• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRAINDIKASI

Dalam dokumen Terapi Lintah (Halaman 144-152)

Pengetahuan mengenai kontraindikasi, atau jika pada pasien ditemukan ada indikasi atau gejala penyakit berikut ini, maka terapi lintah tidak dianjurkan, untuk menghindarkan terjadinya kesalahan praktek yang dapat berakibat negatif.

Pembekuan darah tak terkendali (Hemophilia),

pasien yang mengkonsumsi anti pengentalan darah

Terapi lintah tidak dapat diterapkan pada pasien yang menderita hemophilia, yaitu perdarahan yang tidak terkendali, baik bawaan sejak lahir maupun adopsi. Terapi lintah juga tidak dapat diterapkan pada pasien yang mengkonsumsi obat kimia sintetis anti pengentalan darah seperti Marcumar, warfarin, heparin atau heparinoid. Pasien sebaiknya secara khusus ditanya apakah mereka memiliki kecenderungan memiliki perdarahan secara tidak normal. Sebuah penelitian pernah dilakukan di Rumah Sakit Essen-Mitte, Jerman, dimana pasien mengalami perdarahan ekstrem yang berlangsung lama akibat gigitan lintah. Penelusuran ke belakang membuktikan bahwa pasien tidak memperhatikan kecenderungan perdarahan yang meningkat pada dirinya.

Pasien yang mengkonsumsi aspirin dan clopidogrel secara terpisah dapat menjalani terapi lintah, tetapi jumlah lintah yang digunakan sebaiknya dikurangi pada sesi pertama pengobatan, dan pasien perlu ditanya mengenai kecenderungan perdarahan yang dialaminya. Namun jika pasien mengkonsumsi clopidogrel dan aspirin bersamaan, maka clopidogrel harus dihentikan lima hari sebelum terapi lintah, jika secara medis memungkinkan.

Jika pasien mengkonsumsi minyak ikan dosis tinggi (Gambar 8.1.a)

atau produk gingko biloba103 (Gambar 8.1.b), perdarahan setelah

terapi lintah dapat sangat signifikan lamanya. Pasien tersebut untuk sementara waktu sebaiknya menghentikan konsumsi obat-obatan ini sebelum menjalani terapi lintah.

Gambar 8.1.a Minyak ikan

Sumber : Media Indonesia

Gambar 8.1.b Daun Ginko

Sumber : Wikipedia

Kekurangan sel darah merah (anemia)

Pasien yang menderita kekurangan sel darah merah (anemia) atau penyakit penekanan sum-sum tulang belakang (bone-marrow suppression), tidak dapat menjalani pengobatan yang sifatnya melakukan perpindahan darah, seperti terapi lintah.

103 Ginkgo (Gingko Biloba) merupakan spesies tunggal dari salah satu divisio anggota tumbuhan berbiji terbuka yang pernah tersebar luas di dunia. Pada masa kini tumbuhan ini diketahui hanya tumbuh liar di Asia Timur Laut, namun telah tersebar luas di berbagai tempat beriklim sedang lainnya sebagai pohon penghias taman atau pekarangan. Bentuk tumbuhan modern ini tidak banyak berubah dari fosil-fosilnya yang ditemukan.

Radang lambung (gastritis) yang parah dan

perdarahan potensial pada lambung dan usus

(gastrointestinal)

Perdarahan pada lambung dan usus bagian atas terjadi pada pasien keesokan hari setelah menjalani terapi lintah di sebuah rumah sakit di Jerman, dimana pasien tersebut menderita radang lambung parah. Kejadian merugikan ini juga dilaporkan pada

pasien lain dengan penyakit coronary artery104, yang mengelilingi

jantung. Pasien tersebut mengkonsumsi aspirin untuk mencegah pengumpulan trombosit. Terapi lintah sebaiknya tidak dilakukan pada pasien yang menderita peradangan lambung yang parah karena efek sistemik dari hirudin pada air liur lintah berpotensi meningkatkan risiko perdarahan pada lambung dan usus.

Gambar 8.2 Gambar mikro dari coronary artery dengan bentuk yang paling umum yaitu penyakit atherosclerosis ditandai dengan penyumbatan dinding arteri. Sumber : Wikipedia

Infeksi akut

Pengalaman menunjukkan terapi lintah pada penyakit infeksi akut akan mengakibatkan kelemahan pada pasien dan gangguan dalam penyembuhan lukanya. Berdasarkan konsep yang lebih luas dari

104

Coronary artery disease (CAD); atau penyakit jantung atherosclerotic adalah hasil akhir dari akumulasi bercak karena pengumpulan lemak secara tidak normal di selaput arteri (atheromatous plaques) yang mensuplai myocardium (otot jantung) dengan oksigen dan nutrisi. Kadang-kadang disebut juga dengan coronary heart disease (CHD), walaupun CAD adalah penyebab utama CHD dan bukan satu-satunya

pengobatan naturopatik dan patologi humoral, setiap pengobatan yang mengeluarkan darah pada pasien yang menderita infeksi biasanya bersifat kontraproduktif dan tidak direkomendasikan. Pada bedah plastik dan rekonstruktif, dimana terapi lintah dilakukan pada pasien dengan beberapa infeksi, maka pasien juga dianjurkan untuk menggunakan antibiotik bersamaan dengan terapi lintah.

Gangguan pada organ dan imunitas tubuh yang

serius (immunosuppression)

Terapi lintah tidak direkomendasikan pada pasien yang memiliki

beberapa gangguan atau ketidakstabilan organ (chemotherapy)105,

penyakit keras dan kronis yang menyerang organ statis seperti

cirrhosis106 (penyakit hati kronis, gangguan pengentalan darah),

gangguan jaringan penghubung, yang sedang menjalani cuci darah

(dialysis107), tidak berfungsinya kekebalan tubuh (imunitas), dan

gangguan pada organ penghasil darah.

105

Chemotherapy (kadang disebut cancer chemotherapy) adalah penanganan kanker dengan obat antineoplastic atau dengan kombinasi obat ke dalam regimen penanganan yang terstandarisasi. Umumnya chemotherapy membunuh sel yang berkembang sangat cepat, salah satu ciri kebanyakan sel kanker. Ini berarti juga sel yang merugikan dan berkembang di dalam lingkungan normal yaitu sel tulang belakang, saluran pencernaan dan kantung rambut. Efek samping berupa myelosuppression (produksi sel darah berkurang), saat ini juga berkurangnya kekebalan tubuh (immunosuppression), mucositis (peradangan dalam jalur pencernaan) dan alopecia (kerontokan rambut).

106 Sirosis hati adalah jenjang akhir dari proses fibrosis hati yang merupakan konsekuensi dari penyakit kronis hati yang ditandai dengan adanya penggantian jaringan normal dengan jaringan fibrous, sehingga sel-sel hati akan kehilangan fungsinya. Sirosis ini paling sering disebabkan oleh minuman keras, hepatitis B dan C dan gemuk penyakit hati tetapi telah banyak kemungkinan penyebab lain.

107

Dalam dunia pengobatan, dialysis (dari bahasa Latin "dialusis", berarti disolusi, "dia", artinya melalui, and "lysis" artinya membebaskan, adalah proses untuk membuang sampah dan kelebihan air dalam darah, dan digunakan untuk penggantian buatan dari fungsi ginjal pada orang yang gagal ginjal. Dialysis dapat digunakan pada orang yang mengalami gangguan ginjal akut stadium 5. Bentuk selanjutnya dapat berkembang selama bulanan atau tahunan hingga transplantasi ginjal dapat dilaksanakan atau kadang-kadang ini adalah satu-satunya dukungan pengukuran bagi orang yang tidak dapat menerima transplantasi ginjal

Terapi lintah dapat dilakukan bersamaan dengan terapi antibiotik jika pasien memiliki kekentalan darah yang normal, kecuali jika pasien menderita anemia atau kurangnya respon imunitas pada tubuhnya, jika ada indikasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Terapi lintah adalah kontraindikasi untuk penderita infeksi HIV,

cachexia108, yaitu kelainan kesehatan karena keadaan malnutrisi

yang buruk. Terapi lintah dapat dilakukan pada pasien yang sedang mengkonsumsi corticosteroid dosis rendah dan sedang, dan jika pasien tidak memiliki sejarah gangguan pada penyembuhan luka atau perubahan kulit yang berhubungan dengan cortisone, dikenal

dengan “cortisone skin”.109

Gambar 8.3 Kulit cortisone

Sumber : Dermaclub

Alergi yang sensitif dan parah (allergic diathesis)

Pada pasien yang alergi terhadap protein tertentu, kemungkinan akan bereaksi juga terhadap protein asing pada air liur lintah. Terapi lintah tidak direkomendasikan pada pasien dengan sejarah alergi yang sensitif dan reaksi sistemik yang parah. Terapi lintah dapat dilakukan bersamaan dengan terapi antihistamin, jika pasien hanya memiliki reaksi yang ringan atau intoleransi (ketidaksabaran terhadap gangguan) yang tidak pasti.

108

Cachexia berasal dari bahasa Yunani κακός kakos "buruk" and ἕξις hexis "kondisi")[1] atau gejalanya adalah kehilangan berat badan, pengecilan otot, kelelahan, kelemahan dan kehilangan nafsu makan.

109

Cortisone adalah hormon steroid. Salah satu dari hormon utama yang dilepaskan oleh kelenjar adrenalin sebagai respon terhadap stres

Alergi

Alergi merupakan gangguan kepekaan atau reaksi yang berlebihan dari tubuh terhadap benda-benda tertentu (alergen). Alergi sering menyerang orang yang tubuhnya sensitif terhadap rangsangan-rangsangan dari luar ataupun dari dalam tubuh. Reaksi yang berlebihan tersebut terulang kembali jika tubuh kemasukan lagi benda asing (alergen) yang sama.

Penyebab

Alergen berupa bahan makan tertentu, debu, serbuk sari bunga, bulu binatang, bantal kapuk, atau obat-obatan tertentu. Bahan allergen masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan, saluran pernafasan, suntikan atau terpapar kulit. Gejala dan tanda-tanda

1. Gatal-gatal di kulit dengan bentol-bentol yang besar, atau kulit merah, panas

pada mata, rangsangan pada tenggorokan, sesak nafas, atau asma

2. Alergi yang berat menimbulkan kejutan alergi yang dapat membuat penderita

pingsan Perawatan :

Hindari benda-benda yang dapat menyebabkan alergi. Jika disebabkan oleh makanan atau obat-obatan tertentu, hentikan pemakaiannya

Pengobatan herba:

Untuk diminum : 15 g sambiloto, 30 g temulawak, kupas, potong-potong, 30 g meniran, cuci bersih rebus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc lalu saring, minum dua kali sehari. Atau 100 cc cuka beras hitam (rice vinegar), 30 g jahe ditumbuh, gula merah secukupnya. Rebus semua bahan dengan 300 cc air hingga mendidih, minum hangat-hangat.

Pemakaian luar : 60 g patikan Cina, 10 lembar daun sirih, cuci bersih, lalu rebus dengan 600 cc air hingga mendidih, setelah dingin, gunakan untuk mencuci ruam kulit yang gatal karena alergi. Atau 25 g kunyit yang tua, kupas, 30 g sambiloto segar, cuci kunyit dan sambiloto hingga bersih, haluskan. Oleskan pada bagian kulit yang gatal karena alergi.

Sumber : Prof. H.M. Hembing Wijayakusuma, “Ramuan lengkap herbal taklukkan penyakit”, Pustaka Bunda, 2008.

Kehamilan (pregnancy)

Terapi yang melibatkan pengambilan darah secara umum bersifat kontraindikasi pada kehamilan. Selain itu, terapi lintah dapat mengakibatkan efek samping yang membutuhkan penanganan dengan obat kimia sintetis.

Gangguan penyembuhan luka umum dan lokal

Gigitan lintah dapat menjadi komplikasi lokal pada pasien dengan gangguan pada penyembuhan luka, misalnya diabetes mellitus (kencing manis). Sejarah pasien harus dievaluasi untuk menentukan apakah ada kontraindikasi. Pada pasien dengan area terlokalisasi yang mengalami gangguan penyembuhan luka, misalnya bisul di kaki, lintah tidak dianjurkan untuk diletakkan langsung pada luka, karena berpotensi munculnya bisul baru.

Tidak ada Ijin dari Pasien

Terapi lintah tidak dapat dilakukan tanpa ijin dari pasien, sebab itu direkomendasikan untuk menggunakan bentuk ijin tertulis yang sama dengan pada pengobatan yang bersifat pelukaan lainnya. Pada konsultasi pertama, terapis perlu mendapatkan tanda tangan pasien dan memberikan pasien informasi tertulis yang menjelaskan mengenai prosedur terapi lintah (lihat Lampiran).

Binahong :

Obat luka super ampuh !!

Anredera cordifolia tanaman menjalar famili basellaceae yang lebih dikenal dengan nama Binahong sejak lama telah digunakan masyarakat luas untuk membantu proses penyembuhan berbagai penyakit. Antara lain untuk mengeringkan luka, menambah stamina, mengobati rheumatic, mempercepat penyembuhan stroke, dll. Beberapa penelitian mendapati kandungan saponin triterpenoid, flavonoid-senyawa yang memiliki berbagai bioaktivitas, termasuk analgesik dan antiinflamasi-, dan minyak atsiri dalam daun binahong. Terlebih tanaman binahong juga terbukti mengandung anti bakteri dan antivirus.

Cara pemakaian : daun dan batang ditumbuk halus kemudian dioleskan pada bagian yang sakit. Bahan ini dapat digunakan untuk menyembuhkan memar karena terpukul, kena api (panas), rheumatik, pegal linu, nyeri urat, perawatan kulit.

Jauh di Vhavenda Afrika Selatan, Binahong dipercaya memiliki daya sembuh yang luar biasa khususnya untuk pengobatan penyakit seksual (PMS) dan AIDS. Sedangkan di daratan Cina sejak ribuan tahun lalu tanaman yang dikenal dengan nama Dheng San Chi ini telah dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat. Konon tanaman ini juga wajib dikonsumsi oleh warga Vietnam ketika melawan tentara Amerika Serikat. Mereka percaya mengkunsumsi binahong secara rutin ternyata dapat meningkatkan stamina dan menyembuhkan luka luar maupun dalam akibat tembakan maupun goresan senjata tajam.

Dalam dokumen Terapi Lintah (Halaman 144-152)