• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5. PEMBAHASAN

5.1. a Imbalan

Imbalan adalah pengertian dari sesuatu yang kita berikan kepada orang lain sebagai tanda jasa atau tanda terima kasih yang karena orang lain sudah memberikan dan membantu kita sesuatu yang tidak kita dapatkan dari orang lain. Seperti halnya hasil penelitian kempat informan penelitian kualitatif, mereka sama-sama memiliki masalah berat yang berkaitan dengan lingkungan, suasana rumah yang mencekam, tidak ada ketenangan, sifat orang tua yang cenderung keras dan kasar serta kurangnya kasih sayang. Tekanan-tekanan yang mereka dapatkan di rumah untuk remaja belia seusia mereka, tentu perhatian dan ketenangan merupakan hal yang paling utama mereka dapatkan dari rumah dan orang tua. Tetapi mereka malah mendapatkan hal yang sebaliknya. Mereka mendapatkan itu semua dari orang lain, jika orang lain

tersebut adalah orang yang benar-benar mau membimbing mereka dengan benar tanpa mengharapkan apapun tentu tidak akan ada yang rusak. Tetapi ternyata mereka mendapatkan kenyamanan itu dari laki-laki yang mereka jadikan pacar. Laki-laki yang mengharapkan imbalan dari apa yang sudah mereka berikan terhadap pasangannya. Laki-laki yang sebenarnya juga masih butuh kasih sayang dan perhatian dari orang tua.

Pacar yang mereka jadikan sebagai tempat sandaran dan sumber kenyamanan untuk mengatasi tekanan-tekanan yang mereka rasakan malah membawa mereka ke kehidupan yang tidak sewajarnya, mengajarkan mereka sesuatu yang seharusnya belum waktunya untuk mereka ketahui.

Seharusnya persoalan berpacaran ini didekatkan dengan teori pertukaran. Bahwa sebenarnya manusia ini tukar menukar. Biasanya pertukaran ini diindetikkan dengan barang, tetapi pada kasus berpacaran ini, kebaikan dan perlindungan ditukar dengan vagina (hubungan seksual). Ini sudah menjadi komoditi dagang. Ini memang tidak menjadi sesuatu yang baru, karena dalam konteks lain, misalnya konteks politik. Acapkali dalam konteks politik wanita yang dijadikan umpan untuk menjebolkan sesuatu. Tetapi dalam konteks berpacaran, ini menjadi sesuatu hal atau temuan yang baru.

Cinta, kenyamanan, status, beruntungnya punya pacar. Banyak sekali yang didapt dari pacaran ini. Hidup terasa lebih indah, pikiran penuh dengan sensasi yang menyenangkan. Berfantasi dan mengkhayalkan saat-saat dicumbu, membuat otak

hilang akan kewarasannya. Segala kepenatan dan tekanan akan hilang seperti lenyap ditelan bumi.

Afsaana dan Anjaana ini sebenarnya bukanlah tergolong ke remaja yang suka keluyuran kesana kemari. Peneliti bisa melihat dari kehidupan mereka sehari hari, selain ke sekolah gereja dan bimbingan, mereka tidak pernah pergi kemana-mana. Walaupun mereka tidak pernah mendapatkan prestasi dari sekolah atau dari manapun. Mereka membantu ibunya melakukan pekerjaan rumah.

Ibu yang terlalu keras dan menekankan disiplin yang tidak karuan, membatasi pergaulan karena terlalu gampangnya terpengaruh lingkungan dan karena takut anaknya rusak malah membuat anak melangkah terlalu jauh. Sehingga karena tidak pernahnya menjalin komunikasi yang baik dengan anak karena setiap hari marah-marah, ibunya pun tidak tahu kalau anaknya sudah dirusak orang lain.

Anak kelas tiga SMP (Afsaana dan Anjaana) sudah melakukan hubungan seksual sampai ke tahap hubungan seksual. Anak berhadapan pada kesehatan fisik dan mentalnya. Didikan orang tua yang cenderung terlalu berlebihan dan yang terlalu cepat terpengaruh dengan keadaan lingkungan yang berantakan, tanpa pernah memberikan pentingnya arti pengendalian diri terhadap sesuatu hal serta terlalu banyak aturan-aturan yang tidak masuk akal seperti membatasi pergaulan anak dengan lawan jenis ataupun dengan teman sepergaulannya dengan alasan yang tidak jelas dan tidak masuk akal, bisa mengakibatkan anak tidak betah di rumah. Ini juga dapat merusak mental dan pandangan mereka tentang orang tua.

Orang tua yang sering marah-marah tidak karuan, sampai dengan mengeluarkan kata-kata kasar yang tidak layak dikeluarkan, hal ini akan membuat anak mencari orang lain yang dianggap bisa dipercaya dan menjadi tempat curhat. Seperti halnya Afsaana dan Anjaana, remaja yang sedang berada dalam tahap pubertas ini terlalu merasa tertekan dengan sifat ibunya, sehingga menyebabkan mereka mencari tempat atau sandaran yang bisa menumpahkan beban di hati mereka mereka ke orang lain yang mereka rasa nyaman dan bisa memberikan jalan keluar atas masalah yang mereka hadapi.

Bagi pemula seperti Anjaana dan Afsaana, mereka menceritakan hubungan seksual itu dengan berbunga-bunga dan dengan ekspresi yang bersinar-sinar. Anak ABG yang baru pertama kalinya pacaran tentu mengundang banyak sensasi di hati dan di alam pikirannya. Afsaana yang sudah mulai menjalani hubungan ini pun semakin berbunga-bunga hatinya. Van Damme merupakan laki-laki yang bisa memberikan dia kenyamanan. Tidak pernah mengeluarkan kata-kata kasar, selalu memanjakannya. Afsaana pun merasa dirinya di awang-awang. Di rumah dia tidak pernah mendapatkan perlakuan istimewa seperti yang didapatnya dari Van Damme. Tentu Van Damme pun memanfaatkan gadis belia yang polos dan lugu ini dan yang baru pertama kali merasakan indahnya dibelai, dicium dan dimabuk asmara untuk menyalurkan keinginannya yang tidak tersampaikan dengan pacar-pacarnya sebelumnya.

Berbeda dengan Afsaana dan Anjaana. Sewaktu ayahnya masih hidup, Amisha merasakan limpahan kasih sayang, tidak ada yang memarahinya, dan dia

tidak tahu mengucapkan kata-kata kotor seperti pada saat sekarang ini. Tetapi sepeninggal ayahnya, ibu dan saudara-saudaranya yang lain tidak ada yang memperdulikannya, tidak ada kenyamanan dia dapatkan di rumah, bagaimana tidak ?, jika abangnya sedang di bawah pengaruh obat-obatan terlarang (ecstasy) maka ibunyalah yang menjadi sasaran pukulan abangnya. Tentu ini semua berdampak buruk pada keadaan psikologis anak remaja seusia Amisha. Oleh karena itu ketika dia berkenalan dengan Su Tai Jo, laki-laki yang selisih 4 tahun lebih tua darinya, dia mendapatkan kenyamanan itu di diri Su Tai Jo. Ada yang membantunya menyelesaikan masalah-masalahnya, ada yang memperhatikannya, ada yang memberikannya kasih sayang.

Suasana rumahnya yang mencekam dan sesuatu dari dirinya yang diambil oleh Su Tai Jo (keperawanan Amisha) tanpa perencanaan dan komunikasi sebelumnya (hubungan seksual) dia merasa dirinya sudah tidak merasa berharga lagi. Dia tidak tahu kepada siapa dia harus mengadu, ibunya yang tidak berdaya, saudara-saudaranya yang kejam dan memusuhinya karena sepeninggal ayahnya semua harta warisannya diberikan atas nama Amisha. Hal ini lah yang membuat Amisha akhirnya bertekad meninggalkan keluarganya dan memulai hidup baru di Medan. Tetapi memang Amisha yang selalu dirundung masalah, sebaliknya di Medan pun tidak berbeda dengan yang dialaminya di rumah keluarganya di Pekanbaru. Di rumah omnya pun dia mengalami hal yang sama, dimusuhi dan dimaki-maki dengan kata-kata kasar. Di tengah-tengah kemelut ini juga akhirnya dia dipertemukan dengan Salman (pacarnya yang sekarang). Salman jugalah akhirnya yang membantunya

sampai pada saat ini. Memberikan dia kenyamanan, membantunya dari segi materi dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.

Terkadang jika Amisha bertengkar dengan Salman, di depan peneliti sekalipun mereka tetap bertingkah mesra, dan demi menenangkan Amisha yang sedang marah maka Salman pun akan mencium bibirnya. Sesekali dengan rangkulan dan belain lembut Salman pun bisa meredam emosi Amisha. Ciuman dan belaian pun bisa digunakan untuk meredam kemarahan sang pacar. Mempertontonkan kemesraan memang salah satu gaya pacaran yang sedang populer saat ini, seperti Amisha dan Salman. Seperti waktu 26 April 2012, ketika mereka mengajak peneliti makan malam di salah satu kafe di kawasan Ring Road. Kafe itu banyak dikunjungi pasangan-pasangan yang sepertinya orang pacaran.terbukti dari penglihatan peneliti yang banyak melihat kalau disana sebagian besar pasangan itu berangkulan mesra, membelai rambut pasangannya, bahkan ada juga yang sesekali mencium pipi kekasihnya dengan hangat. Pasangan yang sedang dimabuk asmara ini tidak memperdulikan kapan dan dimana seharusnya bermesraan. Dimana pun itu, jika tidak bisa melawan gejolak hati, segalanya akan tetap dilakukan walau di depan umum sekalipun.

Pacar yang mereka jadikan sebagai tempat sandaran dan sumber kenyamanan untuk mengatasi tekanan-tekanan yang mereka rasakan malah membawa mereka ke kehidupan yang tidak sewajarnya, mengajarkan mereka sesuatu yang seharusnya belum waktunya untuk mereka ketahui. Kenyamanan yang mereka dapatkan dari pacar, harus dibayar dengan melakukan hubungan seksual. Imbalan yang harus

mereka bayar dengan memberikan tubuhnya. Peneliti berpendapat bahwa sebenarnya hal-hal yang menyebabkan mereka sampai melakukan hubungan seksual dengan pacarnya adalah karena imbalan.

Kenyamanan adalah suatu rasa dimana kita merasa tenang, berada didalamnya, rasa yang dapat membangkitkan potensi yang ada di dalam diri kita, rasa yang membuat kita mempertahankannya, rasa yang membuat kita betah berlama-lama didalamnya. Sebenarnya kenyamanan itu hanyalah sebuah sugesti dan tergantung dari orang yang melakukannya. Afsaana dan Anjaana yang mau melakukannya karena imbalan kepada sang pacar karena sang pacar sudah membuatnya merasa nyaman. Tidak pernah mengeluarkan kata-kata kasar, dan selalu menghargainya dalam hal apa pun, ada yang membantunya menyelesaikan masalah, serta membuat status sosialnya di kalangan teman-temannya menjadi terpandang karena sudah punya pacar. Dia tidak ketinggalan dengan teman-temannya yang lain. Jadi secara tidak langsung, adanya pacar membuatnya keluar dari segala masalah.

Di saat anak terus menerus dimarahi oleh orang tua tanpa pernah mau mendengarkan penjelasan dari anak, maka di saat itu anak akan merasa bahwa dia sendiri, tanpa ada siapapun yang bisa membantunya. Oleh karena itu, di saat dia sedang berada di luar, maka dia akan mencari ketenangan dan kenyamanan dengan teman atau dengan pacar. Bahwa sebenarnya hal-hal yang menyebabkan mereka sampai melakukan hubungan seks dengan pacarnya adalah karena imbalan. Imbalan adalah pengertian dari sesuatu yang kita berikan kepada orang lain sebagai tanda jasa

atau tanda terima kasih yang karena orang lain sudah memberikan dan membantu kita sesuatu yang tidak kita dapatkan dari orang lain.