• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Wirausahawan Muslim

B. Kajian Teori

2) Karakteristik Wirausahawan Muslim

kaitan yang cukup erat; memiliki ruh dan jiwa yang sangat dekat, meskipun bahasa teknis yang digunakan berbeda.

Bekerja keras merupakan esensi dari entrepreneurship.

Prinsip kerja keras, menurut Wafiduddin, adalah suatu langkah nyata yang dapat menghasilkan kesuksesan (rezeki), tetapi harus melalui proses yang penuh dengan tantangan (reziko). Dengan kata lain, orang yang berani melewati risiko akan memperoleh peluang rizki yang besar. Kata rizki memiliki makna bersayap, rezeki sekaligus risiko.144

pada aksi. Mereka bertindak mendahului munculnya masalah-masalah, mereka ingin meneyelesaikan tugas-tugas mereka secepat mungkin, dan mereka tidak bersedia menghamburkan waktu yang berharga.145

Menurut William D. Bygrave, ada sepuluh (10) karakteristik wirausaha yang biasa dikenali dengan sepuluh D.

Tabel berikut memuat sepuluh D yang dimaksud.146

No Karakter Keterangan

1 Dream Seorang wirausahawan mempunyai visi keinginan terhadap masa sepan pribadi dan bisnisnya serta mempunyai kemampuan untuk mewujudkan impiannya

2 Decisiveness Seorang wirausahawan adalah orang yang tidak bekerja lambat. Mereka membuat keputusan secara cepat dengan penuh perhitungan

3 Doers Seorang wirausahawan akan langsung menindaklanjuti keputusan yang diambilnya.

Mereka melaksanakannya secepat mungkin 4 Determination Seorang wirausahawan melaksanakan

kegiatannya dengan penuh perhatian. Rasa tanggungjawabnya tinggi dan tidak mau menyerah, walaupun dihadapkan pada halangan dan rintangan yang tidak mungkin dapat diatasi

5 Dedication Seorang wirausahawan mempunyai dedikasi terhadap bisnisnya dengan sangat tinggi, terkadang mengorbankan kepentingan keluarga untuk sementara

6 Devotion Seorang wirausahawan tidak mengenal lelah.

Semua perhatian dan kegiatannya dipusatkan semata-mata untuk kegiatan bisnisnya

7 Details Seorang wirausahawan memperhatikan faktor-faktor kritis secara rinci dan tidak

145 J. Winardi, Entreprenuer dan Entreprenuership, (Jakarta: Prenada Media Group, 2015), 16-17.

146 Yuyus Suryana dan Kartib Bayu, Kewirausahaan: Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses, edisi kedua, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014), 60-62

mengabaikan factor-faktor kecil yang dapat menghambat kegiatan usahanya

8 Destiny Seorang wirausahawan bertanggungjawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapainya. Dia adalah orang bebas dan tidak mau bergantung kepada orang lain

9 Dollars Seorang wirausahawan menganggap uang hanyalah sebagai ukuran kesuksesan dalam bisnisnya. Ia berasumsi jika berhasil dalam bisnis, ia pantas mendapatkan laba, bonus, atau hadiah

10 distribute Seorang wirausahawan bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya kepada orang-orang kepercayaannya, yaitu orang-orang yang kritis dan mau diajak untuk mencapai sukses dalam dunia bisnis

Sedangkan Geofrey G. Meredith memaparkan sikap dan perilaku wirausaha sebagai barikut147:

Ciri-ciri Sifat dan watak

Percaya diri Keyakinan, kemandirian, individualistic, dan optimism

Berorientasi tugas dan hasil

Kebutuhan akan prestasi, pada laba, tekun, dan tabah, tekad yang kuat, suka bekerja keras, enerjik, dan inisiatif

Pengambilan resiko

Kemampuan mengambil resiko dan suka tantangan Berjiwa

pemimpin

Bertingkahlaku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka pada kritik yang mengembangkan

Keorisinilan Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa, serta memiliki jaringan bisnis yang luas Berorientasi ke

masa depan

Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi ke masa depan

Jujur dan tekun Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja

Ada beberapa alasan mengapa orang berhasrat menjadi wirausahawan. Menurut Dun Steinhoff dan John F. Burgess,

147 Ika Yuni Fauzia, Islamic Entreprenuership: Kewirausahaan Berbasis Pemberdayaan…, 41

terdapat tujuh alasan, yaitu: (1) The desire for higher income (hasrat untuk memperoleh pendapatan yang tinggi). (2) The desire for a more satisfying career (hasrat untuk memperoleh kepuasan karir). (3) The desire to be self-directed (hasrat untuk mengatur sendiri). (4) The desire for the prestige that comes to being a business owner (hasrat untuk mendapatkan prestise dari keberadaan bisnis miliknya). (5) The desire to run with a new idea or concept (hasrat untuk segera mewujudkan ide dan konsep-konsep baru). (6).

The desire to build long-term wealth (hasrat untuk mengembangkan kekayaan jangka panjang. Dan (7) The desire to make a contribution to humanity or to a specific cause (hasrat untuk berkontribusi terhadap kemanusiaan atau hal-hal khusus).148

Sedangkan sifat atau karakteristik entreprenuer menurut Islam, antara lain:

1) Sifat takwa, tawakkal, dzikir, dan syukur entreprenuer

Sifat-sifat di atas harus benar-benar dilaksanakan dalam kehidupan (praktek bisnis) sehari-hari. Ada jaminan dari Allah bahwa barang siapa yang takwa kepada Allah, maka Allah akan mengadakan baginya jalan keluar, dan Allah memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka. Tawakkal ialah suatu sifat penyerahan diri kepada Allah secara aktif, tidak cepat menyerah. Berdzikir artinya selalu menyebut Asma Allah dalam

148Suryana, Kewirausahaan: Kiat dan Proses Menuju Sukses…, 52

hati dengan merendahkan diri dan rasa takut serta tidak mengeraskan suara dalam segala keadaan.

Selalu ingat Allah membuat hati menjadi tenang, segala usaha dapat dilakukan dengan kepala dingin dan lancar. Selain itu rasa syukur juga akan membuat hati menjadi tenang, ungkapan rasa syukur ini dapat dilakukan baik secara diam-diam dalam hati maupun diucapkan dengan lisan atau dalam bentuk perbuatan.

2) Entreprenuer jujur

Dalam suatu hadis dinyatakan: Kejujuran itu akan membawa ketenangan dan ketidakjujuran akan menimbulkan keragu-raguan (HR. Tirmidzi). Jujur dalam segala kegiatan bisnis, menimbang, mengukur, membagi, berjanji, membayar hutang, jujur dalam berhubungan dengan orang lain akan membuat ketenangan lahir dan batin.

3) Niat suci dan ibadah entrepreneur

Bagi seorang muslim melakukan bisnis adalah dalam rangka ibadah kepada Allah. Demikian pula hasil yang diperoleh dalam bisnis akan dipergunakan kembali di jalan Allah.

4) Makna adzan dan bangun lebih pagi bagi entrepreneur

Rasulullah telah mengajarkan kepada umatnya, agar mulai bekerja sejak pagi hari, selesai sholat subuh, jangan kamu

tidur, bergeraklah, carilah rizki dari Tuhanmu. Para malaikat akan turun dan membagi rizki sejak terbit fajar sampai terbenam matahari.

5) Toleransi entrepreneur

Toleransi, tenggang rasa, tepo seliro, lamat diawakkatuju diurang (Minang) harus dianut oleh orang-orang yang bergerak dalam bidang bisnis. Dengan demikian tampak orang bisnis itu supel, mudah bergaul, komunikatif, praktis, tidak banyak teori, fleksibel, pandai melihat situasi dan kondisi, toleransi terhadap langganan, dan tidak kaku.

6) Berzakat dan berinfaq bagi entrepreneur

Mengeluarkan zakat dan infaq harus menjadi budaya muslim yang bergerak dalam bidang bisnis. Harta yang dikelola dalam bidang bisnis, laba yang diperoleh harus disisihkan sebagian untuk membantu anggota masyarakat yang membutuhkan.

Dalam ajaran Islam sudah jelas bahwa harta yang dizakatkan dan diinfaqkan tidak akan hilang, melainkan menjadi tabungan yang berlipat ganda baik di dunia maupun di akhirat. Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh muslim menyatakan: Tidaklah harta itu akan berkurang karena disedekahkan dan Allah tidak akan menambahkan orang yang suka memberi maaf kecuali kemuliaan. Dan tidaklah seorang

yang suka merendahkan diri karena Allah melainkan Allah akan meninggikan drajatnya. Dalam sebuah hadis Qudsi Allah berfirman, yang artinya: Berinfaqlah kamu, niscaya Allah akan memberi belanja kepadamu (Muttafaq Alaih)

7) Silaturrahim Entrepreneur

Orang bisnis seringkali melakukan silaturahim dengan partner bisnisnya ataupun dengan langganannya. Hal ini sesuai dengan ajaran Islam harus selalu mempererat silaturahim satu sama lain. Manfaat silaturahim ini di samping mempererat ikatan saudara, juga sering kali membuka peluang-peluang bisnis yang baru. Hadis Nabi menyatakan: Siapa yang ingin murah rizkinya dan panjang umurnya, maka hendaklahia mempererat hubungan silaturahim (HR. Bukhari).149