• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keikutsertaan/keterlibatan masyarakat dalam bentuk tunai (in cash)

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN (Halaman 34-37)

Keikutsertaan atau keterlibatan masyarakat dalam bentuk tunai (in cash) merupakan syarat utama dalam Program PAMSIMAS di Kabupaten Sragen. Hal ini nampaknya dipahami benar oleh pengurus dan masyarakat dalam pelaksanaan Program PAMSIMAS Reguler di Desa Plosorejo dan Desa Katelan. Terpenuhinya syarat minimal 4 % in cash ini menunjukkan keikutsertaan masyarakat sangat memadai. Program PAMSIMAS Reguler di Kabupaten Sragen bersumber dari dana APBN, APBD, maupun swadaya masyarakat.

Dana APBN yang dianggarkan sejumlah 192,5 juta atau sebesar 70 %, sedangkan dana APBD sejumlah 27,5 juta atau sebesar 10 % dari anggaran program. Selebihnya, untuk swadaya masyarakat dipersyaratkan sebanyak 20 % dari anggaran program, yaitu 4 % in cash, dan 16 % in kind. Untuk dana yang bersumber dari in cash, sebanyak 11 juta atau sebesar 4 %, sedangkan untuk dana yang bersumber dari in kind, sebanyak 44 juta atau sebesar 16 % dari total biaya Program PAMSIMAS.

Hasil penelitian menunjukkan keikutsertaan atau keterlibatan masyarakat dalam bentuk tunai (in cash) ini dipahami benar oleh pengurus dan masyarakat dalam pelaksanaan Program PAMSIMAS Reguler di Desa Plosorejo dan Desa Katelan. Hal ini seperti yang diungkapkan A02 selaku Bendahara BP-SPAM Desa Plosorejo, sebagai berikut :

“Keikutsertaan pendanaan 4 %. Kan 20 % itu kan swadaya. Yang 4 % itu in

cash, berbentuk uang, yang 16 % itu in kind, itu kerja bakti, material. Yang

2009, 11 juta. Ya itu, per-konsumen ditariki Rp 100.000,- itu kan pertama kali Rp 100.000,-. Kan ada 111 orang. Kasnya kan waktu itu di LKM yang mengurusi. Kalau regular pembiayaan APBN, APBD, terus swadaya masyarakat in kind dan in cash. Kalau HID murni APBN, 200 juta itu.”

(wawancara 26 Agustus 2015) A03, selaku pengurus BP-SPAMS Desa Plosorejo lainnya, membenarkan pernyataan A02, sebagai berikut :

“Dulu kan gini, PAMSIMAS Regular itu tahun 2008, harus in cash 11 juta. Itu

commit to user

itu kan harus digotong bersama-sama menurut peserta yang ikut, untuk menopang dana 11 juta itu. Setelah itu kan harus in kind 44 juta kerja bakti itu. HID juga begitu.”

(wawancara 29 Agustus 2015) B02, selaku Ketua LKM Desa Katelan juga menyatakan bahwa PAMSIMAS Reguler mensyaratkan adanya in cash sebesar 4 % dan dapat dipenuhi oleh masyarakat. Berikut ini pernyataan B02 :

“Dulu sebanyak sebelas juta rupiah itu berwujud in cash 4 %. Swadaya 11 juta itu berbentuk in cash. Itu waktu dulu konsumen 100 orang. Dari fasilitator

kan dulu mensyaratkan harus terpenuhi 100 konsumen. Akhirnya didapat in cash sekian itu.”

(wawancara 1 Oktober 2015) Masyarakat sasaran tidak keberatan dengan adanya syarat keterlibatan dalam bentuk tunai (in cash) ini. Hal ini ditunjukkan dari terpenuhinya kuota 111 orang pendaftar untuk Desa Plosorejo, dan 100 orang pendaftar di Desa Katelan. Bahkan, untuk pendaftar di Desa Plosorejo kuantitas pendaftarnya melebihi kuota tersebut, yakni sebanyak 116 orang. In cash ini dipersyaratkan untuk memenuhi Rp 11.000.000,- (sebelas juta rupiah) dari dana swadaya. Berikut ini lebih lanjut penjelasan A02 selaku Bendahara BP-SPAMS Desa Plosorejo :

“Kalau untuk harga ini nggak ada yang keberatan. Kan harus menyediakan dana 11 juta. Orangnya sekian, ya sudah dibagi mau nggak, ternyata mau. Terus ada yang dikembalikan. Kan ada kuota 111 orang, kuota melebihi sebanyak 116, terus sisanya dikembalikan.”

(wawancara 26 Agustus 2015) B01, selaku Ketua BP-SPAMS Desa Katelan juga menyatakan pengurus mampu mengkoordinir masyarakat dalam memenuhi syarat in cash ini dalam Program PAMSIMAS. Berikut ini pernyataan B01 :

“Jadi, di Desa Katelan itu pada akhirnya terpenuhi kuota 100 konsumen. Konsumen itu tersebar di 50 di dukuh Grabagan RT 9, dan 50 konsumen di dukuh Brakbunder RT 10. Untuk meteran dipatok seharga 330 ribu per konsumen.”

(wawancara 1 Oktober 2015) Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat sasaran tidak keberatan dengan syarat in cash ini. Hal ini seperti yang diungkapkan A06, selaku masyarakat sasaran di Desa Plosorejo. A06 menyatakan bahwa masyarakat tidak keberatan dengan

commit to user

syarat keterlibatan secara tunai (in cash) dalam Program PAMSIMAS ini. Berikut ini penjelasan A06 :

“Mbayare sekedhek mas. Masyarakat niku nggih seneng wonten bantuan toya.

Niku mbayare enthen sekali, enthen dicicil. Dicicil nggih angsal. Mboten kelarangan. Mboten wonten sing protes. Nek masang pompa kiyambak kan malah kathah, malah murah PAMSIMAS niki.” (Pembayarannya sedikit, mas.

Masyarakat itu ya senang ada bantuan air. Ini pembayarannya ada yang sekali bayar tunai, ada yang cicilan. Dicicil ya boleh. Tidak kemahalan. Tidak ada yang protes. Kalau memasang pompa sendiri kan mahal, justru murah PAMSIMAS ini).

(wawancara 3 September 2015) B05, selaku masyarakat sasaran di Desa Katelan juga membenarkan bahwa masyarakat tidak keberatan dengan syarat in cash dalam Program PAMSIMAS ini. Berikut ini pernyataan B05 :

“Dulu murah kok, mas. Pembayarannya bahkan nggak nyampai 500 ribu.

Nggak ada warga yang komplain dalam pembayarannya juga. Malah dulu ada

kebijakan boleh dicicil pembayarannya. Ini jauh lebih murah daripada kalau kita harus membuat sumur pompa sendiri.”

(wawancara 2 Oktober 2015) A03, selaku pengurus BP-SPAMS Desa Plosorejo juga membenarkan bahwa masyarakat tidak keberatan dengan syarat in cash dalam program ini. Hal ini dikarenakan biaya Sambungan Rumah (SR) dari Program PAMSIMAS ini lebih murah jika dibandingkan dengan biaya pembuatan sumur bor sendiri. Selain itu, keuntungan ikut serta dalam Program PAMSIMAS ialah kerusakan peralatan perpipaan sebelum meter air akan menjadi tanggung jawab pengelola, dimana hal ini berbeda jika masyarakat membuat sumur bor sendiri. Berikut ini penjelasan A03 :

“Justru warga itu merasa ini lebih murah daripada gawe (membuat) sumur kan bisa sampai dua juta lebih. Belum lagi upah tenaganya. Bahkan kalo ini kan yang menanggung kalau rusak panitia, kalau sumur kan kalau rusak yang

nanggung sendiri.”

(wawancara 29 Agustus 2015) Beranjak dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan Inclusion/Participation masyarakat dalam Program PAMSIMAS di Kabupaten Sragen memadai terkait pemenuhan in cash sebesar 4 % dari Rencana Kerja Masyarakat (RKM). Hal ini terlihat dari terpenuhinya kuota pendaftaran di kedua Desa. Desa Plosorejo mendapatkan 111 orang pendaftar, sedangkan Desa Katelan mendapatkan 100 orang pendaftar. Masyarakat sasaran tidak keberatan dengan syarat in cash dalam program ini.

commit to user

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN (Halaman 34-37)