• Tidak ada hasil yang ditemukan

KELAS VIII MENGGUNAKAN METODE

PENERAPAN TEKNIK PANCINGAN KATA KUNCI

Hadi Suwito

Guru SMK Negeri 2 Balikpapan Abstrak

Berdasarkan hasil pengamatan, rata-rata kemampuan menulis puisi siswa kelas XII PMS 1 SMK Negeri 2 Balikpapan masih rendah. Hal ini dapat dibuktikan dengan rata-rata kelasnya yang hanya 69 dengan angka ketuntasan belajar 45.71% atau hanya sejumlah 16 siswa.

Rendahnya kemampuan menulis puisi tersebut salah satu faktor utamanya adalah metode yang digunakan dalam pembelajaran kurang tepat. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII PMS 1 semester 1 tahun pelajaran 2014-2015 SMK Negeri 2 Balikpapan yang berjumlah 35 siswa. Subyek dipilih berdasarkan kenyataan bahwa keterampilan menulis puisi siswa masih kurang dan memerlukan metode khusus untuk meningkatkannya.

Penelitian tindakan kelas ini dirancang sesuai model Kemmis dan Taggart selama 2 (dua) siklus secara partisipatif dan kolaboratif. Data hasil penelitian ini dianalisa secara deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa penerapan teknik pancingan kata kunci dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa pada tiap siklus.

Kata Kunci : kemampuan menulis puisi, teknik pancingan kata kunci

PENDAHULUAN

Keterampilan menulis sebagai salah satu aspek berbahasa menjadi sesuatu yang penting untuk dipelajari dan dikuasai dengan baik.

Menulis merupakan kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan

(BORNEO, EDISI KHUSUS, Nomor 2, Juli 2015) 56

dan menyampaikannya melalui bahasa tulis. Pembelajaran menulis puisi tidaklah mudah. Banyak hambatan yang terjadi dalam proses pembelajarannya di sekolah khususnya pada tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), misalnya media atau metode pembelajaran kurang optimal digunakan pada pembelajaran menulis puisi. Umumnya, minat siswa menulis puisi dan kemampuan menulis puisi siswa tergolong masih rendah, padahal kemampuan pemahaman siswa terhadap materi cukup baik (Rakhmawati, 2011: 4). Oleh karena itu, para siswa harus dibiasakan untuk menulis puisi melalui suatu pendekatan proses.

Dalam menulis puisi, siswa harus memiliki keterampilan kebahasaan yang baik, kreatif dan imajinatif. Peran seorang guru sangat penting karena untuk menjalankan sebuah pendekatan proses dan menghasilkan tulisan yang baik tidak semata-mata hanya hasil akhir siswa yang dinilai, tetapi lebih pada proses bagaimana tulisan (puisi) tersebut dihasilkan. Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana langkah-langkah penerapan teknik pancingan kata kunci untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa kelas XII di SMK Negeri 2 Balikpapan dan apakah penerapan teknik pancingan kata kunci dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa kelas XII PMS 1 semester 1 tahun pelajaran 2014-2015SMK Negeri 2 Balikpapan.

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan penerapan teknik pancingan kata kunci untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa di SMK Negeri 2 Balikpapan dan seberapa besar peningkatan keterampilan menulis puisi bagi siswa di SMK Negeri 2 Balikpapan setelah penerapan teknik pancingan kata kunci. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Siswa agar mampu mengembangkan kemampuan menulis puisi melalui penerapan teknik pancingan kata kunci. Untuk Guru agar dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui penerapan metode yang tepat, dengan memperhatikan minat,karakter, dan kondisi siswa. Untuk sekolah dapat menjadi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran inovatif dalam rangka menghasilkan siswa yang berkualitas.

KAJIAN PUSTAKA

Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Di SMK

(BORNEO, EDISI KHUSUS, Nomor 2, Juli 2015) 57 Porsi pembelajaran sastra dalam pembelajaran kurikulum Bahasa dan Sastra Indonesia di SMK, sangat minim dibanding pembelajaran bahasa. Secara teknis, guru-guru bahasa umumnya tidak otomatis mampu menjadi guru sastra. Akibatnya, pembelajaran apresiasi sastra, akan cenderung bersifat teknis-teoritis, dan dengan demikian menjadi kegiatan menghafal. Ironisnya lagi, novel yang sering dijadikan model dalam pembelajaran itu belum pernah dibaca, karena memang tidak tersedia di perpustakaan sekolah.

Guru hanya sekadar menyampaikan keterangan dari buku teks, sedangkan siswa sekadar menerima informasi. Singkatnya, kegiatan apresiasi sastra tereduksi oleh kepentingan praktis belaka, yaitu demi dan untuk menjawab soal ujian-ujian akhir. Akibat dari kondisi pembelajaran sastra sebagaimana diuraikan di atas, mengakibatkan siswa kurang terlibat dalam proses berpikir (bernalar) secara bebas. Artinya, siswa tidak dilibatkan secara aktif dalam menggunakan daya nalarnya.

Sedangkan, pembelajaran sastra pada dasarnya harus lebih melibatkan siswa secara aktif dalam proses-proses berpikir logis. Langkah yang dapat ditempuh, agar siswa dapat secara terbuka terlibat dalam proses pembelajaran, yang memungkinkan daya nalar mereka berkembang melalui sarana sastra adalah melalui penerapan suatu strategi pembelajaran dengan prosedur-prosedur yang sistematis dan konsisten.

Hakikat Puisi

Purnawan (2004:1) menyatakan bahwa puisi adalah susunan kata yang indah, bermakna, dan terikat konvensi (aturan) serta unsur-unsur bunyi. Sedangkan menurut Sumardi dan Rozaq (1987:3) puisi sebagai jenis karya sastra yang memiliki susunan bahasa yang relatif lebih padat dibanding prosa. Menulis puisi biasanya dijadikan media untuk mencurahkan perasaan, pikiran, pengalaman, dan kesan terhadap suatu masalah, kejadian, dan kenyataan di sekitar kita.

Puisi terdiri dari dua unsur yang menjadi ciri khas puisi yaitu, unsur yang berkaitan dengan bentuk puisi dan unsur yang berkaitan dengan makna puisi. Unsur yang berkaitan dengan bentuk puisi adalah unsur bunyi (irama dan rima), pilihan kata, dan tampilan cetak/tulisan (tipografi). Unsur yang berkaitan dengan makna puisi adalah tema, pesan tersurat, dan pesan tersirat.

Menurut Endraswara, (2008:105) menulis puisi membutuhkan langkah strategis. Orang yang sedang belajar menulis puisi, butuh kosentrasi penuh. Mungkin akan berkali-kali di-cansel, dicoret, dan

(BORNEO, EDISI KHUSUS, Nomor 2, Juli 2015) 58

ditinggal pergi. Baru setelah matang dan beberapa diendapkan jadilah puisi. Kematangan ide akan menentukan lamanya proses menulis puisi.

Teknik pancingan kata merupakan salah satu teknik pembelajaran keterampilan menulis yang mengaktifkan otak siswa untuk berfikir asosiatif korelatif terhadap kata-kata kunci yang diberikan oleh guru.

Siswa akan mengasosiasikan kata kunci dengan imajinasinya kemudian mengkorelasikan kata kunci dengan kata-kata yang sepadan. Pada pembelajaran menulis, teknik ini digunakan untuk mengeksplorasi referensi kosakata siswa sekaligus mengembangkan dan menambah referensi kosakata siswa.

Pembelajaran menggunakan teknik kata kunci, merupakan pembelajaran menulis secara aktif, kreatif, dan atraktif. Menulis aktif berarti siswa diajak aktif menjelajahi kata demi kata, memilih kata yang tepat, memadukan dengan kata-kata lain, supaya tercipta deret dan baris kalimat yang baik. Menulis kreatif yaitu kreatif mengasosiasikan dan mengkorelasikan kata kunci pancingan dengan kata-kata lain yang berkaitan. Menulis yang atraktif yaitu tulisan yang diciptakan siswa dapat dibacakan ke depan kelas (Esroq, 2004: 7-8).

Kerangka Berpikir

Pembelajaran menulis puisi di kelas XII PMS 1 SMK Negeri 2 Balikpapan dihadapkan pada berbagai kendala. Kendala tersebut yaitu minat siswa kurang, siswa kesulitan menemukan ide atau inspirasi, siswa kesulitan mendapatkan imajinasi, siswa kesulitan menemukan kata pertama dalam puisinya, dan siswa kesulitan mengembangkan ide menjadi puisi. Oleh karena itu, peneliti akan menerapkan teknik pancingan kata kunci dalam pembelajaran menulis puisi yang merupakan salah satu teknik pembelajaran keterampilan menulis guna mengaktifkan otak siswa untuk berfikir asosiatif korelatif terhadap kata-kata kunci yang diberikan oleh guru. Siswa akan mengasosiasikan kata-kata kunci dengan imajinasinya kemudian mengkorelasikan kata kunci dengan kata-kata yang sepadan. Dengan demikian, siswa akan merasa terbantu untuk mengawali penulisan sebuah puisi sekaligus mengembangkannya menjadi bait-bait puisi yang lengkap unsur-unsurnya.

Hipotesis Penelitian

(BORNEO, EDISI KHUSUS, Nomor 2, Juli 2015) 59 Hipotesa dalam penelitian tindakan kelas ini adalah “Jika pembelajaran menulis puisi siswa kelas XII PMS 1 semester 1 tahun pelajaran 2014-2015SMK Negeri 2 Balikpapan dilaksanakan melalui penerapan teknik pancingan kata kunci, maka kemampuan siswa dalam menulis puisi akan meningkat.”

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Balikpapan yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta Gn Samarinda III RT. 25 Balikpapan Utara Kota Balikpapan 76125 Telepon (0542) 423182 Fax (0542) 750073. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XII PMS 1 SMK Negeri 2 Balikpapan semester 1 tahun pelajaran 2014-2015 sebanyak 35 siswa. Subyek penelitian dipilih berdasarkan pertimbangan rendahnya kemampuan menulis puisi siswa pada pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia sehingga perlu untuk dilakukan upaya perbaikan.

Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan (action research) untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, penelitian ini dinamakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Tujuan utama penelitian tindakan kelas ini ialah untuk meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas.

Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara penuh dalam proses perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam penelitian ini peranannya tidak dominan dan sangat kecil, umumnya sebagai kolaborator.

Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan. Kemmis dan Taggart (1988:14) menyatakan bahwa model penelitian tindakan kelas adalah berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.

Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah instrumen tes dan non tes. Tes digunakan untuk mengevaluasi kemampuan siswa berupa kegiatan menulis puisi. Data akhir nilai siswa diperoleh dari menjumlahkan skor tiga aspek penilaian menulis puisi, yaitu: (1) Gagasan (keorisinil menuangkan ide sendiri), (2) Pilihan kata, (3) Rima, dibagi skor maksimal (4) dan dikalikan 100 (diprosentasekan). Indikator

(BORNEO, EDISI KHUSUS, Nomor 2, Juli 2015) 60

keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila ≥85% siswa secara individual mendapat nilai ≥75 dengan skor aktifitas sebesar ≥75. Jika indikator tersebut terpenuhi, maka penelitian dinyatakan berhasil dan dihentikan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SMK Negeri 2 Balikpapan, merupakan salah satu Sekolah Menengah Kejuruan Negeri yang ada di Provinsi Kalimantan Timur.

Masa pendidikan sekolah ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari Kelas X sampai dengan Kelas XII. SMK Negeri 2 Balikpapanterletak di Jalan SoekarnoHatta Gn Samarinda III RT.

25 Balikpapan Utara, Kota Balikpapan 76125. SMK Negeri 2 Balikpapan bermula dari Sekolah Swasta dengan nama SMEA Dwikora yang didirikan oleh Himpunan mantan/Bekas Pelajar dan Mahasiswa (HBPM) Balikpapan pada tanggal 24 Agustus 1964 dengan menunjuk Bapak Chairuddin, B.A. sebagai Pemimpin dan Proses KBM bertempat di SMP Negeri 1 Balikpapan.Berdirinya Sekolah tersebut atas Prakarsa HBPM Balikpapan yang diketuai oleh Bapak H. Syahruni Hasbullah, mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Madya Balikpapan dengan maksud memberi kesempatan kepada murid-murid lulusan SMEP PGRI serta murid SMP lainnya yang berminat memasuki Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA).

Siklus I

Berdasarkan pada kondisi awal identifikasi permasalahan sehubungan dengan rendahnya hasil pembelajaran menulis puisi siswa kelas XII PMS 1SMK Negeri 2 Balikpapan, diketahui bahwa terdapat permasalahan yang perlu di pecahkan. Kegiatan pembelajaran siklus I dimulai tepat pada pukul 07.00. Guru bersama kolaborator memasuki ruang kelas XII PMS 1. Siswa menyiapkan diri dipimpin oleh ketua kelas, memberikan salam kepada Guru dan berdoa bersama. Selanjutnya Guru memeriksa kehadiran siswa dan mengedarkan daftar hadir. Seluruh siswa hadir pada pertemuan pertama ini.

Pada awal kegiatan belajar mengajar, Guru mengkodisikan siswa siap mengikuti pembelajaran.Guru menyampaikan apersepsi, motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru kemudian menjelaskan materi penulisan puisi bertema lingkungan. Guru

(BORNEO, EDISI KHUSUS, Nomor 2, Juli 2015) 61 dibantu kolaborator membagikan puisi model berjudul “Rinduku Pada Hutan”karya Evelyn R.A. Selanjutnya, guru membagi siswa menjadi 7 (tujuh) kelompok, masing-masing beranggotakan 5 (lima) siswa. Guru dibantu kolaborator membagikan LKS siklus I yang berisi pancingan kata-kata kunci untuk dikembangkan menjadi puisi yang utuh melalui diskusi kelompok.

Siswa berlatih mengembangkan kata kunci yang dipilihkan guru dalam LKS secara individu melalui diskusi kelompok. Masing-masing kelompok mendiskusikan pengembangan kata-kata yang sesuai dengan kata-kata pancingan yang telah tersedia pilihan kata, dan rima yang menarik.Siswa bekerja sama untuk mencari kata-kata pengembangan yang sesuai dan kemudian mencoba memadukannya untuk menulis puisi bertema lingkungan secara utuh. Masing-masing siswa dalam kelompok diperbolehkan untuk mengembangkan kata-kata yang berbeda sesuai dengan kreasi masing-masing, tetapi tidak boleh keluar dari tema, yaitu lingkungan. Guru melakukan bimbingan selama kegiatan ini berlangsung.

Kegiatan pembelajaran siklus I terdiri dari: Guru membuka kegiatan belajar mengajar dengan salam,membaca doa bersama, dan memeriksa kehadiran siswa. Guru memberikan koreksi terhadap kegiatan siswa pada pertemuan pertama, seperti masih adanya siswa yang melakukan kegiatan diluar kegiatan belajar dan belum fokus pada kegiatan menulis. Guru mempersilahkan siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum di mengerti. Pada tahap akhir pembelajaran, Guru memberikan penguatan dan menarik kesimpulan bersama siswa. Guru menutup pelajaran dengan salam. Hasil penilaian menulis puisi pada siklus I dapat diamati melalui Tabel 1.

Hasil belajar siklus I ini belum mampu memenuhi indikator keberhasilan penelitian dari segi ketuntasan belajar yang baru tercapai 65.71% dari ≥85%yang ditetapkan. Meskipun demikian, ketuntasan belajar siklus I meningkat apabila dibandingkan dengan ketuntasan belajar siswa pada tahap pra penelitian. Hal ini mengindikasikan adanya perubahan kemampuan menulis puisi siswa ke arah yang lebih baik meskipun belum mampu memenuhi indikator keberhasilan penelitian.

Siklus 2

Guru mengontrol kembali efektifitas pengajaran yang dikembangkan berdasarkan hasil penelitian pada siklus I. Peneliti mengecek dan menyiapkan kembali rencana pelaksanaan pembelajaran

(BORNEO, EDISI KHUSUS, Nomor 2, Juli 2015) 62

untuk pelaksanaan tindakan siklus II, dan menyusun instrumen obsevasi siswa dan guru.

Tabel 1. Data Hasil Belajar Siswa Siklus I

No Nama Siswa Aspek Pengamatan

% Keberhasilan

(BORNEO, EDISI KHUSUS, Nomor 2, Juli 2015) 63 Tabel 2. Data Hasil Belajar Siswa Siklus II

No Nama Siswa Aspek Pengamatan

% Keberhasilan

(BORNEO, EDISI KHUSUS, Nomor 2, Juli 2015) 64

Pembelajaran siklus II pertemuan pertama dimulai tepat pukul 07.00 dengan alokasi waktu 2x45 menit. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa bersama, dan memeriksa kehadiran. Guru menyampaikan apersepsi dan motivasi serta menjelaskan tujuan pembelajaran, yaitu menulis puisi. Guru menjelaskan kembali hal-hal yang berhubungan dengan materi menulis puisi dan melakukan koreksi mengenai pembelajaran sebelumnya. Siswa menyimak penjelasan dari guru. Guru mempersilahkan siswa untuk bertanya mengenai-hal-hal yang belum di mengerti. Guru kemudian menjelaskan kembali materi penulisan puisi bertema lingkungan. Guru dibantu kolaborator membagikan puisi model berjudul “Hutan, Jalak, Dan Pohon Jambu” karya Sapardi Djoko Damono kepada siswa.

Guru dibantu kolaborator membagikan LKS siklus II yang berisi pancingan kata-kata kunci dengan model lain untuk dikembangkan menjadi puisi yang utuh melalui diskusi kelompok. Siswa berlatih mengembangkan kata kunci yang dipilihkan guru dalam LKS secara individu melalui diskusi kelompok tentang bagaimana mengembangkan kata tersebut menjadi sebuah puisi yang utuh, sesuai dengan kata-kata pancingan yang telah tersedia. Selanjutnya tiap siswa dalam kelompok membacakan hasil karyanya dalam kelompok masing-masing untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang masih ditemukan dalam puisi ciptaannya berdasarkan kritik dan saran anggota kelompoknya.

Setelah dianggap tepat, tiap siswa memajang puisi ciptaannya sesuai dengan kelompoknya pada tempat yang telah disediakan oleh Guru. Pembahasan terhadap hasil karya siswa akan dilakukan pada pertemuan kedua dengan penekanan pada apresiasi karya puisi siswa.

Pertemuan pertama diakhiri dengan menyimpulkan kegiatan yang telah dilaksanakan dan ditutup dengan salam.

Pembelajaran siklus II pertemuan kedua dimulai pukul 07.00 dengan alokasi waktu 2x45 menit. Guru membuka kegiatan dengan salam, pembacaan doa dan memeriksa kehadiran siswa. Guru memberikan koreksi terhadap kegiatan siswa pada pertemuan pertama, misalnya siswa yang belum kompak dalam diskusi kelompok.

Guru memberikan pengayaan kepada siswa mengenai teknik-teknik apresiasi puisi. Guru bersama siswa memilih satu puisi yang dinilai paling baik dan meminta penciptanya untuk membacakannya di depan kelas. Siswa yang dipilih kemudian maju dengan penuh percaya diri untuk membacakan puisi ciptaannya. Guru bersama siswa menarik

(BORNEO, EDISI KHUSUS, Nomor 2, Juli 2015) 65 kesimpulan bersama dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru menutup pelajaran dengan salam. Data hasil evaluasi pada akhir siklus II selengkapnya dapat diamati melalui Tabel 2. Hasil belajar siklus II ini telah mampu memenuhi indikator keberhasilan penelitian dari segi ketuntasan belajar siswa yang yang telah mencapai angka 100% dari ≥85%yang ditetapkan.

KESIMPULAN

1. Langkah-langkah pembelajaran menulis puisi melalui penerapan teknik pancingan kata kunci dalam penelitian ini dilaksanakan sebagai berikut:

1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran.

2. Siswa mencermati contoh puisi bertema lingkungan (modelling).

3. Siswa memperhatikan tipografi puisi yang dipakai sebagai model, antara lain: judul puisi, teknik penulisan baris-baris dan bait-bait puisi, teknik penuangan gagasan dalam puisi, dan teknik penampilan pilihan kata dan rima yang menarik.

4. Siswa membaca sekilas puisi model dengan memperhatikan pilihan kata dan rima.

5. Siswa mencermati kata-kata kunci pada puisi model.

6. Siswa berlatih mengembangkan kata kunci yang dipilihkan guru dalam LKS.

7. Siswa mencari kata-kata kunci dan memadukannya untuk menulis puisi bertema lingkungan.

8. Siswa berdiskusi kelompok untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang masih ditemukan dalam puisi ciptaannya.

9. Siswa memajang puisi ciptaannya sesuai dengan kelompoknya pada tempat yang tersedia.

10. Siswa dari kelompok lain menilai puisi teman kelompok lain yang dipajang pada tempat pemajangan berdasarkan aspek gagasan, pilihan kata, dan rima.

11. Guru memberikan koreksi, penguatan, dan menarik kesimpulan bersama siswa.

2. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa penerapan teknik pancingan kata kunci menulis puisi dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa pada tiap siklusnya.

SARAN

(BORNEO, EDISI KHUSUS, Nomor 2, Juli 2015) 66

Setelah penulis mengadakan penelitian tindakan di kelas SMK Negeri 2 Balikpapan tentang upaya meningkatkan kemampuan menulis puisi dengan teknik pancingan kata kunci, maka penulis menyampaikan saran-saran sebagai berikut:

a. Teknik pancingan kata kunci ini dapat diterapkan oleh guru lain jika pembelajaran menulis puisi yang selama ini dilaksanakan belum mencapai tujuan yang diharapkan.

b. Pada saat pembelajaran menulis puisi, siswa hendaknya dibimbing dengan intensif agar siswa dapat menyampaikan ide atau pesan ke dalam bahasa tulis terhadap pesan dan ungkapan yang ada dalam pemikiran siswa.

c. Hasil pekerjaan siswa hendaknya dianalisis dengan teliti agar ditemukan kekurangan dan kesalahan siswa sebagai bahan perbaikan pada pembelajaran menulis puisi berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 1987. Pengantar Apresisasi Sastra. Bandung: Sinar Baru.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Endraswara, Suwardi. 2008. Sanggar Sastra Wadah Pembelajaran dan Pengembangan Sastra. Yogyakarta: Ramadhan Press.

Esroq, Heru Prasetyo. 2004. Teknik Pembelajaran Menulis Puisi.

Jakarta: Indonesia.

Pradopo, Joko Rahmat. 1987. Pengkajian Puisi. Yokjakarta: Gajahmada Unversity Press.

Sukidin, Basrowi dan Suranto. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan Cendekia.

Sumardi, dan Rozak Abdul. 1997. Pedoman Pengajaran Apresiasi Puisi SLTP & SLTA Untuk Guru dan Siswa. Jakarta: Balai Pustaka.

Umry, Hadi Shafwan. 1996. Apresiasi Sastra. Medan: Yayasan Pustaka Wina.

Waluyo, J. Herman. 1991. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.

(BORNEO, EDISI KHUSUS, Nomor 2, Juli 2015) 67 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN

PENDAPAT PADA SISWA KELAS XII