• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akses informasi pemerintah terhadap laporan pertanggungjawaban program Acces to Information dalam pemberdayaan masyarakat ini dapat dikaji pula

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN (Halaman 30-34)

dari aksesbilitas pemerintah terhadap Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) program. Dua arah informasi dari pemerintah ke warga negara, dan dari warga negara ke pemerintah sangat penting untuk responsibilitas, responsivitas, serta akuntabilitas

commit to user

pemerintahan. Hasil penelitian menunjukkan pemerintah di Desa Plosorejo memiliki

aksesbilitas yang memadai dalam mengakses informasi terkait Program PAMSIMAS yang dikelola pengurus BP-SPAMS. Hal ini seperti yang diungkapkan A09 selaku Staff Kaur Pemerintahan Desa Plosorejo, sebagai berikut :

“Pelaporannya dari BP-SPAMS kepada kami sangat tertib. Bahkan, setiap bulan sekali laporan ke Desa. Mbak A02 itu sangat tertib dalam pembuatan LPJ. Selain itu, setiap tahun sekali juga diadakan pelaporan yang mendatangkan pihak-pihak yang berkepentingan terkait PAMSIMAS ini.”

(wawancara 2 Oktober 2015) A01, selaku Ketua BP-SPAMS Desa Plosorejo membenarkan pernyataan A09 sebagai berikut :

“Setiap bulan Mbak A02 membuat laporan disampaikan juga ke Desa. Laporannya itu dipasang di tower. Laporan ke warga tiap tahun juga ada. Ada acara khusus laporan, tempatnya di Desa. Itu kami bekerjasama dengan pihak Desa.”

(wawancara 29 Agustus 2015) A02 selaku Bendahara BP-SPAMS Desa Plosorejo menyatakan bahwa selama ini pihaknya telah memberikan akses informasi yang baik kepada pihak Desa dalam mengakses program. Hal ini diperlihatkan dalam bentuk Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) yang dibuat sebulan sekali. Berikut ini pernyataan A02 :

“LPJ, atau Laporan Pertanggung Jawaban itu tiap bulan dibuat. Itu kami laporkan ke pihak Desa. Laporannya juga di pasang di tower. Kalau setahun sekali rekapnya juga dilaporkan ke Desa juga. Misalnya pengeluaran dua belas bulan ini sekian.”

(wawancara 26 Agustus 2015) Hasil penelitian menunjukkan akses informasi yang diperoleh pihak Desa setempat lebih memadai di Desa Plosorejo daripada Desa Katelan. Pengelola BP-SPAMS di Desa Katelan cenderung kurang memperhatikan aksesbilitas dilihat dari tidak adanya Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) yang disampaikan pengurus kepada pihak Desa Katelan. Hal ini seperti yang dinyatakan oleh B04 selaku Staff Kaur Pemerintahan Desa Katelan, sebagai berikut :

“Ini tidak dilaporkan pengurus ke kami. Kondisi di lapangan itu mbok yo lapor ke Desa. Lha pengurusnya ini nggak pernah datang asosiasi, nggak pernah laporan ke Desa. Lha Desa mau melangkah piye? (bagaimana?). Kenapa tidak ada pengurus yang laporan ke pihak Desa?”

commit to user

B01 selaku Ketua BP-SPAMS Desa Katelan menyatakan bahwa pihaknya memang tidak melaporkan pertanggung jawaban ke Desa Katelan. Namun demikian, pihaknya telah memberikan informasi terkait program dalam pertemuan RT maupun forum anggota BP-SPAMS Desa Katelan yang diadakan sebulan sekali. Berikut ini pernyataan B01 :

“Pelaporan ke Desa belum. Tapi, saya kan kebetulan juga Ketua RT disini, jadi pada waktu rapat RT kami memberi waktu sekitar 10 menit, menyampaikan terkait pengelolaan PAMSIMAS. Kami sampaikan dulu, terus warga menanggapinya bagaimana. Seperti ada tanggapan semisal besuk mesinnya dinaikkan. Kalau laporan ke Desa memang belum.”

(wawancara 1 Oktober 2015) C02, selaku Distric Project Management Unit (DPMU) Program PAMSIMAS Kabupaten Sragen memberikan pernyataan bahwa seharusnya pengurus BP-SPAMS setempat melaporkan secara rutin pengelolaan Program PAMSIMAS ke tingkat desa setempat. Berikut ini pernyataan C02 :

“Masing-masing pengurus BP-SPAMS itu seharusnya melaporkan penyelenggaraan program paling tidak di tingkat Desa setempat. Selain itu, pelaporannya juga dilaporkan ke asosiasi BP-SPAMS Se-Kabupaten Sragen yang kami selenggarakan setiap bulan sekali berganti-ganti lokasi. Kita berharap hal ini dapat menjadi koreksi.”

(wawancara 11 Mei 2015) Beranjak dari pernyataan-pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa aksesbilitas pihak Desa lebih memadai di Desa Plosorejo daripada Desa Katelan. Berbeda dengan pengururs BP-SPAMS Desa Plosorejo yang rutin membuat dan menginformasikan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) setiap bulan sekali, justru pengurus BP-SPAMS Desa Katelan tidak melaporkan LPJ kepada pihak Desa Katelan. Pengurus BP-SPAMS Desa Katelan juga tidak memiliki forum pertanggungjawaban tahunan seperti yang dilakukan BP-SPAMS Desa Plosorejo. Untuk lebih jelasnya dalam memahami aspek -aspek Acces to Information terkait pemberdayaan masyarakat dalam Program PAMSIMAS di Kabupaten Sragen, berikut ini penulis sajikan analisisnya dalam Tabel IV.10 :

commit to user Tabel IV.10

Matriks Acces to Information

dalam Program PAMSIMAS di Kabupaten Sragen No. Aspek Acces to

Information

Hasil Penelitian

Desa Katelan Desa Plosorejo

(1) (2) (3) (4)

1. Akses informasi

masyarakat terhadap kegiatan program

Masyarakat memiliki akses informasi yang memadai terhadap kegiatan program. Akses ini diperoleh melalui sosialisasi yang dilakukan

pengelola. Sosialisasi

dilakukan secara langsung

melalui pertemuan/forum,

maupun tidak langsung

melalui media pamflet,

spanduk, atau brosur.

Aksesbilitas informasi

masyarakat memadai

terhadap kegiatan program,

yang diperoleh melalui

sosialisasi yang dilakukan

pengelola. Sosialisasi

dilakukan secara langsung

melalui pertemuan/forum,

maupun tidak langsung

melalui media pamflet,

spanduk, atau brosur.

2. Akses informasi

pengelola

terhadap bantuan program

Pengurus BP-SPAMS tidak

aktif dalam asosiasi,

sehingga kurang

terinformasi secara baik terkait program.

Pengurus BP-SPAMS

memiliki akses informasi

baik terhadap program.

Akses didapat dari aparat desa dan DPU. Pengelola

mendapat kelancaran

informasi dikarenakan

terlibat aktif dalam asosiasi BP-SPAMS. 3 Akses informasi pemerintah terhadap laporan pertanggung jawaban program BP-SPAMS tidak melaporkan LPJ kepada pihak Desa Katelan dan masyarakat sasaran.

Aksesbilitas pihak Desa

memadai. BP-SPAMS rutin

membuat dan

menginformasikan LPJ

setiap bulan sekali. Sumber: Data Primer.

b. Inclusion/Participation

Inclusion/Participation, atau dialihbahasakan sebagai keterlibatan dan

keikutsertaan masyarakat merupakan aspek -aspek lainnya dalam pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat harus berkomitmen pada keterlibatan masyarakat secara langsung. Inklusi ini lebih mengarah pada siapa yang diikutsertakan dalam program, sedangkan partisipasi lebih cenderung mengarah pada bagaimana masyarakat diikutsertakan serta bagaimana peran mereka dalam program.

Inclusion/Participation terkait pemberdayaan masyarakat dalam Program

PAMSIMAS di Kabupaten Sragen ini, dapat dilihat dari : keikutsertaan dan keterlibatan masyarakat dalam berkontribusi sebesar minimal 20 % dari total biaya Rencana Kerja

commit to user

Masyarakat (RKM), yakni dalam bentuk tunai (in cash) minimal 4 %, dan dalam bentuk natura (in kind), berupa tenaga kerja, material lokal, atau peralatan minimal 16 %, keaktifan masyarakat dalam memberikan saran kepada pengelola, dan keterlibatan masyarakat dalam kegiatan keberlanjutan program.

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN (Halaman 30-34)