• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Kajian Teori

7. Teori Kreativitas

Pimpinan harus menciptakan suasana dalam organisasi demikian rupa agar kreativitas dapat berkembang di antara bawahannya. Yang harus dilakukan oleh pimpinan ialah menciptakan iklim organisasi dalam membangkitkan keberanian dan rasa bebas mmenciptakan sesuatu. Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh pimpinan ialah izinkan karyawan mengembangkan kreativitasnya, toleransi pada kegagalan, ungkapkan rasa penasaran (curiousity), memandang masalah sebagai satu tantangan, adakan pelatihan kreativitas, beri fasilitas berupa peralatan, toleransi terhadap waktu, beri penghargaan, perlihatkan contoh-contoh kreativitas yang sudah ada. Ini dapat dilakukan melalui pendidikan formal, pelatihan, dan pengalaman kerja.115

Definisi kreativitas dapat dibedakan ke dalam dimensi person, proses, produk, dan press. (1) Menurut dimensi person: creativity refers to the abilities that are characteristic of crative people. (2) Menurut dimensi proses: creativity is a process that manifests itself influency, in flexibility as well in originality of thinking. (3) Menurut dimensi produk: the ability to bring something new into existence. Dan (4) menurut dimensi press: creativity can be regarded as the quality of products or responses judged to be creative by appropriate observers.

115Buchori Alma, Kewirausahaan, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2016), 75

Menurut William E. Scott, ada empat macam tipe kreativitas, yaitu:

a. Inovasi

Pengertian kreativitas, kita awali dengan konsep inovasi.

Banyak orang berpendapat bahwa ia merupakan jumlah total kreativitas dan bukan sebagai sebuah tipe kreativitas.

Kreativitas inovatif mengakibatkan timbulnya sesuatu hal yang baru. Misalnya berupa sebuah ide baru, sebuah teori baru, sebuah hipotesis baru, sebuah gaya baru penulisan, atau cara melukis sebuah invensi (invention), atau sebuah metode baru untuk manajemen sebuah organisasi.

Kegiatan berfantasi atau mimpi seringkali terlibat dalam inovasi pikiran manusia yang berpencar ke berbagai wilayah penelitian yang belum pernah dijelajahi sebelumnya, hingga dengan demikian muncul sebuah penyimpangan tajam dengan pengetahuan tradisional.

b. Sintesis

Tipe kedua kreativitas dapat kita nyatakan kegiatan sintesis, ia mencakup kemampuan untuk menyerap dan memanfaatkan ide-ide dari aneka macam sumber yang berbeda-beda. Seseorang yang menerapkan sintesis (synthesizer) dapat mengkombinasi data atau konsep-konsep yang seakan-akan tidak ada kaitan antara satu

dengan lainnya, demikian rupa, hingga menjadi sebuah ide atau produk yang bernilai (dan sudah tentu bermanfaat pula).

c. Ekstensi (extention)

Ekstensi yang merupakan tipe ketiga kreativitas dalam analisis kita sangat erat kaitannya dengan inovasi dan sintesis.

Ekstensi terjadi, apabila seseorang mengambil sebuah inovasi dasar, dan kemudian memperluas manfaatnya dengan jalan memperluas batas-batasnya. Banyak riset dan karya pengembangan dilaksanakan melalui tindakan mengekspansi sebuah penemuan yang sebelumnya berhasil ditemukan, dari garis besar atau kerangka kerja umum yang disajikan melalui inovasi atau sintesis.

Ekstensi menyediakan hal-hal rinci atau detail yang diperlukan untuk pemanfaatan secara praktis.

d. Duplikasi

Agak aneh kita mendengarnya, tetapi duplikasi, atau peniruan keberhasilan pihak lain, dikenal sebagai tipe keempat kreativitas. Walau bukanlah kreatif dalam arti inovatif, duplikasi (pengulangan) adalah kreatif, dipandang dari sudut pandang setiap organisasi karena ia membawa sesuatu hal yang baru ke dalam organisasi yang bersangkutan.

Proporsi besar kemajuan tercapai, karena para pengikut dengan cepatnya mengadopsi keberhasilan praktik-praktik

pemimpin mereka. Tidaklah veasibel, atau pun perlu bagi setiap orang untuk menemukan hal-hal baru oleh dirinya sendiri.

Seseorang yang arif “berdiri di atas pundak orang lain”

yang telah mendahuluinya dengan catatan bahwa hal tersebut menguntungkan bagi dirinya sendiri. Banyak individu dan organisasi sangat lancer menyeleksi produk-produk, metode-metode, serta prosedur-prosedur pihak lain, dan kemudia mereka secara berhasil menciptakan banyak hal bagi kepentingan mereka sendiri. Sesungguhnya bagi banyak organisasi, duplikasi hampir menjadi “gaya hidup” organisasi yang bersangkutan.116

Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menggali dan mengembangkan kreativitas, yaitu:

a. Kreativitas adalah pembiasaan

Kreativitas merupakan bakat yang dimiliki oleh setiap orang, hanya saja ada orang yang kemudian mengembangkan kreativitas tersebut menjadi sebuah kebiasaan, dan ada juga yang malas untuk mengembangkannya. Dengan latihan yang rutin dan pembiasaan yang baik, maka kreativitas akan menjadi modal utama bagi seorang entrepreneur untuk mengembangkan produk atau jasa yang ia jual.

116J. Winardi, Entreprenuer dan Entreprenuership, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), 234-237.

b. Kreativitas yang matang merupakan hasil continuous improvement Continuous improvement adalaha filosofi untuk terus memperbaiki hal-hal yang sudah ada, dengan berbagai bentuk dan aplikasi, mulai dari filosofi hingga hal-hal yang bersifat teknis seperti alat analisis. Setelah dilakukan pembiasaan dalam diri wirausahawan untuk menjadi seseorang yang kreatif, maka yang harus dilakukan selanjutnya adalah melakukan perbaikan-perbaikan secara continue dan konsisten untuk kreativitas yang dipunyainya.

Terkadang ide yang ada masih sangat mentah sekali, sehingga diperlukan eksperimen dan juga mengembangkan ide tersebut sehingga menjadi produk atau jasa yang layak jual dan mempunyai nilai yang tinggi.

c. Kreativitas adalah pemanfaatan teknologi dengan baik

Kepekaan terhadap teknologi merupakan kewajiban ketika seseorang masuk ke dalam dunia usaha. Penggunaan teknologi mesin tepat guna juga dapat meningkatkan persaingan dan produktivitas seorang entrepreneur, kaitannya dalam meningkatkan kinerja dan outputnya. begitu juga dengan pemanfaatan teknologi jaringan infonet akan memperluas jangkauan sebuah usaha.

d. Kreativitas adalah penciptaan produk/jasa yang unik.

Kreasi adalah menemukan kebaruan dari sebuah produk atau jasa. Strategi untuk menciptakan produk baru dan unik masih sangat “manjur” dan “sakti”untuk beberapa usaha.

e. Kreativitas adalah salah satu pengalihan resiko

Kreativitas merupakan salah satu cara untuk memecahkan sebuah permasalahan dalam sebuah usaha. Seorang entrepreneur bisa mencari alternative penyelesaian, sehingga kreativitas tersebut bisa menyelamatkan entrepreneur dari jalan buntu dan menjadikan seorang entrepreneur pantang untuk menyerah.

f. Kreativitas merupakan salah satu pengganti modal usaha

Potensi dalam berwirausaha dikategorikan menjadi dua, yaitu potensi yang berupa materi (kebendaan) dan potensi yang bukan berupa materi. Materi bisa berupa uang, tanah, gedung dan lain sebagainya. Dan potensi yang bukan berupa materi bisa berupa ide-ide dan kreativitas. Bisa jadi seorang entrepreneur memulai usaha yang akhirnya menjadi besar hanya dengan modal kreativitas saja.

g. Kreativitas bisa digali dengan diskusi, interaksi, dan brain storming Terkadang dengan diskusi, ide-ide lainnya bisa muncul, karena interaksi dengan orang lain akan menambah kematangan sebuah ide. Brain storming juga berpengaruh kepada munculnya ide dan gagasan yang kreatif, sehingga penting bagi orang entrepreneur untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang memotivasi manusia untuk semakin berkembang ke depan.

h. Kreativitas membutuhkan obyek, maka menjelajahlah

Kreativitas membutuhkan obyek, yang apabila seseorang diam saja tanpa berpikir dengan baik tentang obyek tersebut, maka kreativitas itu tidak akan pernah nyata.

i. Ide dan gagasan tentang kreativitas harus dicatat.

Beberapa entrepreneur mendapatkan ide-ide dan juga gagasan yang berharga ketika mereka berada di dalam kondisi yang tidak terduga. Maka, seyogyanya seorang entrepreneur mempunyai buku catatan kecil untuk bisa menampung ide dan gagasan yang dipenuhi dengan kreativitas, karena terkadang ide dan gagasan yang brilian tidak datang dua kali.117

Kebanyakan dari kita memiliki potensi kreatif yang dapat kita pelajari untuk diterapkan, tetapi sepenting apapun potensi kreatif, tidaklah cukup jika hanya sendirian saja. Kita perlu berada di lingkungan dimana potensi kreatif dapat direalisasikan. Motivasi adalah yang paling penting. Jika Anda tidak termotivasi untuk menjadi kreatif, tidak mungkin Anda akan menjadi kreatif.

Selanjutnya, yang bernilai juga adalah lingkungan yang menghargai dan mengakui pekerjaan kreatif. Organisasi harus mendorong arus bebas ide dan memberi kebebasan kepada pekerja untuk memutuskan cara bekerjanya. Kepemimpinan yang baik juga berpengaruh pada kreativitas. Studi terbaru mengungkapkan bahwa pemimpin yang mendorong, menjalankan unitnya dengan transparan, dan memacu pengembangan pekerjanya, membuat orang atau tim akan lebih kreatif.118

117Ika Yuni Fauzia, Islamic Entreprenuership: Kewirausahaan Berbasis Pemberdayaan, (Depok: PT. RajaGrafindo Persada, 2019), 77-80

118Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge, Perilaku Organisasi…, 123

Tiap individu berbeda dalam kemampuan untuk menjadi kreatif. Orang yang kreatif cenderung lebih fleksibel daripada orang yang tidak kreatif. Mereka mampu dan mau berpindah dari satu pendekatan ke pendekatan yang lain kalau menghadapi masalah.

Mereka memilih suatu yang rumit daripada yang sederhana dan cenderung lebih independen dari pada mereka yang kurang kreatif, teguh berpegang erat-erat pada pendiriannya kalau idenya ditantang.

Orang kreatif juga mempertanyakan otoritas secara spontan dan cenderung tidak mengikuti perintang yang tidak masuk akal bagi mereka.

Sama seperti individu berbeda dalam kemampuannya untuk menterjemahkan bakat kreatif mereka menjadi hasil, demikian pula organisasi berbeda dalam kemampuan untuk menterjemahkan bakat daripada anggotanya menjadi produk, proses, atau jasa baru. Untuk membuat organisasi mampu menggunakan kreativitas seefektif mungkin, manajer harus mengambil langkah-langkah untuk mendorong proses ini.

Ada tiga langkah proses kreatif dalam organisasi:

menghasilkan ide, memecahkan masalah atau pengembangan ide, dan implementasi;