• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEP & TEORI

2.2 Kerangka Konsep dan Teori

2.2.1 Kerangka Konsep

2.2.1.6 Metro TV

Metro TV adalah televisi berita 24 jam pertama di Indonesia yang mulai mengudara pada tanggal 25 November 2000 dengan persentasi sebanyak 70% untuk program berita dan 30% program non berita yang bersifat edukatif. Dibawah naungan Media Group yang dipimpin oleh Surya Paloh, Metro TV memiliki tujuan untuk menyebarkan berita dan informasi ke seluruh Indonesia.

Pada tahun pertamanya, Metro TV mengudara selama 12 jam sebagai siaran uji coba di 7 kota. Namun, sejak 1 April 2001, Metro TV sudah mulai mengudara 24 jam dengan mengandalkan 280 orang pekerja. Siaran Metro TV dapat ditangkap secara terestrial di 280 kota yang tersebar di Indonesia, yang dipancarkan dari 52 transmisi.

Selain, dapat ditangkap secara terestrial, siaran Metro TV juga dapat ditangkap melalui televisi kabel di seluruh dunia dengan menggunakan satelit palapa 2 yang menjangkau kawasan ASEAN (Hongkong, China Selatan, India, Taiwan, Macao, Papua New Guinea, dan sebagian Australia dan Jepang).

Dalam perkembangannya, Metro TV lekat dengan dominasi pemberitaan politiknya dan adanya pengaruh kepentingan pemilik terhadap medianya. Hal ini, berkaitan dengan Surya Paloh yang memang berawal dari seorang politikus. Karir politiknya bermula ketika bergabung bersama partai Golongan Karya (Golkar) selama 43 tahun, sebelum akhirnya mendirikan partai Nasional Demokrat (Nasdem) yang bercikal bakal dari sebuah organisasi masyarakat yang dibentuk bersama dengan Sri Sultan Hamengkubuwono X pada tanggal 10 Februari 2010. Hingga akhirnya diresmikan menjadi sebuah partai politik pada tanggal 26 Juli 2011 dengan Patrice Rio Capella sebagai ketua umum.

Kepemilikan Metro TV oleh Surya Paloh yang merupakan seorang politikus, pada akhirnya, memberikan dampak bagi medianya, maupun masyarakat Indonesia. Hal ini dapat terlihat ketika memasuki tahun politik

pada tahun 2004, yang mana, Metro TV memberikan dukungannya terhadap pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla yang pada akhirnya terpilih sebagai presiden dan wakil presiden Indonesia pada tahun tersebut.

Bentuk dukungan Metro TV kepada pasangan tersebut, berupa liputan-liputan pemberitaan yang bersifat melegitimasi yang seringkali muncul dalam program-program Metro TV. Kala itu, Surya Paloh masih berada di partai Golkar dengan Jusuf Kalla yang saat itu menjabat sebagai ketua umum partai tersebut.

Pola tersebut kembali terulang ketika memasuki tahun 2009, Metro TV kembali memberikan dukungan pada pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono. Pada tahun 2014, Metro TV memilih untuk mendukung pasangan Jokowi – Jusuf Kalla. Dan kini, memasuki tahun 2019, Metro TV mendeklarasikan arah politiknya kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden Jokowi – Ma’ruf melalui tayangan iklan, dimana Surya Paloh sebagai ketua umum partai Nasdem tengah berpidato yang isinya kembali mendukung Jokowi untuk periode selanjutnya. Meskipun pada akhirnya, iklan tersebut kini telah dihentikan, karena bersifat tendensius.

Di sisi lain, liputan maupun iklan mengenai partai Nasdem, seringkali muncul dalam program-program Metro TV yang dianggap sebagai salah satu langkah dalam mempromosikan partai yang baru saja berdiri pada tahun 2011 lalu. Tahun yang sama, dimana Surya Paloh memutuskan untuk keluar dari partai Golkar.

Pada akhirnya, masyarakat mulai merasakan kecenderungan dalam pemberitaan Metro TV yang dapat terlihat dari tingginya intensitas pemberitaan mengenai kegiatan partai Nasdem, pemilihan narasumber berita, hingga pemberitaan yang cenderung selalu positif mengenai pasangan calon presiden dan wakil presiden yang diusung. Hal inilah, yang menyebabkan masyarakat menjadi mempertanyakan independensi Metro TV sebagai televisi berita.

Oleh karena itu, pada 16 Januari 2018, KPI mengeluarkan evaluasi tahunan yang meminta Metro TV memberikan perhatian pada prinsip independensi, netralitas, dan keberimbangan. Berselang satu tahun kemudian, yakni pada tanggal 17 Januari 2019, evaluasi tahunan KPI kembali dikeluarkan, dan menghasilkan permintaan KPI terhadap Metro TV untuk mengutamakan independensi dan keberimbangan. KPI juga mengeluarkan Hasil Survei Indeks Kualitas Program Siaran TV yang terbagi ke dalam 3 periode sepanjang tahun 2018, yakni :

a) Periode I (Januari – Maret) 2018 b) Periode II (April – Juni) 2018 c) Periode III (Juli – September) 2018

Di dalam Hasil Survei Indeks Kualitas Program Siaran TV untuk kategori program berita yang dikeluarkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sepanjang tahun 2018 digambarkan dalam grafik sebagai berikut.

Gambar 2.3

Hasil Survei Indeks Kualitas Program Siaran KPI untuk Kategori Program Berita

Berdasarkan grafik diatas, pada periode I (Januari – Maret) program berita mendapatkan skor 2,98 sehingga belum mencapai standar indeks KPI, sedangkan untuk periode II (April - Juni) dan periode III (Juli - September) mendapatkan skor masing-masing adalah 3,04 dan 3,01 melebihi standar indeks yang telah ditetapkan oleh KPI. Meskipun skor dalam program berita tersebut cenderung fluktuatif.

Secara lebih mendalam, Metro TV selama 3 periode survei yang telah dilakukan oleh KPI sepanjang tahun 2018 menghasilkan indeks kualitas program siaran berita Metro TV sebagai berikut :

Periode I Periode II Periode III

Skor 2.98 3.04 3.01

Standar KPI 3 3 3

2.95 3 3.05

Program Berita

Gambar 2.4

Indeks Kualitas Program Siaran Berita Metro TV

Berdasarkan grafik diatas, secara keseluruhan Metro TV melampaui standar indeks (3,00) yang telah ditetapkan oleh KPI. Namun nilai tersebut cenderung fluktuatif. Periode I, Metro TV berhasil mendapatkan nilai tertinggi yaitu 3,08. Untuk periode II dan II masing-masing mendapatkan nilai 3,04 dan 3,07. Artinya, Metro TV mengalami penurunan yang cukup tinggi pada periode II sebesar 0,04, walaupun pada akhirnya Metro TV mampu untuk kembali meningkatkan nilainya pada 3, 07.

Namun, apabila dibandingkan dengan televisi berita lainnya, seperti TVOne, KompasTV, dan Inews TV, posisi Metro TV sebagai televisi berita dapat dikatakan cukup baik, meskipun masih berada dibawah Kompas TV.

3.02 3.03 3.04 3.05 3.06 3.07 3.08 3.09

Periode I Periode II Periode III

Indeks Kualitas Program Siaran Berita Metro TV

Indeks Kualitas Program Siaran berita Metro TV

Gambar 2.5

Indeks Kualitas Program Siaran Berita Berdasarkan Lembaga Penyiaran

Secara keseluruhan televisi berita seperti Inews TV, Kompas TV, Metro TV, dan TVOne cenderung fluktuatif dalam setiap periodenya, namun Kompas TV, Metro TV dan TVOne masih mampu melampaui indeks standar penilaian (3,00) yang telah ditetapkan oleh KPI, meskipun pada periode II, TVOne mengalami penurunan dengan indeks nilai yang mencapai 2,95.

Berbeda dengan Inews TV yang tidak mampu melampui indeks standar penilaian (3,00) KPI, meskipun secara grafik nilai Inews TV meningkat di setiap periodenya.

Sehingga dapat disimpulkan, bahwa Metro TV merupakan salah satu stasiun televisi berita berkualitas sesuai dengan standar KPI, terlepas dari pandangan masyarakat mengenai independensi Metro TV yang cenderung memberikan perlindungan terhadap salah satu partai politik, maupun kentalnya unsur arah politik terhadap pemberitaannya.

2.8 2.88 2.92

3.213.083.03 3.123.042.95 3.153.073.06

Periode I Periode II Periode III

Indeks Kualitas Program Siaran Berita Berdasarkan Lembaga Penyiaran

Inews TV Kompas TV Metro TV TVOne