KELAS VIII MENGGUNAKAN METODE
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagaimana disajikan pada Tabel 1.
(BORNEO, EDISI KHUSUS, Nomor 2, Juli 2015) 35 Tabel 1 Data Nilai Hasil Pembelajaran Tiap Siklus
No Nama Siswa Nilai
(BORNEO, EDISI KHUSUS, Nomor 2, Juli 2015) 36
Siklus I
Dari 40 siswa yang ada di kelas VIII C SMP Negeri 3 Balikpapan diperoleh nilai rata-rata siswa pada siklus 1 sebesar 59,59 %.
Hal ini menunjukan bahwa kemampuan siswa untuk ketrampilan Speaking masih dalam kategori CUKUP, berdasarkan interval Kualifikasi yang sudah ditentukan, yaitu : 0-39,9 = Sangat Kurang; 40,0 - 54,9 = Kurang; 55,0 - 69,9 = Cukup; 70,0 – 84,5 = Baik; 85,0 – 100 = Sangat Baik. Hal ini berarti bahwa perbaikan proses pembelajaran mutlak harus dilaksanakan. Karena KKM di kelas VIII C untuk mata pelajaran Bahasa Inggris adalah 75.
Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II pada dasarnya sama dengan pelaksanaan pada siklus I dengan perbaikan-perbaikan sesuai dengan kasus yang ditemukan. Pada akhir siklus II diketahui bahwa jumlah siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hanya 46,15% (18 siswa) dan yang belum tuntas 53,85% (21 siswa). Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa untuk ketrampilan Speaking telah mengalami peningkatan dengan kategori BAIK berdasarkan interval Kualifikasi yang sudah ditentukan. Dari siklus I ke siklus II terdapat kenaikan 12,90 %, walaupun pada siklus ke II ini masih belum mencapai separuh dari keberhasilan yang telah ditentukan dalam KKM yaitu 75. Hal ini menunjukan bahwa perbaikan proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus II masih belum optimal, dan perlu dilanjutkan lagi dengan metode yang berbeda.
Siklus III
Tes diberikan kepada siswa setelah perbaikan proses pembelajaran dengan tujuan agar penulis dapat memperoleh data tentang pemerolehan nilai setelah perbaikan pembelajaran. Setelah diakan perbaikan atau Refleksi pada siklus ke III maka seluruh siswa bisa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah di tetapkan oleh sekolah yaitu 78 untuk mata pelajaran Bahasa Inggris. Dengan demikian pada siklus ke III ini siswa tidak ada lagi yang remedial atau ulangan perbaikan seperti yang terdapat pada siklus I dan siklus II.
Nilai siswa setelah mengikuti perbaikan pembelajaran menunjukan peningkatan yang cukup baik, dimana siswa yang mendapat nilai tuntas untuk pembelajaran Reading ( membaca ) = 39 anak dengan
(BORNEO, EDISI KHUSUS, Nomor 2, Juli 2015) 37 perolehan presentase hasil belajar (85,64 %), dengan kategori AMAT BAIK. Hal ini menunjukan bahwa dengan menggunakan metode CIRC dapat meningkatkan kemampuan membaca dan berbicara dalam bahasa inggris siswa kelas VIII C SMP Negeri 3 Balikpapan. Dengan demikian dapat dibuktikan bahwa metode mengajar dapat berfungsi sebagai alat motivasi ekstrinksik dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) seperti pendapat Syaiful B, Djamariah dkk (1995).
Penggunaan metode CIRC memberi kesempatan kepadasiswa untuk dapat berperan atau memainkan peranan dalam dramatisasi masalah sosial / psikologi, mampu menyampaikan, memberikan argumentasi dan mempertahankan pendapatnya, sesuai dengan situasi peranan yang dimainkannya atau situasi yang dikehendaki guru.
Keefektifan berbicara dapat dicapai karenasiswa memahami makna segala sesuatu yang dikomunikasikan terhadap pendengarnya, sesuai dengan prinsip-prinsip berbicara yang mendasari secara umum maupun perorangan (Tarigan, 1990:15).
Tujuan Pengajaran Bahasa Inggrisseperti pendapat Wilkin dan Maulida (2001) dapat dicapai karena pembicara dapat menyampaikan pikiran atau gagasannya secara efektif. Dengan menggunakan metode CIRC maka pengajaran ketrampilan membaca dan berbicara untuk siswa tingkat SMP yang menekankan ketepatan lafal (pronounciation), intonasi dan kelancaran membaca dapat direalisasikan.
KESIMPULAN
Pembelajaran dengan metode Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC) terbukti dapat memperbaiki pembelajaran Reading (mengungkapkan makna dalam membaca transaksional dan interpersonal lisan pendek dalam bahasa Inggris) , sehingga ketrampilan membaca dan berbicara siswa kelas VIII C SMP Negeri 3 Balikpapan dalam bahasa Inggris lebih baik, sebagaimana disajikan sebagai berikut:
1. Metode mengajar dapat berfungsi sebagai alat motivasi ekstrinksik dalam Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM ) seperti pendapat Syaiful, Djamariah dkk (1995).
2. Penggunaan metode CIRC memberi kesempatan kepadasiswa untuk dapat berperan atau memainkan peranan dalam dramatisasi masalah sosial/psikologi, mampu menyampaikan, memberikan argumentasi dan mempertahankan pendapatnya, sesuai dengan situasi peranan yang dimainkannya atau situasi yang dikehendaki guru.
(BORNEO, EDISI KHUSUS, Nomor 2, Juli 2015) 38
3. Keefektifan berbicara dapat dicapai karena siswa memahami makna segala sesuatu yang dikomunikasikan terhadap pendengarnya, sesuai dengan prinsip-prinsip berbicara yang mendasari secara umum maupun perorangan (Tarigan, 1990:15)..
4. Tujuan Pengajaran Bahasa Inggrisseperti pendapat Wilkin dan Maulida (2001) dapat dicapai karena pembicara dapat menyampaikan pikiran atau gagasannya secara efektif.
5. Dengan menggunakan metode CIRC maka pengajaran ketrampilan membaca dan berbicara untuk siswa tingkat SMP yang menekankan ketepatan lafal (pronounciation), intonasi dan kelancaran membaca dapat direalisasikan.
SARAN
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam perbaikan pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah, khususnya di SMP Negeri 3 Balikpapan.
2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi bagi guru dalam memahami kelemahan dan kelebihan siswanya, sehingga dapat membuat terobosan baru yang dapat memotivasi siswa untuk aktif membaca dan berbicara, sehingga kemampuan membaca dan berbicaranya meningkat menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi, 2005, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Dirjen PMTK
Depdiknas, 2006, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Lampiran Permendiknas no 22, Tahun 2006 tentang Standar Isi, Jakarta.
Depdiknas, 2006, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Lampiran Permendiknas no 23, Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Kelulusan, Jakarta.
Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, 2002, Modul : ING.
B.03, Ketrampilan Berbicara, ( 2002 )
Fathurrohman Pupuh dan Sutikno Sobry, 2007, Strategi Belajar Mengajar, PT Refika Aditama).
Mulyana Slamet, 2007, PenelitianTindakan Kelas Dalam Pengembangan Profesi Guru, Bandung, LPMP.
(BORNEO, EDISI KHUSUS, Nomor 2, Juli 2015) 39 Roesiyah N,K, 2008, Strategi Belajar Mengajar. PT Rineka Cipta).
Suhardjono et,al, 2005, Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah,di bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembang Profesi Guru, Jakarta, Dirjen Dikgur dan Tentis.
Kemmis, S dan Taggart R, 1998, The Action Research Planner, Deakin University.
Mulyani, Johan, 1998. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka
Munawar, Indra, 2009. Hasil Belajar (Pengertian dan Definisi).
Http://indramunawar.blogspot..com.
Arikunto, S. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Penelitian. Jakarta: Bumi Putra Dimyati dan Mujiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka
cipta
Miles, M. B. & Huberman. 1992.Qualitative Data Analysis (terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi). Jakarta: UI Press.
Ratumanan Gerson T. 2002. Belajar dan Pembelajaran. UNESA University Press. IKAPI
Sagala, S. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV.
Alfabeta
Sardiman. 2000. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
(BORNEO, EDISI KHUSUS, Nomor 2, Juli 2015) 40
(BORNEO, EDISI KHUSUS, Nomor 2, Juli 2015) 41 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN