• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komunikasi dengan Media Tulisan

A. Paparan Data

2) Komunikasi dengan Media Tulisan

menyampaikan kemajuan-kemajuan wirausaha pesantren sehingga mudah diminati untuk belajar di pesantren al Ishlah199 Dari uraian tersebut media lisan yang digunakan kiai disampaikan ketika diundang oleh alumni dan masyarakat mengisi ceramah dalam acara pengajian umum, sehingga kiai juga mudah menyampaikan gagasan dan idealismenya untuk syiar agama ataupun syiar pengembangan wirausaha pesantresn sekaligus menjadi media sosialisasi dan dakwah pesantren dalam pengabdian dan pemberdayaan pada masyarakat umum.

Penuturan H. Umar Martono Arifin, sekretaris Pesantren Modern Al-Ishlah, kiai dalam menuangkan gagasannya dengan menjelaskan langsung pada pengurus, kemudian dicatat oleh pengurus sehingga ini menjadi adab mengembangkan gagasan dan dapat dimusyawarahkan untuk dikembangkan oleh pengurus sehingga antara pendapat kiai dan pendapat pengurus dapat singkron dan sesuai instruksi kiai. Sebagaimana beliau menguatkan penjelasan Kiai Thoha Yusuf Zakariya tersebut:

“Biasanya Abi Thoha langsung mengomando atau memberi pengarahan secara langsung kepada pengurus unit-unit usaha ekonomi produktif, baik kepada Pertama, BUMP (Badan Usaha Milik Pesantren) yang meliputi Amin Mart di kompleks BCA (Bisnis Center Al-Ishlah), terus kedua, Kopontren yang bergerak di sentra kuliner ikan, cold stroge, perikanan air tawar, dan ketiga, BLK. Jadi, Abi menyampaikan arahan-arahannya pada rapat-rapat, pertemuan-pertemuan, dan perbincangan terbatas.

Selain itu, dibantu dengan poster-poster yang memuat dawuh-dawuh Abi tentang segala hal, termasuk wirausaha perekonomian Pesantren ini.Tentu tujuannya adalah mensosialisasikan doktrin, pesan-pesan, dan harapan kiai kepada anggota Pesantren.”201

Hasil wawancara tersebut tersebut diperkuat dengan observasi berikut :

“Sekitar pukul 09. 00 WIB., memasuki gerbang utama Pesantren Modern Al-Ishlah (gerbang timur), melewati masjid kembar dan menuju kediaman Kiai Thoha. Di sepanjang dua sisi jalan utama, terpajang poster-poster dan banner-banner yang memuat kata-kata mutiara atau quote-quote Kiai Ma’shum dan Kiai Thoha. Poster-poster dan banner-banner yang dilengkapi foto-foto Kiai Ma’shum dan foto-foto Kiai Thoha tersebut ada yang dipaku pada pohon-pohon besar, ada pula yang dipajang melintang antara dua pohon besar202

201Wawancara, H. Umar Martono Arifin, 15 Juni 2021 di Pondok Pesantren Modern Al-Ishlah Bondowoso.

202Observasi di jalan utama Pondok Pesantren Modern Al-Ishlah 10 Juni 2021.

Dalam menuangkan perasaaan dan mengembangkan gagasan pimpinan poondok pesntren. Pengurus memajang tulisan-tulisan dengan menggunakan banner-banner dan poster-poster itu dilakukan oleh Tim MASA (Media Suara Al-Ishlah), yaitu tim yang memang bertugas untuk mempublikasikan kegiatan-kegiatan di Pesantren Modern Al-Ishlah, maupun kata-kata mutiara pengasuh Pesantren Modern Al-Ishlah melalui media digital atau media tulisan berupa banner dan poster dengan harapan adanya pembiasaan dengan kalimat-kalimat inspiratif sehingga santri dan orang yang mebacanya dapat merasakan manfaat yang diharapkan dari penyampaian kalimat tersbeut sehingga mendapatkan timbal balik arus balik (feedback) dan diterima dengan diamalkan yang lebih baik terhadap perilaku santri-santrinya yang meresapi kalimat-kalimat yang dibaca dengan penuh semangat dan inspiratif.

Sebgaaimana hasil obeservasi peneliti ke ruangan yang digunakan oleh Tim MASA digambarkan sebagai berikut:

“Di ruangan yang cukup luas, ada empat perangkat komputer yang digunakan oleh tim MASA untuk mengolah data sabagai bahan publikasi poster dan banner yang memuat kata-kata mutiara atau quote-quote Kiai Ma’shum maupun Kiai Thoha.

Saat itu ada enam santri yang sedang beraktivitas didepan komputer masing-masing.”203

203Observasi di lokasi ruangan Tim MASA 10 Juni 2021

Ahmad Nailul Iman, penanggungjawab BLK TIK Al-Ishlah yang juga penanggungjawab Tim MASA (Media Suara Al-Ishlah), menjelaskan:

“Berkaitan dengan penyebaran banner-banner atau poster-poster yang memuat slogan-slogan, quote-quote atau pesan-pesan Abi, baik Abi Ma’shum Allah yarham maupun Abi Thoha, memang ada tim yang bertugas, yaitu tim Media Suara Al-Ishlah (MASA), yang penanggungjawabnya adalah saya sendiri.

Bahkan, setelah wafatnya Abi Ma’shum, Abi Thoha mengumpulkan kami yang secara khusus membahas tentang penyebaran quote-quote tersebut”.

Di tim ini ada tiga divisi: divisi desain grafis, divisi fotografi, dan divisi cinematografi. Anggota tim di tiga divisi ini, utamanya divisi desainer grafis dan divisi fotografi, saling bekerja sama untuk mempublikasi quote-quote Abi. Jadi, memang ada person atau tim yang bertugas untuk mencatat atau merekam quote-quote Abi untuk kemudian dipublikasikan melalui banner dan poster”.204

Berkaitan dengan penyebaran poster dan banner, keahlian anggota Tim MASA untuk desain grafis terus menerus diasah dengan pelatihan di BLK TIK Al-Ishlah, utamanya bagi anggota Tim MASA yang kemampuan desain grafisnya dinilai masih kurang.

“Teman-teman di tim MASA yang belum mempunyai skill desain grafis, atau yang mau meningkatkan keahlian dalam desain grafis, maka kita ikutkan di pelatihan BLK Balai Latihan Kerja). Alhamdulillah, di Al-Ishlah ada BLK TIK Teknologi Informasi dan Komunikasi). Dan saya penanggungjawabnya.

Jadi, saya diamanahi sebagai penanggungjawab MASA dan BLK. Program pelatihan yang sudah dilakukan adalah desain grafis.Singkatnya, penyebaran banner dan poster itu memang didesain dan diatur sedemikian rupa, sehingga slogan, quote-quote, atau pesan-pesan Abi terekam dan terpublikasi dengan baik. Saat kita memasuki kompleks Al-Ishlah, kita pasti melihat banner-banner dan poster-poster yang bertebaran, terutama di

204Wawancara, Ahmad Nailul Iman, 17 Juni 2021 di Pondok Pesantren Modern Al-Ishlah Bondowoso.

sepanjang jalan utama sebagai Pesan lisan dan tulisan yang tertera di poster.”205

Mengenai BLK TIK Al-Ishlah dapat digambarkan dari hasil observasi sebagai berikut:

“BLK TIK Al-Ishlah terletak di belakang kantor pesantren atau di sebelah timur maqbarah Kiai Ma’shum dan keluarga dan menghadap ke barat. Ada satu ruang utama yang cukup luas dan beberapa ruangan kecil yang berisi peralatan keterampilan desain grafis. Di hari itu, tidak ada pelatihan, sehingga BLK tersebut lengang. Hanya tampak beberapa orang pekerja yang sedang membersihkan lingkungan sekitar BLK206”.

Dari dilakukan pemasangan banner-banner dan poster-poster tersebut, ada santri yang berharap agar slogan-slogan dan jargon-jargon itu dibukukan. Ada banyak santri yang berharap demikian.

Timbul rasa ingin mengembangkan gagasan, dan mereka sangat beradab menyampaikan pendapat-pendapatnya. Sehingga kegiatan pengusulan ide kreatif muncul, hal ini merupakan sebuah jawaban dari pengembangan ide kreatif yang disampaikan dari selebaran dan poster-poster slogan kalimat kiai. Hal ini sebagaiaman disampaikan oleh Muhammad Rasyid Ridho berikut ini:

“Ada usaha dan pendapat sudah kami sampaikan kepada pengurus semoga segera diralisasikan dan diridloi oleh Abi Thoha, slogan-slogan yang dipajang-pajang itu masih sebagian belum dibukukan, dan ini menjadi tugas kita bersama untuk membukukan dan mengembangkannya.”207

205Wawancara, Ahmad Nailul Iman, 17 Juni 2021 di Pondok Pesantren Modern Al-Ishlah Bondowoso.

206Observasi di lokasi BLK TIK Al-Ishlah 10 Juni 2021

207Wawancara, Muhammad Rasyid Ridho, 15 Juni 2021 di Pondok Pesantren Modern Al-Ishlah Bondowoso.

Informan lain lebih menjelaskan tujuan pimpinan Pesantren Modern Al-Ishlah yang sangat memperhatikan dan peka mdalam menuangkan pemikirannya sehingga berkeinginan kuat mengembangkan gagasannya terutama tentang kewirausahaan di lingkungan Pesantren Modern Al-Ishlah. Berikut penuturan Muhammad Zuhal Fathurrrahman, penanggungjawab Al-Ishlah Minimarket (Amin Mart):

“Abi (Kiai Ma’shum, Allah Yarham), memang punya tujuan mendirikan Al-Ishlah sebagai tiga macam . Pertama, pendidikan atau pengkaderan. Kedua, pondok pelatihan dan ketiga, pondok wisata. Jadi, kalau kita berbicata tentang wirausaha, memamg itu sudah menjadi jiwa dari Pesantren Al-Ishlah sejak didirikan. Dengan bukti adanya pelatihan-pelatihan kewirausahaan seperti peternakan, menjahit, tatarias, tata boga, desain grafis, video grafis, foto grafis, termasuk pelatihan manajemen dan kepemimpinan.dan selanjutnya kemudian ditindaklanjuti oleh pimpinan yang sekarang (Kiai Thoha). Kemudian Abi Thoha men-deliver secara langsung kepada seluruh unit usaha ekonomi di Pesantren Al-Ishlah Bondowoso untuk berdiri mandiri secara ekonomi. Jadi istilahnya biar tidah menyusu terus ke pondok. Semua unit pendidikan diwajibkan mandiri secara ekonomi. Termasuk Amin Mart ini adalah salah satu usaha dari Majelis Pengasuhan Santri (MPS) putra untuk kemudian bisa menghidupi organisasi sebagai salah satu bentuk kemandirian secara ekonomi.”208

Berdasarkan observasi dan keterangan yang disampaikan oleh Kiai Thoha dan informan lainnya, maka peneliti mendapatkan informasi mengenai komunikasi kiai kepada santri, yaitu; Pertama, komunikasi secara lisan yang dilakukan saat pelaksanaan pengajian kitab atau pertemuan-pertemuan tatap muka secara langsung lainnya.

208Wawancara, Muhammad Zuhal Fathurrahman, 7 Oktober 2021 di Pondok Pesantren Modern Al-Ishlah Bondowoso

Komunikasi kiai itu didukung dengan kepiawaian kiai dalam membuat jargon dan slogan yang mudah diingat sekaligus memberi semangat kepada santri, khususnya mengenai kewirausahaan. Dan kedua, komunikasi dengan media poster dan banner yang berkaitan dengan semangat wirausaha mengembangkan gagasannya, yang dilakukan oleh tim MASA (Media Suara Al-Ishlah)

b. Pesantren Modern Ihyaus Sunnah Al-Hasany Jember

Sebelum memaparkan data, terlebih dahulu dinarasikan observasi ke pabrik pengolahan kopi di Pesantren Modern Ihyaus Sunnah Al-Hasany berikut ini:

“Memasuki komplek Pesantren Modern Ihyaus Sunnah Al-Hasany yang terletak di Dusun Tugusari Desa Sumbercanting Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember. Di temui oleh kiai dan kepala SMK Al-Hasany. Saya diajak berkeliling di pabrik pengolahan kopi yang terletak di belakang dhalem kiai. Di dalam pabrik, ada dua mesin sangrai kopi berukuran besar dan mesin packaging yang bisa mengemas bubuk kopi dengan serba otomatis. Di komplek pabrik itu juga ada dua ruangan besar tempat penyimpanan kemasan kopi. Di halaman pabrik terlihat bahan-bahan campuran bubuk kopi, seperti jahe, kunyit, serai, kayu manis dan lain-lain sebagainya. Ketika saya sampai di sana, kiai juga menunjukkan lokasi baru untuk perluasan pabrik.

Disekitar pesantren terdapat kebun-kebun kopi milik masyarakat yang sangat luas.”209