• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Faktor-Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan)

HASIL DAN PEMBAHASAN

2. Daya Tawar Pemasok

5.2 Identifikasi Faktor-Faktor Internal dan Eksternal PT. Setyanda Duta Makmur Makmur

5.2.1 Identifikasi Faktor-Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan)

Dari hasil identifikasi faktor internal didapatkan beberapa faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan bagi PT. Setyanda Duta Makmur. Faktor-faktor strategi internal tersebut, adalah :

5.2.1.1 Kekuatan

1. Lokasi Outlet D’BestO yang Strategis

Sebelum di bukanya outlet D’BestO sesuai dengan Kebijakan Perusahaan harus dilakukan peninjauan terhadap lokasi pembukaan outlet D’BestO. Sehingga seluruh outlet D’BestO yang dibuka sudah dipastikan lulus seleksi. Syarat mendirikan outlet

D’BestO diantaranya berada di lokasi padat penduduk, terjadi perputaran uang, traffic lambat dan dekat fasilitas umum. Seluruh lokasi D’BestO berada di lingkungan padat penduduk yang berada dekat dengan kampus, sekolah, perumahan/komplek, didepan jalan utama. seluruh lokasi outlet D’BestO akan dilampirkan pada lampiran sehingga lokasi Outlet D’BestO menjadi kekuatan bagi perusahaan.

93 2. Jumlah Tenaga Kerja Proses Produksi yang Memadai

Tenaga kerja produksi merupakan faktor yang sangat penting demi keberlangsungan kegiatan produksi untuk menghasilkan sebuah produk. Divisi produksi merupakan divisi khusus dikarenakan jam kerjanya yang berbeda dengan divisi lain, yaitu 24 jam dengan dibagi menjadi 2 shift. Mengejar target perharinya yang rata-rata harus memenuhi permintaan sebanyak 2.500 – 3.000 ekor per hari, sehingga divisi produksi dituntut untuk memenuhi permintaan dan untuk menunjang hal tersebut salah satu hal yang dilakukan adalah memperbanyak tenaga kerja yang dipekerjakan.

Tenaga kerja divisi produksi sebanyak 96 orang dianggap cukup untuk memenuhi pengerjaan proses produksi dengan bekerja 24 jam perhari, sehingga tenaga kerja proses produksi telah menjadi kekuatan bagi PT. Setyanda Duta Makmur.

3. Kualitas Produk D’BestO

Kualitas produk merupakan jaminan yang diberikan pada sebuah perusahaan kepada konsumennya, sehingga nama perusahaan akan dipertaruhkan pada sebuah produk yang dihasilkan. Pada bagian ini PT. Setyanda Duta Makmur menerapkan SOP pada setiap prosesnya, mulai dari ketika ayam karkas baru datang dari supplier ada syarat-syarat yang harus dipenuhi diantaranya warnanya masih segar tidak pucat, tidak ada memar/biru, bobot harus memenuhi 0.85 – 1 kg/ekor, jika tidak memenuhi syarat PT. Setyanda Duta Makmur tidak segan-segan untuk mengembalikan ayam karkas pesanan kepada supplier dan hal ini sering terjadi. Bagian produksi yang melakukan pengecekan terhadap ayam karkas yang baru datang melakukannya dengan cara

94 mengecek satu persatu ayam yang didatangkan agar tidak ada yang terlewat. Kemudian dari segi pakaian kerja, ada SOP terkait seragam dan atribut yang harus digunakan, diantanya harus memakai pakaian yang bersih, sarung tangan karet, tutup kepala pada laki-laki dan kerudung untuk perempuan, celemek, sepatu boot, masker muka.

Kesemuaya dilakukan agar bahan baku maupun bahan pelengkap tidak terkontaminasi dan menjaga kebersihan bahan baku.

Kemudian setelah selesai proses seleksi ayam karkas yang baru didatangkan oleh supplier, setelah itu proses pemotongan dan marinasi ayam dilakukan dengan bantuan

mesin yang setiap harinya dibersihkan untuk menghilangan bakteri-bakteri yang berpeluang berkembang biak karena ayam karkas sendiri rentan terkontaminasi, kemudian proses pemtongan ayam dilakukan dengan mesin pemotong dan marinasi dengan menggunakan alat marinasi seperti tabung besar yang berputar-putar membantu ayam dan bumbu agar tercampur dengan merata. Mesin-mesin pembantu proses produksi akan dibersihkan dengan cara disemprot dan dibasuh dengan air bersih dengan cara yang sesuai dengan panduan agar tidak merusak mesin, membersikan mesin-mesin dilakukan pada akhir proses produksi dalam satu hari.

Setelah proses marinasi selesai dilanjutkan dengan proses packing yaitu proses memasukan ayam yang sudah dimarinasi dari mesin marinasi kemudian dipindahkan ke wadah stainless yang besar, setelah itu ayam dipilah untuk dimasukan kedalam wadah plastic dengan jumlah 8 potong per-pack dengan kombinasi dua sayap, dua dada atas, dua paha atas dan dua paha bawah. Kemudian setelah itu dimasukan ke dalam

95 tray dengan satu tray berisi 10 bungkus plastic ayam yang sudah dimarinasi, setiap satu tray selesai akan segera dimasukan kedalam mesin pendingin/ freezer dengan suhu -18oC agar ayam marinasi tetap awet dan tidak mengalami pembusukan. Selanjutnya untuk pengiriman ayam yang sudah dimarinasi ke outlet-outlet yang tersebar, dikirim menggunakan truk yang bagian belakangnya mempunyai mesin pendingin agar kualitas ayam tetap terjaga. Dari seluruh proses dan tindakan yang dilakukan PT.

Setyanda Duta Makmur kesemuanya menjaga kehigienisan produk agar kualitas tetap terjaga dan meminimalisir peluang untuk tejadi kerusakan produk. sehingga pada kualias produk D’BestO dianggap sebagai kekuatan bagi perusahaan.

4. Fasilitas Distribusi

Distribusi merupakan kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang/produk sehingga sampai kepada konsumen.

Fasilitas distribusi PT. Setyanda Duta Makmur dari segi kendaraan yang berfungsi untuk mengirim ayam marinasi dan kebutuhan outlet lainnya sudah bisa memenuhi kebutuhan, PT. Setyanda Duta Makmur memiliki armada pengiriman sebanyak 10 truck khusus pendingin untuk mengirim ayam marinasi ke bagian outlet dengan ukuran

besar (colt diesel) untuk diantarkan ke stokis dan kemudian ke outlet-outlet yang ada.

Kemudian dari segi system distribusi, PT. Setyanda Duta Makmur sendiri sudah memiliki system terintegrasi khusus guna mempermudah proses distribusi yaitu dengan cara melakukan pemesanan atau permintaan melalu online menggunakan system terintegrasi DOS (D’BestO Online System), pada system ini dari outlet bisa melakukan

96 pemesanan langsung terhadap gudang pusat untuk permintaan perharinya, kemudian akan diantar untuk pengantaran penyediaan selanjutnya, pada system DOS juga melaporkan hasil laporan barang yang sudah diantar, sehingga terlihat barang-barang atau bahan baku apa saja yang sudah memenuhi permintaan perharinya yang nantinya akan dilaporkan pada setiap minggunya pada rapat mingguan. Sehingga pada bagian fasilitas distribusi sudah menjadi kelebihan dikarenakan asset perusahaan yang sudah mendukung dan lebih efisien.

5. Inovasi Produk D’BestO

Pada waktu tertentu PT. Setyanda Duta Makmur selalu melakukan inovasi.

Sampai saat ini, setiap tahunnya D’BestO selalu mengeluarkan produk terbaru yang ditawarkan kepada konsumen, diantara inovasi yang dilakukan ada produk D’BestO yang sangat digemari oleh masyarakat yaitu SADAS (Sayap Pedas) menu ini menyajikan sayap ayam tepung yang dilumuri dengan saus pedas khas D’BestO dengan berbagai level, yaitu tersedia dari level 1 sampai 3 dari tingkatan tidak terlalu pedas pada level 1 sampai level paling pedas, yaitu level 3. Menu ini mendapatkan respon baik dari masyarakat dibuktikan pada permintaannya pada dari bulan januari sampai pada bulan September 2016 permintaan SADAS selalu tinggi, berikut penjualan SADAS akan ditunjukan pada Tabel 13.

97 Tabel 13 Data Penjualan SADAS Bulan Januari-September 2016

No. Bulan QTY

1. Januari 20.522

2. Februari 20.475

3. Maret 23.297

4. April 24.063

5. Mei 22.549

6. Juni 22.294

7. Juli 21.304

8. Agustus 27.200

9. September 28.978

Sumber : Data Primer (diolah), 2016

Tabel diatas menunjukan bahwa permintaan SADAS mengalami fluktuatif namun cenderung mengalami kenaikan, selalu diatas angka 20.000 pcs setiap bulannya.

Terutama pada bulan Agustus dan September mengalami kenaikan penjualan, yang signifikan pada bulan Agustus. Sehingga inovasi produk D’BestO dianggap sebagai kekuatan oleh pihak perusahaan.

5.2.1.2 Kelemahan

1. Pemasaran yang Kurang Maksimal

Salah satu hal yang ditangani oleh divisi pemasaran adalah promosi. Promosi yang dilakukan oleh perusahaan PT. Setyanda Duta Makmur melalui beberapa media social diantaranya instagram : D’BestO, twitter : @dbesto, facebook : D’BestO dan web : www.dbesto.com namun pada penerapannya sebagai media promosi atau memperkenalkan produk ke masyarakat akun-akun media social ini tidak dipergunakan secara maksimal, dikarenakan sumber daya manusia yang tidak terpenuhi seperti tidak adanya admin yang menangani media sosial. Kemudian dari segi pemasaran outlet

98 D’BestO juga pada tahun 2016 mengalami penurunan dari 163 menjadi 159 outlet. Ini dianggap sebagai kelemahan bagi perusahaan.

3. Kosongnya Beberapa Posisi Top Management.

Struktur organisasi perusahaan pada PT. Setyanda Duta Makmur ini mengalami ketidakseimbangan dalam penempatan posisi, yaitu pada posisi manager yang beberapa pada beberapa divisi belum memiliki manager, seperti yang sudah dijelaskan pada struktur organisasi perusahaan pada Bab IV perusahaan dipimpin oleh dewan komisaris yang membawahi direktur utama kemudian langsung kepada kepala divisi atau bisa disebut manager dan ada delapan divisi, namun pada penerapannya untuk posisi manager dari divisi tidak semuanya terisi sehingga ada beberapa divisi yang tidak mempunyai kepala divisi seperti divisi logistik, HRD dan produksi. Hal ini memberikan dampak ketidakseimbangan pada divisi tersebut karena tidak ada sumber daya manusia yang kompeten yang bisa mengarahkan dan memberikan program demi memajukan divisinya, sehingga pada struktur organisasi perusahaan dianggap sebagai kekurangan pada perusahaan.

4. Sistem Pembukuan Keuangan

Pada saat ini sistem pembukuan keuangan masih bersifat manual dengan cara membuat laporan perhari yang dikumpulkan dari beberapa bagian dengan mengisi form pengisian, sehingga beberapa kali terjadi ketidakseimbangan laporan diperkirakan dikarenakan laporan tercecer atau tidak lengkap sehingga memerlukan waktu ulang untuk mengoreksi. Padahal PT Setyanda Duta Makmur sudah memiliki

99 system online yang teritegrasi dengan seluruh divisi yang salah satu fungsinya adalah memasukan laporan perhari, namun pada penerapannya tidak semua pegawai melakukan hal tersebut termasuk divisi keuangan yang belum rutin untuk mengisi pada sistem online yang terintegrasi tersebut. Hal ini memberikan dampak kurang efektifnya laporan keuangan, sehingga sistem pembukuan keuangan masih dianggap sebagai kekurangan perusahaan.

5. Kurangnya Kapasitas Penyimpanan Bahan Baku

PT. Setyanda Duta Makmur memiliki lahan sebesar 600m2 untuk memenuhi kebutuhan permintaan sekitar maksimal 4.000 ekor per hari, pada aspek ini dianggap masih kurang memadai dengan lahan dan tempat penyimpanan bahan baku yang baru memiliki satu coldstorage dengan kapasitas sekitar 3.000 ekor, sehingga berdampak pada tidak terpenuhinya permintaan perhari. Akan dijelaskan pada Tabel 14 permintaan dan produksi ayam marinasi

Tabel 14 Permintaan dan Produksi Ayam Marinasi Tahun 2016 No Bulan Permintaan (ekor) Produksi (ekor)

1. Januari 95.747 76.375

2. Februari 84.977 81.987

3. Maret 106.356 106.224

4. April 86.970 71.990

5. Mei 95.127 86.375

6. Juni 92.082 90.082

7. Juli 103.263 69.337

Sumber : Data Primer (diolah), 2016

Dapat dilihat pada tabel 14 permintaan dan produksi ayam marinasi tahun 2016 bahwa terjadi ketidakseimbangan antara permintaan dan produksi perbulannya, dari bulan

100 januari hingga juli jumlah permintaan selalu lebih besar daripada jumlah produksi, kekurangan pemenuhan produksi dan permintaan terbesar terjadi pada bulan juli yaitu sebanyak 33.926 ekor ayam yang tidak dapat dipenuhi permintaannya, dilanjut dengan bulan januari yaitu sebanyak 19.372 ekor ayam. Sehingga rata-rata kekurangan pemenuhan dari bulan januari hingga juli yang tidak terpenuhi permintaannya sebanyak 11.736 ekor ayam marinasi, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya tidak terpenuhinya permintaan dan salah satu faktor yang berperan adalah kurangnya kapasitas penyimpanan bahan baku ayam marinasi. Meskipun PT. Setyanda Duta Makmur mempunyai banyak pemasok akan tetapi masih sering terjadinya pengembalian barang, membuat belum terpenuhinya permintaan. Kurangnya kapasitas penyimpanan ini menjadi kelemahan bagi perusahaan.

6. Lahan Tempat Proses Produksi

PT. Setyanda Duta Makmur memiliki bangunan seluas 200m2 yang dipakai untuk berbagai kegiatan. Dibagi menjadi tiga lantai dengan pembagian, lantai satu dipergunakan sebagai tempat tinggal Komisaris Utama PT. Setyanda Duta Makmur, penerimaan ayam dari pemasok, penyortiran ayam, pemotongan ayam karkas, kemudian pengolahan marinasi ayam. Selanjutnya untuk lantai dua digunakan sebagai kantor operasional, dibagi menjadi tujuh divisi yang sudah dijelaskan pada Bab VI.

Kemudian untuk lantai tiga dipergunakan untuk proses produksi juga selain ayam marinasi, pembuatan menu D’BestO yang lainnya selain menu ayam dilakukan di lantai tiga, seperti spagethy, burger, kemudian pengepakan saus, minuman dan

bahan-101 bahan penunjang produksi lainnya. Lahan produksi ayam marinasi yang hanya berada khusus di lantai satu dengan luas kurang daru 200m2 karena dibagi lagi dengan tempat pribadi Komisaris Utama PT. Setyanda Duta Makmur masih dianggap belum memadai bagi perusahaan, karena tidak cukup untuk menampung kuota produksi.

5.2.2 Identifikasi Faktor-Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman)