• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Baik dan buruk

Dalam dokumen Etika manajemen perspektif islam (Halaman 133-137)

A. Pengertian Baik dan buruk

Kata baik jika ditinjau dari segi bahasa Arab disebut dengan

khair dan bahasa Inggris disebut dengan good. Dalam kamus bahasa

Indonesia kata baik berarti elok, patut, teratur (apik, rapi, tidak ada celanya, dsb). (Depdiknas, 2013: 119). Dalam konteks Bahasa Arab, kata Baik setidaknya diistilahkan dengan enam istilah, yaitu :

1. Al-Hasanah. Al-hasanah sebagaimana di kemukakan oleh Ar-Raghib Al-Asfahani (2008: 133) adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukan sesuatu yang disukai atau di pandang baik. Selanjutnya beliau membagi hasanah itu kepada tiga bagian, yaitu dari segi akal, hawa nafsu dan pancaindera. Yang termasuk hasanah misalnya keuntungan, kelapangan rezeki dan kemenagan.

2. At-Thoyyibah. Ar-Roghib (2008: 349) menjelaskan bahwa

ath-thoyyibah itu khusus digunakan untuk menggambarkan sesuatu

yang memberi kelezaran kepada panca indra dan jiwa, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal dan sebagainya.

3. Khairan. Ar-Roghib (2008: 181) juga menjelaskan bahwa khairan itu digunakan untuk menunjukan sesuatu yang baik oleh seluruh umat manusia, seperti berakal, adil, keutamaan dan segala sesuatu yang bermanfaat.

4. Karimah. Ar-Roghib (2008: 79) menerangkan bahwa Karimah digunakan untuk menunjukan pada perbuatan dan akhlak yang terpuji yang ditampakan dalam kenyataan hidup sehari-hari.

Ukuran Baik dan Buruk

122

p

5. Mahmudah. Ar-Roghib (2008: 147) mengemukakan bahwa

mahmudah digunakan untuk menunjukan suatu yang utama

sebagai akibat dari melakukan sesuatu yang disukai Allah swt. 6. Al-birr. Ar-Roghib (2008: 50) juga menjelaskan bahwa Al-birr

digunakan untuk menunjukan pada upaya memperluas atau memperbanyak melakukan perbuatan yang baik. Kata tersebut terkadang digunakan sebagai sifat Allah, maka maksudnya adalah bahwa Allah memberikan balasan pahala yang besar, dan jika digunakan untuk manusia, maka yang dimaksud adalah ketaatannya.

Abuddin Nata (2009: 102-103) menggambarkan bahwa yang disebut baik atau kebaikan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan yang luhur, bermartabat, menyenangkan, dan menyukai manusia. Rahmat Hidayat, dkk (2018: 31) menyebutkan bahwa yang disebut baik itu adalah segala sesuatu yang sempurna, bernilai benar, diharapkan orang, memberikan kepuasan, memberikan perasaan senang atau bahagia, sehingga dihargai secara positif.

Ibnu Manzhur (1988: Jilid 2: 265) menyatakan bahwa yang dimaksud al-khair adalah kebaikan berupa kenikmatan dunia yaitu yang terbaik dari segala sesuatu. Abu Ishak menyebutnya bahwa pada dirinya terdapat kebaikan akhlak dan bagus rupa. Kata al-khairah dinisbatkan kepada wanita yang mulia, yaitu yang berketurunan mulia, bagus rupa bagus akhlak, dan banyak hartanya sehingga jika melahirkan akan memberikan kesenangan /menyenangkan.

Ar-Ragib Asfahani (2008: 163) menjelaskan bahwa

Al-khair adalah segala sesuatu yang disukai, seperti akal, adil, utama,

dan sesuatu yang bermanfaat. Kebaikan berdasarkan kata ini dibagi dua, yaitu kebaikan mutlaq dan kebaikan muqayyad. Kebaikan mutlak adalah kebaikan yang disenangi pada setiap keadaan dan siapa pun, seperti syurga. Sedangkan kebaikan muqayyad adalah kebaikan yang mungkin baik bagi seseorang dan dalam keadaan tertentu, tetapi tidak bagi yang lainnya atau dalam keadaan lainnya.

Dengan demikian baik merupakan sesuatu yang disukai manusia, yang tidak melanggar norma-norma yang berlaku, baik norma agama, norma kesopanan kesusilaan, norma hukum dan juga norma adat-istiadat. Islam menjelaskan bahwa sesuatu dikatakan baik jika hal itu sesuai dengan Alquran dan Sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah saw.. Perbuatan baik dalam Islam adalah yang

123 membawa kemaslahatan bagi dirinya sendiri dan bagi orang-orang yang ada di sekitarnya. Allah Swt. berfirman dalam Alquran:

Artinya: Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat

itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (QS. Al-Baqarah/2: 177).

Setelah mengetahui pengertian dari baik, selanjutnya kita akan membahas pengertian dari buruk. Buruk dalam bahasa Arab disebut dengan istilah syarr, yang memiliki arti tidak baik, tidak seperti seharusnya, tidak sempurna dalam kualitas, dibawah standar, kurang dari nilai, tak mencukupi, keji, jahat, tidak bermoral, tidak menyenangkan, tidak dapat disetujui, tidak dapat diterima, sesuatu yang tercela. Secara istilah buruk adalah lawan dari baik. Sedangkan dalam bahasa Inggris buruk disebut dengan bad, old, worn out,

decayed, dan foul.

Ar-Raghib al-Ashfahani (2008) menjelaskan bahwa istilah buruk merupakan perbuatan manusia yang dibenci semua orang. Ungkapan lain dalam Bahasa Arab yang berarti buruk adalah

al-124

p

qabîh. Ar-Raghib al-Ashfahani berpendapat, al-qabîh adalah semua

benda yang dinyatakan cacat oleh mata, semua tindakan, dan keadaan yang ditolak dan dinilai cacat oleh akal sehat dan nurani yang jernih.

Kamus Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa buruk berarti rusak atau busuk karena sudah lama (tentang kelakuan dan sebagainya) jahat; serta tidak menyenangkan, tidak cantik, tidak elok, jelek (tentang muka, rupa, dan sebagainya.(Depdiknas, 2013: 227). Diantara istilah yang mengacu pada keburukan dalam bahasa Arab disebut dengan:

1. As-Sayyiah. Lawan dari As-Sayyiah adalah Al-Hasanah. Yang termasuk Al-Hasanah misalnya keuntungan, kelapangan, rizki dan kemenangan. Sedangkan As-Sayyiah misalnya kesempitan, kelaparan, dan keterbelakangan.

2. Asy-Syarr. Kata ini merupakan dari lawan dari Khairan, Kata ini digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang buruk oleh seluruh umat manusia.

3. Fahsya dan Suu’. Kata ini menunjukkan kelakuan buruk yang di karnakan mengikuti ajakan Syaithan.

Menurut Abuddin Nata (2009: 102-103), buruk adalah sesuatu yang tidak baik, yang tidak seperti yang seharusnya, tidak sempurna dalam kualitas, dibawah standar, kurang dalam nilai, tidak mencukupi, keji, jahat, tidak bermoral, tidak menyenangkan, tidak dapat disetujui, tidak dapat diterima, sesuatu yang tercela, lawan dari baik, dan perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma masyarakat yang berlaku.

Rahmat Hidayat, dkk (2018: 31) menjelaskan bahwa buruk adalah lawan dari baik, berarti segala sesuatu yang tidak sempurna, tidak benar, tidak diharapkan orang, tidak memberikan kepuasan dan rasa senang, sehingga dihargai secara negatif. Dengan demikian yang dikatakan buruk itu adalah sesuatu yang dinilai sebaliknya dari yang baik, dan tidak disukai kehadirannya oleh manusia.

Dapat disimpulkan bahwa buruk adalah sesuatu yang tidak disukai manusia dan bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat. Dalam perspektif Islam keburukan adalah sesuatu yang bertentangan dengan ajaran Alquran dan Sunnah, perbuatan yang tidak membawa manfaat baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

125

Dalam dokumen Etika manajemen perspektif islam (Halaman 133-137)