• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Pacaran adalah awal dari melakukan hubungan seksual. Jalan tol melakukan sesuatu yang seharusnya belum waktunya dilakukan untuk usia remaja belia. Pacar, kekasih yaitu orang yang kita suka, sayang, cinta. Bahkan banyak remaja yang mencintai pacarnya melebihi rasa cintanya kepada orang tua. 2 Seks pranikah dapat disimpulkan sangat memberi pengaruh/dampak negatif

terhadap kesehatan reproduksi terutama pada kalangan remaja atau pun orang dewasa karena dapat menyebabkan kelainan atau penyakit pada alat reproduksi yang dapat menyebabkan kematian. Masa remaja adalah masa yang sangat rentang terhadap seks bebas karena minimnya pengatahuan tentang kesehatan reproduksi, dan pergaulan yang terlalu bebas, rasa ingin tahu yang begitu besar kadang membuat para remaja sangat susah untuk di kendalikan, terlebih lingkungan sekitar seperti keluarga yang kurang memperhatikan dan acuh tak acuh. Dikarenakan masalah keluarga ataupun kesibukan keluarganya yang menyebabkan dia lebih nyaman dengan pergaulan di luar yang belum tentu jelas membawa pengaruh baik pada masa pertumbuhan dan perkembangannya.

3. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja masih sangat rendah, terbukti dari mereka tidak mengetahui penyebab dan proses kehamilan serta

tentang berbahayanya melakukan oral seks yang dapat menimbulkan penyakit menular seksual

Ada beberapa alasan remaja ingin memiliki pacar. Berikut adalah yang dapat kita simak :

1. Mengikuti perkembangan zaman

Ternyata ada juga remaja yang seperti ini, menjalin hubungan agar tidak ketinggalan zaman di era remaja sekarang.

2. Sebagai teman kencan

Agar tidak sendiri dalam bepergian salah satunya dengan mengajak teman prianya jalan bersama. Alasan ini juga mendukung sebab-sebab remaja mempunyai pacar.

3. Untuk membuktikan bahwa dia cantik/ganteng

Remaja yang telah mempunyai pacar mungkin merasa cantik/ganteng dengan bukti ada yang mencintainya.

4. Agar dia tidak kesepian.

Mungkin ada beberapa remaja yang merasa kesepian sehingga ia mencari pacar.

Alasan kenapa orang tua melarang anaknya pacaran: 1. Takut hamil

Ini adalah alasan yang paling banyak ditemukan. Mereka, orang tua takut anak gadisnya hamil di luar nikah sehingga akan membuat malu keluarga dan menghancurkan masa depan si anak itu sendiri. Ketakutan yang wajar

mengingat gaya pacaran anak muda zaman sekarang yang gila-gilaan. Orang tua yang hanya melarang anaknya berpacaran tetapi tidak mengajarkan atau memberitahu tentang yang membahayakan reproduksinya atau tentang kesehatan reproduksi.

2. Mengganggu waktu belajar

Yang dikhawatirkan orang tua ketika anaknya pacaran adalah kesenangan berpacaran. Sehingga akan mengganggu jadwal dan konsentrasi belajar si anak. Sebagai seorang pelajar, tugas utamanya tentu belajar. Orang tua menganggap pacaran akan memecah konsentrasi anaknya dalam belajar

Keinginan untuk melakukan hubungan seksual tidak lagi hanya datang dari kaum adam saja, tetapi juga dari kaum hawa. Ketidakpekaan orang tua terhadap kondisi remaja menyebabkan remaja sering terjatuh pada kegiatan yang tidak bermanfaat. Ditambah lagi keengganan dan kecanggungan remaja untuk bertanya pada orang tua semakin menguatkan alasan kenapa remaja sering bersikap tidak tepat terhadap organ reproduksinya. Sistem organ reproduksi dalam pertumbuhannya sebagaimana organ lainnya, memerlukan masa tertentu yang berkesinambungan sehingga mencapai pertumbuhan maksimal. Disinilah letak pentingnya pendampingan orang tua untuk memberi pemahaman yang benar tentang pertumbuhan organ reproduksi.

Hubungan seks di luar pernikahan menunjukkan tidak adanya rasa tanggung jawab dan memunculkan rentetan persoalan baru yang menyebabkan gangguan fisik dan psikososial manusia. Bahaya tindakan aborsi dan menyebarnya penyakit menular

seksual, kehidupan keluarga yang diwarnai nilai sekuleristik dan kebebasan hanya akan merusak tatanan keluarga dan melahirkan generasi yang terjauh dari sendi-sendi agama.

Kehamilan yang tidak diinginkan timbul karena tidak memakai kondom sewaktu melakukan hubungan seksual pranikah selama pacaran. Salah satu dampak dari seks pranikah adalah aborsi. Resiko dari kegiatan aborsi adalah kematian yang oleh disebabkan komplikasi pengguguran (aborsi) bayi secara tidak aman. Meskipun tindakan aborsi dilakukan oleh tenaga ahlipun masih menyisakan dampak yang membahayakan terhadap keselamatan jiwa ibu. Apalagi jika dilakukan oleh tenaga tidak profesional.

Secara fisik tindakan aborsi ini memberikan dampak jangka pendek secara langsung berupa perdarahan, infeksi pasca aborsi, sepsis sampai kematian. Dampak jangka panjang berupa mengganggu kesuburan sampai terjadinya infertilitas. Oleh karena itu remaja yang sedang berpacaran harus bisa menjaga diri. Hal ini mampu dilakukan pada remaja yang mempunyai kejelasan konsep hidup dalam menjalani hidupnya. Orang tua sejak usia dini harus menanamkan dasar-dasar kehidupan yang kuat pada diri anak. Jika konsep hidup yang benar telah tertanam maka remaja akan memahami jati dirinya, menyadari akan tugas dan tanggung jawabnya, mengerti hubungan dirinya dengan lingkungaanya. Remaja akan merasa damai di rumah yang terbangun dari keterbukaan, cinta kasih, saling memahami di antara sesama keluarga. Pengawasan dan bimbingan dari orang tua yang lembut akan menghindarkan para remaja dari pergaulan bebas.

Seorang yang mulai memasuki tahap remaja hingga tahap dewasa sudah dapat berfikir secara lebih abstrak, idealis dan lebih dapat menggunakan cara-cara yang logis dalam berperilaku. Mereka juga mempunyai kebebasan untuk memilih, menilai, dan bertindak, supaya mampu berpikir secara dewasa dan tidak tergantung akan orang tua. Di sisi lain para remaja biasanya mempunyai emosi yang labil dan sering berpikir pendek ketika bertindak, apalagi jika mereka dalam keadaan tertekan di rumah, komunikasi dan hubungan dengan orang tua tidak terlalu baik, cenderung melakukan suatu perbuatan tanpa memikirkan tentang akibat dari perbuatan yang dilakukan. Inilah masa dimana mereka ingin tahu lebih jauh dan lebih dalam dengan lawan jenisnya.

Pengaruh lingkungan keluarga dan ketidakmampuan mengendalikan dorongan biologis akan bisa mengakibatkan hal yang fatal bahkan bisa menghancurkan potensi dan masa depan mereka sendiri karena mengikuti keinginan dan emosi sesaat tanpa memikirkan akibat selanjutnya. Seperti hubungan seks bebas yang bisa mengakibatkan kehamilan pada usia remaja, yang bisa memicu untuk melakukan tindakan aborsi.