• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEP & TEORI

B. Spasialisasi

3.4 Objek dan Subjek Penelitian

Subjek penelitian menurut Amirin (1986) merupakan sesorang atau sesuatu yang mengenainya ingin diperoleh keterangan, sedangkan Suharsimi Arikunto (1989) memberi batasan subjek penelitian sebagai benda, hal atau orang tempat dara untuk variabel penelitian melekat, dan yang dipermasalahkan. Dikalangan peneliti kualitatif, istilah subjek penelitian disebut dengan istilah informan, yaitu orang-orang yang memberi informasi tentang data yang diinginkan peneliti berkaitan dengan penelitian yang sedang dilaksanakannya. (Idrus, 2009:91)

Oleh karena itu, objek dalam penelitian ini ialah stasiun televisi Metro TV, sedangkan subjek dalam penelitian ini merupakan wartawan dari redaksi Metro TV, yang mana, Metro TV merupakan televisi berita pertama di Indonesia yang didominasi oleh 70% program berita dan 30% program non berita yang bersifat edukatif. Secara lebih khususnya, subjek penelitian ini akan diarahkan pada :

1. Manager Newsroom

2. Kepala Departemen Pemberitaan 3. Executive Producer

4. Tenaga Ahli Dewan Pers (Pengamat) 3.5 Teknik Pengumpulan Data

A. Observasi

Emzir dalam bukunya Analisis Data: Metode Penelitian Kualitatif (2010:37) mendefinisikan observasi sebagai “perhatian yang terfokus terhadap kejadian, gejala, atau sesuatu.”

Terdapat dua jenis observasi yang selama ini berkembang dalam pengumpulan data penelitian kualitatif (Bandur, 2014 : 91-92), yaitu :

1) Participant Observation (Observasi Partisipan), peneliti menjadi pemain aktif dalam lingkungan penelitian. Biasanya peneliti tinggal dan hidup bersama anggota masyarakat dan ikut terlibat dalam semua aktivitas dan perasaan mereka.

Peneliti memainkan dua peran, yaitu pertama, berperan sebagai anggota peserta dalam kehidupan masyarakat, dan kedua, sebagai peneliti yang mengumpulkan data tentang perilaku masyarakat dan perilaku individunya. (Emzir, 2010:39)

2) Direct Observation (Observasi Langsung), peneliti hanyan mengamati atau melihat langsung perilaku / fenomena tersebut tanpa terlibat langsung ke dalam kehidupan partisipan. Istilah

‘langsung’ dalam observasi langsung hendak memberikan tekanan bahwa peneliti hadir dalam peristiwa yang sedang berlangsung.

Jika peneliti tidak secara langsung menyaksikan peristiwa yang terjadi, observasi tidak langsung (indirect observation) masih dapat dilakukan. Teknik pengumpulan data melalui observasi tidak langsung bertujuan untuk memahami peristiwa (kondisi, kegiatan, proses, interaksi, perilaku, sikap) yang sedang terjadi dan/atau berlangsung secara lebih mendalam. Peneliti dapat merekam dan membuat catatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Teknik ini dapat dikatakan ideal ketika peneliti tidak memiliki akses secara langsung terhadap partisipan atau partisipan tidak bersedia untuk di wawancara.

1. Kelebihan dan Kekurangan Teknik Observasi

Dalam buku Analisis Data : Metodologi Penelitian Kualitatif karya Emzir (2010:48-49), memaparkan bahwa kemampuan peneliti menggunakan teknik observasi secara ilmiah dan objektif tergantung pada kecenderungan dan kemampuannya dalam membedakan antara

berbagai kejadian dan menghubungkannya satu sama lain dan ketelitiannya dalam mencatat pengamatannya.

Apabila ia menggunakan instrumen ini, ia akan menemukan bahwa observasi mempunyai kelebihan sebagai berikut :

a. Observasi merupakan cara langsung paling baik untuk meneliti berbagai macam fenomena / gejala, karena terdapat berbagai perilaku manusia yang tidak mungkin dipelajari kecuali dengan cara ini.

b. Observasi tidak memerlukan usaha yang besar dari pihak pelaku observasi bila dibandingkan dengan teknik lain.

c. Observasi memungkinkan peneliti mengumpulkan data di bawah kondisi perilaku yang dikenal.

d. Observasi memungkinkan peneliti mengumpulkan hakikat perilaku pada saat yang sama dengan waktu yang diperolehnya.

e. Observasi tidak banyak bergantung pada pengambilan kesimpulan.

f. Observasi membolehkan pemerolehan data dan informasi dari yang tersedia agar individu tidak perlu memikirkan topik penelitian ketika dilakukan wawancara pribadi atau surat menyurat.

Di samping kelebihan diatas, teknik observasi juga mempunyai beberapa kelemahan di antaranya :

a. Kadang-kadang ketergantungan individu pada topik penelitian yang diberikan dapat memberikan dampak tidak baik, misalnya ketika mereka merasa bahwa perilaku mereka diawasi.

b. Adalah hal sulit terjadinya suatu kejadian yang dapat diperkirakan sebelumnya agar peneliti hadir pada waktu itu, kebanyakan waktu menunggu memakan waktu lama.

c. Sebagian keadaan kadang-kadang terhambat oleh faktor-faktor yang tidak diharapkan proses pelaksanaan observasi seperti perubahan cuaca dan terjadi kejadian-kejadian lain sebagai pengganti.

d. Teknik ini sangat terikat pada faktor waktu dan tempat, kadang-kadangkejadian menelan waktu tahuanan atau terjadi pada berbagai tempat yang menjadikan tugas peneliti sulit.

e. Diketahui bahwa terdapat sebagian kejadian yang tidak mungkin diamati secara langsung dan hanya dapat diperoleh

informasinya melalui surat menyurat atau wawancara pribadi, seperti kejadian-kejadian yang berhubungan dengan kehidupan pribadi individu.

B. Wawancara

Metode pengumpulan data yang paling banyak digunakan dalam penelitian kualitatif ialah in-depth interviews (wawancara mendalam).

Penggunaan in-depth interviews sangat signifikan dalam memahami secara lebih mendalam tentang persepsi masing-masing individu terhadap fenomena yang sedang diteliti. In-depth interviews terdiri atas unstructured interviews dan semi-structured interviews. Dalam unstructured-interviews, peneliti tidak menyiapkan pertanyaan-pertanyaan penuntun sebelum melakukan wawancara, tetapi cukup menyediakan tema-tema umum yang hendak di dalami dari informan.

Dalam semi-structured interviews, peneliti menyiapkan pertanyaan-pertanyaan penuntun untuk dijadikan panduan utama ketika melakukan wawancara. Kedua model wawancara ini sama-sama menggunakan pertanyaan terbuka. Pada awal wawancara peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka, lalu kemudian melanjutkan diskusi yang lebih spesifik berdasarkan jawaban partisipan. (Bandur, 2014:96)

1. Kelebihan dan Kekurangan Wawancara

Dikutip dalam buku Analisis Data : Metodologi Penelitian Kualitatif karya Emzir (2010 : 60-61) menjelaskan bahwa kemampuan peneliti menggunakan instrumen wawancara pribadi

secara ilmiah dan objektif tergantung pada tiga hal, yaitu pertama, kemampuan orang yang melaksanakan wawancara (baik peneliti sendiri maupun orang lain), kedua, kompetensinya dalam menganalisis maksud pandangan pokok yang terdapat dalam wawancara, dan ketiga, kecermatan/ketelitiannya dalam mencatat hasil wawancara. Kelebihan dari instrumen pengumpulan data melalui wawancara pribadi sebagai berikut :

a. Wawancara merupakan instrumen yang paling baik untuk memilih dan menilai karakteristik pribadi.

b. Wawancara mempunyai manfaat yang besar dalam mengindentifikasi dan mengatasi masalah-masalah kemanusiaan, khususnya masalah efektif.

c. Wawancara mempunyai manfaat yang besar dalam konsultasi.

d. Wawancara membekali peneliti dengan informasi tambahan untuk memperkuat data yang diperoleh melalui instrumen lain.

e. Kadang – kadang peneliti menggunakan wawancara bersama-sama dengan observasi untuk memperkuat validitas data.

f. Wawancara merupakan satu-satunya instrumen untuk pengumpulan data pada masyarakat buta huruf.

Di samping kelebihan di atas, wawancara juga mempunyai kelemahan, di antaranya sebagai berikut:

a. Keberhasilan wawancara sangat tergantung pada kemauan informan dalam bekerja sama dan memberikan informasi yang dapat dipercaya dan teliti.

b. Wawancara terpengaruh oleh keadaan diri dan faktor-faktor lain yang memengaruhi pribadi yang melakukan wawancara atau informan atau keduanya sekaligus, dan selanjutnya mengandung bias pribadi yang sangat tinggi ada data.

c. Wawancara terpengaruh oleh antusias informan pada dirinya, keinginannya untuk tampil positif, keragu-raguannya dalam memberikan informasi, dan motivasinya untuk disukai orang yang melakukan wawancara.

Berdasarkan hal ini, kita mengingatkan peneliti bahwa setiap informan mewarnai kebenaran/ hakikat yang dibicarakannya sesuai dengan yang disangkanya benar.

C. Focus Group Discussions (FGDs)

Emzir dalam bukunya Penelitian Kualitatif Metodologi, Desain, dan Teknik Analisis Data dengan NVivo 10 karya Bandur (2010:94-95), menjelaskan dalam teknik wawancara ini, peneliti mengumpulkan beberapa informan kunci untuk mendiskusikan masalah penelitian. Bentuk wawancara ini dapat berupa semi terstruktur (semi-structured interviews) dan wawancara mendalam (in-depth interview). Jenis-jenis wawancara kelompok yang populer ialah wawancara kelompok terfokus (focused group interviews) dan wawancara kelompok utama (referenced group interviews).

Indepth interviews merupakan teknik pengumpulan yang paling luas digunakan dalam penelitian kualitatif. Teknik ini digunakan ketika peneliti hendak mengetahui secara mendalam tentang persepsi dan pengalaman masing-masing individu akan suatu fenomena penelitian.

FDGs sangat populer digunaka sejak dekade 1990an. Dalam teknik ini, peneliti dapat menggabungkan beberapa partisipan dalam suatu kelompok diskusi.

Bandur menyarankan agar tidak menggabungkan lebih dari tujuh partisipan sehingga tidak terlalu menyulitkan peneliti dalam tahap transkrip wawancara, juga menghindari dominasi pembicaraan yang dilakukan oleh informan – informan tertentu. FDGs dapat dilakukan ketika

masalah yang sedang diteliti cukup kompleks dan rumit sehingga perlu diskusi. Teknikk ini juga dilakukan jika peneliti mengharapkan adanya konsensus / kesepakatan terhadap suatu topik penelitian. Namun, kadang-kadang ketika peneliti menggabungkan atasan dan bawahan, informasi lebih banyak didominasi oleh atasan. Namun ketika dalam diskusi tersebut tidak didominasi atasan, FDGs dapat dinilai efektif untuk mendapatkan informasi yang kaya berasal dari berbagai partisipan yang berbeda.

D. Record Review (Analisis Dokumen)

Record Review sering digunakan dalam studi-studi sejarah dan analisis wacana (discourse analysis). Namun demikian, setiap peneliti kualitatif diharapkan memiliki dokumen-dokumen tertulis untuk merekam dan / atau menelusuri masalah penelitian yang sedang diteliti. dokumen-dokumen yang umum dalam penelitian kualitatif yang dapat dijadikan instrumen penelitian ialah buku harian, jurnal harian peneliti, surat-surat, dokumen formal, undangan, hasil-hasil keputusan, logs, pengumuman, dokumen pemerintah (Undang-undang dan peraturan pemerintah).

(Bandur, 2014:95)

Menurut Dedy Mulyana dalam bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya (2006:195) memaparkan, dokumen-dokumen (otobiografi, memoar, catatan harian, surat – surat pribadi, catatan pengadilan, berita koran, artikel majalah, brosur, buletin, dan foto-foto) ini dapat mengungkapkan

bagaimana subjek mendefinisikan dirinya sendiri, lingkungan, dan situasi yang dihadapinya pada suatu saat, dan bagaimana kaitan antara definisi diri tersebut dalam hubungan dengan orang-orang disekelilingnya dengan tindakan-tindakannya.

Dengan demikian, berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas mengenai berbagai macam metode pengumpulan data dalam penelitian dalam kualitatif, maka dalam penelitian digunakan metode pengumpulan data, pertama metode analisis dokumen sebagai sumber awal yang digunakan untuk memahami permasalahan dan pengetahuan mengenai permasalahan yang diangkat oleh peneliti.

Kedua, direct observation, yang mana peneliti ikut dalam melihat peristiwa-peristiwa yang berlangsung di lokasi tersebut. Hal ini berkaitan dengan metode penelitian yang telah dipilih sebelumnya, yakni studi kasus yang bertujuan untuk mendapatkan kedalaman informasi yang akan diteliti, khususnya mengenai independensi wartawan Metro TV. Dengan menggunakan metode observasi, maka peneliti akan berkesempatan untuk melihat secara langsung peristiwa ataupun fenomena yang berlangsung yang terjadi di dalam lokasi penelitian, sehingga peneliti dapat memahami konteks maupun fenomena tersebut, serta mendapatkan peluang untuk memahami realitas dari sudut pandang orang dalam mengenai fenomena yang sedang diteliti.

Ketiga, metode yang digunakan adalah wawancara semi-structured interviews, yang mana, peneliti menyiapkan

pertanyaan-pertanyaan penuntun untuk dijadikan panduan utama ketika melakukan wawancara.. Hal ini dikarenakan untuk memperkuat validas data yang diperoleh melalui observasi yang telah dilakukan, serta peneliti dapat memahami secara mendalam tentang persepsi masing-masing individu terhadap fenomena yang sedang diteliti.

3.6 Teknik Keabsahan Data

Validitas dan Reliabilitas dalam penelitian merujuk pada masalah kualitas data dan ketepatan metode yang digunakan untuk melaksanakan proyek penelitian. Kualitas dan ketepatan metode yang digunakan untuk melaksanakan penelitian sangat penting khususnya dalam ilmu-ilmu sosial karena pendekatan filosofis dan metodologis yang berbeda terhadap studi aktivitas manusia. (Emzir, 2014:78)

Salah satu teknik untuk memperoleh data yang valid dalam penelitian kualitatif yang perlu dibahas adalah penggunaan teknik triangulasi. Triangulasi berarti segitiga, tetapi tidak berarti informasi cukup dicari dari tiga sumber saja. Prinsipnya adalah, menurut teknik triangulasi, informasi mestilah dikumpulkan atau dicari dari sumber-sumber yang berbeda agar tidak bias sebuah kelompok. Dalam kaitan ini, triangulasi dapat berarti adanya informan – informan yang berbeda atau adanya sumber data yang berbeda mengenai sesuatu. Triangulasi dilakukan untuk memperkuat data, untuk membuat peneliti yakin terhadap kebenaran dan kelengkapan data. (Afrizal, 2014:168)

Menurut William Wiersma (Sugiyono, 2016:125-126), tringulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dair berbagi sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian, terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Sebagai contoh, untuk menguji kredibilitas data tentang gaya kepemimpinan seseorang, maka pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dilakukan ke bawahan yang dipimpin, ke atasan yang menugasi, dan ke teman kerja yang merupakan kelompok kerjasama. Data dari ketiga sumber tersebut, tidak bisa dirata-ratakan seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari tiga sumber data tersebut. Data yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan (member check) dengan tiga sumber data tersebut.

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya, data yang diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Bila dengan tiga

teknik pengujian kredibilitas daata tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar. Atau mugkin semuanya benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda.

3. Triangulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu, dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang, sehingga sampai ditemukan kepastian datanya.

Dengan demikian, maka dalam penelitian ini teknik triangulasi yang digunakan ialah triangulasi sumber bertujuan untuk mengungkapkan gambaran yang lebih memadai (beragam perspektif) mengenai gejala yang diteliti. Hal ini berarti peneliti bermaksud menguji data yang diperoleh dari satu sumber (untuk dibandingkan) dengan data dari sumber lain. (Pawito, 2008:99)

Sehingga, peneliti akan melakukan wawancara dengan narasumber dan juga melakukan observasi terhadap tayangan di tiga

program Metro TV, yaitu Metro Pagi Primetime, Metro Siang dan Metro Hari Ini.

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses sistematis pencarian dan pengaturan transkripsi wawancara, catatan lapangan, dan materi – materi lain yang telah peneliti kumpulkan untuk meningkatkan pemahaman peneliti sendiri mengenai materi-materi tersebut dan untuk memungkinkan peneliti menyajikan apa yang sudah peneliti temukan kepada orang lain. (Emzir, 2014:85)

Ada dua tahap analisis data dalam penelitian kualitatif yaitu : pertama, pada tahap pengumpulan data dan oleh sebab itu analisis data dilakukan di lapangan; kedua, dilakukan ketika penulisan laporan dilakukan. Jadi, dengan demikian, analisis data dilakukan mulai dari tahap pengumpulan data sampai tahap penulisan laporan. (Afrizal, 2014:19)

Afrizal dalam bukunya “Metode Penelitian Kualitatif : Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu”

(2014:175) memberikan dua kesimpulan mengenai analisis data dalam penelitian kualitatif, yaitu :

1. Analisis data dalam penelitian kualitatif tidak suatu proses kuantifikasi data, melainkan suatu proses pengolahan data mentah berupa penuturan, perbuatan, catatan lapangan dan bahan-bahan tertulis yang lain yang memungkinkan peneliti untuk menemukan hal-hal yang sesuai dengan pokok persoalan yang diteliti.

2. Luaran analisis data bukan angka, bukan signifikansi hubungan yang dinyatakan dengan angka, bukan pula distribusi, melainkan kategori atau klasifikasi atau tipologi. Analisis data dalam

penelitian kualitatif oleh sebab itu adalah kegiatan yang menghasilkan kategori, klasifikasi atau tipologi data.

1. Analisis Data Kualitatif Model Miles dan Huberman

Menurut Miles dan Huberman (Emzir, 2014:129-135), ada tiga macam kegiatan dalam analisis data kualitatif, yaitu :

a. Reduksi Data

Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemokusan, penyederhanaan, abstraksi, dan pentransformasian “data mentah”

yang terjadi dalam catatan-catatan lapangan tertulis. Reduksi data terjadi secara kontinu melalui kehidupan suatu proyek yang diorientasikan secara kualitatif. Faktanya, bahkan “sebelum” data secara aktual dikumpulkan, reduksi data antisipasi terjadi sebagaimana diputuskan oleh peneliti (sering tanpa kesadaran penuh) yang mana kerangka konseptual, situs, pertanyaan penelitian, pendekatan pengumpulan data untuk dipilih. Sehingga reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memokuskan, membuang, dan menyusun data dalam suatu cara dimana kesimpulan akhir dapat digambarkan dan diverifikasikan.

b. Model Data (Data Display)

Langkah utama kedua dari kegiatan analisis data adalah mode data. Kita mendefinisikan “model” data sebagai suatu kumpulan informasi yang tersusun yang membolehkan pendeskripsian kesimpulan dan pengambilan tindakan. Model (displays) dalam kehidupan sehari-hari berbeda-beda dari pengukur bensin, surat kabar, sampai layar komputer. Melihat sebuah tayangan membantu kita memahami apa yang terjadi dan melakukan sesuatu –analisis lanjutan atau tindakan– didasarkan pada pemahaman tersebut. Bentuk paling sering dari model data kualitatif selama ini adalah teks naratif.

Sebagaimana dengan reduksi data, menciptakan dan menggunakan model bukanlah sesuatu yang terpisah dari analisis, ia merupakan bagian dari analisis. Merancang kolom dan baris dari suatu matrik untuk data kualitatif dan menentukan data yang mana dalam bentuk yang mana, harus dimasukkan ke dalam sel yang mana adalah aktivitas analisis.

c. Penarikan/Verifikasi Kesimpulan

Langkah ketiga dari aktivitas analisis adalah penarikan dan verifikasi kesimpulan. Dari permulaan pengumpulan data, peneliti kualitatif mulai memutuskan apakah “makna” sesuatu, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur kausal, dan proposisi-proposisi.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat

Metro TV (PT. Media Televisi Indonesia) merupakan salah satu anak perusahaan dari Media Group yang dimiliki oleh Surya Paloh, yang mulai mengudara pada 25 November 2000 sebagai televisi berita 24 jam pertama di Indonesia, setelah mendapatkan izin penyiaran pada 25 Oktober 1999. Pada awalnya, Surya Paloh merintis usahanya di bidang pers sejak mendirikan surat kabar harian Prioritas, yang dibredel oleh pemerintah pada 29 Juni 1987 karena dinilai terlalu berani.

Pada 1989, Surya Paloh mengambil alih Media Indonesia, yang tercatat sebagai surat kabar oplah terbesar setelah Kompas di Indonesia. Oleh karena, kemajuan teknologi, Surya Paloh memutuskan untuk membangun sebuah televisi berita mengikuti perkembangan teknologi dari media cetak ke media elektronik. Metro TV bertujuan untuk menyebarkan berita dan informasi ke seluruh pelosok Indonesia. Selain, bermuatan berita, Metro TV juga menayangkan beragam program informasi mengenai kemajuan teknologi, kesehatan, pengetahuan, seni dan budaya, dan lainnya guna mencerdaskan bangsa. Metro TV terdiri dari 70% berita atau news, yang ditayangkan dalam tiga bahasa, yaitu Indonesia, Inggris dan Mandarin,

ditambah dengan 30% program non berita yang edukatif.75% - 85% program di Metro TV adalah in house production.

Metro TV mulai mengudara pada 25 November 2000 dengan 12 jam tayang sebagai siaran uji coba di 7 kota. Namun, sejak 1 April 2001, Metro TV sudah mulai mengudara 24 jam dengan mengandalkan 280 orang pekerja.

Siaran Metro TV dapat ditangkap secara terestrial di 280 kota yang tersebar di Indonesia, yang dipancarkan dari 52 transmisi.

Selain, dapat ditangkap secara terestrial, siaran Metro TV juga dapat ditangkap melalui televisi kabel di seluruh dunia dengan menggunakan satelit palapa 2 yang menjangkau kawasan ASEAN (Hongkong, China Selatan, India, Taiwan, Macao, Papua New Guinea, dan sebagian Australia dan Jepang).

Dalam perkembangannya, Metro TV yang berawal dikelola sebagai perusahaan keluarga, memiliki konsep dalam news gathering atau sistem pencarian berita. Hal yang dilakukan adalah sama yaitu dengan meriset sebuah ide, dan mengembangkannya menjadi berita. News Gathering dalam praktisnya, setiap media melakukan adu cepat dalam memberitakan suatu informasi. Pusat dalam pemberitaan itu berada di tangan Koordinator Liputan atau Koordinator Lapangan atau Korlip. Korlip bertugas dan bertanggung jawab penuh dalam memposisikan reporter. Hingga pada tahun 2010, Metro TV yang memiliki lebih dari 1500 karyawan diseluruh Indonesia, memiliki sebuah konsep baru dalam mengemas beritanya, yaitu menjadi manage issue.

Metro TV meninggalkan news gathering karena dinilai yang terlalu mengejar pada perlombaan untuk menuju lokasi informasi. Metro TV mengakui, media dalam televisi saat ini juga berlomba dengan media online.

Manage issue dalam praktiknya tidak lagi mengandalkan Korlip, tapi membabakkan menjadi produksi, grafis, korlip dan yang terkait pembabakan suatu berita menjadi lebih baik secara konten dan visual. Kelebihan dari manage issue adalah pengaruh. Hampir semua pemberitaan di Metro TV mengarah dan perhatiannya ditujukan oleh orang-orang yang berpengaruh, baik itu dalam lingkar pemerintahan maupun yang tidak. Hal tersebut terjadi karena issue yang dipilih Metro TV adalah berdasarkan riset dan agenda setting yang mapan. Selain itu, Metro TV didukung oleh perangkat atau engine yang dapat mendukung aktivitas media nasional, media sosial, dan media online yang dinamakan dengan Newstensity.

Engine tersebut bekerja dengan melakukan mapping dan hanya Metro TV yang memiliki. Misalnya hari ini, semua orang Indonesia yang sedang online melihat dan perhatiannya tertuju pada tiga pemberitaan besar, yaitu banjir Jakarta, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, dan kenaikkan Bahan Bakar Minyak (BBM). Dari ketiga berita tersebut, akan dicirikan oleh engine tersebut, berita mana yang lebih dipilih dan dilihat

Engine tersebut bekerja dengan melakukan mapping dan hanya Metro TV yang memiliki. Misalnya hari ini, semua orang Indonesia yang sedang online melihat dan perhatiannya tertuju pada tiga pemberitaan besar, yaitu banjir Jakarta, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, dan kenaikkan Bahan Bakar Minyak (BBM). Dari ketiga berita tersebut, akan dicirikan oleh engine tersebut, berita mana yang lebih dipilih dan dilihat