspresi, ciri-ciri fonologi dan leksikogramatika yang menyatakan makna. Register dikemukakan oleh Holmes (1994) sebagai jenis variasi bahasa untuk menggambarkan vocabulary khusus yang diasosiasikan dengan kelompok-kelompok jabatan yang berbeda. Istilah register menggambarkan bahasa dari kelompok-kelompok orang dengan interes-interes umum dari pekerjaan-pekerjaan umum, seperti bahasa yang digunakan oleh para jurnalistik, baby-talk, para komentator olah raga, para pilot pesawat udara, kriminal, para politikus dan lain sebagainya.

Register merupakan salah satu faktor pelengkap dalam berbagai studi tentang variasi bahasa. Register adalah pemakaian bahasa berdasarkan bidang-bidang pekerjaan tertentu, misalnya ahli bedah, pilot pesawat, manager bank, sales, ataupun penggemar musik jazz, yang masing-masing memiliki register tersendiri.

Douglas dan Susan Cornard (2009) mengemukakan bahwa register merupakan sebuah variasi yang dihubungkan dengan situasi dari penggunaan bahasa khusus (termasuk penggunaan tujuan komunikasi khusus). Deskripsi dari sebuah register ini meliputi tiga komponen besar, yaitu: konteks situasional, fitur-fitur linguistik dan hubungan-hubungan fungsional antara komponen yang pertama dan komponen yang kedua.

Berbeda dengan apa yang dikemukakan oleh Halliday dan Hasan (1989) bahwa mereka tidak menyetujui dengan register jika digambarkan untuk karakteristik-karakteristik grammatical, lexical dan fitur-fitur linguistik. Akan tetapi mereka setuju dengan register jika digambarkan untuk konteks situasional. Misalnya: Kapan register dihasilkan untuk ujaran dan tulisan, kapan register digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat interaktif, dan kapan register digunakan untuk tujuan-tujuan yang komunikatif. Salah satu dari argumentasi yang dikemukakan oleh Halliday dan Hasan (1989) adalah

bahwa fitur-fitur linguistik memiliki tujuan fungsional ketika digambarkan oleh sebuah perspektif register. Yakni fitur-fitur linguistik memiliki maksud untuk menjadi di dalam sebuah register dikarenakan fitur-fitur linguistik tersebut secara khusus disesuaikan dengan tujuan-tujuan dan konteks situasional dari register itu. Sehingga komponen yang ketiga dari gambaran register itu adalah analisis fungsional.

Dalam kaitan ini, Ferguson dalam Wardhaugh (2006) mengemukakan bahwa orang-orang berpartisipasi dalam suatu situasi pembicaraan dengan mengembangkan kosakata yang sama, baik intonasi, fonologi, morfologi, maupun sintaksis untuk digunakan dalam konteks situasional tertentu. Jenis variasi ini disebut Register. Ferguson menambahkan bahwa seseorang dapat mengontrol suatu variasi register, bisa jadi pada suatu saat ia terlibat pembicaraan dengan seorang arkeolog, ekonomi, atau bahkan dengan pemanjat tebing dengan menggunakan kosakata yang sesuai dengan bidang-bidang pekerjaan tersebut.

Berdasarkan penjelasan mengenai register seperti telah diuraikan di atas dapat dipahami bahwa register sebagai sebuah variasi menurut penggunaannya. Dengan kata lain bahwa register itu berhubungan dengan apa yang kamu katakan pada saat itu bergantung dari apa yang kamu kerjakan dan sifat dari kegiatan di mana bahasa itu dapat membantu (berfungsi). Hal ini berkaitan dengan apa yang dikemukakan oleh Ibrahim (1994) bahwa pada tingkat masyarakat tutur (speech community), bahasa memerankan banyak fungsi. Fungsi utama dari bahasa itu adalah bahasa mampu menciptakan batasan, menyatukan para penuturnya sebagai sebuah anggota masyarakat tutur, dan mengesampingkan outsiders dari komunikasi intra kelompok. Bahasa juga berfungsi sebagai identifikasi sosial di dalam suatu masyarakat dengan memberikan indikator-indikator linguistik yang dapat digunakan untuk mendorong adanya stratifikasi sosial. Hymes (1972) menambahkan bahwa pada tingkat individu dan kelompok yang berinteraksi dengan pihak lain, fungsi bahasa secara langsung berkaitan dengan tujuan dan kebutuhan

partisipan. Hal ini meliputi fungsi bahasa ekspresif ( menyampaikan perasaan atau emosi), fungsi direktif (memohon atau memerintah), referensial (isi proposisi benar atau salah), poetik (estetika), fatik (empati dan solidaritas), dan metalinguistik (referensi pada bahasa itu sendiri).

Perhatikan contoh 1 dan contoh 2 yang merupakan contoh-contoh dari jenis percakapan interaksi sosial antara penjual dan pembeli yang di dalam wacana tersebut terdapat beberapa register yang sama dan pernyataan-pernyataan linguistik khusus.

Penjual = Pedagangg jus dan rujak buah

Pembeli = 2 orang mahasiswi Program Pasca Sarjana (S2) UNJ Jurusan PB

Tempat = di Blok M UNJ

Waktu = Siang hari selesai kuliah (jam makan siang)

Contoh 1 Contoh 2

Percapakan (interaksi) antara penjual

jus dengan pembeli jus. Pembeli : Mang, ada jus apa?

Penjual : Ada jus apel, tomat, jambu dan jus sirsak.

Pembeli :Berapa 1 gelas jus jambunya Mang? Penjual : Rp. 7.500,-

Pembeli:1 gelas jus jambunya ya Mang!

Penjual : Oh, iya. Penjual : Ini jusnya, Bu.

Percakapan (interaksi) antara penjual rujak buah dengan pembeli rujak buah,

Pembeli : Mang, ada rujak buah apa? Penjual :Ada bengkoang, nanas,

kedongdong, mentimun, mangga dan pepaya.

Pembeli : Rujaknya ya Mang? Penjual : Iya, Bu.

Pembeli : Berapa 1 piring rujak buahnya Mang?

Penjual : Rp. 8000,-

Pembeli : Terima kasih Mang. (sambil memegang gelas) Pembeli : Ini gelas dan uangnya,

Mang. Uangnya Rp.10.000,-

Pembeli : Mang, boleh tidak minta kembaliannya Rp. 5000,-? Uang saya tidak cukup untuk naik bajai.

Penjual : Ini Kembaliannya Bu, Rp. 5000,-

Pembeli : Terima kasih banyak Mang.

Penjual : Sama-sama, Bu.

jangan diberi mentimun dan pepaya.

Penjual : Iya, Bu.

Penjual : Ini rujaknya Bu.

Pembeli: Terima kasih Mang. (sambil memegang piring)

Pembeli : Ini piring dan uangnya, Mang. Uangnya Rp. 10.000,- Pembeli : Mang, boleh tidak minta

kembaliannya Rp. 3000,-? Uang saya tidak cukup untuk naik bis.

Penjual : Ini kembaliannya Bu, Rp. 3000

Pembeli : terima kasih banyak Mang.

Penjual : Sama-sama, Bu.

Dalam percakapan /interaksi sosial antara percakapan penjual jus dengan pembeli jus dalam contoh 1 dan percakapan interkasi sosial antara penjual rujak buah dengan pembeli rujak buah dalam contoh 2 terdapat pernyataan-pernyataan linguistik dan non linguistik yang sama, seperti pada kata : berapa, uangnya, terima kasih dan Rp. 10.000,-. Penulis dapat menempatkan contoh-contoh wacana di atas memiliki register yang sama. Tetapi ada pernyataan yang menyolok adalah bahwa pernyataan-pernyataan linguistik dan non linguistik nampaknya dilihat pada langkah-langkah khusus atau tahap-tahap pernyataan wacana dan urutan mereka tidak meluas dalam seluruh teks. Misalnya : sebuah permohonan yang dinyatakan oleh pembeli

untuk meminta kembaliannya. Mang, boleh tidak minta kembaliannya Rp. 5000,-? (diucapkan oleh pembeli jus), dan Mang, boleh tidak minta kembaliannya Rp. 3000,-? (diucapkan oleh pembeli rujak buah), percakapan itu terjadi ketika menyerahkan barang-barang seperti gelas dan piring. Hal ini mungkin tidak akan pernah terjadi bagi orang lain mengajukan permohonan kembalian seperti tersebut di atas. Dengan kata lain langkah-langkah khusus dalam wacana tersebut di atas nampak menimbulkan jenis-jenis pernyataan linguistik khusus atau yang disebut dengan istilah register.

Kedua contoh wacana di atas dibuka oleh pembeli dengan menanyakan barang-barang yang akan dibeli, dan ditutup oleh pembeli dengan ucapan terima kasih. Contoh percakapan-percakapan tersebut di atas memang percakapan yang biasa dilakukan sehari-hari oleh penjual dan pembeli. Pembeli biasanya ingin membeli suatu barang dengan menanyakan barang-barang yang akan dibelinya, begitu juga penjual mempersilahkan kepada pembeli untuk melihat barang-barang yang akan dibelinya.