BAB III LATAR BELAKANG BERDIRINYA AFDEELING DELI EN
4.4 Sarana dan Prasarana
4.4.2 Jalur Kereta Api
Perkembangan perkebunan di Afdeeling Deli en Serdang, tentu memerlukan transportasi yang lebih cepat untuk mengangkut hasil perkebunan. Sebelumnya hasil perkebunan tersebut diangkut lewat jalan darat dengan menggunakan gerobak yang ditarik oleh hewan-hewan seperti kerbau, kuda, dan sapi, jika hujan turun maka tanahnya akan berlumpur. Situasi ini dianggap kurang menguntungkan bagi pengusaha-pengusaha perkebunan tembakau karena lambatnya proses pengiriman hasil perkebunan.
Pada tahun 1881 J.T Cremer pergi ke negeri Belanda, ia mendapatkan informasi untuk memacu pertumbuhan ekonomi dengan memperkuat jaringan lalu lintas perdagangan menggunakan jalur kereta api,maka didirikanlah perusahaan kereta api yang dikenal dengan Deli Spoorweg Maatschappij.134 Proyek ini diperoleh konsesinya pada tanggal 4 Juli 1881 dan dimulailah pemasangan jalan kereta api dimulai dari Belawan ke Deli Tua, dengan cabang dari Medan ke Timbang Langkat dan dari Kampung Baru ke Tanjung Morawa dengan izin sementara untuk pembangunan dan pengoperasian kereta api.
Pada mulanya pembangunan jalan kereta api ini mengalami kesulitan-kesulitan mulai dari kontraktor, buruh dan material semuanya diangkut dan didatangkan dari luar. Akibatnya pembangunan jalur kereta api ini yang awalnya
134 Deli Spoorweg Maatschappij merupakan perusahaan swata Belanda yang memiliki hak dan konsesi pembangunan jaringan kereta api di Sumatera Timur. Kepemilikan serta operasionalnya secara tidak langsung mendapat prioritas utama pemerintah kolonial Belanda karena untuk tujuan pengangkutan hasil-hasil perkebunan dan penumpang dari pedalaman menuju pelabuhan Belawan.
diperkirakan selesai dalam waktu 3 tahun diperpanjang menjadi 4 setengah tahun.
Selain itu modal saham juga tidak mencukupi untuk penyelesaian jalur kereta api.135 Gambar 5
Proses Pembuatan Jalur Kereta Api Tahun 1907
Sumber : KITLV (diakses pada https://digitalcollections.universiteitleiden.nl tanggal 13 Mei 2020)
Namun dalam bulan Juni 1883 konsesi tersebut dialihkan kepada Deli Spoorweg Maatschappij atas prakarsa beberapa pengusaha Belanda, seperti P. W.
Janssen (Direktur Deli Maatschappij), B. Heldring (Direktur Nederlandsche Handel Maatschappij), dan I. J. van Santen (Direktur Nederlandsche Indische Hadelsbank), dengan mengumpulkan modal investasi sebesar f 2.440.000,-. Para pengusaha
135 W.H.M Schadee, Op.,cit. hlm. 178.
Belanda tersebut juga sepakat mendaftarkan Deli Spoorweg Maatschappij ke Notaris J. E. Clausing. Jaringan lintasan pertama kereta api dibuka pada Juli 1886 dari Medan ke Labuhan. Pada Februari 1888 dibuka pula jalur Labuhan ke Belawan. Selanjutnya dibuka pula jalur lintasan Medan - Deli Tua dan Medan – Timbang Langkat (Binjai).
Seluruh jaringan lintasan tersebut sepanjang 63 mil selesai pada 1889. Periode berikutnya diperoleh konsesi untuk membuka cabang-cabang jaringanlintasan ke Serdang–Perbaungan–Serdang Hulu. Pada 1900 dibuka pula jaringan lintasan kereta api ke Pangkalan Brandan dan Pangkalan Susu karena di daerah tersebut terdapat tambang-tambang minyak. Keseluruhan telah dibuka 162 mil jaringan lintasan dengan 54 stasiun. Pembangunan jalur lintasan kereta api cukup signifikan sejalan dengan ekspansi perkebunan ke beberapa kawasan di Pantai Timur Sumatera baik di wilayah utara maupun selatan dengan menjadikan kota Medan sebagai titik pusatnya, sehingga hasil dari perkebunan-perkebunan tersebut dapat dikirim lebih cepat ke Pelabuhan Belawan sebagai pintu masuk dan keluar barang impor dan ekspor.136
136 Indra & Suprayitno, Diversifikasi Usaha Deli Spoorweg Maatschappij dalam Pengembangan Prasarana Transportasi di Sumatera Timur1883 - 1940, Medan, Fakultas Sastra USU, 1998, hlm. 8.
Gambar 6
Rel Kereta Api Deli Spoorweg Maatschappij Belawan-Medan Tahun 1921
Sumber : KITLV (diakses pada https://digitalcollections.universiteitleiden.nl tanggal 21 Mei 2020)
Dalam perkembangannya jalur lintasan rel kereta api ini semakin panjang, karena saling menyambung antara perkebunan-perkebunan yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera baik ke wilayah utara maupun selatan. Adapun daftar panjang lintasan rel kereta api tersebut bisa dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 13
Daftar Panjang Lintasan Rel Kereta Api
Lintasan Rel Panjang (Km) SK Peresmian
Medan – Labuhan 16.743 No. 17, tgl 23 Jan 1883 25 Juli 1886
Sumber: Junaidi Nasution, Transformasi Modernitas di Kota Medan: Dari Kampung Medan Putri Hingga Gemeente Medan, dalam jurnal sejarah vol I (2), 2018, hlm. 70.
Kereta api berperan dalam transportasi baik dari daerah pedalaman perkebunan hingga barang-barang dapat ditempatkan di pelabuhan-pelabuhan untuk segera diangkut melalui kapal laut. Jaringan kereta api yang dibangun pada akhir abad ke 19 bertujuan untuk melayani ekonomi ekspor dan impor kolonial yang tumbuh pesat. Realisasi pembangunan jaringan rel kereta api di Afdeeling Deli en Serdang, pada awalnya difokuskan di tiga daerah yang meliputi daerah Deli, Serdang dan Selesei. Daerah-daerah ini sangat memungkinkan untuk dibangun jaringan rel kereta api karena kondisi tanah yang datar dan dekat dengan Kota Medan.137
Pembangunan jalur rel kereta api ini memberi dampak yang positif bagi perkembangan ekonomi di perkebunan. Dampak positif ini dapat dilihat dengan volume daya angkut yang banyak sehingga tidak berkali-kali mengangkut hasil panen perkebunan yang banyak menghabiskan biaya operasional. Selain bagi perkebunan, pembangunan rel kereta api juga memberi dampak positif bagi Pelabuhan Tanjung Balai Asahan dimana perkebunan-perkebunan yang berada di wilayah Asahan dengan mudah mengirim hasil panen ke pelabuhan yang kemudian di ekspor. Akibat yang diperoleh dengan keuntungan besar karena perusahaan ini memiliki hak monopoli angkutan perkebunan.138
Tahun 1918 tarif tersebut berjumlah f.5.606.494, tahun 1919 f.6.701.144 dan tahun 1920 f.8.088.250. Pada tahun 1920 staf perusahaan Deli Spoorweg
137 Junaidi Nasution, Transformasi Modernitas di Kota Medan : Dari Kampung Medan Putri Hingga Gemeente Medan, dalam Jurnal Sejarah Vol 1(2), Pengurus Pusat Masyarakat Sejarawan Indonesia, 2018, hlm. 7.
138 Edi Sumarno, Op.,cit, hlm. 199.
Maatschappij terdiri sebagai berikut atas Pegawai dan Pejabat Sipil Eropa berjumlah 250 orang, Pegawai Pribumi 543 orang, Penduduk Asli 3.160 orang dan total keseluruhan berjumlah 3.953 orang.139 Aktivitas Deli Spoorweg Maatschappij menurun pada tahun 1920 karena penurunan ekspor dan penurunan impor beras.
Sehingga pendapatan menjadi sangat menurun, padahal biaya operasional tetap harus berjalan. Maka pemerintah Hindia Belanda meningkatan tarif operasional.