• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA

DAFTAR PUSTAKA

A. Profil Yayasan Raudlatul Makfufin

1. Latar Belakang dan Sejarah Pendirian Yayasan

Yayasan Raudlatul Makfufin, selanjutnya disingkat menjadi YRM adalah lembaga bina sosial yang secara khusus mengajarkan al-Qur’an dan kajian keislaman kepada tunanetra Muslim seluruh Indonesia. YRM terletak di kampung Jati, Buaran, Serpong, Kota Tangerang Selatan. Jauh dari keramaian kota dan bertempat di perkampungan, suasana belajar dan mengaji pun menjadi damai dan tenang. Hal ini membuat jamaah YRM dapat mempelajari al-Qur’an dan kajian keislaman dengan fokus dan maksimal.

YRM sendiri didirikan pada 26 November 1983 yang di latarbelakangi dengan beberapa hal, diantaranya:

a. Belum adanya lembaga atau yayasan yang menangani secara khusus dan serius mengenai pendidikan al-Qur’an dan keagamaan bagi penyandang tunanetra.

b. Di Sekolah Luar Biasa (SLB), pendidikan agama yang di berikan sangat minim.

c. Memberikan perlindungan kepada para Mualaf Tunanetra untuk melaksanakan ibadah, karena banyak para mualaf Tunanetra itu yang menerima perlakuan yang tidak manusiawi dari kerabat dan keluarganya, sehingga mereka merasa ketakutan.1 Berdasarkan hal tersebut, maka YRM bermaksud menjadi wadah untuk menggali dan mengembangkan potensi khususnya bagi penyandang cacat tunanetra muslim.

YRM didirikan oleh Raden Halim Shaleh (Alm)2. Beliau adalah seorang pendidik di Sekolah Luar Biasa (SLB) yang sangat peduli terhadap minimnya kondisi sarana dan prasarana belajar bagi tunanetra, padahal menurutnya kewajiban menuntut ilmu itu kewajiban bagi setiap orang, termasuk orang yang memiliki keterbatasan pun wajib menuntut ilmu, sedangkan sarana dan prasarana pendukungnya masih sangat minim. Bekerja sama dengan rekan-rekan tunanetra dan non tunanetra yang

1 R.M. Hariyadi, “Peranan Yayasan Raudhatul Makhfufin dalam Pembinaan

Mental Keagamaan Bagi Penyandang Cacat Netra”. (Skripsi, Jurusan Penerangan

Penyiaran Agama Fakultas Dakwah, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1417 H/1996 M), 26.

2 Raden Halim Saleh bin RH Ismail dijuluki sebagai Guru Para Tunanetra. Sosok yang lahir di Jakarta, 15 April 1944 ini adalah suami dari Bariroh. Selama 38 tahun ia mengabdi menjadi guru pada SLB A pembinaan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Ia dikenal sebagai sosok yang haus ilmu, sejak muda ia rajin mengikuti pengajian di Majelis al Wathoniyah, Klender, Jakarta Timur. Di sana ia menjadi murid kesayangan Kiai Hasbiallah, ulama di al Wathaniyah. Kegiatan sehari-harinya yaitu berdakwah dan mengajar. Ilmu dakwah ia dapatkan ketika ia menuntut ilmu di Perguruan Tinggi Ilmu Dakwah Kayumanis, Jakarta. Kendati buta, ia penuh percaya diri. Semua pelajaran disalinnya dalam huruf Braille. Namun karena keterbatasannya, ia tidak tamat kuliah. Ia berkiprah pertama kali tahun 1976 dengan mendirikan majelis taklim Bina Warga. Di lembaga itu, ia aktif memberikan siraman rohani bagi Muslimin di Jakarta. Selanjutnya ia begitu gigih dalam mewujudkan Yayasan Raudhatul Makhfufin sebagai wadah Tunanetra Muslim untuk melakukan kajian. Ia mengumpulkan sendiri buku-buku keagamaan dan al Quran Braille dengan mengetik sendiri dari pintu ke pintu. Berkat kegigihannya Yayasan Raudhatul Makhfufin ini eksis sampai sekarang dalam membina dan mendidik tunanetra muslim Indonesia. Di akhir hayatnya ia mengalami kecelakaan ketika bersilaturahmi ke rumah saudaranya di Bekasi. Ia wafat pada tanggal 25 Mei di umur 61 tahun. (Sumber

memiliki kesamaan tujuan dan rasa, kemudian didirikanlah sebuah lembaga yang diberi nama Yayasan Raudlatul Makfufin yang selanjutnya akan menjadi media bagi tunanetra untuk mengenal dan mempelajari ajaran agama Islam. Sejak awal didirikannya, tak sedikit masalah yang dihadapi, seperti lokasi untuk mendirikan gedung, serta fasilitas yang akan dipersiapkan.

Pada tahun 1991 H. Munawir Sjadzali yang saat itu menjabat sebagai Menteri Agama Republik Indonesia memberikan pinjaman berupa sebidang tanah milik kampus Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang berlokasi di Jalan Kertamukti, Ciputat. Tak hanya itu, Munawir juga mendukung pembangunan dan seluruh sarana kegiatan YRM. Hingga pada 1992 H, Munawir juga yang meresmikan gedung tersebut. Sejak saat itu, seluruh kegiatan YRM berpusat di satu lokasi. Kegiatan yang diadakan pun belum beragam, hanya pengajian al-Qur’an braille manual yang diadakan setiap hari Ahad, kegiatan tersebut dihadiri oleh 30-40 jamaah tunanetra. Selain itu, ada pula santri yang menetap sekitar 10 orang, dan santri tersebut bersekolah di luar YRM. Pada saat itu al-Qur’an dan buku-buku referensi agama yang dituliskan dalam bentuk huruf braille berada dalam kondisi yang memprihatinkan, karena pembuatan buku yang bertuliskan huruf braille masih menggunakan cara manual. Sehingga pada tahun 1995, YRM mulai membuat program yaitu menyalin al-Qur’an braille dengan menggunakan komputer atau disebut juga komputerisasi braille.

Pada tahun 2009 mengharuskan YRM berpindah lokasi, dikarenakan hak milik tanah yang harus dikembalikan pada Negara. Lebih lanjut, atas pemberian wakaf 1000 m², dibangunlah gedung YRM di kampung Jati, Buaran, Serpong, yang dibantu oleh dedikasi pihak Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang melakukan fundraising ke banyak pihak.

Hingga pada tahun 2010, gedung YRM baru diresmikan oleh Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah saat itu, Prof. Komaruddin Hidayat. Kegiatan yang dilakukan di YRM ini, setelah pindah ke Kampung Jati pun semakin berkembang, selain pengajian al-Qur’an braille, YRM juga membangun sekolah khusus Islam terpadu (SKH-IT). YRM pun semakin berkembang dalam aspek lain seperti sarana prasarana yang kian menunjang, santri dan jamaah yang mengikuti kegiatan YRM juga bertambah dari berbagai daerah. Juga dari segi perkembangan media sosial yang dimiliki YRM, membuktikan bahwa lembaga ini mampu mengikuti perkembangan era digital dengan menyuguhkan informasi seputar YRM dari website dan berbagai aplikasi sosial media. Perkembangan tersebutlah bukti bahwa YRM mampu meningkatkan disiplin keilmuan untuk penyandang cacat Tunanetra, khususnya di bidang pembelajaran al-Qur’an dan kajian keislaman.3

2. Kondisi fisik

Meninjau gedung YRM yang berada di Kampung Jati, bangunannya tampak sederhana satu lantai, di halamannya terdapat pohon jambu rindang, juga tersusun kursi-kursi dan meja untuk santri belajar jika ruangan tidak memadai. Dua ruang kelas terdapat di sisi kanan kiri pintu masuk. Ruang kelas sebelah kanan terdiri dari satu ruangan yang disekat papan tripleks untuk keperluan lain dan biasa digunakan untuk santri belajar. Sedangkan ruang kelas bagian kiri biasa dipergunakan oleh jamaah untuk belajar alquran braille dan kajian keislaman, jamaah biasanya lesehan menggunakan karpet, selain itu, ruang kelas sisi kiri ini juga dipergunakan untuk muṣala. Di tengah keterbatasan ruang kelas tersebut, para santri dan jamaah masih tetap semangat untuk belajar. Bahkan jarak jauh pun

ditempuh menggunakan transportasi online, ada pula yang diantar oleh sanak saudara terdekat.

3. Kondisi Dana

Sejak dibangunnya YRM, dana pembangunan untuk sarana prasarana didapatkan dari gotong royong masyarakat sekitar dan beberapa donatur yang mendukung berdirinya yayasan bina sosial keagamaan khususnya bagi tunanetra. YRM ini tidak bekerja sama dengan lembaga lain. Namun dengan semangat untuk mengembangkan yayasan ini sangat tinggi. Terbukti walau dengan dana pembangunan yang mengandalkan gotong royong masyarakat dan donatur, YRM dapat berkembang signifikan dari waktu ke waktu, pembenahan sistem pembelajaran maupun sarana prasarana juga kian terpenuhi. Maka hal seperti ini patut kita apresiasi, sebagai pembelajaran bahwa dana tak menjadi penghalang kita untuk menebar manfaat bagi sesama.

4. Media sosial Yayasan

• Website : www.Makhfufin.id • Whatsapp : 081 18300072 • Telepon : 021 74635929 • Email : info@Makhfufin.id

• Facebook : Yayasan Raudlatul Makhfufin • Instagram : Makhfufin

• Twitter : @Makhfufin

• Skype : Makhfufin