BAB III LATAR BELAKANG BERDIRINYA AFDEELING DELI EN
3.2 Reorganisasi Pemerintahan
Kontrak politik antara Belanda dengan Siak yang dikenal dengan Tractaat Siak pada tahun 1858, secara resmi menandakan hadirnya kekuasaan Belanda di Sumatera Timur. Meskipun dalam proses untuk mendapatkan pengakuan dari wilayah-wilayah Kesultanan di Sumatera Timur khususnya Deli dan Serdang baru berhasil di tahun 1865. Setelah berhasil menguasai beberapa wilayah di Pantai Timur Sumatera, pemerintah Hindia Belanda menempatkan masing-masing seorang Controleur di Bengkalis, Panai, Asahan, Batubara dan Labuhan Deli. Penempatan Controleur bertujuan untuk membantu tugas Asisten Residen di Siak dan mengawasi wilayah-wilayah yang berhasil ditaklukkan.85
Melihat perkembangan perkebunan di wilayah Sumatera Timur khususnya Deli yang dimulai sejak 1863, pemerintah Hindia Belanda melihat hal tersebut sebagai potensi ekonomi yang menguntungkan. Kemudian berdasarkan Besluit Gouvernement 15 Mei 1873 pemerintah Hindia Belanda menetapkan wilayah Sumatera Timur sebagai Residensi tersendiri dengan Ibukotanya di Bengkalis, meliputi wilayah Tamiang, Langkat, Deli, Serdang, Asahan, Labuhan Batu, Siak, dan
84 Gewestelijk Bestuur Residentie Oostkust van Sumatra, Medan 2 Desember 1907, hlm. 10.
85 Bangun dan Runtuhnya Kerajaan Melayu di Sumatera Timur, Op.cit., hlm 240.
Rokan. Sejak tahun 1873 Keresidenan Sumatera Timur di bagi atas beberapa Afdeeling yaitu :
1. Afdeeling Deli (dari Tamiang hingga ke Padang) dengan Controleur berkedudukan di Labuhan Deli.
2. Afdeeling Asahan dengan Controleur berkedudukan di Tanjung Balai.
3. Afdeeling Labuhan Batu dengan Controleur berkedudukan di Labuhan Bilik.
4. Afdeeling Siak dengan Controleur berkedudukan di Siak Sri Indrapura.86 Sementara itu, terjadi banyak kerusuhan di Deli terutama dari sektor perkebunan. Sebagai antisipasi dari hal tersebut maka pemerintah Hindia Belanda kemudian mengangkat Cats Baron de Raet sebagai Controleur berkedudukan di Labuhan Deli, tugasnya untuk mengawasi tiga wilayah yakni Deli, Langkat dan Serdang. Selain itu, tugas utama Controleur di Afdeeling Deli yakni untuk mengambil alih pajak (overneming van belastingen) yang meliputi pajak minuman keras, pajak judi, pajak rumah gadai, pajak ikan, dan cukai pelabuhan serta monopoli atas penjualan candu dengan membayar ganti rugi masing-masing sebesar f 123.100 kepada Deli dan f 147.500 kepada Serdang.87
Ekspansi perkebunan yang begitu pesat kerap menimbulkan konflik-konflik perkebunan yang menyebabkan bangsal-bangsal perkebunan dan rumah-rumah milik Belanda dibakar oleh pejuang rakyat Sunggal sehingga produksi tembakau terhenti,
86 Ibid, hlm 241.
87 Daerah Tingkat I, Pemprovsu. Op.cit, hlm.102. Lihat juga Staatsblad van Nederlandsche Indie 1873 No. 84
konflik ini dikenal dengan peristiwa Perang Sunggal. Timbulnya perang ini disebabkan karena para datuk-datuk tidak merasa senang mengenai cara Sultan membagikan tanah konsesi kepada pihak perkebunan Belanda tanpa menghiraukan datuk-datuk kepala Urung. Selain itu, keuntungan juga tidak dibagikan kepada rakyat.
Akibat munculnya konflik-konflik tersebut pemerintah Hindia Belanda kemudian mengubah formasi pemerintahan di Afdeeling Deli. Berdasarkan Staatsblad 1876 No.
103 Afdeeling Deli yang dipimpin oleh Asisten Residen kemudian di bagi atas : 1. Onderafdeeling Deli dan Serdang berkedudukan di Labuhan yang dikepalai
oleh Asisten Residen.
2. Onderafdeeling Langkat dan Tamiang berkedudukan di Tanjung Pura yang dikepalai oleh Controleur yang langsung tunduk terhadap Asisten Residen Deli.88
Pada tahun 1876 masih terjadi penyerangan yang dilakukan oleh kuli-kuli perkebunan maupun rakyat yang masih berjuang pada pemberontakan peristiwa Perang Sunggal. Pada awal tahun 1877 konflik-konflik di wilayah Afdeeling Deli semakin ricuh terutama di perkebunan. Berdasarkan hal tersebut, Belanda menambah kekuatan polisi dan militer untuk melawan pejuang-pejuang Sunggal. Selain itu, Controleur yang berkedudukan di Labuhan Deli juga diberikan wewenang untuk
88 Tim Pengumpulan, Penelitian Data dan Penulisan Sejarah Pemerintahan Departemen Dalam Negeri Provinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara, Op.cit. hlm 151. Lihat juga : Staatsblad van Nederlandsche Indie 1876 No. 103.
menangani peradilan yang dinamakan “residentiegerecht”. Hal ini diatur berdasarkan Staatsblad 1877 No.190 atas perintah Residen dan Asisten Residen Deli,.89
Setelah pemerintah Hindia Belanda berhasil mengatasi konflik-konflik perkebunan, maka pemerintah Hindia Belanda bersama dengan pihak perusahaan perkebunan mulai membangun fasilitas untuk mendukung industri perkebunan seperti jalan raya dan jalur kereta api. Pembangunan fasilitas-fasilitas perkebunan yang terfokus di daerah-daerah perusahaan perkebunan menyebabkan kemunduran Labuhan Deli sebagai pusat kekuasaan saat itu. Kemudian, berdasarkan Staatsblad 1879 No.205 kedudukan Asisten Residen Afdeeling Deli dipindahkan dari Labuhan ke Medan. Dengan demikian, Medan dijadikan sebagai Hoofdplaats (Ibukota) Afdeeling Deli.90
Perkembangan Medan yang begitu pesat disebabkan oleh mobilitas penduduk dan perusahaan perkebunan menyebabkan urusan pemerintahan Afdeeling Deli semakin bertambah. Sedangkan Afdeeling Deli pada saat itu hanya terdiri atas seorang Asisten Residen dan beberapa orang Controleur. Kekuatan polisi Afdeeling Deli juga hanya terdiri atas seorang mandor dan 12 orang Opas. Sementara itu, Serdang tidak mempunyai polisi sama sekali. Untuk itu, pada tahun 1881 berdasarkan Staatsblad No.31 dan No.216 yang merujuk pada Besluit tangggal 14 Desember 1872 No.18 (Staatsblaad No.225) dan Besluit 30 September 1878 No.3 (Staatsblaad No.251) untuk mengubah formasi Afdeeling Deli dan meningkatkan jumlah
89 Ibid, hlm 104.
90 Ibid, hlm 152 . Lihat juga : Staatsblad van Nederlandsche Indie 1879 No.205
Controleur dalam menjalankan pemerintahan dalam negeri di Pesisir Timur Sumatera khususnya di Afdeeling Deli. Dengan Amandemen Pasal 2 Besluit 16 April 1876 No.1 (Staatsblaad No.103) di tahun 1881 ditetapkan bahwa Afdeeling Deli dibagi atas 6 Onder Afdeeling yang terdiri dari :
1.Medan 2.Labuhan Deli 3. Serdang 4. Langkat
5. Timbang Langkat, dan 6. Temiang.91
Selain perubahan formasi pemerintahan Afdeeling Deli, pemerintah Hindia Belanda juga mengubah kedudukan Keresidenan Sumatera Timur yang mulanya di Bengkalis dipindahkan ke Medan pada tahun 1887.92 Tujuannya untuk mempermudah pengawasan pemerintah Hindia Belanda terhadap ekspansi perkebunan. Perpindahan ini tidak terlepas dari perkembangan ekonomi yang begitu pesat dari adanya eksploitasi perkebunan. Oleh karena itu, pemerintah Hindia Belanda juga melakukan reorganisasi pemerintahan Keresidenan Sumatera Timur.
Kemudian Sumatera Timur terbagi atas 5 Afdeeling,93 dimana salah satunya adalah Afdeeling Deli yang meliputi Serdang, dan Langkat dipecah lagi menjadi menjadi 7 Onder-Afdeeling yaitu :
91 Sejarah Pemerintahan Kabupaten Deli dan Serdang, Op.cit, hlm 125. Lihat juga : Staatsblad van Nederlandsche Indie 1881 No.31.
92 Jan Breman, op.cit., hlm.50.
93 Pada tahun 1887 Keresidenan Sumatera Timur terbagi atas 5 Afdeeling yaitu : 1) Deli, 2) Batubara, 3) Asahan, 4) Labuhan Batu, 5) Bengkalis. Lihat Sari Sejarah Serdang I, Op.cit., hlm 167.
1.Medan
2. Labuhan Deli
3. Langkat Hulu berkedudukan di Binjai
4. Langkat Hilir berkedudukan di Tanjung Pura 5. Serdang berkedudukan di Rantau Panjang 6. Temiang berkedudukan di Seruwai
7. Padang en Bedagai berkedudukan di Tebing Tinggi94
Selain itu, Direktur Pemerintah Dalam Negeri (Departemen Binnenlandsch Bestuur) menyetujui Amandemen penambahan Besluit 25 Januari 1887 No.1 (Staatsblaad No.21), dan Besluit 9 Desember 1892 No.6 (Staatsblaad No.257), serta Besluit 29 Juni dan 24 Juli 1898 No.5 dan 12. Melalui pertimbangan Amandemen tersebut, maka pada tahun 1900 berdasarkan Besluit 9 Januari 1900 didapatkan penambahan keputusan yang berisi sebagai berikut:
1. Pendapatan Asisten Residen yang menjadi petugas administrasi di Medan sebesar f. 4.800 per tahun.
2. Pendapatan Controleur di Onderafdeeling Beneden Langkat, Serdang, dan Padang en Bedagai sebesar f. 1080 per tahun.
3. Pengurangan penduduk di Pantai Timur Sumatera yang termasuk ke dalam bagian wilayah Asisten Residen Deli.95
94 Ibid, hlm 168.
95 Algemeene Secretarie Besluit 9 Januari 1900.
Pemerintah Hindia Belanda juga membentuk polisi bersenjata dengan jumlah 348 orang, 14 orang Sersan dan 38 orang Kopral untuk mengamankan wilayah perkebunan dan penduduk Gubernemen. Hal ini disebabkan oleh konsentrasi perkebunan yang tidak lagi hanya berfokus di wilayah Deli dan ketersediaan lahan perkebunan juga berkurang, sehingga pihak perkebunan mulai membuka perkebunan di luar wilayah Deli seperti Labuhan Batu, Asahan, dan Siak. Untuk itu, pemerintah Hindia Belanda melakukan reorganisasi kembali pada tanggal 1 Juli 1900. Kemudian wilayah Sumatera Timur ditetapkan menjadi 10 Afdeeling. Salah satunya Afdeeling Deli yang dikepalai oleh Asistent Resident, terbagi atas dua Onderafdeeling di bawah seorang Controleur yakni :
1. Medan
2. Labuhan Deli 96
Pada tahun 1906, Medan yang merupakan pusat pemerintahan Keresidenan Sumatera Timur berpotensi untuk dijadikan sebagai Gemeente. Oleh karena itu, dibentuk lembaga Afdeelingsraad van Deli. Lembaga ini bertugas mengatur urusan serta keperluan kota sebelum Medan ditetapkan sebagai Gemeente.97 Dalam
96 Pada tanggal 1 Juli 1900 wilayah Sumatera Timur dibagi atas 10 Afdeeling yakni Afdeeling Deli yang berkedudukan di Medan, Afdeeling Beneden Langkat di bawah seorang Controleur yang berkedudukan di Tanjung Pura, Afdeeling Boven Langkat (Timbang Langkat) di bawah seorang Controleur berkedudukan di Binjai, Afdeeling Tamiang di bawah seorang Controleur berkedudukan di Seruwai, Afdeeling Serdang di bawah seorang Controleur berkedudukan di Lubuk Pakam, Afdeeling Padang en Bedagai di bawah seorang Controleur berkedudukan di Tebing Tinggi, Afdeeling Batu Bara di bawah seorang Controleur berkedudukan di Labuhan Ruku, Afdeeling Asahan di bawah seorang Controleur berkedudukan di Tanjung Balai, Afdeeling Labuhan Batu di bawah seorang Controleur berkedudukan di Labuhan Bilik, dan Afdeeling Bengkalis di bawah seorang Asisten Residen yang berkedudukan di Bengkalis. Lihat Algemeene SecretarieBesluit6 Februari 1900 No.32.
Lihat juga Staatsblad van Nederlandsche Indie 1900 No.64.
97Algemeene Secretarie Besluit 1 April 1909.
mempersiapkan Medan sebagai Gemeente, Pemerintah Hindia Belanda juga membuat rancangan untuk menata ulang struktur pemerintahan di bagian wilayah Cultuurgebied Sumatera Timur.
Melalui campur tangan dari Direktur Peradilan dan Keuangan mengenai rancangan Pemerintah Hindia Belanda pada 24 Mei No.656/10. Direktur Peradilan dan Keuangan memberikan penawaran konsep keputusan yang dirujuk dalam surat Pemerintah Hindia Belanda 8 Juni No. 717/6. Konsep tersebut dimaksudkan untuk memperbesar Afdeeling Deli. Selain itu, Residen Sumatera Timur juga mengajukan rancangan untuk memperkerjakan dua pengawas di kantor Asisten Residen Afdeeling Deli. Namun, konsep yang diberikan tersebut belum disetujui oleh pemerintah karena belum memenuhi syarat dalam pelaksanaannya.98
Sementara itu, pada tahun 1907 Residen Sumatera Timur membuat rancangan reorganisasi untuk mengatur kembali administrasi pemerintahan di bagian wilayah Cultuurgebied Sumatera Timur melalui Surat Perintah No.3523/4. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi pengaruh Sultan dan para Datuk yang semakin besar di wilayah pedalaman (Dusun). Oleh karena itu, diperlukan perluasan penanganan administrasi pemerintahan. Pemerintah Hindia Belanda kemudian menempatkan seorang Controleur untuk menangani urusan Batak di Deli dan Serdang Dusun.
Sehingga, pada tahun 1908 Asisten Residen Deli bertanggung jawab atas wilayah
98 Ibid.
Batak Timur atau yang disebut dengan Deli en Serdang Dusun di bawah pengawasannya.99
Selain itu, pemerintah Hindia Belanda menghapuskan posisi Controleur di Labuhan Deli. Hal ini disebabkan karena Labuhan Deli mengalami penurunan, sehingga peningkatan kegiatan perkebunan dan urusan pemerintahan berpusat di Medan. Untuk menghemat anggaran dalam urusan pemerintahan, pada tahun 1908 wilayah Medan dan Labuhan Deli lalu digabungkan menjadi Onderafdeeling Beneden Deli dipimpin oleh seorang Controleur berkedudukan di Medan.100
Pada tahun 1909 Medan kemudian ditetapkan sebagai Gemeente karena peningkatan aktivitas perkebunan dan pemerintahan. Pemerintahan atas Gemeente Medan dirangkap oleh Asisten Residen sehingga sering terjadi tumpang tindih kekuasaan. Oleh karena itu, untuk mendapatkan kinerja yang efektif pemerintah Hindia Belanda menganggap perlu adanya dewan yang lebih besar untuk memisahkan antara personel pemerintahan Gemeente Medan dengan wilayah Cultuurgebied. Kemudian pengelolaan atas wilayah Deli, Serdang, dan Padang Bedagai perlu dipegang oleh satu pemerintahan di bawah Asisten Residen dan Controleur di setiap daerahnya. Pada tahun 1910, berdasarkan Besluit 7 Januari 1910 No.21 pemerintah Hindia Belanda melakukan reorganisasi pemerintahan. Dalam Besluit ini dinyatakan bahwa pembagian wilayah Cultuurgebied di Sumatera Timur
99 Ibid.
100 Penggabungan Medan dan Labuhan Deli karena para pengusaha lebih mudah dalam menjalankan bisnis serta melakukan pengiriman barang lebih efektif melalui Medan dibandingkan Labuhan. Dapartemen van Binnenlandsch Bestuur, Rapport van 31 Juli 1909 No.21
dibagi menjadi 3 Afdeeling. Salah satunya Afdeeling Deli yang diubah menjadi Afdeeling Deli en Serdang di bawah Asisten Residen yang dibantu oleh Controleur berkedudukan di Medan. Oleh karena itu, secara resmi wilayah Deli dan Serdang disatukan dalam satu lingkup administrasi bernama Afdeeling Deli en Serdang.
Afdeeling ini terbagi lagi menjadi 5 Onderafdeeling yaitu:
1. Onderafdeeling Beneden Deli yang terdiri atas wilayah langsung Kesultanan Deli serta bagian dari landschap Percut dan Sepuluh Dua Kuta. Dipimpin oleh seorang Controleur yang berkedudukan di Medan.
2. Onderafdeeling Midden Deli wilayah ini meliputi Percut, Sepuluh Dua Kuta, serta Sukapiring, Serbanyaman, dan Senembah Deli. Dipimpin oleh seorang Controleur yang berkedudukan di Medan.
3. Onderafdeeling Padang en Bedagai dipimpin seorang Controleur berkedudukan di Tebing Tinggi.
4. Onderafdeeling Serdang, wilayah ini meliputi bentang alam Serdang, Senembah Serdang, Denai, Perbaungan, dan Serbajadi. Semua wilayah ini terletak di Kesultanan serdang kecuali Batak Timur Dusun. Dipimpin oleh seorang Controleur yang berkedudukan di Lubuk Pakam.
5. Onderafdeeling Deli en Serdang Dusun dipimpin oleh seorang Controleur dan Controleur urusan Batak yang berkedudukan di Arnhemia.101
101 Selain Afdeeling Deli en Serdang juga terdapat Afdeeling Langkat yang berkedudukan di Tanjung Pura dikepalai oleh Asisten Residen dan Afdeeling Asahan yang berkedudukan di Tanjung Balai dikepalai oleh seorang Asisten Residen. Lihat Algemeene Secretarie Besluit 31 Januari 1910 No.21.
Setelah pemerintah Hindia Belanda menyatukan wilayah Deli dan Serdang menjadi satu administratif pemerintahan Afdeeling Deli en Serdang. Pemerintahan Hindia Belanda mendapatkan kinerja sistem pemerintahan yang lebih efektif baik dalam mengontrol urusan pemerintahan maupun kegiatan perkebunan sehingga mengalami peningkatan dari segi pendapatan.102