• Tidak ada hasil yang ditemukan

Infeksi Saluran Kemih

Dalam dokumen IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA 2009 PEDOMA (Halaman 148-153)

Infeksi saluran kemih (ISK) ialah istilah umum untuk menyatakan adanya pertumbuhan bakteri di dalam saluran kemih, meliputi infeksi di parenkim ginjal sampai infeksi di

kandung kemih. Pertumbuhan bakteri yang mencapai ≥100.000 unit koloni per ml urin

segar pancar tengah (midstream urine) pagi hari, digunakan sebagai batasan diagnosis ISK.

Infeksi saluran kemih merupakan penyebab demam kedua tersering setelah infeksi akut saluran napas pada anak berusia kurang dari 2 tahun. Pada kelompok ini angka kejadian ISK mencapai 5%. Angka kejadian ISK bervariasi, tergantung umur dan jenis kelamin. Angka kejadian pada neonatus kurang bulan adalah sebesar 3%, sedangkan pada neonatus cukup bulan 1%. Pada anak kurang dari 10 tahun, ISK ditemukan pada 3,5% anak perempuan dan 1,1% anak lelaki. Diagnosis yang cepat dan akurat dapat mencegah penderita ISK dari komplikasi pembentukan parut ginjal dengan segala konsekuensi jangka panjangnya seperti hipertensi dan gagal ginjal kronik.

Gangguan aliran urin yang menyebabkan obstruksi mekanik maupun fungsional, seperti

refluks vesiko-ureter, batu saluran kemih, buli-buli neurogenik, sumbatan muara uretra,

atau kelainan anatomi saluran kemih lainnya, dapat menjadi faktor predisposisi ISK. Usaha preventif adalah tidak menahan kencing, pemakaian lampin sekali pakai, dan menjaga higiene periuretra dan perineum.

Diagnosis

Anamnesis

Gambaran klinis ISK sangat bervariasi dan sering tidak khas, dari asimtomatik sampai gejala sepsis yang berat.

Pada neonatus sampai usia 2 bulan, gejalanya menyerupai gejala sepsis, berupa demam, apatis, berat badan tidak naik, muntah, mencret, anoreksia, problem minum, dan sianosis.

Pada bayi, gejalanya berupa demam, berat badan sukar naik, atau anoreksia.

Pada anak besar, gejalanya lebih khas, seperti sakit waktu miksi, frekuensi miksi meningkat, nyeri perut atau pinggang, mengompol, polakisuria, atau urin yang berbau menyengat.

Pemeriksaan fisis

Gejala dan tanda ISK yang dapat ditemukan berupa demam, nyeri ketok sudut kosto-

vertebral, nyeri tekan suprasimfisis, kelainan pada genitalia eksterna seperti fimosis,

sinekia vulva, hipospadia, epispadia, dan kelainan pada tulang belakang seperti spina

bifida.

Pemeriksaan penunjang

Pada pemeriksaan urinalisis dapat ditemukan proteinuria, leukosituria (leukosit > 5/ LPB), hematuria (eritrosit > 5/LPB).

Diagnosis pasti dengan ditemukannya bakteriuria bermakna pada kultur urin, yang jumlahnya tergantung dari metode pengambilan sampel urin (lihat Tabel 1).

Pemeriksaan penunjang lain dilakukan untuk mencari faktor risiko seperti disebutkan

di atas dengan melakukan pemeriksaan ultrasonografi, foto polos perut, dan bila perlu dilanjutkan dengan miksio-sisto-uretrogram dan pielografi intravena. Algoritme

penanggulangan dan pencitraan anak dengan ISK dapat dilihat pada lampiran. Pemeriksaan ureum dan kreatinin serum dilakukan untuk menilai fungsi ginjal.

Tata laksana

Medikamentosa

Penyebab tersering ISK ialah Escherichia coli. Sebelum ada hasil biakan urin dan uji kepekaan, antibiotik diberikan secara empirik selama 7-10 hari untuk eradikasi infeksi akut. Jenis antibiotik dan dosis dapat dilihat pada lampiran. Anak yang mengalami dehidrasi, muntah, atau tidak dapat minum oral, berusia satu bulan atau kurang, atau dicurigai mengalami urosepsis sebaiknya dirawat di rumah sakit untuk rehidrasi dan terapi antibiotika intravena.

Bedah

Koreksi bedah sesuai dengan kelainan saluran kemih yang ditemukan.

Suportif

Selain pemberian antibiotik, penderita ISK perlu mendapat asupan cairan yang cukup, perawatan higiene daerah perineum dan periuretra, serta pencegahan konstipasi.

Pemantauan

Terapi

Dalam 2 x 24 jam setelah pengobatan fase akut dimulai, gejala ISK umumnya menghilang. Bila belum menghilang, dipikirkan untuk mengganti antibiotik yang lain.

138 Infeksi Saluran Kemih

Pemeriksaan kultur dan uji resistensi urin ulang dilakukan 3 hari setelah pengobatan fase akut dihentikan, dan bila memungkinkan setelah 1 bulan dan setiap 3 bulan. Jika ada ISK berikan antibiotik sesuai hasil uji kepekaan.

Bila ditemukan adanya kelainan anatomik maupun fungsional yang menyebabkan

obstruksi, maka pengobatan fase akut dilanjutkan dengan antibiotik profilaksis (lihat Tabel 2). Antibiotik profilaksis juga diberikan pada ISK berulang, ISK pada neonatus, dan

pielonefritis akut.

Tumbuh kembang

ISK simpleks umumnya tidak mengganggu proses tumbuh kembang, sedangkan ISK kompleks bila disertai dengan gagal ginjal kronik akan mempengaruhi proses tumbuh kembang.

Kepustakaan

1. Rusdidjas, Ramayati R. Infeksi saluran kemih. Dalam: Alatas H, Tambunan T, Trihono PP, Pardede PP, penyunting. Buku ajar nefrologi anak. Edisi ke-2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2002. h. 142-63. 2. Kher KK, Makker SP. Clinical pediatric nephrology. New York: McGraw-Hills Inc; 1992.

3. American Academy of Pediatrics. Practice parameter. The diagnosis treatment and evaluation of the initial urinary tract infection in febrile infants and young children. Pediatrics. 1999;103:1-12.

Tabel 1. Interpretasi hasil biakan urin

Cara penampungan Jumlah koloni Kemungkinan infeksi

Pungsi suprapubik Bakteri Gram negatif: asal ada kuman Bakteri Gram positif: beberapa ribu

>99%

Kateterisasi kandung kemih > 105 104 - 105 103 – 104

95%

Diperkirakan ISK Diragukan, ulangi Urin pancar tengah

Laki-laki Perempuan > 104 3 x biakan > 105 2 x biakan > 105 1 x biakan > 105 5 x 104 - 105 104 – 5 x 104 (Klinis simptomatik) 104 – 5 x 104 (Klinis asimptomatik) < 104 Diperkirakan ISK 95% 90% 80% Diragukan, ulangi Diperkirakan ISK, ulangi Tidak ada ISK

Tidak ada ISK

Tabel 2. Dosis antibiotika parenteral (A), oral (B), dan profilaksis (C) untuk pengobatan ISK Obat Dosis mg/kg/hari Frekuensi/ (umur bayi) (A) Parenteral Ampisilin Sefotaksim Gentamisin Seftriakson Seftazidim Sefazolin Tobramisin Ticarsilin 100 150 5 75 150 50 5 100

tiap 12 jam (bayi < 1 minggu) tiap 6-8 jam (bayi > 1minggu) dibagi setiap 6-8 jam tiap 12 jam (bayi <1 minggu) tiap 24 jam (bayi >1 minggu) sekali sehari

dibagi setiap 6-8 jam dibagi setiap 8 jam dibagi setiap 8 jam dibagi setiap 6 jam

(B) Oral

Rawat jalan, antibiotik oral (pengobatan standar)

Amoksisilin Ampisilin Augmentin Sefaleksin Sefiksim Nitrofurantoin* Sulfisoksazole* Trimetoprim* Sulfametoksazole 20-40 mg/kg/hari 50-100 mg/kg/hari 50 mg/kg/hari 50 mg/kg/hari 4 mg/kg 6-7 mg/kg 120-150 6-12 mg/kg 30-60 mg/kg q8h q6h q8h q6-8h (C) terapi profilaksis q12h 1 x malam hari q6h ... 1-2 mg/kg q6-8h ... 50 mg/kg q6h ... 2 mg/kg q6-8h ... 10 mg/kg * Tidak direkomendasikan untuk neonatus dan penderita dengan insufisiensi ginjal

140 Infeksi Saluran Kemih

Disangka ISK pertama dan biakan urin sudah dilakukan Normal Abnormal Gambar 1. Rawat jalan Antibiotika oral Rawat inap Antibiotika IV# USG

Tindak lanjut untuk mencegah infeksi (*

Pertimbangkan PIV, MSU atau scan (** ISK pertama (biakan urin) Anak Gejala sistemik (+) Gejala saluran Kemih bawah Neonatus Bayi

(* Banyak minum, jangan tahan kencing, kencing habiskan sebelum tidur

(** Untuk melihat apakah ada RVU atau NR

#Terapi empiris sesuai pola kuman dan sensitivitas setempat; gunakan antibiotika spektrum luas dan tunggal

Dalam dokumen IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA 2009 PEDOMA (Halaman 148-153)