• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.2 Saran

Di zaman sekarang banyak kita temukan masalah sosial yang berhubungan dengan individu dimana kasusnya individu zaman sekarang sulit untuk dikontrol, biasanya individu sekarang sifatnya sangat bebas mereka lebih sering melakukan tindakan yang lebih memprioritaskan kepentingan pribadi yang penting

menguntungkan dirinya sendiri. Hal ini dikarenakan kurangnya peranan keluarga dalam membangun individu, padahal keluarga memiliki beberapa fungsi tertentu untuk membangun sifat individu yang baik. Untuk menyelesaikan masalah sosial tersebut keluarga harus memiliki beberapa fungsi antara lain :

1. Fungsi religius yaitu tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.

2. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman diantara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga. Sedangkan hubungan antara individu dengan masyarakat adalah jika di dalam masyarakat terdapat sekumpulan individu yang memiliki sifat unggul maka kehidupan di masyarakat tersebut akan aman, damai dan sejahtera.

3. Pendidikan seks atau pendidikan mengenai kesehatan reproduksi atau istilah kerennya sex education sudah seharusnya diberikan kepada anak-anak yang sudah beranjak dewasa atau remaja, baik melalui pendidikan formal maupun informal. Ini penting untuk mencegah biasnya pendidikan seks maupun pengetahuan tentang kesehatan reproduksi di kalangan remaja. Materi pendidikan seks bagi para remaja ini terutama ditekankan tentang upaya untuk mengusahakan dan merumuskan perawatan kesehatan seksual dan reproduksi serta menyediakan informasi yang komprehensif termasuk bagi para remaja.

Berdasarkan sudut pandang psikologis, pendidikan seksual sangat diperlukan bagi perkembangan remaja, dengan harapan agar remaja tidak memiliki kesalahan persepsi terhadap seksualitas dan tidak terjebak pada perilaku-perilaku yang kurang bertanggungjawab baik dari segi kesehatan maupun psikologis. Pendidikan seks yang dilakukan sejak dini dapat menekan laju angka penderita penyakit kelamin, AIDS dan aborsi yang dilakukan kalangan remaja. Bahkan juga bisa mencegah terjadinya perilaku penyimpangan seks. Materi pendidikan seks tidak perlu ditutup-tutupi, karena akan menjadikan siswa bertambah penasaran dan ingin mencobanya. Namun, perlu juga disertai penjelasan akibat seks itu sendiri.

Ada dua faktor mengapa sex education sangat penting bagi remaja. Faktor pertama adalah di mana anak-anak tumbuh menjadi remaja, mereka belum paham dengan sex education, sebab orang tua masih menganggap bahwa membicarakan mengenai seks adalah hal yang tabu. Sehingga dari ketidakpahaman tersebut para remaja merasa tidak bertanggungjawab dengan seks atau kesehatan anatomi reproduksinya. Faktor kedua, dari ketidakpahaman remaja tentang seks dan kesehatan anatomi reproduksi mereka, di lingkungan sosial masyarakat, banyak yang menawarkan hanya sebatas komoditi, seperti media-media yang menyajikan hal-hal yang bersifat pornografi, antara lain DVD, majalah, internet, bahkan tayangan televisi pun saat ini sudah mengarah kepada hal yang seperti itu. Dampak dari ketidakpahaman remaja tentang sex education ini, banyak hal-hal negatif terjadi, seperti tingginya hubungan seks di luar nikah, kehamilan yang tidak diinginkan, penularan virus HIV/AIDS dan sebagainya.

Pembekalan tentang seks ini penting dan perlu sekali. Pengenalan atau pendidikan tentang seks, bisa dimulai dengan berdiskusi langsung tentang kesehatan reproduksi. Dengan cara yang lebih akrab atau curhat, mungkin siswa pun tidak perlu malu-malu lagi. Bisa juga dengan seringnya membuat sebuah seminar tentang seks dengan mengundang pakar yang bisa menjelaskan lebih detail lagi. Misalnya dokter atau psikolog, yang cakap dan paham dalam urusan gaya hidup remaja dan kesehatan reproduksi.

Tidak hanya remaja saja yang berhak mendapatkan pengetahuan tentang seks dan gaya hidup remaja saat ini. Orangtua pun harus mendapatkan pengetahuan tentang gaya hidup remaja saat ini, hal-hal apa saja yang sedang tenar di kalangan remaja, sehingga dapat terjalin komunikasi yang terbuka antara orangtua dan anak. Karena bukan tidak mungkin, mereka yang tidak dekat atau jauh dari kontrol orang tualah yang lebih sering terjerumus ke hal-hal yang negatif. Dengan belajar tentang sex education

Pengusaha dan instansi terkait lainnya serta diikutsertakan peran tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam mendirikan usaha (hotel, tempat-tempat rekreasi lainnya) agar dapat mempertimbangkan moral dan agama agar remaja tidak terjerumus ke hal-hal yang merusak masa depannya. Semua permasalahan yang timbul akibat pengaruh sex bebas di kalangan remaja perlu mendapat perhatian khusus. Generasi muda di Indonesia harus diselamatkan agar tidak terjerumus dalam

, diharapkan remaja dapat menjaga organ-organ reproduksi pada tubuh mereka dan orang lain tidak boleh menyentuh organ reproduksinya khususnya bagi remaja putri.

hal-hal yang merusak moral mereka. Semuanya akan dapat berjalan dengan baik apabila adanya kerjasama antara pihak orang tua, anak dan lembaga yang terkait.

Pemerintah hendaknya juga memperketat penyaringan kepada program media yang akan ditampilkan dengan mempertimbangkan segala aspek. Sehingga dengan perhatian yang intensif bisa membantu tumbuhnya nilai-nilai moral dan akhlaq yang melahirkan generasi bangsa cerdas secara intelektual dan spritual sejak dini. Hal itu disebabkan karena malu cenderung belum siap untuk mempunyai anak. Oleh karena itu perlu ditanggulangi sejak dini dengan memberikan pemahaman dan pendidikan tentang bahaya tindakan–tindakan yang mereka lakukan. Dalam hal ini diperlukan kontribusi dari pihak lain dan terutama pihak keluarga dengan permasalahan tersebut serta kesadaran dari para remaja itu sendiri. Dan memang perlu pembelajaran agar semuanya tidak terlanjur terjadi dan menyesal akhirnya.

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, 2009. Perilaku Seksual dan Pacaran Sehat (Booklet)

Astuti, 2009. Cara-cara yang Biasa Dilakukan Remaja dalam Menyalurkan Dorongan Seksual Pranika Januari 2012.

BKKBN, 2005. Pengertian Sehat 2012.

_____,2011. Data Gaya Pacaran Remaja Juni 2012.

Benyamin B, 1908. Perilaku Manusia. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.

Christina, 2009. Psikososial Remaja Februari 2012.

Clark, 2010. Fakta Mengenai Aborsi Febryari 2012.

Creswell, 2008. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif. United States of America : Jossey Bass A Wiley Print.

Depkes, 2003. Pengertian Remaja Januari 2012.

Dianawati, A. 2009. Pendidikan Seks Untuk Remaja. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta. Hanafiah, L, 2010. Pengetahuan dan Sikap Remaja terhadap Aborsi dari Kehamilan yang Tidak dikehendaki. Tesis, Medan : Prodi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat, USU.

Hadi R. 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Remaja Pacaran Melakukan Hubungan Seksual Pranika Mei 2012.

Hidayat, 2010. Gugur Kandunga Januari 2012.

______, 2010. Aborsi di Indonesia Januari 2012.

Hurlock, 2003. Psikologi Remaja. Jakarta : Penerbit Grafindo Jakarta.

Ida Bagus GM, 2007. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Penerbit Arcam.

James, 2010. Data Kota Medan Remaja Melakukan Hubungan Seksual Pranikah.

Kaplan, 2010. Kehamilan di Luar Nika 12 Januari 2012.

Kasidu, 2008. Proses Kehamilan, Jakarta : Penerbit Arcan

Kimmel, D.C. & I. B Weiner (1995). Adolescence : A Developmental Transition (Second ed). USA : Johmn Wiley & Sons Inc.

Fedyani, 2008. Perilaku Seksual Remaja 12 Januari 2012.

Kusmaryanto, 2010. Jumlah Aborsi di Indonesia tanggal 12 Januari 2012.

Lawrence, G, 2000. Teori Perilaku. Adolescence : A Developmental Transition (Second ed). USA : Johmn Wiley & Sons Inc.

Lazaruz, 2010. Self Control. Liebermen, 2011. Dukungan Sosial

Juni 2012.

Luther, 2011. Trend Seks Pranikah Juni 2012.

Maria U.M. 2011. Data Remaja Pacar Juli 2012.

Mardiya, 2011. Pacaran dan Seksualitas Juli 2012.

Murstein, 2008. Tahap-tahap Pacaran. April 2012.

Muhammad, 2010. Pencegahan Kehamilan yang Tidak Diinginkan.

Moleong, L., 2005. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, Bandung : PT. Rosdakarya.

Narendra, 2008. Pengertian Pacara Juni 2012.

National Abortion Federation, 2011. Opini Remaja tentang Seksual.

Penelitian Sahabat Remaja, 2011. Masalah Terbesar Remaja Adalah Seksualitas.

Prambang, 2011. Data Seks Pranikah Remaja tanggal 10 Juni 2012.

Rayan, 2009. Aborsi : Fakta, Kebutuhan dan Tantangan serta Pengaruhnya dalam Profil Kesehatan Perempuan Indonesia tanggal 1 Maret 2012.

Rokan , 2007. Data Remaja Pacara Juli 2012.

Sabirin, 2009. Tahapan Pacaran 10 Maret 2012.

Saumiman, 2005. Pengertian Pacar April 2012.

Santrock, 2008. Persiapan-persiapan dalam Menghadapi Masalah Puber.

Saroson, 2010. Dukungan Sosial 2012.

Sarwono, 2007. Pendidikan dan Perilaku Seksual Pranikah. Jakarta : Penerbit Grafindo Jakarta

Sianipar, 2009. Kehamilan tidak Diinginkan : Tinjauan Keluarga. Disampaikan dalam Seminar “Kehamilan Tidak Dikehendaki antara Fenomena dan Realita: yang Diselenggarakan oleh PKBI Cabang Kab. Bantul tanggal 21-9-2006.

Soetjiningsih, 2009. Personal Abortion. Medical Journal New Jersey

Sprecher, dkk, 2009. Issue in adolescent sexuality. USA : A Simon & Schuster Company.

Sukmaningsih, 2009. Pelajar SMU yang Hamil di Luar Nikah Makin Banyak.

Staples dan Faturochman, 2008. Pengalaman pacaran.

Sternberg, 2007. Permasalahan Seksualitas. tanggal 9 April 2012.

Triratnawati, 2009. Perilaku Seksual Remaja Pria tanggal 1 April 2012.

Wilopo, 2009. Kita Selamatkan Remaja dari Aborsi dalam Rangka Pemantapan Keluarga Berkualita 2012.

Yuwono, 2010. Perilaku Seksual 2012.