• Tidak ada hasil yang ditemukan

Relevansi Penggunaan Al-Qur’an Braille Digital dalam Wacana Al-Qur’an Oleh Tunanetra

Kepala Bidang

D. Relevansi Penggunaan Al-Qur’an Braille Digital dalam Wacana Al-Qur’an Oleh Tunanetra

Pada sub-bab ini penulis akan menguraikan relevansi penggunaan al-Qur’an braille digital bagi tunanetra. Ketika menjelaskan tentang

28Yulita Muliasari, Wawancara.

29 Dwi Haryati, Wawancara.

relevansi berarti penulis akan menguraikan tentang sejauh mana pentingnya al-Qur’an braille digital untuk digunakan oleh para tunanetra khususnya di YRM, umumnya seluruh tunanetra Muslim di Dunia. Oleh karena itu, untuk menyampaikan uraian seputar relevansi tersebut penulis mencoba mulai menjelaskannya dengan mencantumkan hasil wawancara penulis dengan informan tentang pentingnya al-Qur’an braille digital untuk digunakan oleh para tunanetra.

Menurut AA jika dilihat dari segi efisiensi dan kehematan sangat penting, dengan catatan para tunanetra harus sudah lancar al-Qur’an braille biasa. Karena al-Qur’an braille digital ini menurut saya hanya sebagai pelengkap bagi para tunanetra yang sudah mahir membaca al-Qur’an braille biasa, jika belum bisa maka harus mempelajari al-Qur’an braille biasa sebelum menggunakan al-Qur’an braille digital.31 sedangkan menurut SO penting sekali dalam artian membantu tunanetra yang sudah memiliki hafalan al-Qur’an dapat digunakan untuk murāja’ah atau mengulang hafalan. Akan tetapi jika untuk ketelitian hurufnya al-Qur’an braille digital ini tidak dapat digunakan karena hurufnya tidak komplit, maka untuk ketelitian huruf harus kembali lagi menggunakan al-Qur’an braille biasa.32

Adapun menurut GA penggunaan al-Qur’an digital penting bagi para tunanetra karena lebih praktis dan bisa digunakan untuk mengecek bacaan dan hafalan kita. Kemudian diungkapkan juga oleh informan DW bahwa al-Qur’an braille digital dapat digunakan untuk mengecek hafalan. Ia menambahkan penjelasannya bahwa al-Qur’an braille digital juga dapat mengetahui terjemahan ayat, hal ini sangat membantu sekali, agar kita bisa lebih memahami al-Qur’an sampai ke makna-makna yang dikandungnya, sehingga kita dapat mengamalkannya.33 Menurut YM dan KM

31 Aan Aini, Wawancara.

32 Sudarto, Wawancara.

menggunakan al-Qur’an braille digital sangat membantu kita untuk mengecek bacaan kita salah atau benar, sehingga kita dapat mengevaluasi bacaan kita.

Dari keterangan informan di atas dapat diketahui bahwa penggunaan al-Qur’an braille digital penting digunakan oleh para tunanetra karena lebih mudah, praktis, bisa digunakan untuk mengecek hafalan, mendengarkan murottal dengan pilihan qori’ yang berbeda-beda, dan juga ada terjemahan ayat. Namun penting dalam penggunaan ini dengan catatan para tunanetra harus sudah bisa membaca al-Qur’an braille biasa, karena jika belum bisa menggunakan al-Qur’an braille biasa para tunanetra tidak akan bisa membaca al-Qur’an secara normal. Hal ini disebabkan dalam al-Qur’an braille digital tidak dicantumkan seluruh ayat-ayat al-Qur’an hanya nama-nama surat saja, sehingga para tunanetra hanya bisa mendengarkan akan tetapi tidak bisa membacanya.

Dari semua relevansi yang telah penulis sebutkan di atas terdapat juga sebuah kajian yang di tulis oleh Faridatul Husna Widiarti34 hasil dari kajian ini menyampaikan bahwa penggunaan al-Qur’an braille digital penting untuk menghafal ayat-ayat al-Qur’an dan memahami isi dan kandungan ayat-ayat al-Qur’an. Kemudian, ada juga beberapa tokoh ulama Indonesia yang memaparkan tentang pentingnya al-Qur’an braille digital ini. Seperti

yang dipaparkan oleh Ustaz Abī Maki seorang ulama, menurut beliau “ al-Qur’an braille digital ini merupakan sebuah penemuan yang sangat luar

biasa, dan pastinya ini merupakan satu hal yang ada di jalan Allah karena digunakan untuk memajukan syiar Islam”.35 Kemudian H. Marzuki Alie,

34 Faridatul Husna Widiarti, “Penggunaan Media Al-Qur’an Braille Book Dan Braille Digital Bagi Tunanetra Di Surakarta”. Profetika, Jurnal Studi Islam, vol. 19, No. 2 (Desember 2018): 118-122.

35 Syekh Ali Jaber, “Yayasan Ali Jaber Indonesia Wakaf Al-Qur’an Digital Braille Testimoni,” Diakses, 24 Juni, 2014, https://www.youtube.com/watch?v=wN-ZmgagD2g.

SE., MM.,36 menurut beliau: “wakaf al-Qur’an braille digital ini sangat baik, ini akan memberikan kesempatan dan juga memberikan bantuan kepada saudara-saudara kita yang belum mampu untuk belajar al-Qur’an karena keterbatasan fisik yang mereka alami.”37 Dengan adanya pemaparan tentang relevansi al-Qur’an braille digital dari informan, kajian-kajian ataupun dari kalangan Ulama Indonesia ini penulis berharap semoga al-Qur’an braille digital bisa terus berkembang menjadi lebih baik lagi.

36 Beliau adalah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Periode 2009 – 2014.

37 Syekh Ali Jaber, “Yayasan Ali Jaber Indonesia Wakaf Al-Qur’an Digital Braille Testimoni,” Diakses, 24 Juni, 2014, https://www.youtube.com/watch?v=wN-ZmgagD2g.

83 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian data yang telah diperoleh, kemudian penulis melakukan pembahasan pada bab-bab, maka penulis dapat mengambil beberapa simpulan dari penelitian ini sebagai jawaban dari rumusan masalah penelitian ini. Adapun simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Penggunaan al-Qur’an braille digital oleh jamaah tunanetra di Yayasan Raudlatul Makfufin Serpong ini digunakan untuk membantu mereka dalam mengulang-ulang hafalan, mengoreksi bacaan, memahami terjemahan dan makna ayat al-Qur’an dan untuk mendengarkan lantunan ayat al-Qur’an oleh qori’ yang tersedia. Bahkan lebih dari itu dikarenakan pada pen audio terdapat selot kartu memori, jadi bisa digunakan untuk mendengarkan ṣalawat. Sehingga, secara umum para tunanetra yang menggunakannya sudah merasa cukup puas dengan segala kemudahan yang di berikan dalam menggunakannya. Namun penggunaan al-Qur’an braille digital ini tidak bisa lepas dari al-Qur’an braille biasa, karena untuk pembelajaran dan melatih perabaan para tunanetra hanya bisa dilakukan menggunakan al-Qur’an braille biasa.

Seiring dengan kemajuan teknologi, para tunanetra dituntut untuk mengikuti perkembangan teknologi tersebut, untuk bisa lebih cepat dan lebih mudah dalam mempelajari, menggunakan dan memahami al-Qur’an. Menggunakan al-Qur’an braille biasa memang bisa membuat tunanetra untuk belajar membaca dan memahami al-Qur’an, akan tetapi tentunya

al-Qur’an braille digital. dari aspek dakwah mengajarkan memahami al-Qur’an menggunakan al-Qur’an braille digital menjadi lebih mudah dan efektif. Oleh karena itu, pemanfaatan kemajuan teknologi untuk para tunanetra dalam mempelajari dan memahami al-Qur’an menjadi sangat relevan, khususnya dalam aspek pendidikan dan dakwah di kalangan tunanetra.

B. Saran

Sebagai bagian akhir dari penelitian ini, penulis akan sampaikan beberapa hal sebagai rekomendasi atau saran. Seluruh saran dan rekomendasi ini didasarkan atas temuan-temuan yang ada di lapangan selama penelitian berlangsung. Kepada pihak Yayasan Syekh Ali Jaber selaku produsen al-Qur’an braille digital. Dalam al-Qur’an braille digital pen audio menjadi inti dari al-Qur’an braille digital ini. Namun sayangnya ketahanan pen audio ini mudah sekali rusak dan tidak ada tempat untuk membetulkannya. Kemudian tambahan qori’ yang terkenal menjadi harapan para tunanetra untuk ditambahkan, agar lebih banyak lagi variasi untuk mendengarkan bacaannya.

Kemudian, penulis juga dapat memberikan saran dari hasil observasi penulis terkait al-Qur’an braille digital ini. Bahwa ada al-Qur’an braille digital juga yang serupa akan tetapi tidak menggunakan pen audio melainkan dengan tombol. Lalu di dalam al-Qur’an braille digital ini, seluruh ayat al-Qur’an dicantumkan di dalamnya. Jadi para tunanetra masih bisa meraba dan membacanya. Semoga dengan adanya penelitian ini, akan menjadi acuan dan juga referensi bagi penelitian selanjutnya untuk melakukan penelitian yang lebih spesifik lagi. Karena al-Qur’an braille digital merupakan harapan dan cita-cita para tunanetra untuk bisa

mempelajari al-Qur’an dengan lebih mudah, simpel dan praktis dalam penggunaannya dengan segala keterbatasannya.

Setelah penulis menyelesaikan penelitian ini, penulis sangat menyadari bahwa penelitian ini jauh dari cukup apalagi sempurna. Sehingga penulis yakin bahwa penelitian ini meninggalkan banyak kesalahan dan kekurangan di dalamnya. Karena itu penelitian ini sesungguhnya tidak dapat dikatakan selesai, masih banyak hal yang dapat dikaji dari penelitian ini lebih dalam lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Beny. “Media Pembelajaran Huruf Latin dan hijaiah Braille dengan Output Suara Untuk Siswa Tunanetra di SLB Yaketunis Yogyakarta.” Skripsi S1., Universitas Negeri Yogyakarta, 2014.

Adnan Amal, Taofik. Rekontruksi Sejarah Al-Qur’an. Ciputat: PT. Pustaka Alfabet, 2013.

Afrizal. Metode Penelitian Kualitatif sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2015.

Ahmad Saifudin, “Al-Qur’an Braille, Sejarah dan Kaidah Penulisan Al-Qur’an Braile di Indonesia”, (Skripsi SI., Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga 2007.

Artikel Republik.co.id, Laznas BSM Umat kembali salurkan al-Qur’an Braille, diakses pada hari Jumat tanggal 22 Mei 2020 pukul 06.52 WIB,

https://republika.co.id/berita/qapgzt374/laznas-bsm-umat-kembali-salurkan-alquran-braille.

Badruddin Muhammad bin Abdullah az-Zarkasy, al-Burhan Fî Ulûm al-Qur’an. Cairo: Dar at-Turats, 2002.

Hamid, Abdul. Pengantar Studi Al-Qur’an. Jakarta: Prenamedia Group, 2016.

Hamzah & M. Sholehudin Zaenal, “Qur’anic Techno braile: Menuju Tunanetra Muslim Indonesia Bebas Buta Baca Alquran”. Jurnal Sosioteknologi IPB,Vol. 17, No 2, (2018).

Izzan, Ahmad. Telaah Tekstualitas dan Kontekstualitas al-Qur’an. Bandung: Humaniora, 2011.

Jaber, Ali. “Yayasan Ali Jaber Indonesia Wakaf Al-Qur’an Digital Braille

Testimoni,” Diakses, 24 Juni, 2014,

https://www.youtube.com/watch?v=wN-ZmgagD2g.

Jaber, Jaber “Yayasan Ali Jaber Indonesia Wakaf Al-Qur’an Digital Braille

Testimoni,” Diakses, 24 Juni, 2014,

https://www.youtube.com/watch?v=wN-ZmgagD2g.

Jaeni, Ahmad dkk. “Suhuf Jurnal Pengkajian Al-Qur’an dan Budaya”. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2017.

Jaeni, Ahmad. “Sejarah Perkembangan Al-Qur’an Braille di Indonesia Dari Duplikasi Hingga Standardisasi (1964-1984)”. Jurnal Puslitbang, Vol. 8, No. 1, (2015).

Jose Saramago, Blindness. USA: Harvill Press, 1997

Lestari, Lenni. “Mushaf Al-Qur’an Nusantara”, Jurnal At-Tibyan, Vol. I No.1. Januari–Juni 2016.

M. AH, Syatibi. Memelihara Kemurnian Al-Qur’an (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf, 2011.

M. Hanafi, Muchlis. Sejarah Penulisan Mushaf Al-Qur’an Standar Indonesia. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Balitbang dan Diklat Kementerian Agama RI, 2013.

Muhammad Abdul Adzim az-Zarqany, Manâhil al-’Irfan Fî ‘Ulûm al-Qur’an, Jilid I. Beirut: Dâr al-Kitab al-`Araby, 1995.

Nasuhi, Hamid dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertasi. Jakarta: CeQDA, 2007.

Pramudita, Hadyan. “Pemberdayaan Penyandang Tunanetra Melalui Pendekatan Pendidikan Nonformal (Studi Kasus di Pondok Pesantren Tahfidz al-Qur’an

Khusus Tunanetra Desa Jatisari Kecamatan Mijen Kabupaten Semarang).” Skripsi S1., Universitas Negeri Semarang, 2015.

R.M. Hariyadi, “Peranan Yayasan Raudhatul Makhfufin dalam Pembinaan Mental Keagamaan Bagi Penyandang Cacat Netra.” Skripsi, Jurusan Penerangan Penyiaran Agama Fakultas Dakwah, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1417 H/1996 M.

Rafiq El-Mazni, Ainur. Pengantar Studi Ilmu Qur’an. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2015.

Saepudin, Asep. “Implementasi Pembelajaran Al-Qur’an Braille Pada Siswa Kelas 1 di MTS Yayasan Kesejahteraan Tuna Netra Islam Yogyakarta Tahun 2010-2011.” Skripsi S1., Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2011.

Saifuddin, Ahmad. “Al-Qur’an Braille (Sejarah dan Kaidah Penulisan Al-Qur’an Braille di Indonesia).” Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2007).

Sakho Muhammad, Ahsin. Membumikan Ulumul Qur’an. Jakarta: PT. Qaf Media Kreativa, 2019.

Sakho Muhammad, Ahsin. Oase Al-Qur’an Penyejuk Kehidupan. Jakarta: PT Qaf Media Kreatif, 2017.

Shihab, M. Quraish. Rekontruksi Sejarah Al-Qur’an. Ciputat: PT. Pustaka Alfabet, 2013.

Sri, Winih. “Implementasi Pembelajaran Hafalan Al-Qur’an Menggunakan al-Qur’an Braille (Studi Kasus di Panti Asuhan Tunanetra Terpadu ‘Aisyiyah Ponorogo).” Skripsi S1., Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Ponorogo, 2016.

Ash-Shidieqy, Hasbi. Sejarah & Pengantar Ilmu al-Qur’an & Tafsir. Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2009.

Al-Suyuthi, Al- Itqân Fî ‘Ulûm Al-Qur’an. Kairo: Dārul Hadits,2006.

Syaodih, Nana. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2015.

Umama, Nelly. “Pembelajaran Al-Qur’an pada Peserta Didik Tunanetra di SMPLB Negri Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015.” Skripsi S1., Universitas Islam Negri Walisongo, 2015.

Widiarti, Faridatul Husna. “Penggunaan Media Al-Qur’an Braille Book Dan Braille Digital Bagi Tunanetra Di Surakarta”. Jurnal Studi Islam, Vol. 19, No. 2 (2018).

Wawancara:

Aini, Aan (Jamaah Ikatan Jamaah Raudlatul Makfufin). Diwawancarai oleh Syahrul Pebriandi, Jakarta, 7 September 2020, DKI Jakarta.

Aotad, Gaos (Jamaah Ikatan Jamaah Raudlatul Makfufin), diwawancarai oleh Syahrul Pebriandi, Jakarta, 7 September 2020, DKI Jakarta.

Haryati, Dwi (Jamaah Ikatan Jamaah Raudlatul Makfufin), diwawancarai oleh Syahrul Pebriandi, Jakarta, 7 September 2020, DKI Jakarta.

Hermanto, Agus (Ketua Ikatan Jamaah Raudlatul Makfufin). Diwawancarai oleh Syahrul Pebriandi, Jakarta, 7 September 2020, DKI Jakarta.

Maryani, Maryani (Jamaah Ikatan Jamaah Raudlatul Makfufin), diwawancarai oleh Syahrul Pebriandi, Jakarta, 7 September 2020, DKI Jakarta.

Muliasari, Yulita (Jamaah Ikatan Jamaah Raudlatul Makfufin), diwawancarai oleh Syahrul Pebriandi, Jakarta, 7 September 2020, DKI Jakarta.

Santoso, Budi (Ketua Yayasan Raudlatul Makfufin Serpong). Diwawancarai oleh Syahrul Pebriandi, Buaran, 7 September 2020, Serpong

Sudarto, (Jamaah Ikatan Jamaah Raudlatul Makfufin), diwawancarai oleh Syahrul Pebriandi, Jakarta, 7 September 2020, DKI Jakarta.

Lampiran 1

Lampiran Transkrip Hasil Wawancara

Pedoman Wawancara DATA DIRI INFORMAN

Nama :

Jenis Kelamin :

Usia :

Alamat :

Pekerjaan :

Pernah menggunakan Quran Braille Digital : Pedoman Wawancara

1. Apa yang dimaksud Qur’an Braille Digital?

2. Kapan pertama kali Bapak/Ibu menggunakan Quran Braille Digital? 3. Dimana Bapak/Ibu mendapatkan Quran Braille Digital?

4. Mengapa Bapak/Ibu menggunakan Quran Braille Digital?

5. Bagaimana perasaan Bapak/Ibu selama menggunakan Quran Braille Digital?

6. Menurut Bapak/Ibu, apa Kelebihan dari Quran Braille Digital? 7. Menurut Bapak/Ibu, apa kekurangan dari Quran Braille Digital? 8. Apa kesulitan Bapak/Ibu selama menggunakan Quran Braille Digital? 9. Menurut Bapak/Ibu, Bagaimana rasanya ketika menggunakan Quran

Braille Digital dengan Qur’an Braille biasa?

10. Menurut Bapak/Ibu, seberapa penting Quran Braille Digital ini digunakan oleh para Tunanetra?

11. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu jika ada statment atau pernyataan bahwasanya Quran Braille Digital bukanlah merupakan Mushaf al-Qur’an?

12. Seberapa puas Bapak/Ibu dalam menggunakan Quran Braille Digital? 13. Apa masukan Bapak/Ibu untuk menyempurnakan Quran Braille Digital

ini agar kedepannya bena-benar dapat digunakan dengan baik oleh para Tunanetra?

14. Bagaimana perjalanan Bapak/Ibu bisa masuk ke Yayasan Raudlatul Makfufin?

Transkrip Wawancara DATA DIRI INFORMAN

Nama : Yulita Muliasari (YM)

Jenis Kelamin : Perempuan

TTL/Usia : Jakarta, 10 Juli 1986/46

Alamat : Bogor

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pernah menggunakan Quran Braille Digital : Pernah Pedoman Wawancara

1. Apa yang dimaksud Qur’an Braille Digital?kalo menurut saya sih Quran Braille Digital itu teknologi yang bagus ya, khususnya buat pengguna Tunanetra. Karena terkadang yang namanya Tunanetra itu kan tidak bisa melihat, hanya bisa meraba gitu ya, ada mungkin beberapa orang yang rabaanya itu kurang peka, nah dengan adanya penggunaan quran braille digital ini tuh jadi lebih memudahkan tunanetra supaya tau bener gak sih bacaan kita nih gitu, kalo di cek di qurannya itu.

2. Kapan pertama kali Bapak/Ibu menggunakan Quran Braille Digital? mungkin kurang lebihnya sekitar 5/6 tahun lalu.waktu itu dapet bantuan dari Syekh Ali Jaber itu dapet quran braille digital.

3. Dimana Bapak/Ibu mendapatkan Quran Braille Digital? Di tempat syekh ali Jaber di Jakarta.

4. Mengapa Bapak/Ibu menggunakan Quran Braille Digital? Iya kalo saya menggunakan quran braille digitalnya sebetulnya bukan hanya untuk didengerin aja sih gitu, tapi untuk mengecek bacaan quran saya. 5. Bagaimana perasaan Bapak/Ibu selama menggunakan Quran Braille Digital? Saya sih seneng ya, karena bukan cuman quran braille digitalnya aja gitu kan yang bisa digunain itu. Disitu ada kaya bisa dipasang memori card ya, jadi bisa denger lagu juga gitu.di penanya itu, jadi bukan hanya kita bisa ngedenger qorinya baca quran.

6. Menurut Bapak/Ibu, apa Kelebihan dari Quran Braille Digital? Kalo kelebihan quran braille digital mungkin dia banyak qori terus macem-macem juga kan, dari qorinya itu ada beberapa orang, jadi kita bisa pilih, maunya bacaannya yang mana, terus ditambah lagi yang tadi saya bilang bisa ngecek bacaan kita.dari segi mushaf, dia lebih kecil ketimbang quran braille biasa, jadi lebih mudah kalo mau dibawa

kemana-mana, dan dia juga lengkap bisa 30 juz, kalo quran braille biasa kan susah.

7. Menurut Bapak/Ibu, apa kekurangan dari Quran Braille Digital? Kalo untuk quran braille digital ini dari segi pemakaian pen nya ini yang harus di cas.

8. Apa kesulitan Bapak/Ibu selama menggunakan Quran Braille Digital? Gak ada sih, soalnya dibuku panduannya itu ada caranya juga. 9. Menurut Bapak/Ibu, Bagaimana rasanya ketika menggunakan Quran

Braille Digital dengan Qur’an Braille biasa? Kalo untuk pemilih kayanya lebih yang biasa. Kalo saya untuk penggunaan quran biasanya karena memang kan biasa digunakan sehari-hari ya, terutama untuk baca quran. Tapi kalo pake quran braille digital itu buat ngecek bacaan saya.

10. Menurut Bapak/Ibu, seberapa penting Quran Braille Digital ini digunakan oleh para Tunanetra?Penting, Karena lebih simpel digunakannya.

11. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu jika ada statment atau pernyataan bahwasanya Quran Braille Digital bukanlah merupakan Mushaf al-Qur’an? Kalo saya sih gak setuju ya, sebab tetep bagian dari al-Qur’an cuman mungkin dia tidak berbentuk tulisan aja, mungkin dari segi suara, tapi kan tetep dia al-Qur’an juga.

12. Seberapa puas Bapak/Ibu dalam menggunakan Quran Braille Digital? Saya puas, karena banyak membantu terutama para tunanetra dalam mengoreksi hafalan dan bacaannya.

13. Apa masukan Bapak/Ibu untuk menyempurnakan Quran Braille Digital ini agar kedepannya bena-benar dapat digunakan dengan baik oleh para Tunanetra? Kalo saya sih sebetulnya sudah bagus Cuman terkadang yang namanya alat elektronik, kalo kena banting jatoh atau jatoh, ya biasa lah terkadang ada lah yang eror, bisa mati gak hidup lagi. Mungkin kalo saya lebih awet dalam pemakaiannya aja.supaya tahan banting.agar gak cepet rusak juga.

14. Bagaimana perjalanan Bapak/Ibu bisa masuk ke Yayasan Raudlatul Makfufin? Saya itu justru tahu dari Dosennya UIN yang pernah mengajar Bahasa Inggris,kebetulan dia kenal dengan paman saya dan dia tau paman saya punya keponakan saya. Waktu itu lokasinya masih di Ciputat, terus kebetulan dia datang sama mahasiswi pembimbingnya karena memang mau skripsi juga, ngasih tau gitu ada yayasan Tunanetra di Ciputat di deket Asrama UIN. Awalnya sih dari situ, waktu itu belum pindah ke Pamulang, masih daerah Ciputat, gak lama beberapa bulan kemudian katanya sudah pindah ke Pamulang, alhamdulillah lebih deket dari rumah kan ya.

Transkrip Wawancara DATA DIRI INFORMAN

Nama : Karmila Maryani

Jenis Kelamin : Perempuan

TTL/Usia : 4 Agustus 1998/22 Tahun

Alamat : Pondok Benda, Pamulang

Pekerjaan : Mahasiswi

Pernah menggunakan Quran Braille Digital : Pernah Pedoman Wawancara

1. Apa yang dimaksud Qur’an Braille Digital? Quran Braille Digital itu mempemudah membaca al-Quran dengan suara. Quran yang menggunakan teknologi digital melalui suara.

2. Kapan pertama kali Bapak/Ibu menggunakan Quran Braille Digital? Setahun yang lalu tahun 2019.

3. Dimana Bapak/Ibu mendapatkan Quran Braille Digital? Di Yayasan Raudlatul Makfufin.

4. Mengapa Bapak/Ibu menggunakan Quran Braille Digital? Karena saya sendiri belum lancar membaca Braille, belum terlalu peka sama huruf-huruf Braill, jadi saya kalo menghafal atau membaca al-Qur’an itu jadi lebih mudah.

5. Bagaimana perasaan Bapak/Ibu selama menggunakan Quran Braille Digital?alhamdulillah seneng, karena memang dari awal pengen al-Qur’an itu, tapi terkendala biaya al-al-Qur’an soalnya kalo beli kan mahal.

6. Menurut Bapak/Ibu, apa Kelebihan dari Quran Braille Digital?kelebihannya lebih mudah dibawa, karena kalo quran braille biasa kan terdiri banyak buku tapi kalo quran braile digital hanya satu buku.

7. Menurut Bapak/Ibu, apa kekurangan dari Quran Braille Digital?kekurangannya sih ya itu gak ada buku panduannya, karena itu belum tau penggunaan yang lebih jauh, jadi belum bisa dipake seperti yang di inginkan.

8. Apa kesulitan Bapak/Ibu selama menggunakan Quran Braille Digital? kesulitannya karena dari al-Qur’annya sendiri gak ada cara penggunaannya,saya sendiri juga bingung awalannya gak tau gimana cara pemakaiannya Jadi yaudah nebak-nebak.terus dari pihak yayasan

juga gak ada proses pembelajarannya untuk menggunakan quran Braille Digital.

9. Menurut Bapak/Ibu, Bagaimana rasanya ketika menggunakan Quran Braille

Digital dengan Qur’an Braille biasa? Lebih mudah sih memang karena kan saya belum terbiasa dengan quran braille biasa karena masih baru