• Tidak ada hasil yang ditemukan

HIRARKI TINGKAT DUA : PROGRAM PENILAIAN PRESTASI KERJA DALAM PENGEMBANGAN KARYAWAN BAGI LEVEL GROUP

STRATEGI PENILAIAN PRESTASI KERJA DALAM PENGEMBANGAN KARYAWANBAGI LEVEL SUPERVISOR DAN MANAGER

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

3. HIRARKI TINGKAT DUA : PROGRAM PENILAIAN PRESTASI KERJA DALAM PENGEMBANGAN KARYAWAN BAGI LEVEL GROUP

LEADER (LEVEL III-IV)

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam program penilaian prestasi kerja untuk group leader dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Bobot dan prioritas faktor dalam program penilaian bagi level group leader (level III-IV)

No Faktor bobot Prioritas

1 Hasil pekerjaan 0.287 2

2 Loyalitas 0.126 4

3 Disiplin kerja 0.366 1

4 Kerja sama dan komunikasi dengan atasan, rekan dan bawahan

0.221 3

Disiplin kerja menempati prioritas utama dalam penilaian prestasi kerja pada level group leader, hal ini dikarenakan tugas dan tanggungjawab yang diemban pada level ini jauh lebih besar dari level worker, sehingga dengan adanya

disiplin kerja yang tinggi akan berpengaruh pada hasil kerja yang akan dicapai dalam upaya pengembangan karyawan. Karyawan level group leader dapat dijadikan panutan oleh bawahanya dalam melakukan disiplin kerja yang tinggi terutama mengenai absensi karyawan dan ketaatan terhadap peraturan, sehingga nantinya akan berdampak pada peningkatan kinerja dari karyawan dan kemajuan perusahaan.

Hasil pekerjaan pada penilaian level group leader menempati prioritas kedua. Hasil pekerjaan yang dimaksud disini yaitu kemampuan kerja karyawan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh atasannya. Penilaian prestasi kerja terhadap faktor ini akan memberikan gambaran mengenai kemampuan kerja karyawan terhadap hasil pekerjaannya, dan dapat dijadikan feedback terhadap karyawan tersebut untuk mengetahui kekurangan ataupun kelebihannya, sehingga dapat dijadikan introspeksi bagi karyawan tersebut untuk bekerja lebih baik lagi dimasa yang akan dating.

Faktor yang menempati prioritas ketiga pada penilaian level group leader adalah kerja sama dan komunikasi dengan atasan, rekan dan bawahan. Kerja sama dan komunikasi terhadap level group leader menjadi penting karena akan mempengaruhi pekerjaan yang harus diselesaikan. Kerja sama dan komunikasi yang baik dengan bawahan, dapat membantu dalam menyelesaikan suatu permaslahan yang terjadi dilapangan, sedangkan komunikasi dengan atsan berguna untuk melakukan pendelegasian tugas yang harus diselesaikan karyawan.

Prioritas yang menempati posisi keempat pada penilaian level group leader adalah loyalitas. Pada level ini karyawan sudah mempunyai kemampuan yang cukup dalam bidangnya, sehingga faktor ini perlu diperhatikan dalam penilaian prestasi kerja. Perusahaan akan rugi apabila karyawan yang berprestasi baik pindah ke perusahaan lain, sehingga perusahaan perlu memberikan kondisi lingkungan kerja yang dapat membuat karyawan menjadi loyal terhadap perusahaan.

Penentuan bobot dan prioritas aktor yang berperan dalam program penilaian prestasi kerja untuk level group leader dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Bobot dan prioritas aktor dalam program penilaian bagi level group leader (level III-IV)

No Aktor bobot Prioritas

1 Supervisor sebagai penilai 1 0.530827 1

2 Manager sebagai penilai 2 0.212264 2

3 Departemen personalia 0.124597 4

4 Karyawan yang bersangkutan 0.132678 3

Aktor yang menempati prioritas pertama untuk melakukan penilaian terhadap level group leader adalah supervisor, hal ini dikarenakan supervisor bertanggungjawab terhadap tugas-tugas yang diselesaikan karyawan level group leader, selain itu supervisor mengetahui pengetahuan dan kemampuan kerja bawahannya, sehingga supervisor dapat mengatur, mengarahkan dan bekerja sama dengan bawahannya untuk mencapi target pekerjaan yang ditetapkan perusahaan. Aktor ini mempunyai tangggung jawab yang besar dalam melakukan penilaian prestasi kerja, karena secara langsung mengetahui kondisi dari bawahannya. Hasil dari penilaian supervisor ini dapat digunakan sebagai masukan dalam rangka pengembangan kualitas karyawan lebih lanjut.

Prioritas kedua untuk penilaian terhadap karyawan level ini ditempati oleh manager sebagai penilai kedua. Manager juga mempunyai peranan dalam melakukan penilaian terhadap group leader, walaupun jarang berinteraksi langsung dengan karyawan level ini. Masukan dari hasil penilaian prestasi kerja oleh supervisor dapat dijadikan pertimbangan oleh manager untuk mengambil keputusan dalam melakukan pengembangan bagi karyawan yang sesuai dengan kebutuhan karyawan dan perusahaan.

Karyawan menempati prioritas ketiga untuk aktor yang berperan dalam penilaian prestasi kerja level ini. Karyawan yang bersangkutan akan memperoleh manfaat dari pelaksanaan penilaian prestasi kerja, sehingga diharapkan kemampuan kerja dari karyawan dapat meningkat dari sebelumnya. Hal ini dapat terjadi jika dari hasil penilaian prestasi kerja, karyawan mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang sesuai untuk pengembangan karyawan lebih lanjut.

Aktor yang menempati prioritas keempat dalam penilaian prestasi kerja bagi level group leader adalah departemen personalia. Dalam hal ini departemen personalia juga dapat memberikan masukan-masukan terhadap penilaian prestasi

kerja karyawan dalam usaha pengembangan karyawan Departemen personalia bertugas untuk menjamin keseragaman penilaian sesuai uraian pekerjaanya di masing-masing departemen dan memeriksa hasil dari penilaian yang telah dilakukan oleh atasan karyawan yang bersangkutan.

Penentuan bobot dan prioritas tujuan yang ingin dicapai dalam program penilaian prestasi kerja untuk level group leader dapat dilihat pada Table 15. Tabel 15. Bobot dan prioritas tujuan dalam program penilaian bagi level group

leader (level III-IV)

No Tujuan bobot Prioritas

1 Meningkatkan kualitas kerja 0.357663 1

2 Mengembangkan karir karyawan 0.132413 4

3 Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan

kemampuan karyawan 0.297868 2

4 Menentukan kebutuhan pendidikan dan pelatihan

bagi karyawan 0.212025 3

Prioritas utama untuk tujuan yang ingin dicapai dari penilaian prestasi kerja untuk level group leader adalah meningkatkan kualitas kerja karyawan, hal ini dikarenakan karyawan level group leader mempunyai tugas yang jauh lebih besar serta bertanggungjawab terhadap hasil pekerjaan bawahannya. Peningkatan kualitas kerja karyawan pada level ini dimaksudkan untuk memperoleh karyawan yang memiliki keunggulan dalam hal kualitas kerja yang dihasilkan, serta dapat mengatur dan mengarahkan bawahannya untuk dapat bekerja lebih baik lagi dalam mencapai target yang ditetapkan perusahaan, sehingga akan memberikan nilai positif bagi kinerja perusahaan.

Tujuan kedua yang ingin dicapai dari penilaian prestasi kerja pada level ini adalah meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan kerja karyawan. Hal ini menjadi penting karena dapat memberikan bekal bagi karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan bidangnya masing-masing. Peningkatan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan kerja ini dapat dilihat dari penilaian prestasi kerja yang telah dilakukan. Hasil dari penilaian tersebut dapat menentukan keterampilan dan pelatihan apa yang dibutuhkan bagi karyawan level group leader tersebut.

Tujuan yang menempati prioritas ketiga dalam penilaian prestasi kerja bagi level group leader adalah menentukan pendidikan dan pelatihan yang

dibutuhkan bagi karyawan. Pendidikan dan pelatihan diperlukan dalam rangka pengembangan terhadap pengetahuan dan kemampuan kerja yang dimiliki karyawan. Menetukan kebutuhan pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan karyawan merupakan hal yang tidak mudah, oleh karena itu dengan adanya penilaian prestasi kerja dapat membantu menganalisis kebutuhan pelatihan karyawan yang sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Tujuan yang menempati prioritas keempat dalam penilaian prestasi kerja bagi level group leader adalah mengembangkan karir karyawan. Pengembangan karir pada karyawan meliputi dua proses utama yaitu perencanaan karir terfokus pada karyawan atau pegawai sesuai dengan prestasi kerjanya dan menejemen karir terfokus pada organisasi atau perusahaan dalam hal ini mengenai sistem dan prosedur mengenai tahapan-tahapan.karir yang dapat ditempuh seorang karyawan Adanya kepastian yang jelas dalam karir, akan menimbulkan motivasi karyawan pada level ini untuk melakukan pekerjaan lebih baik. Pengembangan karir karyawan dapat dilakukan dengan memperhatikan hasil penilaian prestasi kerja yang dilakukan oleh perusahaan.

Penentuan bobot dan prioritas metode-metode yang digunakan pada penilaian prestasi kerja untuk level group leader dapat dilihat pada Table 16.

Tabel 16. Bobot dan prioritasi metode-metode dalam program penilaian bagi level group leader (level III-IV)

No Metode bobot Prioritas

1 Penilaian perfoma prestasi kerja untuk sistem

penggajian atau bonus 0.104424 4

2 Penilaian perfoma prestasi kerja untuk kenaiakan

jabatan atau pangkat 0.169346 3

3 Penilaian perfoma prestasi kerja untuk pendidikan dan

pelatihan 0.54657 1

4 Penilaian perfoma prestasi kerja untuk mutasi dan

rotasi 0.17984 2

Metode yang menempati prioritas pertama dalam penilaian prestasi kerja bagi level group leader adalah penilaian perfoma prestasi kerja untuk pendidikan dan pelatihan, hal ini dikarenakan karyawan level group leader memerlukan pengetahuan, keterampilan, kemampuan kerja, dan jiwa kepemimpinan untuk mendukung pekerjaannya dan bertanggungjawab terhadap pengembangan bawahannya. Pendidikan dan pelatihan pada level ini dimaksudkan dalam rangka

pengembangan karyawan untuk mempertinggi kualitas kerja dari karyawan, baik pengetahuan, kemampuan, keterampilan, bakat maupun mentalnya. Tujuan utama program pelatihan dan pengembangan karyawan adalah untuk menutupi ”gap” antara kecakapan dan kemampuan karyawan dengan kebutuhan jabatan dan untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas kerja karyawan dalam mencapai sasaran kerja yang telah ditetapkan.

Metode yang menempati prioritas kedua adalah penilaian perfoma prestasi kerja untuk mutasi dan rotasi. Metode ini dilakukan untuk menambah pengetahuan dan wawasan karyawan dalam rangka pengembangan kualitas karyawan. Selain itu mutasi dan rotasi karyawan dapat berfungsi untuk menentukan posisi yang cocok untuk mengembangkan potensi karyawan dan menghindari kejenuhan dari karyawan terhadap pekerjaannya. Mutasi dan rotasi karyawan harus disesuaikan dengan kebutuhan yang ada di perusahaan. Mutasi dan rotasi jabatan diberikan dengan cara menerjunkan peserta latihan dalam berbagai bidang pekerjaan di dalam perusahaan agar peserta memperoleh berbagai pengalaman praktis mengenai tugas setiap bagian dalam perusahaan. Pelatihan ini dilakukan silih berganti dari unit atau bagian satu ke unit atau bagian yang lain.

Metode yang menempati prioritas ketiga adalah penilaian perfoma prestasi kerja untuk kenaikan jabatan atau pangkat. Metode ini dilakukan untuk mempersiapakan karyawan yang dapat dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi jika pada suatu saat ada posisi jabatan yang kosong, sehingga perusahaan tidak perlu merekrut karyawan baru untuk menggantikan posisi tersebut dengan catatan karyawan yang dipromosikan ini mempunyai kemampuan yang sesuai untuk menduduki jabatan tersebut. Hasil penilaian prestasi kerja bagi karyawan level ini dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan untuk mempromosikan karyawan yang bersangkutan.

Metode yang menempati prioritas keempat adalah penilaian perfoma prestasi kerja untuk sistem penggajian atau bonus. Karyawan yang melakukan pekerjaanya dengan baik melebihi target yang telah ditetapkan berhak untuk mendapatkan bonus atau peningkatan gaji sesuai dengan prestasi kerjanya. Penilaian untuk metode ini diharapkan akan memberikan motivasi kepada karyawan untuk dapat meningkatkan prestasinya dalam bekerja.

4. HIRARKI TINGKAT DUA : PROGRAM PENILAIAN PRESTASI KERJA