• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Kajian Teori

5. Teori Komunikasi

e. Memantau

f. Memotivasi dan memberikan inspirasi g. Berkonsultasi

h. Mendelegasikan i. Memberikan dukungan

j. Mengembangkan dan membimbing

k. Mengelola konflik dan mengembangkan tim l. Mengembangkan jaringan kerja

m. memberikan pengakuan dan pujian serta memberikan penghargaan terhadap kontribusi dan upaya-upaya khusus seseorang

n. memberi imbalan, memberi atau merekomendasikan imbalan-imbalan yang nyata seperti penambahan gaji atau promosi bagi yang kinerjanya efektif.

Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya mengkaji perilaku pemimpin (kiai) dalam memberikan informasi (komunikasi), memotivasi dan memberikan inspirasi, serta mengembangkan dan membimbing anggota kelompok (santri) untuk meningkatkan kreativitas dalam wirausaha.

mengungkapkan bahwa 70 % waktu bangun kita gunakan untuk berkomunikasi.92 Secara etimologis, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin, yakni communicare. Artinya yang dilakukan oleh seorang kepada yang lain dengan mengharapkan, berbicara, menyampaikan pesan, informasi, pikiran, perasaan, gagasan, dan pendapat jawaban, tanggapan, atau arus balik (feedback).93

Para ahli mendefinisikan komunikasi menurut sudut pandang mereka masing-masing. Ross mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses menyortir, memilih, dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa, sehingga membantu penggemar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksud oleh sang komunikator.94

Sedangkan Bernard Berelson dan Gary A. Steiner (1964: 527) mendefinisikan komunikasi, sebagai “Communcation: the transmission of information, ideas, emotion, skills, etc, by the uses of symbol….” (komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi,

keterampilan dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi). Menurut Gibson (1988:4), komunikasi adalah suatu pemindahan makna/pemahaman dari pengirim kepada penerima, di dalamnya tercakup tiga bagian penting dari komunikasi yang efektif

92 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1999), vii.

93A. Muis, Komunikasi Islami, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), 36-37

94 Engkoswara, Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, cet ketiga 2012), 199

yakni sang pengirim, sang penerima, dan keberhasilan pengiriman makna.

Ada pula yang mendefinisikan komunikasi sebagai pengiriman pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. Komunikasi juga sebagai proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang kepada orang lain. Selain itu komunikasi diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau pengiriman dari seseorang kepada orang lain.95Komunikasi dalam organisasi didefinisikan sebagai upaya untuk meniadakan kesenjangan sehingga pihak-pihak yang dilibatkan dalam proses komunikasi itu menjadi saling dekat satu dengan yang lainnya.

Dari berbagai pendapat tentang definisi komunikasi di atas, jika ditarik dalam konteks pendidikan, maka komunikasi diartikan sebagai proses transformasi gagasan, ide, emosi, dan pesan oleh pengirim pesan kepada penerima pesan yang dapat berupa simbol untuk mencapai tujuan pendidikan maupun lembaga pendidikan.

b. Unsur-Unsur dan Proses dalam Komunikasi

Komunikasi pada dasarnya adalah proses penyampaian pesan.

Oleh karena itu, ada unsur-unsur pokok dalam komunikasi yaitu:

Pertama, komunikator; adalah orang yang menyampaikan pesan kepada orang lain. Kedua, komunikan; adalah orang yang menerima pesan dari orang lain. Ketiga, pesan; sesuatu yang disampaikan dapat

95Veithzal Rifai Zainal., Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), 336

berupa informasi, perasaan, instruksi, dan lain-lain. Keempat, media;

adalah bentuk atau cara pesan itu disampaikan, media dapat berupa lisan, tertulis, film dan bentuk lainnya. Kelima, efek; adalah perubahan yang terjadi pada komunikan sesuai dengan harapan komunikator.

Unsur-unsur tersebut tidak dapat ditinggalkan dalam setiap proses komunikasi. Setiap transmisi ide, gagasan, dan keinginan pemimpin harus dikomunikasikan kepada seluruh pihak-pihak terkait sesuai dengan unsur-unsur komunikasi diatas. Maka, jika kita menghubungkan dengan perilaku kepemimpinan kiai sebagai pimpinan Pesantren harus mampu memenuhi unsur-unsur tersebut dalam setiap proses transformasi gagasannya kepada orang lain.

c. Media Komunikasi

Menurut Dahnke dan Clutterbuck sebagaimana dikutip oleh Hoy dan Miskel, dalam upaya untuk berkomunikasi, manusia menggunakan dua sistem simbol utama, yaitu verbal dan nonverbal.

Simbol verbal terdiri dari:

1) Pembicaraan manusia: percakapan langsung dan tatap muka sebagai individu atau dalam kelompok

2) Pembicaraan manusia melalui media elektronik: telepon, radio, televisi, dan konferensi radio

3) Media tulisan: memo, surat, faks, selebaran, papan bulletin, dan surat kabar

4) Media tulisan melalui media elektronik: surel, papan bulletin elektrinik, blog, situs, dan basis data.

d. Perspektif Komunikasi

Dalam tataran teoritis untuk memahami komunikasi dapat dilihat dari dua perspektif, yaitu:

Perspektif kognitif. Komunikasi menurut Colin Cherry, yang mewakili perspektif kognitif adalah penggunaan lambang-lambang (symbols) untuk mencapai kesamaan makna atau berbagi informasi tentang satu obyek atau kejadian. Informasi adalah sesuatu (fakta, opini, gagasan) dari satu partisipan kepada partisipan lain melalui penggunaan kata-kata atau lambang lainnya. Jika pesan yang disampaikan diterima secara akurat, receiver (penerima informasi) akan memiliki informasi yang sama seperti yang dimiliki sender (pengirim informasi). Oleh karena itu, tindak komunikasi telah terjadi.

Perspektif perilaku. Menurut BF. Skinner, dari perspektif perilaku, memandang komunikasi sebagai perilaku verbal atau simbolik, dimana sender berusaha mendapatkan satu efek yang dikehendakinya pada receiver. Masih dalam perspektif perilaku, FEX Dance menegaskan bahwa komunikasi adalah adanya satu respons melalui lambang-lambang verbal dimana symbol verbal tersebut bertindak sebagai stimuli untuk memperoleh respons. Kedua

pengertian yang disebut terakhir, mengacu pada hubungan stimulus respons antara sender dan receiver.96

e. Fungsi Komunikasi

Dalam satu organisasi, baik yang berorientasi komersial maupun komersial, tindak komunikasi dalam organisasi atau lembaga pendidikan, akan melibatkan empat fungsi, yaitu:

1) Fungsi informatif. Organisasi dapat dipandang sebagai suatu system pemrosesan informasi (information-processing system).

Maksudnya, seluruh anggota dalam organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti.

Informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu organisasi.

2) Fungsi regulatif. Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu pertama, atasan yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan, kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pemimpin sekaligus sebagai pribadi, serta tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan. Dan kedua, berkaitan dengan pesan.

Pesan-96 Syamsul Arifin, Leadership: Ilmu dan Seni Kepemimpinan, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2012), 136-137

pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja, artinya bawahan membutuhkan kepastian peraturan-peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.

3) Fungsi Persuasif. Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah.

4) Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Terdapat dua saluran, yaitu komunikasi formal dan komunikasi informal.97

Komunikasi melakukan empat fungsi utama di dalam kelompok atau organisasi: pengendalian, motivasi, pernyataan emosional, dan informasi. Fungsi pengendalian. Komunikasi berperan mengendalikan perilaku anggota dalam berbagai cara.

Organisasi memiliki otoritas hierarki dan panduan formal bagi para pekerja yang dipersyaratkan untuk diikuti.

Komunikasi membantu meningkatkan motivasi dengan menjelaskan kepada para pekerja mengenai apa yang harus mereka lakukan, seberapa baik mereka dalam melakukannya, dan bagaimana mereka dapat meningkatkan kinerja mereka. Demikian pula dengan

97Syamsul Arifin, Leadership: Ilmu dan Seni Kepemimpinan …, 137-138

penetapan tujuan, pembentukan tujuan, memberikan umpan balik atas kemajuan, dan memberikan imbalan bagi pelaku yang diinginkan, semuanya mendorong motivasi dan memerlukan komunikasi.

Kelompok kerja merupakan sumber utama dari interkasi sosial bagi banyak pekerja. Komunikasi di dalam kelompok adalah mekanisme dasar para anggota yang memperlihatkan kepuasan dan frustasi. Oleh karena itu, komunikasi menyediakan pernyataan emosional dari perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial.

Fungsi terakhir dari komunikasi adalah memfasilitasi pengambilan keputusan. Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan oleh para individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan mengirimkan data yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi pilihan.

Hampir setiap interaksi dalam komunikasi yang terjadi dalam kelompok atau organisasi menjalankan satu atau lebih fungsi-fungsi tersebut, dan tidak satupun dari keempatnya yang lebih penting daripada yang lain. Untuk melaksanakan secara efektif, kelompok harus mempertahankan beberapa pengendalian atas para anggotanya, menstimulasi para anggotanya untuk melaksanakan, memungkinkan pernyataan emosional, dan mengambil pilihan keputusan.98

Kiai di tiga Pesantren yang diteliti, mengkomunikasikan pesan, gagasan, dan ide tentang wirausaha secara komunikasi verbal

98Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge, Perilaku Organisasi..., 223-224.

melalui pengajian rutin, rapat-rapat, dan pertemuan-pertemuan tatap muka lainnya. Dijumpai juga media komunikasi berupa banner-banner dan poster-poster dan papan pengumuman yang memuat pesan, gagasan, dan ide kiai tentang wirausaha, yang tujuan utamanya adalah memotivasi santri untuk berwirausaha. Kiai di tiga Pesantren yang diteliti, juga menggunakan salah satu atau semua empat model komunikasi tersebut.

f. Model Komunikasi

Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter bahwa komunikasi yang efektif meliputi empat jaringan komunikasi yaitu:

komunikasi ke arah bawah (downword communication), komunikasi ke atas (upword communication), komunikasi ke samping (literal communication) dan komunikasi diagonal (diagonal communication), berikut penjelasannya:

1) Komunikasi ke Arah Bawah (downword communication),

Komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dari sebuah kelompok atau organisasi menuju ke level yang lebih rendah adalah komunikasi ke arah bawah. Para pemimpin kelompok dan para manajer menggunakan untuk menugaskan tujuan, memberikan instruksi pekerjaan, menjelaskan kebijakan dan prosedur, menunjukan permasalahan yang memerlukan perhatian, dan menawarkan umpan balik.

Dalam komunikasi ke arah bawah, para manajer harus menjelaskan alasan mengapa sebuah keputusan harus diambil.

Salah atu studi menemukan bahwa para pekerja dua kali cenderung berkomitmen dengan perubahan ketika alasan-alasan yang melatarbelakangi mereka jelaskan seluruhnya. Meskipun hal ini terlihat lebih masuk akal, banyak manajer yang merasa behwa merka terlalu sibuk untuk menjelaskan atau bahwa penjelasan akan

“menimbulkan banyak masalah.” Bukti dengan jelas mengindikasikan bahwa penjelasan dapat meningkatkan komitmen pekerja dan mendukung keputusan. Meskipun para manajer mungkin berpendapat bahwa untuk mengirimkan sebuah pesan tersampaikan hingga pekerja level bawah cukup dilakukan sekali saja, sebagian besar riset menyarankan bahwa komunikasi manajerial harus diulang beberapa kali dan melalui berbagai jenis media berbeda agar menjadi sangat efektif.

Permasalahan lainnya dalam komunikasi ke arah bawah adalah sifat satu arahnya; secara umum, para manajer menginformasikan kepada para pekerja tetapi jarang sekali meminta nasihat atau opini dari mereka. Riset menegaskan bahwa para pekerja tidak akan memberikan masukan (input), bahkan ketika kondisi sedang menguntungkan, jika melakukannya terlihat menentang kepentingan baik mereka. Suatu studi mengungkapkan

bahwa hampir dua per tiga dari para pekerja mengatakan bahwa bos mereka jarang sekali atau tidak pernah meminta nasihat mereka.

Para pembicara terbaik menjelaskan alasan-alasan yang melatarbelakangi komunikasi ke arah bawah yang mereka lakukan tetapi juga mengumpulkan komunikasi dari para pekerja yang mereka supervisi. Hal ini mengarahkan kita pada arah berikutnya yaitu komunikasi ke arah atas.

2) Komunikasi ke Arah Atas (upword communication)

Komunikasi ke arah atas menuju pada level yang lebih tinggi didalam kelompok atau organisasi. Komunikasi ini digunakan untuk memberikan umpan balik kepada petinggi, menginformasikan mereka mengenai perkembangan dari tuan, dan penyampaian permasalahan saat ini. Komunikasi ke arah atas membuat para manajer tetap waspada dengan apa yang dirasakan oleh para pekerja mengenai pekerjaan mereka, para rekan sekerja, organisasi secara umum. Para manajer juga tergantung pada komunikasi ke arah atas untuk gagasan-gagasan mengenai bagaimana kondisi dapat ditingkatkan.

Disepakati bahwa sebagian besar pekerjaan para manajer telah diperluas, komunikasi ke arah atas akan lebih sulit karena manajer menjadi kewalahan dan mudah terganggu. Untuk melakukan komunikasi ke arah atas secara efektif, berusaha untuk mengomunikasikan dalam pokok berita bukan hanya narasi,

dukunglah perintah utama Anda dengan hal-hal yang dapat ditindaklanjuti,dan persiapkan agenda untuk memastikan bahwa anda memanfaatkan perhatian bos anda dengan baik.

3) Komunikasi Lateral (literal communication)

Ketika komunikasi terjadi di antara para anggota dari kelompok kerja yang sama, para anggota dari kelompok kerja pada level yang sama, para manajer pada level yang sama, atau beberapa pekerja yang setara secara horizontal lainnya, kami menggambarkannya sebagai komunikasi lateral.

Komunikasi lateral menghemat waktu dan memfasilitasi kordinasi. Beberapa hubungan lateral secara resmi diizinkan. Sering kali, mereka secara informal menciptakan sirkuit pendek hierarki secara vertikal dan mempercepat tindakan. Jadi dari sudut pandang manajemen, komunikasi lateral dapat menjadi baik atau buruk.

Oleh karena berpegang dengan ketat pada struktur vertikal yang resmi untuk seluruh komunikasi dapat menjadi tidak efisien, maka komunikasi lateral yang terjadi dengan pengetahuan manajemen dan dukungan dapat menjadi menguntungkan. Tetapi hal ini dapat menciptakan konflik-konflik disfungsional ketika saluran vertikal yang resmi telah dilanggar, ketika para anggota langsung bicara ke atasan atau di sekitar atasan mereka untuk menyelesaikan segala sesuatunya, atau ketika para bos mendapati adanya

tindakan-tindakan yang telah dilakukan atau keputusan-keputusan yang telah diambil tanpa sepengetahuan mereka.

4) Komunikasi diagonal (diagonal communication)

Komunikasi diagonal adalah komunikasi yang melintasi wilayah kerja dan tingkatan organisasi. Ketika seorang analis kredit berkomunikasi secara langsung dengan manajer pemasaran regional tetang pemasaran pelanggan dengan departemen yang berbeda da tingkatan organisasi itu adalah komunikasi diagonal.99

Model komunikasi keempat tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

99Stephen P. Robbins dan Mary Coulter, Management, terjemahan (Jakarta: PT. Indeks, 2009), 323-324