Varises (Varicose Vein)
Penyakit varises33 (Gambar 5.1) adalah salah satu indikasi terapi
lintah yang paling tepat. Banyak kasus dan penelitian telah dilaporkan termasuk kemujaraban terapi lintah untuk pencegahan
terjadinya pembekuan darah (trombosis34) setelah operasi. Ini
terjadi sebelum adanya obat kimia sintetis, heparin, yang saat ini menjadi standar untuk pencegahan varises.
Sumber : Wikipedia
Gambar 5.1 Varises (Varicose Vein)
Terapi lintah yang dilakukan setelah operasi untuk pencegahan pembekuan darah diusulkan oleh ahli bedah Perancis, Termier, tahun 1920an. Rekomendasinya diadopsi pertama kali di Perancis, kemudian diimplementasikan secara sukses di beberapa rumah sakit di seluruh dunia. Selain memiliki efek menghilangkan
33 Varicose vein adalah vena yang bengkak dan berkenjal-kenjal, biasanya terjadi di kaki (paha dan betis), pergelangan kaki dan telapak kaki. Penyebabnya adalah sirkulasi darah yang melalui anggota tubuh yang lebih rendah tidak kembali lagi ke jantung dan berkumpul di vena yang menggelembung. Dialami oleh 40% wanita dan 20% pria yang menderita kelelahan, nyeri dan bengkak di tubuh bawah.
34
penggumpalan darah (fibrinolitis35) dan pengentalan darah (viskositas), air liur lintah juga berfungsi untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme penyebab terjadinya infeksi (bakterisidal) dan mengurangi kontraksi otot yang mendadak dan keras yang disertai dengan rasa nyeri dan pengurangan fungsi organ tubuh (spasmolitis). Karena berefek positif pada pasien secara umum, walaupun relatif membutuhkan banyak waktu, terapi lintah menjadi permanen dilakukan pada banyak rumah sakit selama beberapa tahun (Gambar 5.2).
Sumber : Alicja Kolyszko and ALA-MED Hirudotherapy
Gambar 5.2
Perbandingan hasil terapi lintah, laser dan bedah pada varises
Walaupun tidak ada studi perbandingan mengenai efek air liur
lintah pada pencegahan penyumbatan pembuluh darah
(tromboembolis36) pada periode ini, namun dapat diasumsikan
berdasarkan ilmu obat-obatan (farmakokinetis37), terdapat efek
anti pengentalan darah pada air liur lintah.
35
Pelarutan fibrin oleh kerja enzimatik, menghilangkan gumpalan darah
36 Menghalangi pembuluh darah dengan bahan trombotik yang dibawa oleh aliran darah dari tempat asalnya untuk menyumbat pembuluh darah lainnya
37
Aktivitas atau nasib obat di dalam tubuh dalam satu periode waktu, termasuk proses penyerapan, distribusi, lokalisasi di dalam jaringan, perubahan kimia suatu senyawa dalam tubuh (biotransformasi) dan pengeluaran.
Setelah ada obat kimia sintetis, heparin, terapi lintah kehilangan tempat berpijak dalam pencegahan penyakit penggumpalan darah dan tidak digunakan lagi. Untuk mengatasi penggumpalan darah pada vena bagian dalam, efek sistemik pelarutan fibrin pada terapi lintah tidaklah cukup. Pada pengobatan modern, penggunaan terapi lintah untuk penyakit tersebut tidak dapat dijustifikasi, karena obat-obatan anti pengentalan darah yang dikonsumsi pasien sebelumnya adalah kontraindikasi untuk terapi lintah. Selain varises, terapi lintah juga dapat direkomendasikan untuk
pengobatan peradangan vena di permukaan yang akut (phlebitis)
dan tidak bekerjanya vena secara kronis (CVI : chronic venous
insufficiency) yang berhubungan dengan varises dan gejala kompleks yang terjadi setelah penggumpalan darah.
Walaupun tidak dapat menghilangkan pelebaran vena dan mengatasi tidak bekerjanya katup karena pembengkakan abnormal, terapi lintah berguna untuk menghilangkan nyeri secara cepat pada gejala penyakit. Pada banyak kasus, pembengkakan, nyeri, terasa berat di daerah pelebaran atau jaringan sekitar vena (perivenus), meningkat signifikan setelah terapi. Para dokter menekankan, terapi sebaiknya dilakukan bersamaan dengan pengobatan lain, khususnya untuk melegakan penyumbatan vena. Dasar pengobatan tidak bekerjanya vena secara kronis (CVI) adalah normalisasi berat (untuk pasien yang gemuk sekali), terapi fisik dan
terapi air (hidroterapi) Kneipp38. Untuk hasil optimal, diperlukan
syarat tambahan, seperti kaos kaki dan pembalut yang tepat.
38
Penggunaan air untuk meregenerasi, merawat, dan memulihkan kesehatan, meliputi sauna, mandi uap, berendam sambil duduk, merendam kaki dan aplikasi kompres air panas dan air dingin. Father Sebastian Kneipp, rahib Bavaria abad ke-19, disebut sebagai Bapak Hidroterapi. Kneipp percaya penyakit dapat disembuhkan dengan air untuk mengeliminasi sampah tubuh. Hidroterapi populer di Eropa dan Asia dimana orang mengambil air pada pemandian air panas dan mineral. Di Amerika Utara direkomendasikan sebagai perawatan tubuh oleh dokter naturopatik
Spider burst39 (pelebaran vena tanpa pembengkakan abnormal) perlu dibedakan dari varises. Kebanyakan pasien adalah wanita dengan alasan kosmetik yang mengharapkan adanya peningkatan penampilan. Terapi lintah sebenarnya dapat meningkatkan penampilan vena yang melebar, tapi tidak ada data pendukung hasil terapi yang dapat dipercaya. Pasien perlu diperingatkan, terapi lintah tidak akan merubah penampilan dan gigitan lintah bahkan dapat menghasilkan luka kecil atau hilangnya pigmen (depigmentasi).
Pada banyak kasus, terapi lintah berefek positif signifikan pada radang vena permukaan (phlebitis). Pasien seringkali merasakan penyembuhan gejala penyakit segera setelah terapi. Efek yang segera tersebut berupa penyembuhan radang, pengenceran darah, peningkatan cairan limfe, pengurangan pembengkakan dan nyeri dan pelonggaran pembuluh darah di tempat penyumbatan.
Pada radang vena akut (phlebitis), pengalaman para dokter di Rumah Sakit Essen-Mitte menunjukkan terapi dengan banyak lintah pada satu kali perawatan akan mencapai hasil terbaik. Namun pada penyakit vena kronis lainnya, lebih baik menggunakan sejumlah kecil lintah pada rangkaian terapi yang berurutan.
Prosedur praktek
Identifikasi target tubuh yang akan diterapi sebaiknya dilakukan ketika pasien dalam posisi berdiri, agar pembuluh darah berada pada kondisi maksimum. Lintah tidak dianjurkan digunakan pada vena yang terlihat jelas atau dapat diraba, tetapi sebaiknya di tempat yang hampir mendekati (proksimal) atau di samping
39
Garis-garis yang memancar pada kapiler-kapiler di ekstremitas bawah, disebabkan oleh dilatasi (pelebaran) vena, namun tanpa varikositas (pembengkakan abnormal) yang tegas
(lateral) vena. Setelah target teridentifikasi, lintah dapat digunakan ketika pasien berbaring. Segera setelah perdarahan berhenti dan permukaan keras berwarna gelap terbentuk, sepotong kapas dingin dapat diletakkan pada bekas gigitan. Para dokter di Rumah
Sakit Essen Mitte, Jerman menemukan curd (dadih susu yang
mengental untuk dibuat keju) dan potongan jeruk limun (Gambar
5.3.a) atau (di Indonesia parutan kunyit (5.3.b)) efektif untuk
mengurangi atau menghilangkan gatal dan bengkak yang sering terjadi setelah terapi. Pasien sebaiknya menjaga agar kakinya terangkat selama dua hari pertama setelah terapi dan tidak menggaruk pada atau sekitar gigitan, karena dapat mengakibatkan peradangan dan hilangnya zat pewarna tubuh (depigmentasi) pada bekas gigitan.
Sumber : Lemon Law for California
Gambar 5.3.a Jeruk limun
Sumber : Ramuan Obat Tanaman Herbal Tradisional Indonesia
Gambar 5.3.b Kunyit
Selanjutnya, dosis terapi di bawah ini dapat dijadikan referensi, namun perlu disesuaikan dengan kebutuhan tiap pasien, misalnya berdasarkan pengalaman para dokter, terapi lintah sebaiknya tidak dilakukan pada pasien dengan penyakit vena ketika hari sedang panas terik, kecuali jika sangat diperlukan.
Radang vena akut (Phlebitis), penggumpalan darah permukaan akut
Enam sampai sepuluh lintah yang saling berdekatan diletakkan dekat vena. Terapi sebaiknya dilakukan dua hingga tiga kali dalam periode kira-kira satu minggu hingga gejala penyakit berkurang sepenuhnya. Perhitungan mengenai jumlah darah sebaiknya dipertimbangkan sebelum pengulangan terapi dilaksanakan.
Gambar 5.4 Phlebitis akut
Foto : Maryland Vein Professionals
Gejala pembekuan darah sekunder (Postthrombotic
syndrome secondary) dan pembekuan darah di vena
kaki bagian dalam (Deep Leg Vein Thrombosis (DVT))
Penyakit DVT adalah penggumpalan darah di vena kaki bagian dalam, yang terjadi di dalam otot (Gambar 5.5).
Sumber : Maryland Vein Professionals
Gambar 5.5. Radang vena yang disertai thrombosis (DVT)
Lintah sebaiknya diletakkan pada daerah keluhan sebagai terapi
tambahan ringan, setelah terapi dengan obat-obatan
(farmakologi40) selesai dilakukan. Pengulangan terapi
dipertimbangkan jika terapi pertama telah menghasilkan penyembuhan gejala penyakit dan bersifat jangka panjang. Lintah sebaiknya tidak diletakkan langsung pada daerah yang terkena penyakit kulit (dermatitis) atau bisul (ulceration).
Vena tidak berfungsi secara kronis (CVI
(Chronic Venous Inssuficiency)
CVI (Gambar 5.6) terjadi jika darah di vena kaki tidak dapat mengalir kembali ke jantung. Gejalanya berupa perasaan berat, nyeri, bengkak, dan gatal, biasanya terjadi setelah tekanan posisi
berdiri tegak (ortostatis). Kebutuhan terapi tergantung dari
menghebatnya gejala, kecuali penampilan kosmetik.
40
Gambar 5.6. Chronic Venous Insufficiency
Ketidakmampuan katup vena untuk menghindari arus balik darah menyebabkan terjadinya pengumpulan darah dan
peningkatan tekanan, yang akhirnya bisa menjadi varises atau bisul vena (venous ulcers)
Sumber : Scientia Advisors LLC
Empat hingga enam lintah disebarkan di samping (lateral) vena yang nyeri. Terapi sebaiknya diulang dengan interval empat hingga enam minggu, setelah efek terapi berkurang. Pada kasus pembengkakan abnormal (varikosis), perlu ditambah beberapa lintah (10-12) di sekeliling vena agar cukup untuk menutupi daerah gejala. Jumlah darah sebaiknya diperhatikan pada saat dilakukan terapi awal, terapi kedua atau pengulangan terapi.
Rekomendasi khusus diberikan untuk bisul vena pada betis dan kaki depan, dimana terapis sebaiknya tidak meletakkan lintah langsung pada bisul, walaupun keberhasilan telah dilaporkan pada kasus terpisah. Sebaiknya lintah diletakkan pada kulit yang sehat 2-10 cm mendekati (proksimal) dan di samping (lateral) luka bisul.
Penyakit Vena tanpa pembengkakan abnormal
(Spider-Burst)
Beberapa lintah digunakan tergantung pada tingkat pelebaran vena. Menurut aturan, tidak lebih dari empat hingga lima lintah
dibutuhkan untuk area titik vena spider burst41 (Gambar 5.7). Lintah dapat diletakkan langsung pada atau di sekitar spider burst.
Gambar 5.7 Vena Spider-Burst Sumber : Michael A. Jazayeri, M.D. Plastic and Reconstructive Surgery
Nyeri Sendi (Arthrosis)
Gejala nyeri kronis berhubungan dengan penurunan fungsi sendi yang ditandai dengan rusaknya tulang rawan yang disertai peradangan sendi, juga rusaknya sejumlah struktur di sekelilingnya yang mendukung fungsi sendi, sistem otot, dan perubahan lanjutan dalam jaringan penyambung sekitar sendi (periartikular). Dua terapi fisik yang telah terbukti efektif untuk penyakit degeneratif
sendi ini adalah terapi panas (termoterapi42) dan pengurutan, yang
targetnya adalah bagian luar tubuh.
Injeksi zat kimia dalam air liur lintah pada jaringan yang nyeri di sekeliling persendian meningkatkan efek anti peradangan lokal dan sirkulasi air liur lintah pada jaringan yang nyeri dan proses
metabolisme. Sebagai tambahan, pengaliran darah dan limfe43 ke
pelebaran lokal adalah efek menguntungkan lainnya.
41
Garis-garis yang memancar pada kapiler-kapiler di ekstremitas bawah, disebabkan oleh dilatasi (pelebaran) vena, namun tanpa varikositas (pembengkakan abnormal) yang tegas
42
Terapi penyakit menggunakan panas, biasanya dengan cara menaikkan suhu tubuh sampai di atas 450C
43
Model Pischinger dapat menjelaskan terapi lintah. Menurut Pischinger, protein disimpan dalam bentuk dasar seperti collagen, proteoglycan, glycosaminoglycan. Jika jumlah simpanan protein melebihi kapasitas, alternatif pengangkutan ekstraselular harus digunakan, dan penyakit pembuluh darah atau sistem limfatik di pembuluh darah kecil (microangiopathy), pembuluh darah besar (macroangiopathy), dan peradangan harus dikembangkan. Penyimpanan tersebut meliputi metabolisme protein yang tidak dapat dipecah lagi. Faktor ini berperan penting dalam penyakit degeneratif kronis yang berhubungan dengan pemompaan cairan ke dalam organ (perfusi) kapiler yang rusak dan pembuluh darah
(vaskular44) yang berkurang, yaitu fungsi endothelial45. Akibatnya,
pengaruh terapi lintah pada perubahan menjadi spekulatif. Namun, kita dapat berasumsi bahwa efek kombinasi dari zat yang berbeda dalam air liur lintah dan efek dekongesti lokal terapi lintah berpengaruh positif pada lingkungan sel, dan air liur lintah berefek positif pada aktivitas metabolisme di daerah sekitar sendi.
Frekuensi penggunaan lintah untuk nyeri sendi
Frekuensi terapi lintah ditentukan berdasarkan respon pasien pada terapi pertama. Pada sebagian besar pasien, gejala meningkat setelah terapi pertama. Terapi diulang setelah efek terapi pertama menghilang. Penelitian ilmiah dilakukan di Rumah Sakit Essen-Mitte, Jerman, dimana sekitar 400 pasien dengan nyeri sendi (arthrosis) lutut diterapi. Terapi pertama tidak signifikan pada 15% pasien, efek positif yang berakhir pada tiga hingga empat bulan terjadi pada 35% pasien, dan efek positif yang berakhir enam hingga lebih dari 12 bulan terjadi pada 50% pasien. Pada porsi kecil pasien (< 10%) efek signifikan terapi pertama diteliti setelah terapi kedua. Jika respon pertama adalah tidak puas, maka terapi diulang
44
Berkenan dengan pembuluh, khususnya pembuluh darah, disebut juga vasal
45
satu atau dua kali, tidak lebih dari delapan minggu setelah terapi pertama. Jika pasien tidak merespon pada usaha terapi ketiga, terapi selanjutnya juga tidak akan direspon, maka sebaiknya tidak dilakukan. Karena lintah dapat digunakan beberapa kali (dua atau tiga kali, tapi tidak lebih) pada pasien yang merespon terapi, maka terapi dapat digunakan untuk menangani gejala nyeri sendi jangka panjang. Namun tidak ada studi klinis yang membandingkan keefektifan terapi lintah dibandingkan dengan terapi konvensional. Pada prakteknya, sering pasien memberitahu terapis saat efek terapi pertama telah hilang dan membuat perjanjian untuk terapi selanjutnya. Interval antar terapi dua kali setahun adalah efektif untuk banyak pasien dengan penyakit sendi. Alergi jarang ditemukan, tapi dapat merupakan efek samping, jadi penting melihat tanda-tandanya. Jika reaksi kulit meningkat setelah beberapa terapi, maka interval terapi perlu ditambah dan sebelumnya pasien diberikan anti alergi. Jika reaksi kulit semakin buruk, terapi lintah harus dihentikan.
Titik aplikasi lintah dan teknik berbagai indikasi
Nyeri sendi Lutut (gonarthrosis/knee arthrosis)
Sebanyak empat hingga enam lintah digunakan di sekitar persendian yang terasa nyeri (Gambar 5.8.a,b).
Gambar 5.8.a.b Lintah medis diletakkan di “mata” lutut
Foto : Rumah Sakit Essen-Mitte, Jerman
Satu atau dua lintah diletakkan di titik nyeri maksimum yang spontan dirasakan atau yang dapat diraba. Kebanyakan terapis menggunakan empat titik yang berjarak sama disebut “mata lutut” sebagai titik aplikasi. Titik aplikasi juga dapat merupakan jaringan penghubung yang terasa nyeri ketika dicubit. Untuk alasan praktis, teknik menggulung kulit dari Kibler sebaiknya dilakukan sebelum memilih titik aplikasi (Gambar 5.9).
Gambar 5.9 Palpasi dan menggulung
lipatan kulit (tes lipatan kulit Kibbler)
Foto: Rumah Sakit Essen-Mitte, Jerman
Posisi sambungan juga menentukan tempat yang paling nyeri. Pasien penderita nyeri sendi lutut (gonarthritis) dengan genu valgum (berbentuk “X”) (Gambar 5.10.a) cenderung memiliki nyeri yang lebih besar pada struktur sambungan di samping sendi
(periartikular lateral) dan ketika terjadi “salah urat” (muscle insertion), sehingga lebih banyak lintah diletakkan di titik ini. Pasien dengan genu varum (berbentuk “O”) (Gambar 5.10.a) memiliki rasa nyeri pada struktur sambungan dalam (medial), khususnya pes
anserinus46 (Gambar 5.10.b), karena itu bagian inilah yang menjadi
target. Jika di bagian mangkuk lutut terasa nyeri (retropatellar47),
lintah dapat digunakan di sepanjang ujung tempurung lutut
(patella48) (Gambar 5.10.c). Jaringan di bawah kulit epidermis, yaitu
subkutaneus, harus cukup tebal untuk keberhasilan terapi.
Gambar 5.10.a Kaki genu valgum
dan genu varum
Sumber : Oxford
Gambar 5.10.b Pes anserinus (daerah nyeri ada dalam lingkaran)
Sumber : Core Concept
Gambar 5.10.c Titik terapi lintah untuk Gonarthritis
Sumber : Dr.Meher Prakash
Pasien dengan nyeri sendi lutut sebaiknya disarankan melakukan latihan fisik untuk keberhasilan terapi. Latihan lutut didesain untuk
memperkuat otot kuadriseps49 (Gambar 5.11), yang biasanya
berkurang ukuran dan kekuatannya karena penggunaan yang
46
Disebut juga "kaki angsa" yaitu gabungan tiga otot dalam permukaan tibia (dua tulang kaki yang paling dalam dan tebal di antara lutut dan pergelangan kaki)
47
Retro Patellar Knee Pain adalah nyeri fisik dan atau perubahan biomekanikal pada persambungan lutut, area di belakang lutut dimana patella (tulang berbentuk segitiga di depan lutut) dan femur (tulang paha) bertemu. Nyeri ini dapat memburuk dengan aktivitas fisik dan duduk terlalu lama.
48
Patella, juga dikenal dengan pelindung lutut (knee cap) atau (knee pan) adalah tulang tebal berbentuk lingkaran segitiga yang bergabung dengan tulang paha (femur) dan menutupi serta melindungi di sekitar permukaan depan dari persambungan lutut. Ini adalah tulang lingkaran terbesar dalam tubuh.
49
terbatas. Hilangnya rasa nyeri setelah terapi biasanya disertai peningkatan fungsi sambungan, sehingga meningkatkan kondisi umum untuk melakukan latihan. Pasien sebaiknya diingatkan pentingnya meneruskan olah raga untuk kesuksesan jangka panjang, namun tetap menahan diri agar tidak terlalu banyak menggerakkan sambungan pada beberapa hari pertama setelah terjadi peningkatan, karena mengurangi efektivitas pengobatan.
Gambar 5.11 Otot berkepala empat
(kuadriseps)
Sumber : MendMeShop
Walaupun lokalisasi nyeri penting pada saat memilih titik aplikasi, namun terapi tetap dapat dilakukan dengan nyaman tanpa rasa nyeri. Pada kasus ini, empat titik di sekeliling lutut sebaiknya digunakan sebagai tempat aplikasi standar. Saat ini, tidak ada data penelitian yang menghubungkan antara kasus nyeri sendi lutut dengan keefektifan terapi lintah. Pada kasus pengobatan dengan
radiasi (radiologikal50), tingkat keberhasilan yang dicapai pasien
pada nyeri sendi lutut berat dan ringan atau pada permulaan dan ketika terasa nyeri adalah sama baiknya. Sebelum memulai terapi, penelitian keberhasilan terapi sebaiknya dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis. Pengalaman menunjukkan pasien dengan nyeri lutut yang berkaitan dengan penyebab lain,
50
Cabang ilmu kesehatan yang berkaitan dengan zat radioaktif dan energi pancaran serta diagnosis dan pengobatan dengan memakai radiasi pengion (mis sinar X) maupun bukan pengion (mis ultrasound)
khususnya trauma peradangan sendi lutut (traumatic meniscopathy) kurang memberi respon.
Cyst (kantung) Baker51 adalah kasus kedua yang sering ditemukan
pada pasien dengan nyeri sendi lutut. Praktek klinis menunjukkan terapi lintah sering secara signifikan mengurangi ukuran kantung dan meningkatkan penyembuhan gejala ketika diaplikasikan dekat (proksimal) atau langsung pada kantung (cyst) (Gambar 5.12).
Gambar 5.12 Kantung Baker dengan MRI
(magnetic resonance imaging)
Sumber : Wikipedia
Nyeri Sendi Bahu (shoulder arthrosis)
Karena struktur yang kompleks pada persambungan bahu, jadi tidak cukup hanya dengan istilah peradangan bahu dan siku
(humeroscapular periarthritis52). Pada terapi lintah, dapat
direkomendasikan pengobatan nyeri secara terbatas pada daerah tertentu. Sebanyak empat hingga delapan lintah diletakkan di sekitar persambungan bahu dimana titik target adalah nyeri maksimum dan titik pemicu. Titik nyeri biasanya berasal dari kapsul depan (anterior) dan belakang (posterior) dan dekat (proksimal)
51
Juga dikenal dengan popliteal cyst, yaitu pembengkakan tidak kronis dari semi membran atau synovial bursa yang terletak di belakang sambungan lutut. Ini diberi nama sesuai nama belakang seorang ahli bedah yang pertama kali mengenalkannya, William Morran Baker (1838-1896)
52
Humerus : tulang yang memanjang dari bahu ke siku; scapula : tulang pipih berbentuk segitiga di belakang bahu; periarthritis : peradangan jaringan di sekitar aorta (pembuluh darah yang keluar dari ventrikel kiri jantung ke arteri cabang)
urat biseps depan. Lintah didistribusikan di depan dan belakang bahu (Gambar 5.13). Ketika melakukan terapi pada pasien rawat jalan, teknik baju yang tepat sulit dilakukan karena kompleksitas persambungan bahu.
Gambar 5.13 Tempat terapi lintah pada bahu
Foto : Schünke M., dkk, Stutgart, Jerman, 2005
Nyeri Sendi Pinggul (hip arthrosis)
Sambungan pinggul sulit diakses sekresi lintah, karena tertanam dalam jaringan otot. Terapi di pinggul biasanya berhasil jika pasien bertubuh kurus atau ada keterlibatan otot dan urat permukaan pada gejala nyeri secara keseluruhan. Untuk pasien yang sangat gemuk, sekresi lintah tidak dapat masuk ke jaringan di bawah kulit
epidermis yang tebal untuk sampai ke dekat tempat
persambungan. Berdasarkan ukuran sambungan pinggul (dan tes darah awal), delapan hingga sepuluh lintah dapat diletakkan di
sambungan pinggul dan tulang paha (trochanter53) yang lebih besar
(Gambar 5.14). Dua terapi awal cukup untuk memeriksa respon pasien.
53
Salah satu dari kedua cuatan di bawah leher femur (tulang paha yang memanjang dari pelvis ke lutut) merupakan tulang terpanjang dan terbesar dalam tubuh
Gambar 5.14 Titik terapi lintah pada pinggul
Foto : Schünke M., dkk, Stutgart, Jerman, 2005
Nyeri sendi pergelangan kaki (ankle arthrosis)
Terapi pada pergelangan kaki terbukti sukses. Tiga atau enam lintah diletakkan di bagian dalam dan luar pergelangan kaki (Gambar 5.15).
Gambar 5.15 Titik terapi lintah pada pergelangan kaki
Nyeri sendi di sambungan kecil (small joint arthrosis)
Pada prinsipnya, terapi lintah dapat digunakan pada
persambungan yang jauh dari struktur sentral atau bagian tengah tubuh (peripheral), yaitu nyeri sendi tangan dan kaki (arthrosis). Lintah sebaiknya tidak diletakkan di daerah sambungan jari tangan dan kaki yang tidak ditutupi oleh sejumlah jaringan subkutaneus di bawah kulit epidermis yang cukup. Jika diterapkan di daerah yang memiliki kutaneus dan subkutaneus tipis, efek terapi biasanya tidak memadai, penyembuhan luka tertunda dan mungkin terjadi komplikasi. Terapi pada persambungan pergelangan tangan
(metacar-pophalangeal54) yang kurang dari digit kedua hingga
kelima, satu atau dua lintah adalah normal digunakan. Terapi lintah bekerja baik pada nyeri sendi di persambungan sadel ibu jari (rhizartrosis). Satu hingga tiga lintah diletakkan di jempol, dan satu atau dua lintah langsung dekat struktur berbentuk pelana (saddle
joint55) (Gambar 5.16) atau pertemuan antara pertengahan
pertama dan kedua titik akupunktur L1-4 (Gambar 5.17).
Gambar 5.16
Titik terapi lintah pada saddle joint di jempol (untuk rhizarthrosis)
Foto : Schünke M., dkk, Stutgart, Jerman, 2005
54 Metacarpus : bagian tangan antara pergelangan tangan dan jari, yang kerangkanya berupa lima tulang silindris (metacarpal) dari carpus (persendian antara lengan bawah dan tangan yang terbentuk dari delapan buah tulang) hingga phalanges (setiap tulang jari tangan atau jari kaki)
55
Saddle : struktur berbentuk pelana; joint : sambungan antara dua atau lebih tulang rangka terutama tempat sambungan yang memungkinkan pergerakan satu atau lebih tulang
Gambar 5.17 Tulang belakang bagian pinggang: Jumlahnya ada 5, strukturnya lebih besar dan lebih kuat dibanding tulang lain. Tulang tersebut diberi nama L1, L2, L3, L4, dan L5.
Sumber : Sasikhrisna
Terapi lintah juga efisien untuk nyeri sendi di sambungan
pergelangan kaki (metatarsophalangeal56) dan gout (podagra57).
Penting untuk menghangatkan dan menstimulasi aliran darah pada bagian sekitar sendi sebelum terapi dengan merendam tangan atau kaki dalam air hangat.
Terapi lintah tidak terlalu efektif dalam meningkatkan gejala
polyarthrosis di jari (herberden arthrosis58) dan biasanya tidak
direkomendasikan untuk daerah jari karena kulitnya sangat tipis.