• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

3.8 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian memiliki peran penting dalan sebuah penelitian.

Instrumen merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan dan mengukur informasi kuantuatif tentang variabel yang sedang diteliti (Nasution, 2016). Instrumen penenelitian dapat digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu fenomena yang sedang diteliti. Instrumen penelitian dalam penelitian ini berupa kuesioner.

Kuesioner yang digunakan mengadopsi pengunaan skala likert empat alternatif jawaban. Alternatif jawaban yang digunakan dalam kuesioner yang akan disebarkan pada guru Bahasa Indonesia adalah bertingkat, yakni 4 (Sangat Setuju), 3 (Setuju), 2 (Tidak Setuju), dan 1 (Sangat Tidak Setuju). Kuesioner yang disusun merupakan kuesioner tertutup, dimana jawaban terbatas dengan memilih salah satu jawaban yang telah tersedia. Penggunaan empat alternatif dalam kuesioner ini mengondisikan responden (guru) tidak dapat berpendapat netral/ragu-ragu.

Tabel 3.2 Instrumen kuesioner analisis kebutuhan

No. Aspek Butir

Nomor

Jumlah

1.

Kebahasaan instrumen

penilaian kompetensi guru 1, 2, 3, 4 4 2.

Konstruksi instrumen penilaian

kompetensi guru 5, 6, 7, 8 4

3.

Materi instrumen penilaian

kompetensi guru 9, 10, 11, 12 4

(Instrumen kuesioner analisis kebutuhan terlampir)

Selaian analisis kebutuhan, penelitian ini kuesioner juga digunakan dalam validasi desain dan produk. Dengan instrumen yang valid diharapkan data atau hasil penelitian sesuai antara data yang terkumpul dengan data yang terjadi dilapangan.

Peneliti melakukan validasi isi dan konstruk pada desain dan produk pengembangan

oleh ahli atau pakar untuk mencermati dan memberikan pertimbangan. Validasi desain dan produk dilakukan supaya produk valid sebelum diujicobakan.

Validasi desain produk menggunakan lima alternatif skala likert, yakni 5 (Sangat Sesuai), 4 (Sesuai), 3 (Cukup), 2 (Kurang Sesuai), 1 (Sangat Tidak Sesuai).

Validator akan memberikan tinjauan keselarasan standar kompetensi guru, indikator esensial, indikator soal, jumlah soal, dan level berpikir pada desain pengembangan (kisi-kisi soal kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional).

Selaian melakukan validasi desain pengembangan, peneliti juga melakukan validasi isi terhadap produk yang telah dikembangkan. Hasil akhir dari validasi isi adalah penilaian tentang kelayakan isi tes (Ihsan, 2015). Validator memberikan tinjauan keselarasan indikator soal, jumlah butir soal, level berpikir, instrumen, dan kunci jawaban pada instrumen penilaian kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru dengan lima alternatif, yakni 5 (Sangat Sesuai), 4 (Sesuai), 3 (Cukup), 2 (Kurang Sesuai), 1 (Sangat Tidak Sesuai).

Untuk memastikan kevalidan instrumen, peneliti juga melakukan validasi konstruk. Validator memberikan tinjauan aspek kebahasaan, materi, dan konstruksi dari instrumen penilaian kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional yang telah disusun. Validator memberikan penilaian dengan lima alternatif, yakni 5 (Sangat Sesuai), 4 (Sesuai), 3 (Cukup), 2 (Kurang Sesuai), 1 (Sangat Tidak Sesuai).

Berikut ini kisi-kisi kuesioner validasi konstruk desain dan produk yang digunakan dalam penelitian.

Tabel 3.3 Kisi-kisi kuesioner validasi konstruk produk No. Aspek yang Divalidasi Butir

Nomor (Instrumen kuesioner validasi konstruk terlampir) 3.9 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah teknik analisis data kualitatif dan analisis butir soal. Berikut ini pemaparan mengenai teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini.

3.9.1 Teknik Analisis Data Kualitatif

Teknik ini digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh melalui kuesioner. Rijali (2018) memaparkan bahwa terdapat beberapa hal yang perlu diperatikan dalam analisis data, yaitu 1) upaya mencari data adalah proses lapangan dengan berbagai persiapan pralapangan, 2) menata secara sistematis hasil temuan di lapangan, 3) menyajikan temuan lapangan, dan 4) mencari makna. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif dengan model Miles&Huberman. Teknik analisis data dengan model ini terdiri dari tiga alur utama yakni, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Huberman & Miles, 1992) selanjutnya dililakukan pemaknaan data. Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan, penyederhanaan, dan transformasi data kasar yang muncul di lapangan, reduksi data dapat mengorganisai data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diverifikasi.

Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah penyajian data. Dalam penelitian ini data disajikan dalam bentuk tabel. Pada tahap ini informasi disusun sedemikian sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan (Rijali, 2018). Berikut ini kriteria yang digunakan untuk kuesioner:

Tabel 3.5 Kriteria respon kuesioner Nilai Jawaban Interpretasi

91-120 Sangat Baik

61-90 Baik

31-60 Cukup

0-30 Tidak Baik

Setelah data diperoleh maka selanjutnya adalah penarikan kesimpulan. Untuk langkah terakhir adalah pemaknaan data. Pemaknaan dapat memberikan gambaran langkah yang akan dilakukan selanjutnya setelah memperoleh simpulan dari data.

3.9.2 Analisis Butir Soal

Teknik analisis data dalam penelitian ini juga menggunakan analisis butir soal. Analisis butir soal adalah kegiatan menganalisis soal untuk mengidentifikasi soal-soal dalam suatu tes sehingga dapat digunakan (Nasir, 2015). Analisis butir soal pada penelitian ini dilakukan supaya memperoleh informasi atau data mengenai kualitas instrumen yang telah disusun. Data yang terkumpul akan dianalisis menggunakan aplikasi program Anates. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ariany dan Al-Ghifari menunjukkan bahwa Anates bermanfaat dan efektif untuk digunakan dalam melakukan validasi instrumen penilaian (Ariany & Al-Ghifari, 2018). Untuk melakukan analisis soal pilihan ganda pada aplikasi Anates tidak hanya terbatas pada validasi, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda saja, tetapi juga

dapat menganalisis pilihan pengecoh dalam soal. Analisis butir soal dalam penelitian ini mencakup tingkat kesukaran, daya beda, dan efektivitas pengecoh.

3.9.2.1 Program Anates

Program Anates versi 4.0 merupakan program yang dikembangkan oleh Drs.

Karno To, M.Pd. dan Yudi Wibisono S. T. yang bertujuan untuk menganalisis butir soal. Program ini dapat menganalisi butir soal pilihan ganda dan urain dengan cepat.

Perintah yang digunakan pada program Anates mudah dipahami dan menggunakan bahasa Indonesia. Untuk hasil analisis dapat dicetak maupun disimpan berbentuk file. Meskipun demikian, program Anates memiliki kelemahan seperti pengisian data hanya dapat dilakukan secara manual dan kesalahan dalam memasukan data akan mempengaruhi hasil akhir analisis. Berikut ini cara mengaplikasikan program tersebut untuk menganalisis butir soal pilihan ganda.

1) Buka program Anates pilih tombol “Jalankan Anates Pilihan Ganda” akan muncul tampilan berikut:

Gambar 3.1 Tampilan awal program anates versi 4.0

2) Pada Kolom FILE, klik “Buat File Baru” untuk analisis baru, “Baca File yg Ada” untuk membuka file tersimpan, “Keluar dari Anates” untuk keluar program.

3) Klik “Buat File Baru”, akan tampil dialog box seperti berikut:

Gambar 3.2 Tampilan dialog box informasi jawaban subjek

4) Masukkan jumlah subjek, jumlah soal, dan jumlah option pada “Jumlah Subjek”, “Jumlah Butir Soal”, dan “Jumlah Pilihan Jawaban (1-5)” kemudian klik “OK”.

5) Setelah klik “OKE” selanjutnya akan muncul doalog box seperti berikut.

Gambar 3.3 Tampilan data untuk dianalisis

6) Masukan kunci jawaban masing-masing nomor, tuliskan nama peserta tes, dan tuliskan jawaban peserta tes untuk masing-masing soal. Setelah selesai akan tampak seperti berikut:

Gambar 3.4 Tampilan data setelah diinput

7) Seteleh memasukkan data selesai. Selanjutnya pilih dan klik “Kembali Ke Menu Utama”. Setelah kembali ke tampilan awal, pilih pada kolom

“PENYEKORAN” klik “Olah Semua Otomatis”.

8) Proses analisis telah selesai. Untuk kolom “OLAH DATA” dapat dipilih katergori sesuai kepentingan seperti reabilitas soal, kelas unggul dan asor, daya pembeda soal, tingkat kesukaran soal, korelasi skor butir soal, dan kualitas dari pengecoh.

3.9.2.2 Reliabilitas

Reliabilitas berhubungan dengan dapat dipercayanya instrumen. Instrumen dapat dipercaya apabila memberikan hasil pengukuran yang relatif stabil atau sama dalam waktu yang berbeda dan konsisten (Arikunto, 2010: 221; Hikmawati, 2017:

46). Semakin tinggi akurasi dan presisi hasil pengukuran, maka semakin rendah tingkat kekeliruan dalam melakukan pengukuran dan semakin rendah kekeliruan maka akan menghasilkan pengukuran dengan hasil yang konsisten. Berikut ini hasil analisis reliabilitas instrumen penilaian kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru yang telah dikembangkan. Berikut ini kriteria tingkat reliabilitas.

Tabel 3.6 Kriteria reliabilitas instrumen penilaian

Nilai r Interpretasi

0.00 ≤ r ≤ 0.20 Tidak Reliabel 0.20 ≤ r ≤ 0.40 Kurang Reliabel 0.40 ≤ r ≤ 0.60 Cukup Reliabel

0.60 ≤ r < 0.80 Reliabel

0.80 ≤ r < 1.00 Sangat Reliabel Diadaptasi dari Sundayana (2016)

3.9.2.3 Tingkat Kesukaran Butir Soal

Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut tergolong mudah, sedang, dan sukar. Semakin banyak soal dengan tingkat kesukaran tinggi dapat dikatakan bahwa instrumen atau soal tersebut belum layak untuk digunakan, begitupun sebaliknya. Tingkat kesukaran adalah peluang untuk menjawab benar pada suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks (Elviana, 2020). Berikut ini kriteria tingkat kesukaran butir soal.

Tabel 3.7 Kriteria tingkat kesukaaran butir soal

Nilai P Interpretasi

P = 0.00 Sangat Sukar

0.00 < P ≤ 0.30 Sukar

0.31 < P ≤ 0.70 Sedang

0.71 < P ≤ 1.00 Mudah

P = 1.00 Sangat Mudah

Diadabtasi dari Iskandar & Rizal (2017)

3.9.2.4 Analisis Daya Beda

Selaian melakukan analisis tingkat kesukaran, instrumen yang telah disusun akan dianalisis daya bedanya. Elviana (2020) memaparkan bahwa daya pembeda soal atau daya beda butir soal merupakan indeks yang menunjukkan tingkat kemampuan butir soal membedakan kelompok atas (unggul) dari kelompok bawah (asor). Tujuan dari analisis daya beda adalah untuk membedakan antara peserta yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah. Berikut ini kriteria daya beda butir soal.

Tabel 3.8 Kriteria indeks daya pembeda butir soal

Nilai Dp Interpretasi

Dp ≤ 0. 00 Sangat Jelek

0.00 < Dp ≤ 0.20 Lemah

0.21 < Dp ≤ 0.40 Cukup

0.41 < Dp ≤ 0.70 Baik

0.71 < Dp ≤ 1.00 Sangat Baik Diadabtasi dari Iskandar & Rizal (2017)

3.9.2.5 Efektivitas Pengecoh

Selain analisis butir tingkat kesukaran dan analisis daya beda, sebuah instrumen atau butir soal harus memperhatikan efektivitas dari pengecoh (distractor). Tentu tiap soal berbentuk pilihan ganda terdapat jawaban pengecoh.

Semakin banyak peserta tes memilih pengecoh, maka pengecoh tersebut dapat berfungsi dengan baik (Iskandar & Rizal, 2017). Berikut ini indeks pengecoh butir soal.

Tabel 3.9 Kriteria indeks pengecoh butir soal

Diadabtasi dari Iskandar & Rizal (2017)

Nilai IP Interpretasi

˃ 200% Sangat Jelek

0% - 25% atau 176% -200% Jelek

26% - 50% atau 151%-175% Kurang Baik

51% - 75% atau 126%- 150% Baik

76% - 125% Sangat Baik

BAB IV