• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Etika, Moral, Susila, dan Akhlak

Dalam dokumen Etika manajemen perspektif islam (Halaman 127-133)

Etika (ilmu akhlak) bersifat teoritis sementara moral, susila, akhlak lebih bersifat praktis. Artinya moral itu berbicara soal mana yang baik dan mana yang buruk, susila berbicara mana yang tabu dan

116

p

mana yang tidak tabu, akhlak berbicara soal baik buruk, benar salah, layak atau tidak layak. Sementara etika lebih berbicara kenapa perbuatan itu dikatakan baik atau kenapa perbuatan itu buruk. Etika menyelidiki, memikirkan, dan mempertimbangkan tentang yang baik dan buruk, moral menyatakan ukuran yang baik tentang tindakan itu dalam kesatuan sosial tertentu. Moral itu hasil dari penelitian etika.

Akhlak karena bersumber pada wahyu maka ia tidak bisa berubah. Meskipun akhlak dalam Islam bersumber kepada Alquran dan Sunnah sementara etika, moral, dan susila bersumber pada akal atau budaya setempat, tetap saja bahwa semuanya mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Dalam hal ini akhlak Islam sangat membutuhkan terhadap etika, moral, dan susila karena Islam mempunyai penghormatan yang besar terhadap penggunaan akal dalam menjabarkan ajaran-ajaran Islam, dan Islam sangat menghargai budaya suatu masyarakat. Kalaupun adat lokal menyimpang, Islam mengajarkan kepada umatnya agar mengubahnya tidak sekaligus melainkan secara bertahap.

Jika dilihat dari maknanya maka persamaan dari moral, akhlak dan etika adalah pada fungsinya. Semua berfungsi pada pengarah atau petunjuk agar seseorang mengetahui mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang buru. Dengan itu manusia diharapkan senantiasa melakukan perbuatan-perbuatn yang baik, agar tercipta masyarakat yang warganya berperilaku baik dan sopan.

Jika dilihat dari sisi sumber, etika bersumber pada rasio sedangan akhlak bersumber pada Alquran dan Hadist sementara rasio hanya mendukung terhadap apa yang dikemukakan oleh Alquran dan Hadist. Sementara moral umumnya berdasarkan pada ketentuan atau kebiyasaan umum yang berlaku dimasyarakat.

Selain itu etika bersifat teoritis sementara moral dan akhlak lebih bersifat praktis. Artinya moral itu berbicara soal mana yang baik dan buruk, akhlak berbicara soal baik dan buruk, benar dan salah, layak dan tidak layak, sementara itu etika lebih berbicara kenapa perbuatan itu dikatakan baik atau buruk. Etika menyelidiki, memperhatikan dan mempertimbangkan tentang yang baik dan buruk, moral menyatakan ukuran yang baik tentang tindakan itu dalam kesatuan sosial tertentu, moral itu hasil dari penelitian etika.

Disebabkan akhlak bersumber pada wahyu maka ia tidak bisa berubah. Akhlak dalam Islam bersifat tetap dan tidak bisa diubah-ubah oleh pemikiran manusia. Apa yang dikatakan baik oleh Alquran

117 dan apa yang dikatakan buruk oleh Hadist maka sampai kapanpun akan seperti itu.

F. Penutup

Akhlak bertujuan hendak menciptakan manusia sebagai makhluk yang tinggi dan sempurna dan membedakan dengan makhluk makhluk yang lain. Etika dan moral memiliki perbedaan, yaitu: kalau dalam pembicaraan etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan tolak ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan dalam pembicaran moral tolak ukur yang digunakan adalah norma-norma yang berkembang dan berfungsi di masyarakat. Dengan demikian etika lebih bersifat pemikiran filosofis dan berada dalam dataran konsep-konsep. Kesadaran moral dapat juga berwujud rasional dan obyektif, yaitu suatu perbuatan yang secara umum dapat diterima oleh masyarakat. Etika, moral, susila dan akhlak sama, yaitu menentukan hukum atau nilai dari suatu perbuatan yang dilakukan manusia untuk ditentukan baik buruknya. Kesemua istilah tersebut sama sama menghendaki terciptanya keadaan masyarakat yang baik, teratur, aman, damai, dan tentram sehingga sejahtera batiniah dan lahiriahnya.

Daftar Pustaka

Abdulah, M. Yatimin. 2007. Studi Akhlak dalam Perspektif Alquran. Jakarta: Amzah.

Ainain, Ali Khalil Abu. 1985. Falsafah Tarbiyah fi Quran

al-Karim. T.tp.: Dar al-Fikr al-‘Arabiy.

Al-Ghazali, t.th. Ihya’ Ulumuddin, Juz. III, Kairo: Isa Al-Babi Al-Halabi. Al-Maududi, Abul A’la, 1984. Al-Khilafah wa al-Mulk. Terj. Oleh

Muhammad Al-Baqir. Bandung: Mizan.

Al-Nahlawy Abdurrahman, 1999. Ushûl al-Tarbiyyat al-Islâmiyyat wa

Asâlîbihâ fî Bayt wa Madrasat Mujtama’, Beirut: Dâr

al-Fikr.

Al-Qarbi, Muhammad Diya’uddin, 1995. Akhlâq Îslâm wa Sufiyyâh, Cairo: Maktâb al-Sa’âdah.

Amin, Ahmad, 1995. Etika (Ilmu Akhlak). Terj. Farid Ma’ruf, Jakarta: Bulan Bintang.

118

p

An-Nahlawi, A. 1995. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan

Masyarakat. Terj. Shihabuddin, Jakarta: Gema Insani.

Arifin, Muhammad, 2000. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Asmani, Jamal Ma’mur, 2012. Buku Paduan Internalisasi Pendidikan

Karakter di Sekolah, Yogyakarta: Diva Press.

Asmaran As, 1999. Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: Rajawali Press. Aunillah, Nurla Isna, 2011. Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter

di Sekolah, Jogjakarta: Laksana.

Baqi, Muhammad Fuad Abdul, 1423H/2002. al-Mu’jam al-Mufahras li

al-Fâdil al-Qur’ân al-Karîm, Beirut: Dâr al-Ma’rifât.

Budiningsih, Asri, 2004. Pembelajaran Moral Berpijak Pada

Karakteristik Siswa Dan Budayanya, Jakarta: Rineka cipta.

Chaplin, 2006. Kamus lengkap Psikologi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Depdiknas, 2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Draz, Abdullah, 1973, Dustur al-Akhlaq fi Alquran, Beirut: Muassasah ar-Risalah Kuwait dan Dar al-Buhuts al-Ilmiyah.

Echols, M. John & Shadily, H., 1995. Kamus Inggris Indonesia: An

English-Indonesian Dictionary. Jakarta: PT Gramedia.

Frye, Mike, at all. (Ed.), 2002. Character Education: Informational

Handbook and Guide for Support and Implementation of the Student Citizent Act of 2001. North Carolina: Public Schools of

North Carolina.

Goleman, Danielle, 2007. Emotional Intelligence. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.

Gunarsa, S. 1999, Psikologi Perkembangan, Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.

Gunarto, 2004. Implementasi Pendidikan Budi Pekerti, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Haricahyono, Cheppy. 1995. Dimensi-Dimensi Pendidikan Moral. Semarang: IKIP Semarang Press.

Harison, Lawrence E & Samuel Huntington, 2008. Kebangkitan Peran

Budaya (Terj), Jakarta, LP3ES.

Hawa, Sa’id, 1977. Al-Islam, T.tp.: Maktabah Wahdah.

Hidayatullah, M. Furqon, 2010. Pendidikan Karakter: Membangun

Peradaban Bangsa, Surakarta: Yuma Pressindo.

119 Ilyas, Yunahar, 2004. Kuliah Akhlaq, Yogyakarta: LPPI UMY.

Ismail, Faisal, 1988. Paradigma Kebudayaan Islam, Yogyakarta: Titihan Ilahi Press.

Jauhari, Muhammad Rabbi’ Mahmud, 2006. Akhlâqunâ, Madinah: Maktâb al-Fajr.

Jones, F.J. & L.S. Jones, 1995. Comprehensive Classroom Management. Nedham Heights: Allyn & Bacon.

Kemdiknas, Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran di

Sekolah Menengah Pertama (Jakarta: Direktorat PSMP, 2010),

h. 8.

Kemdiknas, 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter

Bangsa, Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat

Kurikulum.

Kesuma, Dharma, 2013. Pendidikan Karakter, Bandung: Rosida. Koesoema, Doni, 2007. Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak

di Zaman Global, Jakarta: Grasindo.

Lawi, Amin Abu, 1423H/2002. 'Ushul al-Tarbiyyat al-Islâmiyyah, Riyadh: Dâr Ibn Jawzî.

Lickona, Thomas, 1991. Educating for Character: How Our School Can

Teach Respect and Responsibility, New York, Toronto, London,

Sydney, Aucland: Bantam books.

Misbah, Muhammad Taqi, 1996. Monotheisme Tauhid sebagai Sistem

Nilai Aqidah Islam, Jakarta: Lentera.

Muchson dan Samsuri. 2013. Dasar-Dasar Pendidikan Moral. Yogyakarta: Ombak.

Mulyasa, 2011. Manajemen Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara. Mulyasa, 2012. Manajemen Pendidikan Karakter, Jakarta: Bumi

Aksara.

Munif, A., 2010. Pendidikan Karakter, Yogyakarta: Pedagogia. Muslich, Masnur, 2011. Pendidikan Karakter, Jakarta: Bumi Aksara. Nata, Abiddin, 2009. Akhlak Tasawuf, Jakarta : PT Rajagrafindo

Persada.

Nurdin, Muslim, 1995. Moral & Kognisi Islam, Bandung: Alfabeta. Qomar, Mujamil, 2005. Epistemologi Pendidikan Islam dari Metode

Rasional hingga Metode Kritik, Jakarta: Erlangga.

Ryan, Kevin & Bohlin, K. E., 1999. Building Character in Schools:

Practical Ways to Bring Moral Instruction to Life. San Francisco:

120

p

Sa’id, Muka, 1986. Etika Masyarakat Indonesia, Jakarta: Pradnya Paramita.

Saltut, Syaikh, 1403H/1983, Ila Qur’ân Karîm, Cairo: Dâr al-yurûq.

Samani, Muchlas dan Hariyanto, 2013. Konsep dan Model Pendidikan

Karakter, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Setiadi, Elly M., et al. 2008. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Goup.

Shihab, M. Quraish, 1996. Wawasan Al-Qur’an, Bandung: Mizan. Siswoyo, D., dkk, 2005. Metode Pengembangan Moral Anak

Prasekolah. Yogyakarta: FIP UNY.

Superka, Ahrens, C D.P,., Hedstrom, J.E., Ford, L.J. & Johnson, P.L., 2006. Values education sourcebook. Colorado: Social Science

Education Consortium, Inc. University of California, Berkeley.

Tafsir, Ahmad “Kajian Pendidikan Islam di Indonesia”, dalam Tedi Priatna (ed.), 2004. Cakrawala Pemikiran Pendidikan Islam, Bandung: Mimbar Pustaka.

Ulwan, Abdullah Nashih, tt. Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam Semarang: CV. Asy Syifa’.

Yusuf, Syamsu, 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: PT. Rosda Karya.

Zubaedi, 2012. Desain Pendendidikan Karakter: Konsepsi dan

Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan, Jakarta: Kencana.

Zubair, Ahmad Charris. 1995. Kuliah Etika. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Zuriah, Nurul, 2007. Pendidikan Moral & Budi Pekerti Dalam

Perspektif Perubahan, Jakarta: Bumi Aksara.

Zuriah, Nurul. 2007. Pendidikan Moral & Budi Pekerti Dalam

Perspektif Perubahan: Menggagas Platform Pendidikan Budi Pekerti Secara Kontekstual Dan Futuristik. Jakarta: PT Bumi

121

Dalam dokumen Etika manajemen perspektif islam (Halaman 127-133)