• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA

DAFTAR PUSTAKA

D. Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian, karena kajian pustaka ini menyajikan berbagai hasil penelitian yang sudah dilakukan, nantinya akan menjadi bahan acuan bagi seseorang untuk meneliti. Ada beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan Quran Braille yaitu diantara-Nya:

Penelitian pertama, skripsi yang ditulis oleh Asep Saepudin dari Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tahun 2011.16 Skripsi ini menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa al-Qur’an braille merupakan sistem tulisan braille yang sudah dikonversikan ke dalam kode tulisan Arab yang digunakan oleh para tunanetra. Penelitian ini juga menjelaskan proses, metode, serta kendala yang di hadapi oleh para siswa MTs Yaketunis dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk proses pembelajaran tidak berbeda jauh seperti orang awas hanya saja yang membedakannya yaitu abjad arab yang ditulis dengan kode-kode braille. Metode yang digunakan yaitu metode ceramah, metode tanya jawab, metode dril, metode pemberian tugas dan metode tutor sebaya.

16 Asep Saepudin, “Implementasi Pembelajaran Al-Qur’an Braille Pada Siswa Kelas 1 di MTS Yayasan Kesejahteraan Tuna Netra Islam Yogyakarta Tahun 2010-2011” (Skripsi S1., Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2011).

Sedangkan untuk hambatannya diantara-Nya sarana dan prasarana yang masih minim, terutama buku panduan guru dan siswa, serta pengajar yang secara kuantitas masih kurang.

Penelitian kedua, skripsi yang di tulis oleh Nelly Umama17 dari Universitas Islam Negeri Walisongo pada tahun 2015. Penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya, data dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif analisis yaitu dengan mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian, atau memusatkan perhatian pada masalah-masalah aktual dalam suatu obyek pada saat penelitian dilaksanakan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran al-Qur’an pada peserta didik tunanetra SMPLB Negeri Semarang memiliki kesamaan dengan pembelajaran al-Qur’an pada umumnya.

Penelitian ketiga, skripsi yang di tulis oleh Hadyan Pramudita (1201411032)18 dari Universitas Negeri Semarang pada tahun 2015. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan subyek penelitian berjumlah 7 orang yaitu 3 warga belajar, 3 orang penanggung jawab program pemberdayaan, dan 1 orang pengelola/ketua Yayasan Pondok Pesantren Sahabat Mata. Hasil penelitian ini adalah proses pembelajaran terdapat tiga tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Sedangkan proses pemberdayaan pembelajaran belum sepenuhnya berjalan dengan lancar. Adapun indikator dalam proses pembelajaran yaitu program

17 Nelly Umama, “Pembelajaran Al-Qur’an pada Peserta Didik Tunanetra di SMPLB Negri Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015” (Skripsi S1., Universitas Islam Negri Walisongo, 2015).

18 Hadyan Pramudita, “Pemberdayaan Penyandang Tunanetra Melalui Pendekatan Pendidikan Nonformal (Studi Kasus di Pondok Pesantren Tahfidz al-Qur’an Khusus Tunanetra Desa Jatisari Kecamatan Mijen Kabupaten Semarang)” (Skripsi S1., Universitas Negeri Semarang, 2015).

al-Qur’an braille pada pengelolaan warga belajar, program al-Qur’an digital, dan pijat refleksi.

Penelitian ke empat, skripsi yang di tulis oleh Ahmad Saifudin (02530986)19 dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tahun 2007. Penelitian ini bersifat kualitatif dan berdasarkan data lapangan dengan pendekatan sejarah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penulisan al-Qur’an braille di Indonesia di mulai pada tahun 1959 oleh H. Abdullah Yatim (Bandung). Akan tetapi secara kelembagaan yang pertama kali menyusun yaitu Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam (Yaketunis) Yogyakarta. Selain mengungkap sejarah al-Qur’an braille di Indonesia skripsi ini juga mengungkap kaidah penyusunan al-Qur’an braille di Indonesia yang ditulis menggunakan huruf Arab braille, di tulis dari arah kiri ke kanan.

Penelitian ke lima, skripsi yang di tulis oleh Beny Abdurrahman (10502241027)20 dari Universitas Negeri Yogyakarta pada tahun 2014. Penelitian ini lebih kepada media yang di gunakan para siswa sebagai media pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode Reasearch and Devlopment. Penelitian ini menghasilkan data validasi media pembelajaran memperoleh validitas dengan persentase 89,32%, kategori sangat layak. Tingkat validitas konstruksi memperoleh tingkat validitas dengan persentase 90,96%, kategori sangat layak. Dan Uji pemakaian oleh siswa mendapatkan hasil sebesar 84,53% dengan kategori sangat layak.

19 Ahmad Saifudin, “Al-Qur’an Braille (Sejarah dan Kaidah Penulisan Al-Qur’an Braille di Indonesia)” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2007).

20 Beny Abdurrahman, “Media Pembelajaran Huruf Latin dan Hijaiyyah Braille dengan Output Suara Untuk Siswa Tunanetra di SLB Yaketunis Yogyakarta” (Skripsi S1., Universitas Negeri Yogyakarta, 2014).

Penelitian ke enam, skripsi yang di tulis oleh Winih Sri21 dari Sekolah Tinggi Agama Islam Ponorogo pada tahun 2016. Skripsi yang terdiri dari lima bab ini menghasilkan tiga problematik dalam pembelajaran hafalan al-Qur’an pada anak tunanetra yaitu kesulitan anak dalam meraba, intelegensi anak yang tidak berjalan (lemah), dan sifat malas yang ada pada anak. Sehingga penulis skripsi ini memberikan solusi dari problematik tersebut yaitu dengan menekankan kepada anak tentang cara membaca, cara membaca, dan cara menghafal.

Namun terkait Yayasan Raudlatul Makfufīn penulis menemukan skripsi yang berjudul Analisis SWOT penerbitan al Quran Braille di Yayasan Raudlatul Makfufīn Tangerang Selatan karya Widhia Oktaferiyanti. Ia melakukan penelitian ini, pertama, untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman penerbitan al-Qur’an Braille di Yayasan Raudlatul Makfufīn. Kedua, untuk mengetahui strategi yang dapat diterapkan Yayasan Raudlatul Makfufīn dalam penerbitan al-Qur’an Braille.

Sehingga hasil dari penelitiannya yaitu kelebihan penerbitan al-Qur’an Braille di Yayasan Raudlatul Makfufīn adalah unggul dalam segi

teknologi, menjadi rujukan al-Qur’an Braille di Indonesia, pelayanan yang baik, dan mendapatkan tanda tashih dari Kementerian Agama Republik Indonesia. Kelemahannya yaitu, alat percetakan belum mencukupi, kurangnya kegiatan sosialisasi, kendala dalam mendapatkan dana, dan SDM yang belum memadai.

Berdasarkan penelitian terdahulu di atas, penelitian terdahulu lebih kepada metode pengajaran al-Qur’an braille di sebuah lembaga formal maupun non formal, dan itu dilakukan oleh lulusan studi pendidikan agama

21 Winih Sri, “Implementasi Pembelajaran Hafalan Al-Qur’an Menggunakan al-Qur’an Braille (Studi Kasus di Panti Asuhan Tunanetra Terpadu ‘Aisyiyah Ponorogo)” (Skripsi S1., Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Ponorogo, 2016).

Islam. Oleh karena itu sejauh yang penulis tahu bahwa penelitian terdahulu belum ada yang membahasa tentang penggunaan al-Qur’an braille digital. sehingga penulis melakukan penelitian penggunaan al-Qur’an braille digital dengan objek penelitian jamaah tunanetra di Yayasan Raudlatul Makfufin Serpong.