• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakterisasi sifat optik dan listrik serta struktur nanopartikel lapisan tersebut akan di investigasi meliputi spektroskopik UV-Vis, XRD/XRF, AAS dan Lapisan tipis TiO 2 di

karakterisasi morfologi menggunakan Atomic Force Microscopy (AFM), dan sifat listriknya dengan kurva I-V (arus-tegangan). Pada tahun ketiga (ke-2), hasil optimasi dye doping dengan variasi logam tersebut akan dibuat dalam sel surya DSSC dan di karakterisasi arus- tegangan (I-V)-nya menggunakan instrument Keithley 2602 pada keadaan gelap dan terang. Selain itu juga Karakterisasi DSSC meliputi responsivitas efisiensi kuantum (IPCE) dan konversi daya.

Kata kunci/Keywords : DSSC, Dye, doping, logam, konversi energi

47. KAJIAN DASAR FIBER LASER BERBAHAN Tm3+, Nd3+, dan Yb3+-Doped Tellurite Glasses YANG DIKEMBANGKAN UNTUK SENJATA LASER BERDAYA TINGGI

Ahmad Marzuki, Venty Suryanti, Riyatun

Fakultas MIPA, Penelitian, Kemenristekdikti, Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi, 2018 Kaca telurite dengan doping ion Nd3+, Er3+, Tm3+, dan Yb3+ telah dibuat dan dikarakterisasi sifat thermal dan sifat optiknya. Tujuannya adalah agar diperoleh gambaran sifat optic yang menentukan performance laser dari fiber laser yang akan dibuat dan batasan yang terkait suhu dalam memfabrikasi kaca menjadi fiber laser. Hasil identifikasi transisi spektroskopi kaca TBZPNdx, TBZNNdx, TBZPxNd, dan TBZNxNd ialah: 4F3/2, 2H9/2, 4F7/2, 4F9/2, 4G5/2, 4G7/2, 2G9/2, 2P1/2. Untuk semua pita absorbsi yang teramati, efek dari lingkungan sangat signifikan nilainya pada transisi Hipersensitif (HST) 4I9/2 ke 4G5/2. Pada seluruh sampel tren Judd Ofelt parameter adalah Ω4 < Ω2 < Ω6 dan parameter Judd Ofelt Ω2 memiliki tren yang sama dengan paremeter Ω6. Berkenaan rasio intensitas emisi dan intensitas ESA (Aem/AESA) seluruhnya bernilai lebih dari satu, sehingga dengan jelas memperlihatkan intensitas emisi yang dapat mengimbangi intensitas ESA. Rasio Aem/AESA tertinggi didapatkan pada kaca TBZNNdx sampel 5, sedangkan Rasio Aem/AESA terendah didapatkan pada kaca TBZPxNd sampel 1.

Berkenaan Quenching Concentration, pada komposisi TBZPxNd AT tertinggi pada sampel 3, sedangkan τR tertinggi pada sampel 4 dan pada kaca TBZNxNd AT tertinggi pada sampel 5, sedangkan τR tertinggi pada sampel 3. Pada komposisi kaca TBZPNdx AT tertinggi pada sampel 4, sedangkan τR tertinggi pada sampel 5 dan pada kaca TBZNNdx AT tertinggi pada sampel 1, sedangkan τR tertinggi pada sampel 5. Selanjutnya, pada seluruh sampel komposisi kaca TBZPNdx, TBZNNdx, TBZPxNd, dan TBZNxNd transisi 4F3/2 ke 4I11/2 memiliki nilai branching ratio yang tertinggi, diikuti nilai branching ratio transisi 4F3/2 ke 4I11/2, dan di bawahnya berturut-turut adalah branching ratio transisi 4F3/2 ke 4I9/2, 4F3/2 ke 4I13/2 dan 4F3/2 ke 4I15/2.

Pada sampel komposisi kaca TBZPNdx urutan tinggi intensitas puncak cross section absorbsi dari tinggi ke rendah adalah sampel 3>1>2>5>4. Pada kaca TBZNNdx didapatkan cross section absorbsi sampel 1>4>5>2>3. Pada kaca TBZPxNd cross section absorbsi sampel 4>2>3>1>5. Pada kaca TBZNxNd cross section absorbsi sampel 3>5>4>2>1. Tren urutan tinggi intensitas puncak cross section emisi sama dengan tren urutan tinggi intensitas puncak cross section absorbsi pada skenario sistem kaca yang sama. Berkenaan gain cross section, pada semua sampel kaca saat

ABSTRAK Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 2018 61 rasio inversi mencapai 0,4 atau lebih, penguatan mulai muncul karena emisi lebih dominan dan dapat mengimbangi absorbsi.

48. MODEL IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN SIKAP SOSIAL SISWA SMP DI KOTA SURAKARTA

Akhmad Arif Musadad, Dyah S Indrawati, Leo Agung S

Fakultas KIP, Penelitian, Kemenristekdikti, Peneli

tian Unggulan Perguruan Tinggi,

2018 Tujuan penelitian tahun II adalah untuk: (1) mendeskripsikan proses pengembangan model implementasi pendidikan multikultural dalam pembelajaran IPS melalui CTL di SMP Kota Surakarta, meliputi: (a) deskripsi hasil validasi model oleh tim ahli, (b) deskripsi hasil uji coba model di lapangan, dan (c) deskripsi bentuk final model implementasi pendidikan multikultural dalam pembelajaran IPS melalui Contextual Teaching and Learning di SMP Kota Surakarta; dan (2) mendeskriipsikan efektivitas model implementasi pendidikan multikultural dalam pembelajaran IPS melalui Contextual Teaching and Learning untuk meningkatkan kreativitas dan sikap sosial siswa SMP di Kota Surakarta.

Penelitian ini dilaksanakan dengan desain research and development. Subjek penelitiannya adalah siswa dan guru IPS di SMP Kota Surakarta. Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: (1) studi pendahuluan, (2) pengembangan model, dan (3) evaluasi model. Studi pendahuluan dilakukan pada tahun pertama, dan hasilnya sebagai dasar untuk melaksanakan tahap berikutnya yang dilakukan pada tahun kedua. Pada tahun kedua model dikembangkan dengan langkah: (1) pengembangan dan uji keterbacaan, (2) uji validasi model oleh tim ahli, (3) uji coba model di lapangan, (4) penyempurnaan model, dan (5) uji efektivitas model.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) Rerata skor penilaian tim ahli terhadap draft model dan perangkat pembelajaran sebesar 3,48. Artinya tim ahli menilai model implementasi pendidikan multikultural dalam pembelajaran IPS melalui CTL bagus. (2) Secara bertahap penilaian peserta uji coba terhadap model terus mengalami peningkatan. Uji coba perorangan menghasilkan nilai rerata sebesar 3,45. Nilai rerata hasil uji coba kelompok meningkat menjadi 3,53; dan pada saat uji coba terbatas meningkat lagi menjadi 3,58. Jadi secara keseluruhan peserta uji coba menilai model implementasi pendidikan multikultural dalam pembelajaran IPS melalui CTL sangat bagus. (3) bentuk final model implementasi pendidikan multikultural dalam pembelajaran IPS melalui CTL mencakup: rasional, pengertian, sintaks model, tujuan dan rencana pelaksanaan pembelajaran. (4) model implementasi pendidikan multikultural dalam pembelajaran IPS melalui CTL terbukti efektif untuk meningkatkan kreativitas dan sikap sosial siswa SMP di Kota Surakarta. Pada saat studi pendahuluan, sebelum model diterapkan nilai kreativitas siswa sebesar 59,73 (termasuk kategori rendah); namun setelah model diterapkan nilai kreativitas siswa meningkat menjadi 84,40 (kategori tinggi). Demikian juga nilai sikap sosial siswa: dari sebelumnya 57,60 (kategori rendah) meningkat menjadi 82,55 (kategori tinggi) setelah guru mengimplementasikan model pendidikan multikultural dalam pembelajaran IPS melalui contextual teaching and learning.

Kata kunci: Kreativitas, Sikap Sosial, Pendidikan Multikultural, Pembelajaran IPS, CT

62 ABSTRAK Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 2018

49. MODEL PEMBERDAYAAN KOPERASI PEDAGANG PASAR TRADISIONAL SEBAGAI STRATEGI PENANGGULANGAN MAFIA PANGAN DI JAWA TENGAH

Albertus Sentot Sudarwanto, Suraji, Achmad

Fakultas Hukum, Penelitian, Kemenristekdikti, Peneli

tian Unggulan Perguruan Tinggi,

2018 Di Indonesia, pasar tradisional memiliki peran yang sangat strategis untuk mengerakkan sector ekonomi riil yang dapat berkontribusi langsung pada ekonomi nasional Indonesia. Bahkan, pergerakan harga barang di pasar tradisional menjadi indicator nasional terkait pergerakan tingkat kestabilan harga kebutuhan bahan pokok. Namun, panjangnya rantai distribusi komoditas pangan dan keberadaan tengkulak atau pengepul sebagai satu-satunya distributor komoditas pangan dalam pasar tradisional berdampak pada harga pangan yang tidak stabil. Oleh karena itu, diperlukan lembaga alternatif yang berperan sebagai pusat distribusi komoditas bahan pokok untuk pedagang di pasar tradisional. Paper ini berusaha untuk menjawab pertanyaan, apakah Koperasi dapat berperan dalam distribusi komoditas pangan di pasar tradisional. Additionally, Kendala dan tantangan apa sajakah yang dihadapi oleh Koppas ketika akan menjalankan peran sebagai pusat distribusi komoditas pangan. We formulate Beberapa strategi kebijakan yang dapat dilakukan agar Koppas dapat berperan dalam distribusi komoditas pangan di pasar tradisional antara lain : (1) menyusun regulasi tentang pemberdayaan Koperasi di Pasar Tradisional; (2) membentuk Koperasi Sekunder di Pasar Tradisional; (3) financial support dan (4) pengembangan kemitraan strategis.

Kata kunci : Koperasi, distribusi komoditas pangan, pasar tradisional

50. Sintesis Fused Porphyrin Dimer Bis [5, 10, 20 – bis (phenyl) porphyrin – 13, 15, 17 – triylato]

sebagai katalis oxygen reduction reaction (ORR) dan uji aplikasinya untuk fuel cell

Atmanto Heru Widodo, Abu Masykur, Dian Maruto W

Fakultas MIPA, Penelitian, Kemenristekdikti, Peneli

tian Unggulan Perguruan Tinggi,

2018 Latar belakang dari penelitian ini bahwa pengembangan material Non-Precious Metal Catalyst (NPMCs) yang dapat meningkatkan daya tahan, stabilitas dan densitas sisi aktif dari logam sebagai katalis sel bahan bakar untuk menggantikan platina yang relativ mahal dan adanya voltage loss hasil dari pelemahan kinetik untuk proses reduksi oksigen pada elektroda OR sangat diperlukan. Porpirin merupakan material NPMCs dengan prekursor organik/anorganik (logam-lingkaran makro N4) yang sangat prospektif untuk menggantikan platina. Material ini bisa mengandung satu logam tansisi (II) yang menyediakan 2 elektron untuk mengubah O2 menjadi H2O sesuai dengan reaksi berikut :

O2 + 4H+ + 4e- → 2H2O

Senyawa metal fused porphyrin dimer adalah suatu senyawa makrosiklik berbentuk dimer yang mengandung delapan cincin pyrrole dengan 2 lingkaran N yang berikatan dengan 2 prekursor logam transisi dan 6 subtituen phenyl. Dikarenakan memiliki 2 logam transisi, senyawa metal fused porphyrin dimer yang mampu menyediakan 4 elektron yang diperkirakan dapat mengubah secara langsung molekul O2 menjadi H2O sehingga reaksi dapat berjalan lebih cepat. Selain itu, senyawa metal fused porphyrin dimer memiliki 6 subtituen phenyl yang membuat senyawa tersebut lebih stabil karena memiliki molekul yang besar. Senyawa metal fused porphyrin dimer diharapkan mampu memecahkan masalah utama dari katalis sel bahan bakar yaitu daya tahan dan stabilitasnya yang rendah.Tujuan jangka panjang dari penelitian ini ditemukannya senyawa baru pengganti Pt untuk katalis ORR didalam fuel cell dari porpirin dimer dengan berbagai variasi

ABSTRAK Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 2018 63 mono ion atau dua ion berbeda dalam satu senyawa dimer porpirin. Target khusus dalam penelitian ini adalah diperolehnya senyawa baru fused porphyrin dimer Bis [5, 10, 20 – bis (phenyl) porphyrin – 13, 15,17 – triylato] sebagai katalis oxygen reduction reaction (ORR).

Penelitian ini dilakukan melalui tahap sintesis porpirin dimer monoion, sintesis porpirin dimer bi ion, dan pengujian katalisis untuk system half cell. Tahun pertama difokuskan untuk pembuatan dimer Bis [5, 10, 20 – bis (phenyl) porphyrin – 13, 15, 17 – triylato] dengan mono ion pusat Fe atau Co dengan uji pendahuluan katalitik ORR dengan voltametri siklik, Tahun kedua difokuskan untuk pembuatan fused dimer Bis [5, 10, 20 – bis (phenyl) porphyrin – 13, 15, 17 – triylato]

dengan dua ion pusat berbeda misalnya Fe dan Co dalam satu dengan uji pendahuluan katalitik ORR dengan voltametri siklik. Tahun ketiga adalah pembuatan elektroda dengan katalis dimer porpirin yang dibuat dengan black carbon untuk system half fuel cell, beserta pengujiannya.

Penelitian ini sesuai dengan Rencana Induk Penelitian Universitas Sebelas Maret pada bidang material maju di bidang Energi Baru dan Terbarukan UNS Tahun 2011-2025 untuk Fuel Cell yaitu peningkatan efesiensi umur fuel cell. Luaran utama dalam penelian ini berupa jurnal international bereputasi terindek scopus Journal of Dyes and Pigment, Elsevier dan Journal of Photochemistry and Photobiology A: Chemistry, Elsevier dan berupa luaran tambahan international conference untuk setiap tahunnya

Kata kunci: dimer porpirin, oxygen reduction reaction (ORR), katalis, fuel cell

51. OPTIMALISASI KLARIFIKASI SARI BUAH APEL LOKAL MELALUI PEMANFAATAN ENZIM PEKTINASE, AMILASE DAN SELULASE DARI MIKROBA INDIGENOUS

Bambang Sigit Amanto, Esti Widowati, Rohula Utami, Edwi Mahadjoeno

Fakultas Pertanian, Penelitian, Kemenristekdikti, Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi, 2018 Buah apel lokal Indonesia sampai saat ini kurang diminati oleh skala industri walaupun produktivitasnya yang tinggi dan ketersediaanya sepanjang tahun. Hal ini disebabkan kendala pada proses pengolahan sari buah apel. Pengolahan buah apel menjadi sari buah pada skala industri masih terkendala masalah browning karena tannin dan kandungan pektin, amilum dan selulosa yang menyebabkan kekeruhan (cloudy), pemisahan dan peningkatan viskositas pada sari buah tersebut. Senyawa penyebab kekeruhan tadi merupakan hambatan terutama dalam proses filtrasi sehingga rendemen sari buah berkurang. Kondisi ini menyebabkan industri sari buah kurang memanfaatkan buah apel lokal untuk menghindari kerugian selama kondisi proses.

Untuk mengatasi masalah tersebut telah dilakukan pemanfaatan flokulan (gelatin, CMC dan albumin), sentrifugasi dan ultrafiltrasi namun dapat mempengaruhi kualitas gizi sari buah apel.

Solusi efektif masalah ini adalah klarifikasi sari buah apel memanfaatkan enzim antara lain pektinase dari bakteri indigenous terutama enzim termostabil untuk menurunkan viskositas dan kekeruhan serta mencegah pemisahan sari buah apel lokal dalam skala industri. Namun, pemanfaatan enzim pektinase ternyata kurang efektif sehingga diperlukan kombinasi pemanfaatan enzim amilase dan selulase untuk mengoptimalkan klarifikasi sari buah apel lokal.

Penelitian ini pada tahun I bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi enzim pektinase yaitu poligalakturonase (PG) dan pektin esterase (PE) dalam klarifikasi sari buah apel lokal berdasarkan viskositas, transmitansi, total padatan terlarut dan pH. Selanjutnya pada tahun II dilakukan produksi enzim memanfaatkan limbah hasil pertanian serta mengkombinasikan enzim amilase dan selulase. Deteksi endo dan ekso enzim poligalakturonase juga akan dilaksanakan pada tahun kedua. Enzim yang digunakan dikembangkan menjadi purified enzyme dan karakterisasi isolat hingga tingkat spesies. Telah diperoleh dan dikarakterisasi 25 isolat bakteri pektinolitik termofilik yang pada tahun 2009, 24 isolat penghasil enzim poligalaturonase dan pektin esterase, 15 isolat amilolitik dan 17 isolat selulolitik pada tahun 2013 dan 2014. Penelitian

64 ABSTRAK Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 2018

pada tahun 2015- 2016 menghasilkan pengaruh penambahan galaktosa dan variasi suhu dan waktu fermentasi yang menghasilkan produksi enzim signifikan. Selain itu aplikasi enzim pada sari buah naga superred pada tingkat UKM. Enzim yang diperoleh merupakan enzim spesifik substrat pada apel lokal yang digunakan. Enzim tersebut kemudian diproduksi dengan media berbahan dasar limbah hasil pertanian. Penerapan ketiga enzim ini selanjutnya akan dikembangkan menjadi solusi langsung pada skala industri termasuk UKM mitra yaitu pada CV Wana Bekti Handayani Sragen Jawa Tengah.

Kata kunci : Amilase, Bakteri, Buah Apel Lokal, Karakterisasi, Klarifikasi, Limbah, Pektinase, Selulase

52. IDENTIFIKASI POTENSI TAMBANG GARAM DESA BANJARSARI KECAMATAN KRADENAN KABUPATEN GROBOGAN SEBAGAI KAJIAN AWAL PRODUKSI GARAM CAIR

Budi Legowo, Daru Wahyuningsih, Nurma Yunita Indriyanti

Fakultas MIPA, Penelitian, Kemenristekdikti, Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi, 2018 Produksi garam tradisonal di daerah tambang garam Desa Banjarsari, Kecamatan Kradenan, kanupaten Grobogan telah lama mati. Proses pembuatan garam tradisional yang dinilai tidak menguntungkan lagi merupakan alasan utama petani garam berhenti produksi. Kajian potensi tambang garam dan proses produksi yang efektif dan efisien perlu dilakukan. Hasil kajian selanjutnya menjadi pijakan pembuatan inovasi teknologi dan budaya sebagai upaya menghidupkan kembali tambang garam sehingga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan penguatan budaya masyarakat agraris Desa Banjarsari.

Penelitian tahun pertama fokus pada kajian potensi tambang garam menggunakan metode geofisika untuk menetukan sebaran sumber garam dan potensi produksinya. Daerah penelitian merupakan area persawahan tidak produktif seluas tidak kurang dari 5 hektar. Produktifitas yang rendah disebabkan oleh tingginya salinitas tanah dan air darerah tersebut. Metode geolistrik dan CSAMT (Control Source Audio Magnetotellurik) dipilih untuk pembuatan peta potensi tambang garam, secara lateral (horisontal) dan kedalaman (vertikal). Peta potensi dapat memberikan informasi sebaran dan cadangan sumber garam daerah penelitian.

Penelitian tahun kedua fokus pada kajian proses produksi yang efektif dan efisien dengan dasar kajian geokimia. Analisis dilakuan untuk menentukan kandungan unsur dalam tanah dan air daerah penelitian. Sampling tanah dengan teknik griding beraturan selanjutnya dianalisis kandungan kimia unsurnya menggunakan metode AAS (Atomic Absorbtion Spectroscopi)dan atau sepektrometer UV-Vis. Sampling untuk kajian unsur kimia air didasarkan pada data kedalaman survei geofisika yang sudah dilakukan sebelumnya. Sampel air tanah daerah penelitian diidentifikasi tingkat salinitas dan unsur lain terutama kandungan yodium alaminya.

Hasil penelitian berupa analisa produksi garam cair diharapkan dapat menggantikan produksi garam tradisonal dengan cara pengeringan menggunakan matahari yang dinilia tidak efektif efisien dan ekonomis.

53. PEMETAAN DAN PENYEBARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI INDONESIA DENGAN LOCAL INDICATOR OF SPATIAL ASSOSIATION DAN CLUSTER MAP

Dewi Retno Sari Saputro, Purnami Widyaningsih, Nughtoh Arfawi Kurdi

Fakultas MIPA, Penelitian, Kemenristekdikti, Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi,2018

ABSTRAK Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 2018 65 DBD mempunyai keragaman yang besar, baik dalam skala ruang dan skala waktu. Salah satu model ruang waktu adalah space time autoregressive (STAR). Model generalized space time autoregressive (GSTAR) merupakan pengembangan dari model STAR, dengan karakteristik lokasi yang heterogen. Pengembangan selanjutnya pada model vector autoregressive generalized space time autoregressive (VAR GSTAR). Keterkaitan antar wilayah dalam model dapat diidentifikasikan menggunakan pembobot lokasi. DBD yang beragam dapat dikelompokkan berdasarkan kemiripan karakteristik. Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengelompokkan data berdasarkan kemiripan karakteristik adalah analisis cluster. Analisis cluster merupakan teknik pengelompokan yang didasarkan pada kemiripan objek. Analisis cluster menggunakan konsep dasar pengukuran yaitu jarak dan kesamaan. Secara umum terdapat dua teknik dalam analisis cluster, yaitu teknik pengelompokan hierarki dan nonhierarki.

Metode nonhierarki biasa digunakan apabila objek pengamatan relatif besar diantaranya adalah metode k-means clustering. K-means merupakan metode yang mempartisi data ke dalam k cluster sehingga data yang memiliki karakteristik sama dikelompokkan ke dalam satu cluster yang sama, metode k-means mendeskripsikan sebuah algoritme yang menetapkan setiap item pada cluster memiliki pusat (rata-rata) terdekat. Pada penelitian ini diterapkan model VAR GSTAR dengan k-means clustering untuk data DBD di Jawa Bali.

Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan (tahun kedua), dimana pada tahun pertama analisis spasial dipergunakan untuk menganalisis hubungan antara wilayah terjadinya DBD (lokasi geografis) dan kejadian DBD-nya. Ukuran hubungannya dinyatakan dengan autokorelasi spasial, indeks global dan indeks Moran. Indeks Moran merupakan indeks global yang dipergunakan untuk menentukan ada tidaknya hubungan spasial dalam penyebaran penyakit, namun indeks Moran tidak memberikan informasi pola spasial pada wilayah tertentu (hanya mewakili secara global tentang autokorelasi spasial), oleh karena itu, diperlukan Local indicator of spatial association (LISA). Selain LISA dapat menentukan indeks lokal yang dipergunakan mengevaluasi kecenderungan adanya pengelompokkan spasial secara lokal juga dapat menunjukkan beberapa bentuk dari hubungan spasial. LISA untuk setiap wilayah memberikan petunjuk adanya pengelompokkan hubungan spasial yang signifikan dari nilai yang sama di sekitar wilayah daerah tersebut. Berdasarkan hasil dari LISA, pemetaannya dapat dilakukan dengan LISA cluster map.

Pada tahun kedua ini, target pada hasil penelitian ini penerapan model VAR GSTAR dengan k-means clustering pada data DBD di Jawa Bali yang berupa persamaan matematis yang dapat dipergunakan untuk peramalan. Model dari penelitian ini dapat dimuat dalam jurnal internasional bereputasi/proceeding, selainnya adalah proses pencetakkan dan penyebar luasan buku berbasis riset.

Kata Kunci : DBD, model VAR-GSTAR, clustering

54. KOMISARIS INDEPENDEN, PENGUNGKAPAN LINGKUNGAN DAN NILAI PERUSAHAAN

Djoko Suhardjanto, Djuminah, Sri Hartoko

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Penelitian, Kemenristekdikti, Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi,2018

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh stakeholders, komisaris independen, dan pengungkapan lingkungan terhadap nilai perusahaan. Stakeholders dalam penelitian ini diukur dengan stakeholders primer. Komisaris independen dan pengungkapan lingkungan dalam penelitian ini merupakan wujud penerapan prinsip independensi dan transparansi dalam mewujudkan tujuan corporate governance. Pengungkapan lingkungan diukur dengan menggunakan skor indeks pengungkapan lingkungan perusahaan di Indonesia (Indonesian

66 ABSTRAK Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 2018

environmental reporting indeks/IER), dan nilai perusahaan diukur dengan menggunakan modified Tobins Q.

Penelitian ini menggunakan SPSS sebagai alat analisis. Regresi linear berganda digunakan untuk menguji pengaruh antar variabel. Data penelitian yang digunakan adalah data sekunder yang bersumber dari annual report resmi yang dipublikasikan perusahaan. Sampel penelitian berjumlah 134 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010 sampai 2015.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kedua variabel, komisaris independen dan pengungkapa lingkungan berpengaruh signifikan pada nilai perusahaan. Hasil ini mengkonfirmasi argumen bahwa independensi dantransparansi merupakan pilar yang penting bagi peningkatan nilai perusahaan.

Penelitian tahun kedua ini dirumuskan sesuai roadmap penelitian yang berfokus pada pengembangan teori dan perbandingan antar negara. Oleh sebab itu penelitian tahun kedua ini mengembangkan pengujian pada stakeholders tidak hanya berfokus pada komisaris semata.

Penelitian ini selanjutnya menggunakan elemen stakeholder yang meliputi pemasok, konsumen, dan karyawan perusahaan. Pelibatan elemen stakeholder lainnya ini penting, karena seluruh elemen berkepentingan pada pengungkapan lingkungan dan nilai perusahaan.

Kata Kunci: Komisaris Independen, stakeholders, pengungkapan lingkungan, nilai perusahaan

55. BOARD INDEPENDEN DAN MANAJEMEN LABA

Djuminah, Sri Wahyu Agustiningsih, Sri Hartoko

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Penelitian, Kemenristekdikti, Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi,2018

Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh board independence, independensi komite audit, dan penerapan sistem pengendalian intern terhadap manajemen laba. Penelitian ini juga menguji pengaruh kualitas audit sebagai pemoderasi hubungan independensi komite audit dengan manajemen laba. Penelitian dilakukan terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013 – 2016 dengan sampel 143 perusahaan dan jumlah pengamatan sebanyak 322 kasus. Desain penelitian menggunakan Moderating Regression Analysis dengan variabel kualitas audit sebagai pemoderasi. Selain itu penelitian ini juga menggunakan konsentrasi kepemilikan sebagai variabel kontrol untuk mengamati apakah tingkat konsentrasi mempengaruhi perilaku manajemen laba.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa board independence berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Sementara independensi komite audit tidak berpengaruh terhapat manajemen laba, namun setelah berinteraksi dengan kualitas audit pengaruhnya signifikan negatif. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas audit memperkuat pengaruh independensi komite audit terhadap manajemen laba. Sistim pengendalian intern juga berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Varibel kontrol growth tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, sementara leverage berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Temuan penelitian menjukkan bahwa peran komisaris independen lebih efektif dalam monitoring manajemen laba apabila berinteraksi dengan kualitas audit (auditor eksternal). Temuan lain menunjukkan bahwa lingkungan bisnis dengan kepemilikan terkonsentrasi memiliki pengaruh terhadap efektifitas monitoring manajemen laba.

Kata Kunci: board independence, independensi komite audit, sistem pengendalian intern, kualitas audit, manajemen laba.

ABSTRAK Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 2018 67 56. PERUBAHAN SENYAWA GIZI, ANTIGIZI, FUNGSIONAL, DAN PROFIL MIKROBIOLOGI PADA

BIJI LAMTORO (Leucaena leucocephala) SELAMA FERMENTASI

Dwi Ishartani, Asri Nursiwi, Ardhea Mustikasari

Dwi Ishartani, Asri Nursiwi, Ardhea Mustikasari